Anda di halaman 1dari 32

BRAKE SYSTEM / SISTEM REM

Tujuan Pembelajaran.
1. Siswa dapat menjelaskan fungsi rear axle shaft
2. siswa dapat menyebutkan macam – macam rear axle shaft
3. Siswa dapat membedakan konstruksi rear axle shaft
4. Siswa dapat menyebutkan komponen – komponen rear axle shaft dan fungsinya.
5. Siswa dapat menjelaskan cara kerja rear axle shaft
6. Siswa dapat memperbaiki kerusakan yang terjadi pada rear axle shaft
7. Siswa dapat menganalisa gangguan yang terjadi pada rear axle shaft

Mengapa rem diperlukan ?


Sekali kendaraan mulai meluncur, maka daya luncur akan tetap ada sekailipun mesin di
matikan atau pemindahan tenaga yang menggerakkan roda telah dibebaskan oleh kopling, teta pi
dengan jalan demikian, pengereman mobil belum terpenuhi. Karena itu rem telah disediakan untuk
melakukan tugas yang penting yaitu mengerem atau memperlambat kendaraan setiap saat
diperlukan. Rem juga diperlukan sekali untuk keamanan. Rem yang diperlukan pada mobil adalah
rem – rem yang dapat bekerja dengan baik, dapat dipercaya dan mempunyai daya tahan yang
cukup, selain itu rem juga rem harus mudah diperiksa dan di-stel.

Disusun Oleh : Tanggal : Halaman :


SMK NEGERI 1 Paket Keahlian :
SUPRAPTO, ST.MT Agust, 2009
GLAGAH
BANYUWANGI
TEKNIK KENDARAAN RINGAN Revisi : Juli 2014
6- 1
1. PRINSIP REM

Kendaraan akan tetap meluncur meskipun mesin telah dimatikan,ini disebabkan tenaga
dinamik yang terkandung pada kendraan itu sendiri.
Oleh sebab itu, tenaga dinamik dirubah dalam bentuk lain yang akan dapat menghentikan mobil
Mesin adalah satu bagian yang merubah tenaga panas, tenaga mekanik, tetapi rem adalah
satu bagian yang melakukan suatu perubahan tenaga dinamik yang berlawanan menjadi tenaga
panas. Rem ini bekerja dengan jalan menekankan sepatu rem yang tidak berputar ter – hadap
tromol ( brake drum ) yang berputar dengan roda dan menghasilkan gesekan.
Tenaga dinamik kendaraan akan dikalahkan gesekan dan berubah menjadi tenaga panas
yang mengakibatkan berhentinya kendaraan.

Disusun Oleh : Tanggal : Halaman :


SMK NEGERI 1 Paket Keahlian :
SUPRAPTO, ST.MT Agust, 2009
GLAGAH
BANYUWANGI
TEKNIK KENDARAAN RINGAN Revisi : Juli 2014
6- 2
2. MACAM – MACAM REM

Pada umumnya rem yang digunakan pada mobil dapat digolongkan seperti di bawah ini :

Penggolongan menurut tempat - Rem pada roda


- Rem pada propeller shaft.

Penggolongan menurut pelayanan - Rem kaki ( foot barke )


- Rem tangan ( parking brake )

Pengolongan menurut kunstruksi - Rem dalam ( internal expanding )


- Rem luar ( external contracting )
- Rem model piringan / cakram ( disc brake )

Penggolongan menurut mekanisme - Rem mekanik ( mechanical brake )


- Rem hidrolik ( hidraulic brake )
- Rem udara ( air brake )
- Rem vacuum ( vacuum brake )
- Rem booster ( brake booster )

Rem tambahan - Rem gas buang ( exhaust brake )

3. REM KAKI

Rem kaki ( foot brake ) dikelompokkan menjadi dua tipe, yaitu :


- rem hidrolis ( hidraulic brake )
- rem pneumatic ( pneumatic brake )

Rem hidrolis lebih respon dan lebih cepat dibanding dengan tipe lainya, dan juga kunstruksinya
lebih sederhana. Rem hidrolis juga mempunyai kunstruksi yang kusus dan handal. Dengan adanya
keuntungan tersebut di atas, rem hidrolis banyak digunakan pada kendaraan penum – pang dan
truck ringan.
Sistem rem pneumatic termasuk kompresor atau sejenisnya yang menghasilkan udara yang
bertekanan yang digunakan untuk menambah daya pengereman. Tipe ini banyak digunakan pada
kendaraan berat seperti truck dan bus.

