NIM : P1337425217053 DIV Terapis Gigi Dan Mulut Semester VII
Ringkasan Tentang Data Kesehatan Gigi dan Mulut
A. Sumber Data Kesehatan Gigi dan Mulut
Sumber data kesehatan gigi dan mulut dapat diperoleh dari bahan mentah , sampel , kenyataan, fakta , realita, kejadian, pengetahuan dan perilaku. Pemanfaatan data hasil riset dapat digunaakn sebagai acuan , landasan atau dasar informasi kesehatan gigi apabila telah diolah sengan statistika dan fungsi manajemen. B. Jenis, Sumber dan Karakteristik Data 1. Jenis Data a. Kategori b. Numerik 2. Sumber Data a. Primer : survey, patient record : konventional & komputer b. Sekunder : Perilaku pasien c. Tertier ; pihak ke-3 3. Karakteristik Data a. Akurat : sesuai b. Valid : dapat dipertanggungjawabkan c. Reliabel : “ajeg” /kepercayaan d. Presisi : tepat e. Reproducsibilitas : pemanfaatan ulang C Surveilans 1. Definisi survei kesehatan gigi dan mulut : a. Tujuan : memperkirakan status kesgimul masyarakat pada masa kini serta kebutuhan perawatan masa mendatang secara beralasan. b. Adanya standar : diantaranya Th 1969: International Classification of Disease Application to Dentistry and Stomatology (ICDDA) -> ICD- X c. Menjamin data yang dikumpulkan dapat dibandingkan d. Administrator di semua negara melakukan hal yang sama sebagai dasar perencanaan dan evaluasi kesgimul. 2. Tahapan Survei Kesehatan Gigi dan Mulut a. Rancangan survey b. Pengorganisasian survey c. Tingkat kepercayaan survey d. Pelaksanaan survey e. Formulir survey f. Kegiatan Pasca survey g. Pelaporan survey D. ICD-X dalam penyakit gigi Penyakit rongga mulut, kelenjar saliva dan rahang (K00-K14) K00 Kelainan perkembangan dan erupsi gigi Kecuali: Gigi embedded dan impacted (K01.-) K00.0 Anodontia Hipodontia, oligodontia K00.1 Supernumerary teeth Distomolar, paramolar, molar IV, mesiodens, gigi tambahan K00.2 Kelainan ukuran dan bentuk gigi Concrescence [penebalan] gigi, fusi gigi, geminasi [kembaran] gigi Dens: evaginatus, invaginatus, in dente [dalam gigi] Enamel pearls, gigi berbentuk runcing, taurodontism, makrodontia, mikrodontia Tuberkulum paramolare Kecuali: tuberculum Carabelli, yang dianggap variasi normal dan tidak dikode K00.3 Mottled teeth [gigi berbercak atau berbintik] Fluorosis gigi, bercak enamel Keopakan enamel non-fluorida Kecuali: deposits [accretions] pada gigi (K03.6) K00.4 Kekacauan dalam pembentukan gigi Aplasia dan hipoplasia sementum, Dilaserasi gigi, odontoplasia regional, gigi Turner Hipoplasia enamel (prenatal) (postnatal) (neonatal) Kecuali: mottled teeth (K00.3) gigi Hutchinson dan molar mulberry pada sifilis kongenital (A50.5) [gigi Hutchinson: insisor 1/3 tengah mengecil sehingga ujungnya cekung] [molar mulberry: pengecilan dan bentuk dengan lobulus pada molar] K00.5 Kekacauan herediter struktur gigi, NEC Displasia dentin Shell teeth Amelogenesis, dentinogenesis, dan odontogenesis: imperfecta [penyakit autosom dominan yang menyebabkan hipoplasia berat enamel] K00.6 Kekacauan erupsi gigi Dentia praecox Erupsi prematur gigi Gigi (desidua) lepas prematur Natal tooth [gigi pada waktu lahir] Neonatal tooth [gigi pada neonatus] Gigi primer persisten [retained, tidak lepas] K00.7 Teething syndrome K00.8 Kelainan lain perkembangan gigi Perubahan warna sewaktu pembentukan gigi, Staining [penodaan] intrinsik gigi NOS K00.9 Kelainan perkembangan gigi, tak dijelaskan Kelainan