Anda di halaman 1dari 12

PERGESERAN PARADIGMA ETIKA KOMUNIKASI DI MEDIA SOSIAL

BAGI GENERASI MILENIAL MENUJU GENERASI MUDA ISLAM


YANG BERKARAKTER

NPP: 699

KARYA TULIS ILMIAH AL QUR’AN

MTQ KOTA MEDAN KE-53

2020
A. Pendahuluan

Sekarang ini sudah tidak di pungkiri bahwa hampir setiap aktivitas


seseorang mulai dari anak-anak, remaja, sampai kalangan orang tua sudah pasti
pengenal media sosial. Media sosial sudah menyumbangkan dampak positif bagi
kehidupan masyarakat, tetapi juga akan berdampak buruk jika penggunanya tidak
bisa memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya dan terlalu berlebihan dalam
penggunaan media sosial tersebut. Sedangkan komunikasi dalam media sosial kini
keberadaan menjadi sangat kompleks. Dua aspek yang melebur menjadi satu.
Dimana komunikasi interpersonal melebur dengan komunikasi massa. Pada saat
orang mengunggah sesuatu dan akan terjadi interaksi dengan pihak lain. Maka
interaksi interpersonal terjadi, dan saat itu juga akan terjadi interaksi massa.

Perkembangan media sosial secara langsung berdampak terhadap tatanan


dan perilaku manusia baik sebagai sarana informasi maupun sebagai sarana
sosialisasi dan interaksi antar manusia. Apalagi kaum milenial sekarang ini harus
lebih cerdas dan bijak dalam menggunakan media sosial. Adapun etika
berkomunikasi untuk generasi milenial ini sangat memprihatinkan. Sebagian dari
generasi milenial tidak dapat menggunakan media sosial sebagai sarana
komunikasi yang baik. Penyebaran berita HOAX yang dapat menghancurkan
generasi bangsa selanjutnya. Maka dari itu perlu adanya upaya untuk menjaga
generasi milenial menuju generasi islam yang berkarakter.

Maka dari itu saya tertarik untuk membuat judul makalah tentang
“PERGESERAN PARADIGMA ETIKA KOMUNIKASI DI MEDIA
SOSIAL BAGI GENERASI MILENIAL MENUJU GENERASI MUDA
ISLAM YANG BERKARAKTER” Dalam makalah ini akan membahas tentang
defenisi etika komunikasi, Landasan Hukum Dalam Etika Komunikasi, Efek
Negatif Dari Media Sosial, Komunikasi Efektif Bagi Generasi Milenial, Solusi
Etika Komunikasi di Media Sosial Menuju Generasi Muda Yang Berkarakter dan
kesimpulan.
B. Definisi Etika komunikasi

Dari segi etimologi, etika berasal dari bahasa yunani, ethos yang berarti
watak kesusilaan atau adat.1 Dalam kamus besar bahasa Indonesia etika berarti
ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral (akhlak), kumpulan asa atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai
mengenai benar dan salah yang di anut suatu golongan atau masyarakat. 2 Jadi
yang dimaksud dengan etika adalah ilmu yang membahas perbuatan baik dan
perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia atau
tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara
sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.

Selanjutnya komunikasi berasal dari bahasa inggris yaitu


“communication” yang berarti perhubungan, kabar, perkabaran.3 Komunikasi
pada hakikatnya adalah kesamaan makna terhadap apa yang diperbincangkan.
Dimana kesamaan bahasa yang digunakan dalam sebuah percakapan bahasa yang
digunakan dalam sebuah percakapan belum tentu menimbulkan persamaan
makna.

Ketika etika digabungkan dengan komunikasi, maka etika tersebut menjadi


dasar pondasi dalam berkomunikasi, etika memberikan landasan moral dalam
membangun tata susila terhadap semua sikap dan perilaku seseorang dalam
komunikasi. Dengan demikian, tanpa etika komunikasi itu tidak etis. Berdasarkan
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa etika komunikasi adalah tata cara
berkomunikasi yang sesuai dengan nilai moral dalam menilai benar atau salah
perilaku seseorang disampaikan dengan mengandung unsur-unsur kebaikan
mengarahkan manusia kepada kemaslahatan dunia dan akhirat dalam bentuk

1
Muslimah.2016. Etika komunikasi dalam perspektif islam. Sosial budaya Vol.13, no 2.
Hal: 116
2
Amran caniago.2002. kamus besar bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia Hal.186
3
John M. Echols.2003. kamus Inggris Indonesia. Jakarta.: Gramedia. Hal. 131
hubungan manusia dengan tuhan (Iman), sesama manusia dengan manusia dan
sesama manusia dengan alam semesta.