--- Master silinder ( master cylinder )


--- Mekanisme kerja --- Booster rem ( brake booster )
Sistem rem --- Katup proporsi ( proportioning valve )

--- Mekanisme rem --- Tipe tromol ( brake drum )


--- Tipe piringan / cakram ( disc brake )

Disusun Oleh : Tanggal : Halaman :


SMK NEGERI 1 Paket Keahlian :
SUPRAPTO, ST.MT Agust, 2009
GLAGAH
BANYUWANGI
TEKNIK KENDARAAN RINGAN Revisi : Juli 2014
6- 3
4.MEKANISME KERJA

Rem hidrolik
Rem hidrolik adalah suatu penerapan dari prinsip hukum pascal yang mana pada cairan
diberi tekanan, maka tekanan yang sama akan diteruskan ke semua arah.
Sistem rem antara lain terdiri dari master silinder, pipa rem dan silinder roda. Dalam sistem
rem hidrolik ini gaya pengereman yang sama diteruskan ke semua rem. Gaya pengereman
yang diperlukan tergantung dari besarnya diameter silinder, dengan cara merubah diameter
silinder sehingga tekanan pedal yang dibutuhkan dapat diperkecil. Rem hidrolik ini banyak
digunakan pada mobil – mobli sebagai rem utama.
Keburukan sistem ini adalah apabila terlalu lama menekan pedal rem, akan menyebabkan
minyak rem menjadi panas dan mendidih sehingga mengakibatkan rem tidak bekerja , dan dengan
kejadian ini akan dapat merusak pipa rem, memungkinkan minyak rem bocor, sehingga rem akan
tidak berfungsi sama sekali.

KUNSTRUKSI MEKANISME PENGGERAK REM.

1. Master Silinder.
Master silinder mengubah gerak pedal rem ke dalam tekanan hidrolik yang berfungsi untuk
memompakan minyak rem ke masing – masing wheel silinder untuk mengadakan pengereman.
Master silinder ada dua tipe yaitu :
- Master silinder tunggal / single type
- Master silinder ganda / tandem type.

Bila pedal ditekan, master silinder akan mengha-


silkan tekanan hidrolis.
Cara kerja pedal rem didasarkan peda prinsip
tuas yang merubah tekanan pedal rem yang
kecil menjadi besar.
A
F2 = F1 x ------
B

F1 = Tenaga pedal ( kg )
F2 = Out put push rod ( kg )
A = Jarak pedal ke fulcrum
B = Jarak push rod ke fulcrum

Berdasarkan Hukum Pascal :


Tekanan pada zat cair akan diteruskan ke segala
arah dengan tekanan yang sama besar.

Disusun Oleh : Tanggal : Halaman :


SMK NEGERI 1 Paket Keahlian :
SUPRAPTO, ST.MT Agust, 2009
GLAGAH
BANYUWANGI
TEKNIK KENDARAAN RINGAN Revisi : Juli 2014
6- 4
Contoh pengerjaan soal.

A 40
1. F2 = F1 x ------ , F2 = 40 x ------- , F2 = 40 x 5 , F2 = 200 kg
B 8

F2 F3 200 F3 200
2. ----- = ----- , ------ = ------- , F3 = ------- x 5 , F3 = 20 x 5 , F3 = 100 kg
A2 A3 10 5 10

F2 F4 200 F4 200
3. ----- = ----- , ------ = ------- , F4 = ------- x 10 , F4 = 20 x 10 , F4 = 200 kg
A2 A4 10 10 10

F2 F5 200 F5 200
4. ------- = -------- , ------- = -------- , F5 = ------- x 20 , F5 = 20 x 20 , F5 = 400 kg
A2 A5 10 20 1

Master silinder tunggal / single type ada 3 model yaitu :


- Tipe plunyer / Girling type
- Tipe konvensional / Lockheed type
- Tipe portless

Disusun Oleh : Tanggal : Halaman :


SMK NEGERI 1 Paket Keahlian :
SUPRAPTO, ST.MT Agust, 2009
GLAGAH
BANYUWANGI
TEKNIK KENDARAAN RINGAN Revisi : Juli 2014
6- 5
CARA KERJA MASTER SILINDER TUNGGAL

Pada saat pedal diinjak

Pada saat pedal diinjak, push rod akan


mendorong piston. Piston beserta ke
lengkapanya akan bergerak maju, kom -
pensating port tertutup sehingga tekana n
di depan piston tinggi, katup pada check
valve akan menguncup dan minyak akan
mengalir melalui lubang – lubang yang ada
pada check valve menuju out let / saluran
pengeluaran, pipa – pipa rem, wheel
silinder untuk mengadakan pengereman.

Pada saat pedal dilepaskan

Pada saat pedal dilepaskan terjadi dua proses, yaitu:


Saat pedal dilepas piston akan kembali ke posisinya
semula karena dorongan pegas pengembali, pada
saat itu primary cup dan washer akan menguncup
sehingga minyak dari bagian belakang piston akan
mengalir ke bagian depan piston untuk mengisi pada
ruangan bagian depan piston agar tidak terjadi ke
vacuuman sampai piston kembali ke posisi semula.