odontogenesis NOS K01 Gigi embedded dan impacted Kecuali: Gigi embedded dan impacted, posisinya atau gigi di dekatnya abnormal (K07.3) K01.0 Gigi embedded [gigi yang gagal erupsi tanpa dihalangi oleh gigi lain] K01.1 Gigi impacted [gigi yang gagal erupsi karena dihalangi oleh gigi lain] K02 Dental caries K02.0 Karies terbatas pada enamel Lesi bintik putih (karies awal) K02.1 Karies pada dentin K02.2 Karies pada sementum K02.3 Karies gigi terhenti K02.4 Odontoklasia Melanodontia infantil Melanodontoklasia K02.8 Karies gigi lainnya K02.9 Karies gigi, tak dijelaskan K03 Penyakit lain pada jaringan keras gigi Kecuali: Bruxism (F45.8) Teeth-grinding NOS (F45.8) Karies gigi (K02.-) K03.0 Atrisi gigi berlebihan Kerusakan akibat pemakaian pada bagian approximal atau oklusal [gigitan] gigi [bisa akibat diet abrasif, penuaan, atau bruxisme (menggesekkan gigi)] K03.1 Abrasio gigi Abrasi gigi karena dentifrice (pasta atau bubuk pembersih gigi), kebiasaan pekerjaan, agama, tradisi Cacad baji (wedge) pada gigi K03.2 Erosi gigi Erosi gigi: NOS, idiopatik, pekerjaan Erosi gigi akibat: , diet, obat-obatan, muntah persisten K03.3 Resorpsi patologis gigi Resorpsi gigi (eksternal) Granuloma internal pada pulpa K03.4 Hipersementosis Hiperplasia sementum K03.5 Ankilosis gigi K03.6 Deposits [accretions] pada gigi Deposit pada gigi: betel (pinang), tembakau, hitam, hijau, materia alba, orange Staining gigi: NOS, ekstrinsik NOS Kalkulus [karang] gigi: subgingiva, supragingiva] K03.7 Perubahan warna pasca-erupsi pada jaringan keras gigi Kecuali: deposit gigi (K03.6) K03.8 Penyakit lain yang dijelaskan pada jaringan keras gigi Radiasi enamel Dentin sensitif Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi radiasi K03.9 Penyakit jaringan keras gigi, tak dijelaskan K04 Penyakit pulpa dan jaringan periapex K04.0 Pulpitis Abses pulpa Polip pulpa Pulpitis: akut, suppuratif, kronik (hiperplastik) (ulseratif) K04.1 Nekrosis pulpa Gangren pulpa K04.2 Degenerasi pulpa Dentikel Kalsifikasi atau batu pulpa K04.3 Pembentukan jaringan keras abnormal di dalam pulpa Dentin sekunder atau irreguler K04.4 Periodontitis apex akut yang berasal dari pulpa Periodontitis apeks akut NOS K04.5 Periodontitis apex kronik Granuloma apex atau periapex Periodontitis apex NOS K04.6 Abses periapex dengan sinus Abses gigi dengan sinus Abses dentoalveolaris gigi dengan sinus K04.7 Abses periapex tanpa sinus Abses NOS pada: , gigi, dentoalveolaris, periapex K04.8 Kista radiks [akar gigi] Kista: apex (periodontium), periapex, sisa akar Kecuali: kista periodontium lateral (K09.0) K04.9 Penyakit lain dan tak dijelaskan pada jaringan pulpa dan periapex K05 Gingivitis dan penyakit periodontium K05.0 Gingivitis akut Kecuali: gingivitis ulseratif nekrotikans akut (A69.1) gingivostomatitis herpesvirus (herpes simplex) (B00.2) K05.1 Gingivitis kronik Gingivitis (kronik): NOS, deskuamasi, hiperplastik, simple marginal, ulseratif K05.2 Periodontitis akut Perikoronitis akut Abses parodontium Abses periodontium Kecuali: periodontitis apex akut (K04.7) abses periapex (K04.7) abses periapex dengan sinus (K04.6) K05.3 Periodontitis kronik Perikoronitis kronik Periodontitis: NOS, kompleks, simplex K05.4 Periodontosis Periodontosis juvenile [remaja] K05.5 Penyakit periodontium lain K05.6 Penyakit periodontium, tak dijelaskan K06 Kelainan lain pada gingiva dan