Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN EKSPERIMEN FISIKA II

PERCOBAAN 1
PRINSIP KERJA ROKET DAN
ANALISIS GERAK PROYEKTIL

Oleh :

ASTI SAWITRI
208 700 573

Selasa, 05 Oktober 2010

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG
DJATI
BANDUNG
2010

1
PRINSIP KERJA ROKET DAN ANALISIS GERAK PROYEKTIL
Oleh: Asti Sawitri

Abstrak

Telah dilakukan eksperimen untuk percobaan roket sederhana yang


dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 05 Oktober 2010 pukul 16.00 sampai dengan
17.30 WIB di Laboratorium Fisika Eksperimen Jurusan Fisika Program Sarjana
Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Tujuan dari percobaan ini
adalah untuk mempelajari prinsip kerja roket dan menganalisis gerak lintasan pada
saat peluncuran roket dengan pendekatan gerak proyektil. Dari sini kami dapat
melukiskan lintasa yang terjadi pada saat roket meluncur dan dapat mengukur nilai
percepatan gravitasi. Percepatan gravitasi yang didapatkan adalah 10,37 m/s2 dan
13,22 m/s2. Dan terbukti bahwa lintasan roket berupa lintasan parabola.

Kata kunci : roket , gravitasi

2
I. PENDAHULUAN

1.1. Tujuan
1. Membuktikan Hukum Newton II dan III.
2. Memehami prinsip kerja gaya dorong roket dengan roket sederhana.
3. Mampu menganalisa gerak proyektil / parabola.

3.1. Dasar teori


Prinsip kerja propulsi roket merupakan penerapan dari hukum ketiga Newton
dan kekekalan momentum. Sebuah roket mendapatkan sebuah dorongan dengan
membakar bahan bakar dan membuang gas yang terbentuk lewat belakang.
Dengan menggunakan analisis perubahan momentum sistem maka diperoleh
persamaan propulsi roket
mdvdt=Ukeluardmdt+Feks (1.1)

dimana Ukeluar adalah kecepatan semburan gas, m adalah massa roket dan air di
dalamnya, dan Feks adalah gaya eksternal dari berat roket.
Berdasarkan persamaan (3.1) diperoleh gaya dorong roket adalah sebagai
berikut,
Fdorong=Ukeluardmdt (1.2)
Karena gaya eksternal (Feks= -mg) bernilai negatif, agar roket dapat dipercepat
ke atas maka gaya dorong harus lebih besar dari gaya eksternal. Setelah
mensubtitusikan Feks dan membaginya dengan m diperoleh
dvdt=1mUkeluardmdt-g (1.3)
Dengan mengintegralkan persamaan (3.3), maka diperoleh kelajuan gerak roket
sebagai berikut
vf=vi+Ukeluar lnmimf-gt (1.4)
Sedangkan untuk kelajuan roket yang bergerak dalam ruang bebas tanpa gaya
eksternal, persamaan (3.4) menjadi
vf=vi+Ukeluar lnmimf (1.5)
dimana vf dan vi adalah kelajuan akhir dan awal roket, mf dan mi adalah massa akhir
dan awal roket.
Dengan sedikit analisis gerak parabola, diperoleh ketinggian maksimum yang
akan dicapai roket sebesar

3
y=v02sin2θ2g (1.6)
Posisis terjauh roket, dimana posisi ketika partikel kembali memiliki posisi
y=0, terjadi pada
x=2v0yv0xg=v02sin2θg (1.7)
Waktu tempuh roket sampai kembali ke posisi y=0, adalah sebagai berikut
t=2v0sinθg (1.8)

II. METODE

2.1.Waktu & Tempat


Hari/tanggal : Selasa, 05 Oktober 2010
Waktu : 16.00 – 17.30 WIB
Tempat : Laboratorium Eksperimen 1 Fisika, Sains dan
Teknologi

4
UIN Sunan Gunung Djati Bandung

2.2.Alat & Bahan


1. Set peralatan roket air
2. Kayu penyangga / tempat peluncuran
3. Pompa sepeda
4. Busur derajat
5. Stop watch
6. Mistar/jangka sorong
7. Meteran
8. Neraca ohaus
9. Air
10. Gelas ukur