Disusun Oleh : Tanggal : Halaman :


SMK NEGERI 1 Paket Keahlian :
SUPRAPTO, ST.MT Agust, 2009
GLAGAH
BANYUWANGI
TEKNIK KENDARAAN RINGAN Revisi : Juli 2014
6- 6
Proses ke dua, karena pedal rem dilepaskan, maka
tekanan minyak dari master silinder tidak ada, akibat
nya pegas rem akan menarik sepatu rem ke posisi
semula akibatnya minyak pada wheel silinder akan
tertekan kembali menuju pipa – pipa rem, out let dan
check valve. Karena minyak dari hasil pengereman
merupakan minyak yang bertekanan dan pada saat
mendapat tekanan dari depan, check valve akan me-
rapat, akibatnya check valve akan terdorong ke bela-
kang dan minyak akan masuk ke silinder melalui
celah – celah dinding check valve.
Karena minyak di dalam silinder sudah penuh, maka
minyak akan kembali ke reservoir melalui compensa-
ting port. Fungsi check valve adalah untuk menyisa-
kan tekanan minyak di dalam pipa – pipa rem agar
saat pengereman berikutnya tidak terlalu banyak
menambah volume dan tekanan minyak rem.

Master silinder ganda / tandem.

Pada master silinder ganda, sistem hidrolisnya dipisahkan menjadi dua, masing – masing untuk
roda depan dan roda belakang.
Dengan demikian bila salah satu sistem tidak bekerja, maka sistem lainya akan tetap berfungsi
dengan baik.
Pada kendaraan penggerak roda belakang ( FR ), salah satu sistem rem hidrolis pada roda depan
dan sistem satunya pada roda belakang.
Pada kendaraan penggerak roda depan ( FF ), terdapat beban tambahan pada roda depan. Untuk
mengatasi hal tersebut maka digunakan sistem hidrolis split silang (diagonal split hydraulic system)
yang terdiri dari satu set saluran rem untuk roda kanan depan dan kiri belakang, dan satu set
saluran untuk roda kiri depan dan kanan belakang. Dengan demikian efisiensi pengereman tetap
sama pada kedua sisi walaupun salah satu dari kedua sistem tersebut terjadi kerusakan.

Disusun Oleh : Tanggal : Halaman :


SMK NEGERI 1 Paket Keahlian :
SUPRAPTO, ST.MT Agust, 2009
GLAGAH
BANYUWANGI
TEKNIK KENDARAAN RINGAN Revisi : Juli 2014
6- 7
Disusun Oleh : Tanggal : Halaman :
SMK NEGERI 1 Paket Keahlian :
SUPRAPTO, ST.MT Agust, 2009
GLAGAH
BANYUWANGI
TEKNIK KENDARAAN RINGAN Revisi : Juli 2014
6- 8
Disusun Oleh : Tanggal : Halaman :
SMK NEGERI 1 Paket Keahlian :
SUPRAPTO, ST.MT Agust, 2009
GLAGAH
BANYUWANGI
TEKNIK KENDARAAN RINGAN Revisi : Juli 2014
6- 9
REM TROMOL
Pada tipe rem tromol, kekuatan tenaga pengereman diperoleh dari sepatu rem yang diam menekan
permukaan tromol bagian dalam yang berputar bersama – sama roda.

Ada dua jenis sepatu rem, yaitu : leading shoes


( primer ) dan trailing shoes ( sekunder ).
Bila ujung bagian atas sepatu rem didorong ke
arah tromol yang berputar seperti ditunjukkan
dengan panah, sepatu rem cenderung meleng-
ket ( stick ) pada tromol dan berputar.
Sepatu ini disebut “ Leading Shoe “

Dilain pihak, ujung atas sepatu rem bagian belakang terdorong ke dalam oleh tromol yang cende –
rung mengembang ke luar, ini disebut “ Trailing Shoe “
Kerjanya tromol mencoba mendorong leading shoe berputar bersama tromol, dan ini disebut “ Self-
Energizing “ atau “ Self Servo “. Self energizing bekerja menimbulkan daya pengereman yang
cukup besar. Dilain pihak, daya balik yang berlaku pada trailing shoe mengurangi daya pengere -
man pada sepatu tersebut. Perbandingan tenaga pengereman dilakukan dengan leading dan
trailing shoes diperkirakan 3 : 1.
Leading shoes menghasilkan daya pengereman yang lebih baik, dan kelemahannya ialah lebih
cepat aus dibandingkan dengan trailing shoes.

Disusun Oleh : Tanggal : Halaman :


SMK NEGERI 1 Paket Keahlian :
SUPRAPTO, ST.MT Agust, 2009
GLAGAH
BANYUWANGI
TEKNIK KENDARAAN RINGAN Revisi : Juli 2014
6 - 10
KOMPONEN REM TROMOL

Komponen rem tromol terdiri dari :


1. Backing plate
2. Silinder roda / Wheel cylinder
3. Sepatu rem dan kanvas / Brake shoe and linning
4. Tromol rem / Brake drum.