C. Landasan Hukum Dalam Etika Komunikasi

Dalam bermedia sosial hendaknya kita memberikan informasi sesuai


dengan kenyataan. Jangan memberikan berita bohong (Hoax) karena dapat
merusak generasi bangsa. Dalam hal ini bagi penerima informasi hendaknya
ketika mendapat kan informasi agar lebi di teliti agar tidak terjerumus kedalam
kesesatan. Sesuai dengan firman Allah di dalam Al quran sura Al-Hujarat Ayat 6
sebagai berikut :

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman. Jika seseorang yang fasik


datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar
kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan, yang akhirnya kamu
meyesali perbuatanmu itu.” (Q.S Al Isra’ Ayat 6)4

Menurut nasirudin abu sa’id ia menjelaskan ayat tersebut diriwayatkan


bahwasanya nabi Muhammad mengutus walid bin ubay yang terpercaya kepada
bani mustalaq dan adalah dia walid dan bani mustalaq memiliki rasa curiga maka
tatkala mereka mendengarnya mereka menerimanya lalu mereka menduga akan
suatu perselisihan lalu walid kembali dan berkata kepada rasul “sungguh mereka
tertolak dan mereka tidak menunaikan zakat lalu mereka tetap dalam perselisihan
mereka maka turunlah ayat ini.5

4
Q.S Al Isra’ Ayat 6
5
Nasiruddin abu sa’id Abdullah al baidhowi. 1418. Anwaruttanzil wa asrarut ta’wil juz 5.
Bairut: daru ihya uttarasi. Hal:134
D. Efek Negatif Dari Media Sosial

Media atau aplikasi untuk berkomunikasi menunjukkan geliatnya. Jika


sebelumnya sebatas bisa mengakses e-mail, blog, dan web sekarang masyarakat
disuguhkan dengan opsi mudah dan praktis untuk bisa berhubungan satu sama
lain serta berbagai hal didalamnya melalui media sosial, dimulai dengan era
Freindster dan berkembnagn menjadi facebook, twitter, path, instagram dan
sebagainya.

Kendati demikian, tidak dapat dinafikan bahwa perkembangan teknologi


informasi memberikan dampak negatif bagi pengguna yang tidak bijak dalam
menggunakannya. Berikut efek negatif yang ditimbulkan dari media sosial:

a. Remaja menjadi malas belajar berkomunikasi didunia nyata tingkat


pemahaman bahasa pun menjadi terganggu. Jika anak terlalu banyak
berkomunikasi didunia maya, maka pengetahuan tentang seluk – beluk
berkomunikasi di kehidupan nyata seperti bahasa tubuh dan nada suara
menjadi berkurang.
b. Situs jejaring sosial akan membuat remaja lebih mementingkan diri
semdiri. Mereka menjadi tidak sadar akan lingkungan sekitar mereka,
karena kebanyakan mereka menghabiskan waktu di internet. Hal ini
mengakibatkan remaja menjadi kurang berempati di dunia nyata.
c. Tidak ada ejaan dan tata bahasa di situs jejaring media sosial. Hal ini akan
membuat remaja sulit membedakan antara komunikasi di media sosial
dengan di dunia nyata.
d. Situs jejaring sosial adalah lahan subur bagi predator untuk melakukan
kejahatan. Kita tidak akan pernah tahu apakah seseorang yang baru dikenal
remaja di internet mengandung jati diri yang sesungguhnya. 6

Dalam bermedia sosial ada sebagian orang yang menutupi kebenaran


dengan menciptakan istilah yang diberi makna orang lain. Sedangkan al quran
menyeru kita untuk selalu berkata benar. Kejujuran yang melahirkan kekuatan,

6
Cartono. 2018. Komunikasi islam dan interaksi media sosial.volume 9 no 2. Hal 69
sementara kebohonganmendatangkan kelemahan. Nabi Muhammad SAW,
bersabda sebagaimana diriwayatkan bukhari muslim sebagai berikut Artinya:
“dari ibnu mas’ud dari nabi SAW, bersabda seseunguhnya kebenaran itu
membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa syurga. Seseorang
akan selalu bertindak jujur. Dan sesungguhnya dusta akan membawa kepada
kejahatan dan kejahatan itu membawa ke neraka. Seseorang selelu berdusta
sehingga ia ditulis di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Bukhari-Muslim)7

Biasa berkata benar mencerminkan keberanian. Bohong sering lahir karena


rendah diri, pengecut dan ketakutan. Orang yang membuat-buat kebohongan
itu hanyalah orang-orang yang tak beriman kepada ayat-ayat Allah. Al Quran
menyuruh kita untuk selalu berkata benar. Kejujuran melahirkan kekuatan,
sementara kebohongan akan melahirkan kelemahan.