puncak alveolus tanpa gigi (edentulous) Kecuali: atrofi puncak alveolus edentulous (K08.2) [gusi edentulous] gingivitis: akut (K05.0), NOS (K05.1), kronik (K05.1) K06.0 Resesi gingiva Resesi gingiva (umum) (lokal) (pasca infeksi) (pasca bedah) K06.1 Pembesaran gingiva Fibromatosis gingiva K06.2 Lesi gingiva dan edentulous alveolar ridge akibat trauma Hiperplasia iritatif puncak edentulus (hiperplasia karena gigi palsu) Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX) untuk identifikasi penyebab K06.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada gingiva dan edentulous alveolar ridge Epulis fibrosa Epulis giant cells Flabby ridge [epulis = bengkak kecil pada rahang] Granuloma sel raksasa perifer Granuloma piogenik gusi K06.9 Kelainan pada gingiva dan gusi edentulus, tak dijelaskan K07 Anomali dentofasialis [termasuk maloklusi] Kecuali: Hiperplasia atau hipoplasia kondilus unilateral (K10.8), Atrofi atau hipertrofi hemifasial (Q67.4) K07.0 Anomali mayor ukuran rahang Hiperplasia atau hipoplasia mandibula Hiperplasia atau hipoplasia maksilla Makrognathism (mandibula) (maxilla) [gnath = rahang] Micrognathism (mandibula) (maxilla) Kecuali: akromegali (E22.0) sindroma Robin (Q87.0) K07.1 Anomali hubungan rahang dengan dasar tengkorak Asimetri rahang, Prognathism (mandibula) (maxilla) Retrognathism (mandibula) (maxilla) K07.2 Anomali hubungan arkus dentis (lengkung susunan gigi) Crossbite (anterior) (posterior) Openbite (anterior) (posterior) Overbite (berlebihan): dalam, horizontal, vertikal Disto-oklusi Mesio-oklusi, Oklusi lingualis posterior pada gigi mandibula Deviasi garis tengah arkus dentin Overjet K07.3 Anomali posisi gigi Gigi: bertumpuk, diastema, pergeseran, rotasi, jarak abnormal, transposisi Gigi impacted atau embedded, posisi gigi tersebut atau gigi di dekatnya abnormal Kecuali: gigi embedded dan impacted tanpa posisi abnormal (K01.-) K07.4 Maloklusi, tak dijelaskan K07.5 Kelainan fungsional dentofasialis Penutupan rahang abnormal Maloklusi karena: menelan abnormal, bernafas di mulut, kebiasaan lidah, bibir atau jari Kecuali: bruxism (F45.8); teeth-grinding NOS (F45.8) K07.6 Kelainan sendi temporomandibularis Kompleks atau sindroma Costen Kerusakan sendi temporo-mandibularis Snapping jaw Sindroma sendi-nyeri-disfungsi temporomandibula Kecuali: sendi temporomandibula saat ini: dislokasi (S03.0) terkilir (S03.4) K07.8 Anomali dentofasialis lainnya K07.9 Anomali dentofasialis, tak dijelaskan K08 Kelainan lain pada gigi dan jaringan penyokongnya K08.0 Exfoliasi gigi akibat penyebab sistemik [lapisan terkelupas] K08.1 Kehilangan gigi akibat kecelakaan, dicabut atau penyakit periodontium lokal K08.2 Atrofi puncak alveolaris edentulus K08.3 Akar gigi tertinggal K08.8 Kelainan lain pada gigi dan struktur penyokong yang dijelaskan Pembesaran puncak alveolaris NOS Prosesus alveolaris irregular Sakit gigi NOS K08.9 Kelainan pada gigi dan struktur penyokong, tak dijelaskan K09 Kista daerah mulut, not elsewhere classified Termasuk: lesi dengan gambaran histologis kista aneurisma dan lesi fibro-ossea lain Kecuali: kista akar gigi (K04.8) K09.0 Kista odontegik perkembangan Kista: dentigerosa, erupsi, folikuler, gusi, periodontium lateralis, primordial Keratokista K09.1 Kista perkembangan (non-odontogenik) daerah mulut Kista: globulomaksilla, incisive canal, palatum median, nasopalatina, papilla