1. BACKING PLATE

Backing plate terbuat dari plat baja yang dipres yang dibaut pada axle housing atau axle carrier
bagian belakang. Karena sepatu rem terkait pada
backing plate, maka aksi daya pengereman ter -
tumpu pada backing plate.
Bila permukaan gesek sepatu rem aus berlebihan,
rem akan bergetar. Sepatu rem harus diteliti tiap
kali rem dibongkar untuk menghindari problem
tersebut.

2.WHEEL CYLINDER / SILINDER RODA

Wheel cylinder terdiri dari beberapa komponen seperti terlihat pada gambar di bawah. Setiap roda
menggunakan satu atau dua buah wheel cylinder. Ada sistem yang menggunakan dua piston untuk
menggerakkan sepatu rem, yaitu satu piston untuk setiap sisi wheel cylinder, sedangkan sistem
lainya hanya menggunakan satu piston untuk menggerakkan hanya satu sepatu rem.

Disusun Oleh : Tanggal : Halaman :


SMK NEGERI 1 Paket Keahlian :
SUPRAPTO, ST.MT Agust, 2009
GLAGAH
BANYUWANGI
TEKNIK KENDARAAN RINGAN Revisi : Juli 2014
6 - 11
Bila timbul tekanan hidrolis pada master cylinder, maka akan menggerakkan piston cup, piston akan
menekan sepatu rem, kemudian bersama – sama menekan tromol rem.
Apabila rem tidak bekerja, maka piston akan kembali ke posisi semula dengan adanya kekuatan
pegas pengembali sepatu rem, dan pegas kompresi yang mengkerut.
Bleeder plug / baut bleeding yang dipasangkan pada wheel cylinder berfungsi untuk membuang
udara pada sistem rem.

3. BRAKE SHOE AND LINNING / SEPATU REM DAN KANVAS REM

Sepatu rem terbuat dari plat baja, kanvas rem dipasangkan pada sepatu rem dengan jalan dikeling (
untuk kendaraan besar ) atau di lem ( untuk kendaraan kecil ) pada permukaan yang bergesekan
dengan tromol.

Kanvas rem ini harus dapat menahan panas dan aus dan harus mempunyai koefisien gesek yang
tinggi. Koefisien gesek tersebut sedapat mungkin tidak dipengaruhi oleh turun naiknya temperatur
dan kelembaban yang silih berganti. Umumnya kanvas rem ( brake linning ) terbuat dari campuran
fiber metalic dengan brass, lead, plastik dan sebagainya dan diproses dengan ketinggian panas
tertentu.

Disusun Oleh : Tanggal : Halaman :


SMK NEGERI 1 Paket Keahlian :
SUPRAPTO, ST.MT Agust, 2009
GLAGAH
BANYUWANGI
TEKNIK KENDARAAN RINGAN Revisi : Juli 2014
6 - 12
4. BRAKE DRUM / TROMOL REM

Brake drum / tromol rem pada umumnya terbuat dari besi tuang ( gray cast iron ) yang gambar
Penampangnya seperti terlihat pada gambar di samping.

Tromol rem ini letaknya sangat dekat dengan sepatu rem, tanpa ber –
Sentuhan dan berputar bersama roda.

Ketika kanvas menekan permukaan bagian dalam tromol bila rem


Bekerja, maka gesekan tersebut akan menimbulkan panas yang
Tinggi hingga mencapai 200° C sampai 300° C.

TIPE REM TROMOL


1. Tipe Leading Trailing

Seperti terlihat pada gambar, bahwa pada rem model leading trailing mempunyai ciri : mempunyai
satu buah wheel silinder dan dalam wheel silinder mempunyai dua buah piston sedang tumpuan
sepatu rem bagian bawah terikat mati terhadap backing plate.

Bila tromol berputar ke arah depan, seperti arah panah, dan pedal rem di-injak, maka bagian ujung
atas sepatu ditekan membuka ke sekeliling ujung bawah oleh silinder roda / wheel silinder dan
berlaku daya pengereman terdapat tromol. Sepatu bagian kiri disebut leading shoe, dan sepatu
yang kanan disebut trailing shoe.

Disusun Oleh : Tanggal : Halaman :


SMK NEGERI 1 Paket Keahlian :
SUPRAPTO, ST.MT Agust, 2009
GLAGAH
BANYUWANGI
TEKNIK KENDARAAN RINGAN Revisi : Juli 2014
6 - 13
Bila tromol berputar pada arah yang berlawanan ( arah mundur ), maka leading shoe dan trailing
shoe menjadi leading shoe, tetapi keduanya tetap menekan dengan gaya pengereman yang
samadengan pada saat putaran maju.