Dari uraian diatas tampak bahwa satu sama lain dapat melakukan interaksi
hanya dengan layar dan tombol keyboard yang terkoneksi dengan internet,
dan masing-masing bebas melakukan aktivitas itu di manapun dan kapan pun.
Identitas antara orang-orang saling bergumul. Merujuk pada modal PC,
sambungan, dan fleksibilitas maka sistem keanggotaan dan identitas partisipan
pada ruang pun juga beragam. Maka dari itu kita harus bijak dalam menyikapi
hal tersebut seningga tidak menimbulkan efek negatif bagi diri sendiri
terkhusus generasi milenial dan generasi-generasi yang akan datang.

E. Komunikasi Efektif Bagi Generasi Milenial

Komunikasi yang efektif baik itu komunikasi verbal maupun non verbal
menurut perspektif islam sangat diperlukan untuk menjaga lingkungan dan
masyarakat agar tetap damai, tanpa kekerasan, dan harmonis. Naz Muhammad
dan fazle omer pada communication skills in Islamic perspective mengatakan
bahwa prinsip-prinsip komunikasi yang efektif menurut perspektif islam yang

7
Muslimah.2016. Etika komunikasi dalam perspektif islam. Sosial budaya Vol.13, no 2.
Hal: 122
dibagi dalam komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. Beberapa prinsip
komunikasi verbal yang efektif dalam perspektif islam adalah:

1. Penggunaan intonasi yang lembut


2. Memakai kata-kata yang tepat
3. Memakai suara yang lemah lembut
4. Mampu memahami mental penerima pesan
5. Memahami situasi dan kondisi
6. Memahami dominasi pembicaraan
7. Hindari mencela pada diskusi8

Dengan komunikasi, manusia mengekspresikan dirinya, membentuk jaringan


interaksi sosial, dan mengembangkan kepribadiannya. Secara sosial, kegagalan
komunikasi berakibat fatal baik secara individu maupun sosial. Secara sosial
kegagalan komunikasi menghambat saling pengertian, menghambat kerja sama,
menghambat toleransi, dan merintangi norma-norma sosial al Quran menyebut
salah satu fitrah manusia. Dalam surah Ar-Rahman ayat 1-4 berikut ini:

Artinya: “Allah yang maha pengasih. Yang telah mengajarkan Al quran. Dia
menciptakan manusia, Mengajarkan Pandai berbicara.” (Q.S Ar-Rahman Ayat 1-
4)9

Dalam Tafsir Fath Al-Qadir mengartikan al-bayan sebagai kemampuan


berkomunikasi. Untuk mengetahui bagaimana orang-orang seharusnya
berkomunikasi secara benar (qaulan sadidan) harus dilacak kata kunci yang
dipergunakan al-quran untuk komunikasi.

8
Muslimah.2016. Etika komunikasi dalam perspektif islam. Sosial budaya Vol.13, no 2.
Hal: 116
9
Q.S Ar-Rahman Ayat 1-4
Teori komunikasi menurut ajaran islam selalu terikat kepada perintah dan
larangan Allah SWT atau Al quran dan sunnah Nabi Muhammad SAW pada
dasarnya agama sebagai kaidah dan sebagai prilaku adalah pesan (informasi)
kepada warga masyarakat agar berprilaku sesuai dengan perintah dan larangan
tuhan. Dengan kata lain komunikasi menurut ajaran agama sangat memuliakan
etika yang dibarengi sanksi akhirat.

F. Solusi Etika Komunikasi di Media Sosial Menuju Generasi Muda Yang


Berkarakter.

Ada 6 konsep yang harus dilakukan sebagai upaya untuk menciptakan


generasi muda yang berkarakter. Seperti yang akan dijelaskan berikut ini:

A. Qaulan Sadidan (perkataan yang benar, lurus,jujur).

Allah memerintahkan kepada manusia agar selalu berkata yang benar. Hal
ini di jelaskan oleh Allah didalam Al-Quran Surah An-Nisa Ayat 9 berikut ini:

Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang


seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang
mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah
mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah merka mengucapkan perkataan
yang benar.” (Q.S An-nisa Ayat 9)10

Wahbah Al-Zuhaily mengartikan Qaulan sadidan pada ayat ini dengan


ucapan yang tepat dan bertanggung jawab, yakni ucapan yang tidak
bertentangan dengan ajaran agama.11 Jadi Allah SWT memerintahkan manusia
untuk senantiasa bertakwa yang dibarengi dengan perkataan yang benar.

10
Q.S An-Nisa Ayat 9
11
Muslimah.2016. Etika komunikasi dalam perspektif islam. Sosial budaya Vol.13, no 2.
Hal: 118
Perkataan yang benar merupakan upaya untuk berkomunikasi yang baik.
Khususnya di media sosial sesuai dengan Al. Quran.