palatina K09.2 Kista rahang lainnya Kista rahang: NOS, aneurisma, perdarahan, traumatika Kecuali: kista tulang laten pada rahang(K10.0), kista Stafne (K10.0) K09.8 Kista lain daerah mulut, not elsewhere classified Kista dermoid, kista epidermoid, atau kista limfoepitel pada mulut Kista nasoalveolaris Kista nasolabialis Epstein’s pearl, K09.9 Kista daerah mulut, tak dijelaskan K10 Penyakit rahang lainnya K10.0 Kelainan perkembangan rahang Kista tulang laten pada rahang Kista Stafne, Torus mandibularis Torus palatinus K10.1 Granuloma sel raksasa, sentral Granuloma sel raksasa NOS Kecuali: granuloma sel raksasa perifer (K06.8) K10.2 Kondisi peradangan rahang Osteitis osteomielitis (neonatus) pada rahang (akut) (kronik) (supuratif) osteoradionekrosis pada rahang (akut) (kronik) (supuratif) periostitis pada rahang (akut) (kronik) (supuratif) Sequestrum tulang rahang Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX) untuk identifikasi, kalau akibat radiasi. K10.3 Alveolitis rahang Osteitis alveolaris Dry socket K10.8 Penyakit lain rahang yang dijelaskan Cherubismus
Exostosis rahang
Displasia fibrosa rahang Hiperplasia at kondilus unilateral Hipoplasia kondilus unilateral K10.9 Penyakit rahang, tak dijelaskan K11 Penyakit kelenjar saliva K11.0 Atrofi kelenjar saliva K11.1 Hipertrofi kelenjar saliva K11.2 Sialoadenitis Kecuali: parotitis epidemika (B26.-) demam uveoparotid [Heerfordt] (D86.8) K11.3 Abses kelenjar saliva K11.4 Fistula kelenjar saliva Kecuali: fistula kongenital kelenjar saliva (Q38.4) K11.5 Sialolithiasis Kalkulus atau batu pada kelenjar atau saluran saliva K11.6 Mucocele kelenjar saliva Kista ekstravasasi mukus pada kelenjar saliva Kista retensi mukus pada kelenjar saliva Ranula K11.7 Kekacauan sekresi saliva Hipoptyalism Ptyalism Xerostomia (mulut kering) Kecuali: mulut kering NOS (R68.2) K11.8 Penyakit lain kelenjar saliva Lesi limfoepitel jinak kelenjar saliva Sialometaplasia nekrotikans Sialektasia, Penyakit Mikulicz Stenosis atau striktura saluran saliva Kecuali: sindroma sicca (Sjögren) (M35.0) K11.9 Penyakit kelenjar saliva, tak dijelaskan Sialoadenopati NOS K12 Stomatitis dan lesi yang terkait Kecuali: cancrum oris (A69.0) stomatitis gangrenosa (A69.0) noma (A69.0) gingivostomatitis herpesvirus (herpes simplex) (B00.2) cheilitis (K13.0) K12.0 Recurrent oral aphthae [ulkus mulut berulang] Stomatitis aphtosa (mayor) (minor) Aphthae Bednar Ulkus aphthosa rekurens Periadenitis mukosa nekrotikans rekurens Stomatitis herpetiformis K12.1 Bentuk lain stomatitis Stomatitis: NOS, gigi palsu, ulseratif, vesikularis K12.2 Sellulitis dan abses mulut Selulitis (lantai) mulut Abses submandibula Kecuali: abses: periapex (K04.6-K04.7), periodontium (K05.2) kelenjar saliva (K11.3), lidah (K14.0), peritonsil (J36) K13 Penyakit lain bibir dan mukosa mulut Termasuk: kekacauan epitel lidah Kecuali: penyakit tertentu pada gusi dan gusi edentulus (K05-K06), kista mulut (K09.-) stomatitis dan lesi terkait (K12.-), penyakit lidah (K14.-) K13.0 Penyakit bibir Cheilitis: NOS, angularis, exfoliatif, glandularis Cheilodynia Cheilosis Perlēche NEC Kecuali: ariboflavinosis perlēche defisiensi riboflavin (E53.0) E. Standar Rekam Medis Gigi Indonesia Isi rekam medis gigi, meliputi : 1. Identifikasi pasien 2. Keadaan umum pasien 3. Odontogram 4. Data perawatan 5. Nama dokter gigi yang merawat