Leading shoe lebih cepat ausdibandingkan trailingshoe.bila rem sering digunakan dalam putaran
gerak maju.
Tipe ini digunakan pada rem belakang kendaraan penumpang dan kendaraan kecil jenis komersil.

2. TIPE TWO LEADING

Tipe two leading shoe dibagi menjadi dua, yaitu :


- Two leading / Two leading single action
- Dual two leading / Two leading double action

Two leading single action.

Tipe two leading single action mempunyai dua buah wheel silinder, dan masing – masing silinder
mempunyai satu buah piston pada setiap sisinya. Bila rem bekerja, kendaraan dalam kondisi gerak
maju, maka kedua sepatu rem akan berfungsi sebagai leading shoe, maka tipe ini mempunyai
tekanan pengereman yang tinggi. Tetapi kerugianya apabila kendaraan berjalan mundur, maka
kedua sepatu rem akan bekerja sebagai trailing shoe dan menghasilkan tenaga pengereman yang
kecil. Tipe ini digunakan pada rem depan kendaraan penumpang dan niaga.

Disusun Oleh : Tanggal : Halaman :


SMK NEGERI 1 Paket Keahlian :
SUPRAPTO, ST.MT Agust, 2009
GLAGAH
BANYUWANGI
TEKNIK KENDARAAN RINGAN Revisi : Juli 2014
6 - 14
TIPE TWO LEADING

Disusun Oleh : Tanggal : Halaman :


SMK NEGERI 1 Paket Keahlian :
SUPRAPTO, ST.MT Agust, 2009
GLAGAH
BANYUWANGI
TEKNIK KENDARAAN RINGAN Revisi : Juli 2014
6 - 15
3. TIPE DUAL TWO LEADING

Tipe dual two leading mempunyai dua buah wheel silinder, masing – masing silinder mempunyai
dua buah piston. Bila tipe two leading bekerja sebagai self- energizing force dalam satu arah saja,
maka tipe dual two leading ini bekerja efisiensi dalam dua arah yaitu arah maju dan arah mundur.
Tipe ini banyak digunakan pada rem belakang kendaraan niaga.

4. TIPE UNI SERVO

Tipe uni servo mempunyai satu buah wheel silinder, dan dalam silinder mempunyai satu buah
piston, tumpuan sepatu rem bagian bawah dapat berayun dan sekaligus sebagai penyetel sepatu
rem ( brake adjuster ).
Bila torak yang berada di dalam wheel silinder
mendorong bagian atas kiri hingga menyentuh tromol,
maka fungsi sepatu – sepatu sebagai leading shoe,
dan bekerja dengan daya pengereman yang tinggi.

Juga terdapat kelemahan pada tipe ini, dimana bila


tromol berputar pada arah yang berlawanan, maka
kedua sepatu rem berfungsi sebagai trailing shoe dan
hanya mampu menghasilkan daya pengereman yang
kecil.

Disusun Oleh : Tanggal : Halaman :


SMK NEGERI 1 Paket Keahlian :
SUPRAPTO, ST.MT Agust, 2009
GLAGAH
BANYUWANGI
TEKNIK KENDARAAN RINGAN Revisi : Juli 2014
6 - 16
5. TIPE DUO SERVO

Tipe duo servo ini merupakan penyempurnaan dari


tipe uni servo. Duo servo mempunyai satu buah
wheel silinder dan dalam silinder mempunyai dua
buah piston dan tumpuan sepatu rem bagian bawah
dapat berayun yang sekali gus sebagai silinder
penyetel sepatu rem ( brake adjuster )

Selama wheel roda menekan kedua sepatu rem saat


rem bekerja, maka tipe ini mempunyai gaya
pengereman yang tinggi terhadap tromol tanpa
terpengaruh oleh gerak arah putaran roda.

Tipe ini digunakan untuk rem bagian belakang.

PERSINGGUNGAN ANTARA TROMOL REM DAN KANVAS REM ( LINNING )

Gesekan antara tromol dan kanvas rem akan dipengaruhi oleh temperatur kanvas itu sendiri.
Biasanya gesekan akan berkurang dan gaya pengeremanpun menurun ketika tromol dan kanvas
telah jadi panas.

Temperatur kanvas VS koevisien gesek Daerah persinggungan kanvas.

Daya pengereman juga dipengaruhi oleh posisi persinggungan antara tromol dan kanvas, walaupun
daerah persinggunganya mungkin sama. Hal ini disebabkan adanya self-energizing action yang
berbeda, tergantung pada posisi persinggunganya.

CELAH SEPATU REM

Celah antara tromol dan kanvas terlalu besar akan menyebabkan kelambatan dalam pengereman,
dan bila celah antara sepatu rem dan tromol terlalu kecil, rem akan terseret dan menyebabkan
keausan pada tromol dan kanvas rem. Begitu juga, apabila celah sepatu rem pada keempat roda
tidak sama pada semua roda – rodanya, maka kendaraan akan tertarik ke salah satu sisi pada saat
dilakukan pengereman.

