Teori Arsitektur Vitruvius
Teori Arsitektur Vitruvius
PENDAHULUAN
Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian dengan metode Kausal-
komparatif. Tidak dengan jalan eksperimen tetapi dilakukan dengan pengamatan terhadap
data dari faktor yang diduga menjadi penyebab, sebagai pembanding. Untuk makalah ini
penulis menggunakan studi literatur dan diskusi.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Memperbincangkan teori arsitektur Barat, sulit kiranya meninggalkan nama besar yang
legendaris Marcus Pollio Vitruvius. Dia adalah arsitek dan insinyur Romawi yang hidup pada
abad I dan berperan besar karena menulis buku arsitektur tertua yang sempat ditemukan
oleh pakar Barat. Dalam buku A History of Architecture Theory (Hanno-Walter Kruff, 1994;
21), diuraikan bahwa sebenarnya sebelum Vitruvius, teori arsitektur Barat telah pernah
terungkap yaitu pada zaman Yunani dan Romawi namun karena karakteristik data yang
bersifat fana maka Dunia Barat menetapkan era Vitruvius-lah yang dianggap sebagai cikal
bakalnya Teori Arsitektur Barat.
Karya tulis Vitruvius terbagi dalam sepuluh buku sehingga diberi tajuk “Sepuluh Buku
Arsitektur” (The Ten Books on Architecture).
1. Buku I menguraikan tentang pendidikan bagi arsitek. Didalamnya dimuat hal-hal yang
berhubungan dengan dasar-dasar estetika serta berbagai prinsip tentang teknik bangunan,
mekanika, arsitektur domestik bahkan sampai perencanaan perkotaan.
2
7. Buku VII berisikan penggunaan material bangunan sedangkan pada
3
Firmitas, Utilitas, dan Venustas
1. There are three departments of architecture: the art of building, the making of
timepieces, and the construction of machinery. ….
2. All these must be built with due reference to durability, convenience, and beauty. ….”
(Vitruvius : Ten Books on Architecture. Book I. Chapter III.)
Pernyataannya inilah yang membuatnya dikenal. Jika ditanya, siapa itu Vitruvius ?
Kebanyakan dari kita akan menjawabnya seperti ini : “Oh..yang menyatakan firmitas,
venustas, dan utilitas”. Hal ini tidak sepenuhnya salah, walaupun sebenarnya banyak hasil
pemikiran Vitruvius lainnya yang juga ia nyatakan dalam buku tersebut. Pengertian tentang
firmitas, venustas, dan utilitas bisa menjadi salah apabila maksudnya tidak dipahami dengan
benar.
2.1.1 Firmitas
“Durability will be assured when foundations are carried down to the solid ground
and materials wisely and liberally selected;…” (Vitruvius : Ten Books on Architecture.
Book I. Chapter III.)
Firmitas yang dimaksud Vitruvius mencakup penyaluran beban yang baik dari
bangunan ke tanah dan juga pemilihan material yang tepat. Vitruvius menjelaskan setiap
material yang ia pakai dalam bangunannya, seperti batu bata, pasir, kapur, pozzolana,
batu dan kayu. Setiap material dijelaskan mulai dari karakteristik dari tiap jenis-jenisnya
4
hingga cara mendapatkanya/membuatnya. Kemudian, ia menjelaskan metode
membangunnya (konstruksi).
sumber : google.com
Gambar 2.1 Perkembangan Teknologi pada Kualitas Semen yang Berpengaruh dalam
Kekuatan Bangunan
sumber : google.com
5
2.1.2 Utilitas
Sedangkan, pada utilitas yang ditekankan adalah pengaturan ruang yang baik,
didasarkan pada fungsi, hubungan antar ruang, dan teknologi bangunan (pencahayaan,
penghawaan, dan lain sebagainya). Pengaturan seperti ini juga berlaku untuk penataan
kota. Misalnya : dimana kita harus menempatkan kuil, benteng, dan lain-lainya di ruang
kota.
Utilitas meliputi kebutuhan, fungsi dan denah. Arsitektur mewadahi kegiatan, oleh
karena itu fungsi merupakan salah satuhal utama yang diperhatikan. Pada zaman dahulu
manusia hanya membangun untuk kebutuhan seperlunya saja, Semakin berkembangnya
zaman, kegiatan-kegiatan lain pun diwadahi sebagai penunjang kegiatan utama.Suatu
kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-
unsur kenyamanan, keselamatan, dan kesehatan dalam bangunan. Arsitektur
mempunyai fungsi yang tidak hanya menaungi dan mewadahi manusia dengan segala
aktivitas dan segala perabot yang dibutuhkan dalam aktivitas itu, melainkan juga
memberikan suasana, image, dan mengarahkan pikiran dan perasaan serta perilaku dari
para penggunanya.Hal ini mempengaruhi bentuk denah bangunan, semakin kompleks.