B. Perkataan yang membekas pada jiwa, tepat sasaran, komunikatif dan


mudah dimengerti.

Ungkapan ini terdapat di dalam Al Quran Surah An-nisa Ayat 63 sebagai


berikut ini:

Artinya: “Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang ada
di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah
mereka pelajaran dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas
pada jiwa mereka.” (Q.S An-nisa Ayat 63)12

Jalaluddin Rahmad memerinci pengertian qaulan baligha menjadi dua


yaitu pertama qaulan baligha terjadi bila da’I menyesuaikan pembicaraannya
dengan sifat khalayak yang dihadapi sesuai dengan latar belakang dan
pengalaman pendengar. Kedua, qaulan baligha terjadi bila komunikator
menyentuh khalayaknya pada hati dan otaknya sekaligus. 13

Sebagai orang yang bijak kita bisa menggunakan media sosial sebagai
lahan untuk berdakwah. Bisa mengisi media sosial dengan kajian-kajian
ustadz yang bisa menyentuh hati khalayak yang mendengar dan melihat media
sosial. Ini perlunya peran kaum milenial untuk bisa mengisi media sosial
dengan dakwah.agar media sosial tersebut lebih bermanfaat bagi khalayak
umum.

12
Q.S An-Nisa Ayat 63
13
Muslimah.2016. Etika komunikasi dalam perspektif islam. Sosial budaya Vol.13, no 2.
Hal: 119
C. Perkataan yang mulia

Islam mengajarkan agar menggunakan perkataan yang mulia dalam


berkomunikasi kepada siapapun tak terkecuali di media sosial. Di media sosial
kita dapat membagikan perkataan yang mulia. Dalam hal ini perkataan yang
mulia menggunkan kata-kata yang santun, tidak kasar, tidak vulgar dan
menghindari “bad taste”, seperti jijik, muak, dan sadis. Seperti yang di
jelaskan Allah di dalam Al-Quran Surah Al-Isra’ ayat 23 sebagai berikut:

Arinya: “Dan tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan


menyembah selain dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika
salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut
dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan
kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak
keduanya dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (Q.S Al-
Isra’ Ayat 23)14

Menurut al-maraghi bahwa siapa saja yang menginginkan kejayaan dunia


dan di akhirat, maka hendaklah ia selalu taat kepada Allah SWT. Ketaatan lah
yang akan menjadikan seorang hamba memperoleh kejayaan sebab semata-
mata milik Allah Swt.15

Komunikasi yang baik tidak dinilai dari tinggi rendahnya jabatan


atau pangkat seseorang tetapi di nilai dari perkataan seseorang. Cukup banyak
orang yang gagal berkomunikasi dengan baik kepada orang lain kerena
disebabkan mempergunaakan perkataan di media sosial yang keliru dan
14
Q.S Al-Isra’ Ayat 23
15
Muslimah.2016. Etika komunikasi dalam perspektif islam. Sosial budaya Vol.13, no 2.
Hal: 120
berpotensi merendahan orang lain. Karena salah perkataan berimplikasi
terhadap kualitas komunikasi dan pada gilirannya mempengaruhi kualitas
hubungan sosial. Bahkan karena salah perkataan hubungan sosial itu putus
sama sekali.

G. Kesimpulan

Dalam makalah saya ini dapat di tarik kesimpulkan bahwa etika


komunikasi di dunia maya, patutlah kiranya kita memiliki landasan kuat tentang
etika komunikasi dalam ajaran islam. Etika atau akhlak dapat mengarahkan
perilaku komunikasi secara jujur, santun dan tidak merugikan orang lain. Hal ini
dapat menjadi perisai agar terhindar dari penyebaran berita hoax. Ketika etika di
gabungkan dengan komunikasi, maka etika itu menjadi dasar pondasi dalam
berkomunikasi, etika memberikan landasan moral dalam membangun tata susila
terhadap semua sikap dan perilaku seseorang dalam komunikasi. Dengan
demikian, tanpa etika komunikasi itu tidak etis. Hal ini akan menciptakan generasi
muda yang berkarakter sesuai dengan Al Quran.
Daftar Pustaka

Caniago Amran..2002. kamus besar bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia

Cartono. 2018. Komunikasi islam dan interaksi media sosial.volume 9 no 2

Muslimah.2016. Etika komunikasi dalam perspektif islam. Sosial budaya Vol.13,


no 2.

Nasiruddin abu sa’id Abdullah al baidhowi. 1418. Anwaruttanzil wa asrarut


ta’wil juz 5. Bairut: daru ihya uttarasi.

Kementrian Agama, 2017. Al quran dan terjemahan. Depok: SABIQ

Anda mungkin juga menyukai