Disusun Oleh : Tanggal : Halaman :


SMK NEGERI 1 Paket Keahlian :
SUPRAPTO, ST.MT Agust, 2009
GLAGAH
BANYUWANGI
TEKNIK KENDARAAN RINGAN Revisi : Juli 2014
6 - 17
Untuk mencegah kejadian ini, penting sekali untuk menyetel secara tepat celah antara tromol dan
kanvas rem sesuai dengan spesifikasi yang dianjurkan dan melakukan perawatan secara berkala.
Padabeberapa tipe rem, penyetelanya bekerja secara otomatis, sedang tipe lainnya penyetelannya
harus dilakukan secara berkala.

Penyetelan Otomatis celah sepatu rem

Penyetelan celah sepatu rem secara otomatis mengacu pada penyetelan antara tromol dan kanvas
Ada beberapa tipe penyetelan rem secara otomatis, antara lain sebagai berikut :
- penyetelan terjadi pada saat pengereman selama kendaraan berjalan mundur
- penyetelan terjadi pada saat pengereman selama kendaraan berjalan maju
- penyetelan dilakukan dengan rem parkir.

1. penyetelan terjadi pada saat pengereman selama kendaraan berjalan mundur.

Metode penyetelan ini digunakan pada rem tipe duo servo yang menggunakan kabel penyetel
(adjusting cable), tuas penyetel (adjusting lever), sekrup penyetel sepatu (shoe adjusting screw) dan
komponen lainya.
Kabel penyetel (adjusting cable) dipasang pada ujung ancor pin, sedangkan ujung lainya dikaitkan
pada tuas penyetel (adjusting lever) melalui sebuah pegas. Tuas penyetel (adjusting lever)
dipasang pada bagian bawah sepatu nomor: 2 dan dihubungkan dengan sekrup penyetel sepatu
rem ( brake adjuster ).
Bila pedal rem ditekan sambil kendaraan berjalan
mundur, maka sepatu rem mengembang dan
menyentuh tromol yang mulai berputar, hingga
ujung atas sepati no : 1 menyentuh ancor pin,
sejak sepatu no : 2 bergerak dari ancor pin, pada
waktu bersamaan, maka menarik kabel
penyetelan. Ini menyebabkan tuas penyetel
memutar sekrup penyetel dan menyetel celah
antara sepatu rem dengan tromol.

Sekrup penyetel sepatu terdiri dari sebuah baut dan mur seperti terlihat pada gambar di bawah.
Setiap ujung sekrup bersinggungan dengan sepatu rem, maka celah sepatu rem bertambah atau
berkurang sesuai dengan putaran sekrup.

Disusun Oleh : Tanggal : Halaman :


SMK NEGERI 1 Paket Keahlian :
SUPRAPTO, ST.MT Agust, 2009
GLAGAH
BANYUWANGI
TEKNIK KENDARAAN RINGAN Revisi : Juli 2014
6 - 18
2. penyetelan terjadi pada saat pengereman selama kendaraan berjalan maju.

Ujung link pada wheel silinder dihubungkan dengan


piston pada wheel silinder dan bergerak sebagai satu
kesatuan, sedangkan ujung link lainnya dihubungkan
dengan tuas penyetel otomatis melalui sebuah pegas,
dan meneruskan gerakan piston kepada tuas penyetel
otomatis.
Tuas penyetel otomatis dipasang pada rumah wheel
silinder dengan sebuah pen. Salah satu ujungnya
dihubungkan dengan sebuah pegas, sedang ujung
lainnya dikaitkan dengan roda gigi penyetel (adjusting
wheel). Penyetelan tuas pivot disekitar pin sesuai
dengan gerakan link dan memutar adjusting wheel.

Cara kerja

Bila pedal rem diinjak, maka piston dan link yang meru-
pakan satu unit bergerak ke atas. Hal ini akan menye –
babkan tuas penyetel otomatis bergerak mengelilingi pin
pada arah putaran kebalikan.

a. Celah standart sepatu rem

Bila gerakan piston kecil maka tuas penye-


tel otomatis bergeraknya juga kecil.
Gerakan tuas penyetel hanya maju mundur
diantara dua gigi pada penyetel roda
(adjusting wheel), jadi adjusting wheel tidak
berputar.

Disusun Oleh : Tanggal : Halaman :


SMK NEGERI 1 Paket Keahlian :
SUPRAPTO, ST.MT Agust, 2009
GLAGAH
BANYUWANGI
TEKNIK KENDARAAN RINGAN Revisi : Juli 2014
6 - 19
b. Celah lebih besar dari standart

Bila pedal rem ditekan, gerakan piston lebih


besar dibanding dengan saat celah standart.
Oleh karena itu putaran tuas penyetel juga lebih
besar menyebabkan roda penyetel berputar
sedikit.