Sedangkan hal yang ditekankan pada utilitas adalah mengatur ruang yang baik
didasarkan pada fungsi hubungan antar ruang dan teknologi.
sumber :
google.com
Gambar 2.3
Denah Perbandingan Bangunan Zaman Dahulu (sederhana) dan Sekarang (kompleks)
6
2.1.3 Venustas
“…and beauty, when the appearance of the work is pleasing and in good taste, and
when its members are in due proportion according to correct principles of symmetry.”
(Vitruvius : Ten Books on Architecture. Book I. Chapter III.)
Venustas meliputi seni, keindahan, dan tampak. Dahulu venustas merupakan hal
yang terakhir difikirkan, sekarang seorang arsitek berupaya mentranformasikan utilitas
dan firmitas sebagai bagian dari venustas. Utilitas dan firmitas menghasilkan bentuk
dasar, yang kemudian diperindah sesuai tujuannya ataupun hanya ekspresi
saja.Keindahan didapat berdasarkan dari pengalaman dan juga budaya. Keindahan juga
bisa dilihat dari berdasarkan zaman dan juga seimbang dan selaras dengan
alam.Venustas dilihat dari kriterianya, yaitu:
sumber : google.com
Gambar 2.4 Masjid Al-Irsyad Memperhitungkan Keindahan Setelah Kekuatan
Konstruksi dan Fungsi
7
BAB III
Bentuknya kubus atau persegi empat sama sisi. Tak ada kubah yang menjadi ciri khas
tempat ibadah Umat Islam adalah Ridwan Kamil arsitek masjid itu. Desain unik masjid ini
memanfaatkan sinar matahari. Desain arah kiblat dibuat terbuka dengan pemandangan
alam. Saat senja, semburat matahari akan masuk dari bagian depan masjid yang tak
berdinding itu. Bangunan ini dirancang oleh arsitek Ridwan Kamil. Masjid Al-Irsyad
diresmikan pada 17 Ramadan 1431 Hijriah tepatnya 27 Agustus 2010 silam. Bangunannya
unik, megah, dan kokoh. Desain masjid dirancang mirip Kakbah. Warna dasarnya abu-abu.
Penataan batu bata pada keseluruhan dinding terlihat sangat mengagumkan.
Batu bata disusun berbentuk lubang atau celah di antara bata solid.Dilihat dari kejauhan,
akan menghadirkan lafaz Arab yang terbaca sebagai dua kalimat tauhid, Laailaha ilallah
Muhammad Rasulullah, yang artinya Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah
utusan Allah. Kekuatan desain Masjid Al-Irsyad, kata Ahmad, tampak pada embedding teks
kaligrafi Arab dengan jenis tulisan khat kufi. Bentuknya, dua kalimah tauhid yang melekat
pada tiga sisi bangunan dalam bentuk susunan batu bata, yang dirancang sebagai kaligrafi
tiga dimensi raksasa.
Secara keseluruhan, masjid seluas 1.871 meter persegi itu hanya memiliki tiga warna
yaitu putih, hitam, dan abu-abu. Susunan tiga warna tersebut tak menjadikan masjid
kehilangan daya tariknya. Justru, ketiga warna itu membuat masjid itu tampil lebih cantik,
modern, simpel namun tetap elegan dan indah dipandang mata.
8
Di dalam interior masjid, jumlah lampu yang dipasang sebanyak 99 buah sebagai simbol
99 nama-nama Allah atau Asmaul Husna. Masing-masing lampu yang berbentuk kotak itu,
memiliki sebuah tulisan nama Allah. Tulisan pada lampu-lampu itu dapat dibaca secara jelas
dimulai dari sisi depan kanan masjid hingga tulisan ke-99 pada sisi kiri bagian belakang
masjid.
Ruang salat di masjid yang mampu menampung sekitar 1.500 jamaah ini, tidaklah
memiliki tiang atau pilar di tengah untuk menopang atap, sehingga terasa begitu luas. Hanya
empat sisi dinding yang menjadi pembatas sekaligus penopang atapnya. Celah-celah angin
pada empat sisi dinding masjid menjadikan sirkulasi udara di ruang masjid begitu baik,
sehingga tidak terasa gerah atau panas meski tak dipasangi AC atau kipas angin.
