Anda di halaman 1dari 4

NAMA : AGUS ULIN NUHA

NIM : 201820126

KELAS : B/ IV

MATKUL : HUKUM ACARA KONSTITUSI

1. Uraikan kerugia kontitusional yang dialami pemohon yang menjadi alasan dari
pengajuan permohonan pengujian undang-undang dari putusan tersebut ! undang-
undang apa yang diminta diujikan dan bertentangan dengan pasal berapa dalam
konstitusi?
Jawab:
Bahwa pasal 51 ayat(1) UU MK menyatakan : “pemohon adalah pihak yang
menganggap hak dan / atau kewnangan konstitusionalnya diruangkan oleh berlakunya
uu, yaitu:
a) Perorangan WNI,
b) Kesatuan masyarakat hukum adat sepanjang masih hidup dan sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan prinsip negara kesatuan RI yang diatur dalam
undang-undang
c) Badan hukum publik dan privat, atau
d) Lembaga negara.
Pasal 44 ayat (2) dan ayat (5) UU NO. 7/2017 yang membatasi pengumuman hasil
survei pemilu tidak boleh dilakukan dimasa tenang dan pengumuman hasil
penghitungan cepat (quick count) harus dilakukan 2 jam setelah selesai pemungutan
suara di 6 wilayah indonesia bagian barat, bahkan pemohon perpotensi dipidanakan
berdasarkn ketentuan pasal 509 dan pasal 540 ayat (2) uu no 7/2017. pemohon
memiliki hak dan kepentingan hukum untuk mengajukn 7 permohonan uji materil
psal 449 ayat (2) dan ayat (5) ayat (6),psal 509 dan pasal 540 uu no 7/2017, terhadap
pasal 28D ayat(1) pasal 28e ayat (3), pasal 28f, pasal 31 ayat(1) UUD 1945.
2. Apakah pengujian tersebut contitusional complain atau contitutional question?
berikan alasannya!
Jawab :
Yang dialami pemohon bukan merupakan persoalan norma, melainkan penerapan
hukum yang sesungguhnya dapat diwadahi dalam mekanisme constutisonal question
dan constutional,complaint yang saaat ini tidak dimiliki mahkamah konstitusi
memperhatikan pemersalahan seperti uraian diatas, ada keuntungan apabila
menerapkan mekanisme konstituinoal question, antara lain yaitu:
a) Dapat dihindari adanyaputusan hakim yang bertentangan degan konstitusi dan
melanggar hak konstitusional warga negara;
b) Ruang pengujian terhadap peraturan perundang-undangan semakin luas, apabila
hakim pengadilan adalah profesi yang mempunyai kapasitas lebih untuk
mengetahui adanya kemungkinan pertentangan norma ; dan
c) Dapat dihindari adanya pelnggaran hak konstitusional yang tidak perlu karena
dengan adanya pengajuan constutional question prosespengadilan yang sedang
berlangsung dipengadilan lain yang mergukan konstitusionalitas suatu norma
undang-undang, dihentikan sementra sampai adanya putusan mahkamah
konstitusi.
# 1.Putusan mahkamah konstitusi tentang judicial riview undang-undang
nomor7/2017 tentang pemilihan umum.nomor 24/PUU-XVII/2019. HAL.3

2.Ibit, hal.47

3.Ibit, hal.5-6

4.Ibit, hal.6-7

3. apakah pemohon memiliki legal standing dalam permohonan tersebut? dan bagaimana
pendapat dari hakim mahkamah konstitusi berkaitan dengan legal standingnya?
Jawab :
Mahkamah dalam putusan perkara nomor 9/PUUVII/2019, dimana AROPI sebagai
pemohon dinyatakan memiliki kedudukan hukum ( legal standing) sebagaimana
dalam pertimbangan hukum angka (3.9) selengkapnya berbunyi: “ menimbang bahwa
berdasrkan uraian di atas, mahkamah berpendapat bahwa pemohon baik sebagai
perseorangan warga negara indonesia maupun badan hukum privat, dapat
membuktikan kerugian hak konstitusionalnya oleh berlakunya pasal-pasal yang
dimohonkan pengujian, sehingga prima facie pemohon telah memenuhi syarat
kedudukan hukum(legal standing) dalam permohonan a quo “.
4. apa saja alat bukti yang disampaikan oleh pemohon, dan apakah semua alat bukti
tersbut diterima oleh majelis?
Jawab :
Pemohon telah mengajukan alat bukti surat/tulisan yang diberi tanda bukti P -1
sampai dengan bukti P-5 sebagai berikut:
a) bukti p-1 : undang-undang no 7 tahun 2017 tentang pemilihan umum
b) bukti p-2 : undang-undang dasar negara republik indonesia tahun 1945
c) bukti p-3 : foto copy ktp atas nama pemohon
d) bukti p-4 : foto copy anggaran dasar dan anggaran rumah tangga asosiasi riset
opini publik indonesia
e) bukti p-5 : foto copy surat keputusan menteri hukum dan ham nomor AHU-
05.AH.01.06.Tahun 2008 prihal pengesahan akte pendirian asosiasi riset opini
publik indonesia ( AROPI )