Bila pedal rem dilepas, maka piston, link dan


tuas penyetel berputar kembali ke posisi semula
tetapi sejak adjusting wheel berputar dari posisi
awalnya, tuas penyatel menghubungkan gigi
berikutnya dari adjusting wheel.

Bila pedal rem ditekan untuk kedua kalinya,


maka adjusting wheel berputar, baut penyetel
bergerak pada saat sepatu rem mengembang
dan celah sepatu rem sekaligus tersetel.

3. Penyetelan dilakukan dengan rem parkir

Tuas penyetel (adjusting lever) dipasang bersama tuas rem parkir (parking brake lever) pada sepatu
rem. Salah satu ujung tuas penyetel dihubungkan dengan sepatu rem melalui sebuah pegas dan
ujung lainnya dihubungkan dengan sekrup penyetel yang bersatu dengan strut rem parkir (parking
brake lever).

Cara kerja

Bila rem parkir bekerja, maka tuas akan terta -


rik ke kiri, pada saat yang bersamaan tuas
penyetel berputar searah jarum jam mengeli –
lingi pin di mana sepatu itu terkait, memutar –
kan mur penyetel.

Disusun Oleh : Tanggal : Halaman :


SMK NEGERI 1 Paket Keahlian :
SUPRAPTO, ST.MT Agust, 2009
GLAGAH
BANYUWANGI
TEKNIK KENDARAAN RINGAN Revisi : Juli 2014
6 - 20
a. Celah sepatu rem lebih besar dari standart.

Bila tuas rem parkir di tarik, maka tuas penyetel akan


bergerak jauh melebihi jarak dari gigi berikut – nya
pada mur penyetel.

Bila tuas rem parkir dibebaskan, maka tuas penye –


tel juga turun. Dan ini menyebabkan mur penyetel
berputar dan menyetel celah sepatu rem.

b. Celah sepatu rem normal.

Bila tuas rem parkir ditarik, maka tuas penyetel hanya akan
bergerak seikit dan tuas penyetel tidak dapat bergerak
pada gigi berikutnya, sehingga celah sepatu tetap tidak
berubah.

Tuas penyetel ( adjusting lever ) disusun sedemikian rupa untuk berhubungan dengan satu
gigi sekrup penyetel ( adjusting screw tooth ). Dengan demikian satu kali tuas rem parkir
bekerja hanya akan memajukan mur penyetel satu gigi saja, mengurangi celah sepatu rem
kira – kira 0.03 mm, sekalipun celah sepatu rem cukup besar.

Disusun Oleh : Tanggal : Halaman :


SMK NEGERI 1 Paket Keahlian :
SUPRAPTO, ST.MT Agust, 2009
GLAGAH
BANYUWANGI
TEKNIK KENDARAAN RINGAN Revisi : Juli 2014
6 - 21
REM CAKRAM / PIRINGAN / DISC BRAKE

Rem cakram ( disc brake ) pada dasarnya terdiri dari cakram yang terbuat dari besi tuang ( disc
rotor ) yang berputar dengan roda dan bahan gesek ( disc pad ) yang mendorong dan menjepit
cakram ( disc rotor ). Daya pengereman dihasilkan oleh adanya gesekan antara disc pad dan disc
rotor.

Karakteristik dari cakramahnya mempunyai sedikit aksi


energi sendiri ( self energizing action ), daya
pengereman itu sedikit dipengaruhi oleh fluktuasi
koefisien gesek yang menghasilkan kestabilan tinggi.
Disamping itu, karena permukaan bidang gesek selalu
terkena udara, radiasi panasnya terjamin baik, ini dapat
mengurangi dan menjamin dari terkena air.

Rem cakram mempunyai batasan pembuatan dan


bentuk dan ukuranya. Ukuran disc pad agak terbatas,
dan ini berkaitan dengan aksi self energizing limited,
sehingga perlu tambahan tekanan hidrolis yang lebih
besar untuk mendapatkan daya pengereman yang

Efisien. Juga pad akan lebih cepat aus dari pada sepatu rem pada rem tromol. Tetapi kunstruksi
yang sederhana , mudah pada perawatannya serta penggantian pad relatif lebih mudah.

Disusun Oleh : Tanggal : Halaman :


SMK NEGERI 1 Paket Keahlian :
SUPRAPTO, ST.MT Agust, 2009
GLAGAH
BANYUWANGI
TEKNIK KENDARAAN RINGAN Revisi : Juli 2014
6 - 22
Bila kendaraan berjalan pada jalan yang basah dan
permukaan singgung sepatu dan pad menjadi basah
karena percikan air. Koefisien gesek akan berkurang
karena terlumasi oleh air. Gejala ini disebut “Water
Fading“ sebaliknya bidang gesek akan
mengembalikan koefisien gesek pada kondisi semula
disebut “Water Recovery”.