Sumber : google.com
gambar 3.1 Masjid Al-Irsyad
9
Sumber : google.com
Gambar 3.2 30 St Mary Axe (The Gherkin)
Museum Louvre adalah salah satu museum terbesar, museum seni yang paling banyak
dikunjungi dan sebuah monumen bersejarah di dunia. Museum Louvre terletak di Rive
Droite Seine, Perancis. Hampir 35.000 benda dari zaman prasejarah hingga abad ke-19
dipamerkan di area seluas 60.600 meter persegi.
10
kembali ke pemilik asli mereka. Koleksi museum ini ditingkatkan lagi selama
pemerintahan Louis XVIII dan Charles X, dan selama masa Imperium Perancis Kedua,
museum berhasil memperoleh 20.000 koleksi. Koleksi museum terus bertambah dengan
adanya sumbangan dan hadiah yang terus meningkat sejak masa Republik Perancis Ketiga.
Pada tahun 2008, koleksi museum dibagi menjadi delapan departemen kuratorial:
Koleksi Mesir kuno, benda purbakala dari Timur Dekat, Yunani, Etruskan, Romawi,
Seni Islam, Patung, Seni Dekoratif, Seni Lukis, Cetakan dan Seni Gambar.
Sumber :google.com
Gambar 3.3 Museum Louvre
11
PEMBAHASAN
Masjid Al-Irsyad
Arsitektur dari Masjid Al-Irsyad sungguh unik karena desainnya dengan kiblat yang
dibuat terbuka yang dimaksudkan agar langsung dapat memandang alam yang
memperhatikan aspek keindahan (venustas). Masjid ini mempunyai fungsi utama (utilitas)
sebagai tempat ibadah umat beragama Islam. Dengan luas 1871 m 2, masjid ini dapat
menampung 1500 jamaah. Masjid ini tidak memiliki tiang atau pilar ditengah agar para
jamaah dapat merasakan suasana yang luas yang termasuk dalam pertimbangan “form
follow function” atau penguasaan dalam penyusunan bangunan. Masjid ini juga merupakan
perwujudan nyata dari arsitektur sebagai objek perasaan dan pemikiran (Louis Khan).
Namun, kekokohan (firmitas) dari masjid ini tidak dapat diragukan karena 4 sisi dinding yang
menjadi pembatas sekaligus penopangnya.
Desain dari bangunan The Gherkin terinspirasi dari bentuk telur. Walaupun bentuknya
menyerupai telur, The Gherkin merupakan salah satu gedung pencakar langit kedua di City
of London. Bangunan ini mengambil bentuk telur sebagai unsur dari keindahannya
(venustas), dan dibuat tinggi untuk mengoptimalkan fungsinya (utilitas) agar dapat
menampung orang yang lebih banyak dengan lahan kecil dalam memenuhi kebutuhan
manusia dalam bekerja.
Museum Louvre
Museum ini merupakan museum yang paling sering dikunjungi oleh turis mancanegara.
Museum ini sangat menarik karena keindahan yang terlihat terutama pada malam hari.
Unsur keindahan pada bangunan ini dikarenakan selain bentuk bangunannya yang unik,
pada malam haripun, museum ini sangat terlihat mencolok karenaa adanya permainan
pencahayaan. Fungsi sebelumnya, sebelum museum ini deipergunakan sebagai museum,
bangunan ini dipergunakan sebagai benteng pertahanan. Karenan seiring berjalannya waktu
12
benteng tersebut sudah tidak dipergunakan, maka bangunan ini dijadikan museum.
Kekokohan bangunan ini juga tidak perlu diragukan karena bagian bawah dari museum ini
lebih lebar untuk menampung beban yang ada diatasnya.
13
BAB IV
KESIMPULAN
Arsitektur berawal dari kebutuhan manusia untuk berlindung dari keadaan alam seperti
hujan, matahari, dingin, dan panas. Juga sebagai tempat penyimpanan makanan dan
perlindungan dari binatang buas. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, kebutuhan
manusia juga meningkat. Untuk menunjang kebutuhannya itu, manusia membutuhkan
fasilitas yang lebih banyak. Dan itu sangat berpengaruh dalam arsitektur. Manusia semakin
mulai mempertimbangkan adanya kenyamanan dan keselamatan.
14
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
www.wikipedia.com
15