# 5Hamdan zoelva. jurnal media hukum vol.19 n0 1 juni hal 161-162

6 Op.cit hal 6

7 ibit hal,64

5. teori pembuktian apa yang digunakan oleh pemohon dan hakim dalam memutus
perkara tersebut? berikan alasannya.
Jawab:
Dalam putusan tersebut hakim menggunakan teori hak yang mana dalam teori ini
siapa yang mengemukakan suatu hak harus membuktikan hak tersebut. namun dalam
teori ini hanya terkait adanya suatu hak, bukan peristiwa atau keaddan tertentu. teori
objektif menyatakan bahw pihak yang mendalilkan adanya norma hukum tertentu
harus membuktikan adanya hukum objektif yang menjadi dasar norma hukum
tersebut dalam pengujian undang-undang misalnya pihak yang menyatakan haknya
telah dilanggar oleh suatu undang-undang harus membuktikan adanya aturan hukum
positif secara objektif yang mengakibatkannya hak dilanggar.
6. apakah jenis penafsiran atau interprestasi yang digunakan oleh hakim dalam memuat
putusan tersebut?
Jawab :
Penafiran yang digunakan oleh hakim yaitu penafsiran non – originalis. penafsiran
non- originalis adalah prinsif penafsiran yang mencoba mencari tahu makna konstitusi
berdasarkan kondisi pada saat itu, objeknya bukan hanya teks melainkan subjek yang
melakukan interpretasi melihat keadaan saaat itu. sehingga dalam penafsiran ini
seorang hakim konstitui telah memiliki alasan berbeda ( concuring opinion ) terkait
kewenangan mahkamah konstitusi dalam pengujinnya, mahkamah konstitusi
seharusnya tidak bisa melakukan pengujian yudisial ( judicial riview ) atas perpu
terhadap UUD 1945. Namun penafsiran yang dilakukan hakim dalam putusan tersebut
hanya bertumpu pada otonomi dan indenpedensi teks yang merupakan penafsiran
yang bersifat artifisial atau semua karena yang dicari adalah keadilan menurut teks
suatu pasal.Dalam hal ini sudah seharusnya di dalam penafsiran kostitusionalitas
suatu undang-undang terhadap UUD 1945,Mahkamah kostitusi tidak hanya
menjadikan teks utama.Hal itu disebabkan karena supremasi konstitusi tidak hanya
dimaknai semata-mata sebagai supremasi teks pasal-pasal UUD 1945,tetapi juga
memperhatikan konteks dan kontekstualitas suatu pasal dengan kondisi kekinian.
7. apa saja pertimbangan hakim dalam memutus perkara tersebut dan apakah memuat
konsep “ positive legislature “ atau ‘negative legislature’?
Jawab:
Pertimbangan hakim dalam memutus perkara menggunakan konsep ini dapat
dimaknaisebagai tindakan mahkamah konstitusi yang dapat membatalkan norma
dalam judicial riview undang-undang terhadap uud nri 1945. disimpulkan bahwa
negative legislature adalah tindakan MK dalam suatu undang-undang.

#8 putusan mahkamah konstitusi tentang judicial review undang-undang no 7 tahun


2017 tentang pemilihan umum.nomor 24/PUU-XVII /2019 HAL 21

9 Ibid, hal.49

10 ibid, hal. 7-9

11 utang rosidin dan rusdiana,op,hal.131

12 ibid, hal.149

8. Apakah putusan tersebut termasuk putusan constitutive declaratoir atau


condemnatoir?
Jawab:
Putusan tersebut termasuk putusan yang bersifat declaratior yang mana dalam
putusan declaratoir ini putusan hakim menyatakan apa yang menjadi hukum.
berkaitan dengan hukum acara mahkamah konstitusi, pasal 56 ayat(3) undang-undang
mahkamah konstitusi menyatakan bahwa,” dalam hal permohonan dikabulkan sebagi
manadimaksud dalam ayat (2), mahkamah konstitusi menyatakan dengan tegas materi
muatan ayat, pasal, dan / atau bagian dari undan-undang yang bertentngan dengan
UUD NRI 1945.”
9. apakah putusan tersebut termasuk putusan provisi atau putusan akhir? berikan
penjelasan!
Jawab :
Putsan provisi yang permohonannya ditolak karena dalam amar putusan yang
menyataan bahwa permohonan ditolak diatur dalam pasal 56 ayat(5),yaitu hal
undang-undang yang dimaksud tidak bertentangan dengan undang-undang dasar
negara republik indonesia 1945, baik mengenai pembentukan maupun materinya
sebagai mana atau seluruhnya, amar putusan menyatakan permohonan
ditolak.sedangkan dalam putusan tersebut menolak selain atau seluruhnya dengan
alasan bahwa pasal yang diajukan bertentangan dengan UUD NRI 1945.
10. Apakah amar putusan tersebut merupakan putusan yang ‘conditionally constitusional
atau conditionally unsconstutinal’?berikan alasannya!
Jawab :
Berdasarkan putusan mahkamah konstitusi tersebut amar putusan yang conditionally
constitusional ( konstitusional bersyarat). merupakan putusan dalam amarnya terdapat
sebuah undang undang yang dinyatakan konstitusional atau tidak bertentangan dengan
UUD NRI 1945 dengan ditambahkannya ketentuan atau syarat yang ditentukan oleh
MK dalam putusan tersebut untuk membuat undang-undang yang dimaksud menjadi
dipahami sesuai dengan syarat yang diberikan oleh hakim konstitusional yang
dinyatakan dalam putusannya.

# 13 M. Mahfud MD, konstitusi dan hukum dalam konversi isu, hal 280.

14 Op.cit, hal.127

15 ibid ,hal.120

Anda mungkin juga menyukai