2.3 Cara Kerja


Dilakukan pemasangan peralatan roket dan pengukuran diameter nezzel
roket. Diisi roket dengan air, kemudian timbang massa (mi) dengan neraca.
Dihubungkan roket dengan mesin pompa dan simpan roket pada papan penyangga
yang telah diatur sudut kemiringannya, kemudian pompa roket dan pada saat roket
meluncur catat besar tekanannya. Lakukan pengukuran terhadap jarak dan waktu
roket sampai kembali ke permukaan bumi, kemudian ukur kembali massa (mf) roket.
Diulangi tiap langkah untuk sudut 150, 300, 450, 600, 750, dan 900.

2.4 Diagram Alir

Mulai

Menyusun peralatan

Mengukur diameter pentil roket


Mengisi roket dengan air dan mengukur massa roket
pada keadaan awal

5
Menghubungkan roket dengan mesin pompa

Melakukan percobaan dengan variasi sudut penyangga roket


dari 150 sampai 900 dengan interval 150 serta mencatat besarnya
tekanan, jarak dan waktu tempuh roket.

Mengukur kembali massa roket pada keadaan akhir

Apakah gerak roket telah sempurna (parabola)?

Ya Belum
Selesai

3.1 HASIL
Pada percobaan roket dan analisis gerak proyektil dengan luas nozzel roket
1,96x10-5 m2 , didapatkan hasil ttotal dan xmax dalam percobaan dan dalam teori adalah
sebagai berikut.
Tabel 2.1 Data hasil pengamatan ttotal dan xmax pada percobaan roket
Sudut Ttotal X max Mawal Makhir
P (Pa)
(θ±0,50) (t±0,05 s) (x±0,5 m) (m±5x10-5kg) (m±5x10-5kg)
15 0,6 3,60 350000 0,3884 0,1722
30 0,8 8,70 300000 0,3884 0,1626
45 1,4 11,6 250000 0,3884 0,1588
60 1,5 6,50 210000 0,3884 0,1588
75 1,6 4,59 200000 0,3884 0,1588
90 1,7 0,68 200000 0,3884 0,1588

6
Tabel 2.2 Data perhitungan V0 , ttotal, xmax berdasarkan persamaan(1.4), (1.7), dan (1.8).
Sudut (0) Ukeluar (m/s) V0 (m/s) Ttotal (s) Xmax (m)
15 19,15567 9,700822 0,510778 4,801324
30 20,86448 10,32759 1,053836 9,425187
45 29,92378 13,04354 1,881996 17,36059
60 26,93140 9,387182 1,659041 7,786859
75 27,35889 8,789518 1,732791 3,941614
90 29,06882 9,338863 1,905890 0
x 10,09792

Pada percobaan roket didapat kurva perbandingan jarak maksimum yang


ditempuh roket pada sudut-sudut tertentu adalah sebagai berikut,

Grafik 2.1 kurva jarak terhadap sudut pelontar roket.


Pada percobaan di dapat nilai gravitasi menggunakan persamaan (1.7) untuk
jarak maksimum (xmax) dan persamaan (1.8) untuk waktu tempuh (ttotal).

Grafik 2.2 kurva jarak Xmax terhadap sin2θ .


Perhitungan nilai gravitasi berdasarkan grafik:
x=v02gsin2θ
slope=v02g
Jadi:
g=v02slope=101,9689,831=10,37 m/s2

Grafik 2.3 kurva waktu ttotal terhadap sinθ .


Perhitungan nilai gravitasi berdasarkan grafik:
t=2v0gsinθ
slope=2v0g
Jadi:
g=2v0slope=20,1961,528=13,22 m/s2

Pada percobaan roket di dapat simulasi lintasan roket pada beberapa sudut
adalah berikut:

7
Grafik 2.4 lintasan pada saat sudut 150

Grafik 2.5 lintasan pada saat sudut 300

Grafik 2.6 lintasan pada saat sudut 450

Grafik 2.7 lintasan pada saat sudut 600

Grafik 2.8 lintasan pada saat sudut 750

Grafik 2.9 lintasan pada saat sudut 900

3.2 PEMBAHASAN

Pada percobaan roket sederhana, didadapat nilai jarak maksimum (xmax) yang
ditempuh roket dan waktu tempuh (ttotal) roket sampai kembali ke permukaan bumi
adalah seperti yang tertera pada tabel 6.1. Sedangkan nilai jarak maksimum dan
waktu tempuh roket yang dihitung secara teoritis menggunakan persamaan (3.7) dan
(3.8) adalah seperti yang tertera pada tabel 6.2. Jika dibandingkan nilai yang di dapat
secara percobaan dan teoritis di dapatkan perbedaan yang signifikan, persen
ketepatan dari percobaan apabila dibandingkan dengan perhitungan teoritis untuk
jarak tempu maksimum berkisar antara 66.8% - 92,5% dan untuk waktu tempuh
berkisar antara 72.73% - 94.12%.
Pada percobaan penentuan posisi jarak tempuh roket, didapat pada saat
pengamatan pengukuran langsung ternyata sesuai dengan persamaan (3.7) dimana
posisi jarak terjauh berada pada saat roket diluncurkan dengan keadaan sudut sebesar
450. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil pengamatan sesuai dengan
teoritisnya.

8
Penentuan nilai percepatan gravitasi yang didapat berdasarkan grafik hubungan
jarak(x) dan sin2θ (grafik 6.2) dengan perhitungan regresi linier didapat percepatan
gravitasi sebesar 10,37 m/s2, apabila dibandingkan dengan percepatan gravitasi
sebenarnya yaitu 9,8 m/s2 didapatkan ketepatan sebesar 94,18%. Sedangkan
penentuan nilai gravitasi yang didapat berdasarkan hubungan waktu(t) dan sin
(grafik 6.3) dengan perhitungan regresi linier didapat percepatan gravitasi sebesar
13,22 m/s2, apabila dibandingkan dengan percepatan gravitasi sebenarnya maka
didapatkan ketepatan sebesar 65,10%. Pada penentuan nilai gravitasi seharusnya
didapat nilai gravitasi yang sama baik untuk (grafik 6.2) dan (grafik 6.3) karena
percobaan dilakukan pada waktu, keadaan dan kondisi yang sama.
Berdasarkan hasil yang didapat pada percobaan roket sederhana masih terdapat
ketidak sesuain dengan teoritis dan masih terdapat persen kesalahan. Hal ini
menunjukan terdapat beberapa factor kesalahan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Gaya yang diberikan oleh angin terhadap roket terkadang lebih besar daripada
gaya dorong roket, sehingga pada saat roket diluncurkan dan berada di udara
bebas, roket dapat melambung jauh karena dibantu angin. Karena hal ini lah data
pengukuran jarak tempuh dan waktu tempuh akan terganggu.
2. Pada saat pengukuran tekanan, tekanan tidak terlihat dengan pasti karena
menggunakan mesin pompa biasa, sehingga tekakan maksimal yang diberikan
sampai roket meluncur tidak terlihar jelas karena petunjuk tekanan tidak stabil
(dipompa-dilepas).
3. Papan landasan roket terlihat agak tidak rata, sehingga dapat mengakibatkan
pengukuran sudut yang kurang tepat.
4. Kekurang tepatan praktikan pada saat pengukuran dan kurang telitinya praktikan
pada saat melakukan perhitungan dan pembulatan angka penting.

9
IV. KESIMPULAN

Prinsip kerja roket air sederhana adalah botol akan meluncur bila botol diberi
tekanan udara yang tinggi dan di dalamnya diberi sedikit air untuk menghasilkan
tenaga semburan yang lebih besar, dari hokum Newton III tenaga semburan
mengerjakan gaya yang sama dan berlawanan pada roket (terjadi aksi reaksi).
Lintasan gerak roket pada susut-sudut tertentu sesuai dengan hasil teoritis, yaitu
lintasan terjauh berada pada sudut 450. Pada percobaan di dapat nilai gravitasi bumi
sebesar 10,37 m/s2 dan 13,22 m/s2.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Sanjaya, Mada. 2010. Modul Eksperimen Fisika II Prinsip Kerja Roket dan
Analisis Gerak Proyektil. Bandung: UIN
2. P, Tipler. 1991. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1. Bandung: Erlangga.

11

Anda mungkin juga menyukai