Umumnya semua rem membutuhkan “Water


Recovery” yang baik. Tetapi pada rem tromol kurang
menguntungkan dibanding dengan rem disc brake.
Pada disc brake air akan terlontar keluar dengan
adanya gaya sentrifugal, hal ini yang mengurangi air
dan dapat meningkatkan efisiensi pengereman dan
water recovery yang baik.

KOMPONEN – KOMPONEN DISC BRAKE

1. Piringan / Cakram Disc Rotor

Umumnya cakram / piringan / disc rotor dibuat dari besi tuang dalam bentuk biasa (solid) dan
berlubang – lubang untuk ventilasi.
Tipe lubang untuk menjamin pendinginan yang baik, untuk mencegah fading dan menjamin umur
pad lebih panjang atau tahan lama.

2. Pad Rem

Pad / disc pad terbuat dari campuran metalic, fiber dan serbuk besi, yang disebut juga dengan
istilah semi metalic disc pad.
Pada pad diberi celah untuk menunjukkan tebal pad (batas yang diijinkan). Dengan demikian dapat
mempermudah pengecekan keausan pad.
Pada beberapa pad terdapat anti squel shim yang berfungsi untuk mencegah bunyi saat penge –
reman dan pad wear indicator untuk menginformasikan keausan pad yang sudah tipis.

Disusun Oleh : Tanggal : Halaman :


SMK NEGERI 1 Paket Keahlian :
SUPRAPTO, ST.MT Agust, 2009
GLAGAH
BANYUWANGI
TEKNIK KENDARAAN RINGAN Revisi : Juli 2014
6 - 23
3. Caliper Rem

Caliper juga disebut dengan cylinder body, memegang piston – piston dan dilengkapi dengan
saluran dimana minyak rem disalurkan ke silinder.

Menurut jenis pemasanganya, caliper dapat dikelompokkan sebagai berikut :


a. Tipe fixed caliper ( double piston )
b. Tipe Floating caliper ( single piston )

a. Tipe Fixed Caliper ( Double Piston )

caliper dipasangkan tepat pada axle atau strut, seperti terlihat pada gambar di bawah. Pemasang –
caliper dilengkapi dengan sepasang piston. Daya pengereman didapat bila pad ditekan piston
secara hidrolis pada kedua ujung piringan atau cakram / disc rotor.

Fixed caliper adalah dasar desain yang sangat baik dan dijamin dapat bekerja lebih akurat. Namun
demikian radiasi panasnya terbatas karena silinder rem berada antara cakram dan velg, menye -
babkan sulit tercapainya pendinginan. Untuk itu jenis fixed caliper sudah jarang digunakan.

B Tipe floating caliper ( single piston )

Seperti terlihat pada gambar, piston hanya ditem –


patkan pada satu sisi caliper saja. Tekanan hidro –
lis dari master silinder mendorong piston ( A ) dan
selajutnya menekan pada disc rotor ( piringan ).
Pada saat yang sama tekanan hidrolis menekan sisi
pad ( reaksi B ). Ini menyebabkan caliper bergerak
ke kanan dan menjepit piringan dan ter – jadilah
usaha tenaga pengereman.

Disusun Oleh : Tanggal : Halaman :


SMK NEGERI 1 Paket Keahlian :
SUPRAPTO, ST.MT Agust, 2009
GLAGAH
BANYUWANGI
TEKNIK KENDARAAN RINGAN Revisi : Juli 2014
6 - 24
Caliper tipe floating dapat digolongkan sebagai berikut :

- Tipe Semi Floating + tipe PS

- Tipe Full Floating + tipe F, + tipe FS, + tipe AD, + tipe PD

Caliper tipe semi floating menerima tenaga pengereman yang dibangkitkan dari pad bagian luar.

Pada caliper tipe full floating, kemampuan pengeremanya dibangkitkan oleh kedua pad dengan
torque plate.

Caliper floating banyak digunakan pada kendaraan penumpang.


1. Tipe semi floating ( tipe PS )

Caliper dipasangkan dengan dua bantuan dua buah pen pada torque plate.
Apabila rem bekerja maka bodi bergerak masuk
dengan adanya gerakan piston. Tekanan yang
berlaku pada pad bagian luar diterima oleh caliper
dan meneruskan momen ke pen pada arah
putaran. Kekuatan reaksi pada bagian dalam
diterima langsung oleh plate.

Mekanisme tipe ini sangat sederhana, tipe caliper


ini cenderung tidak berfungsi sangat kecil dan
memenuhi syarat mudah perawatan dan memiliki
kemampuan pengereman. Rem ini sering
dipasang untuk rem belakang yang mekanisme
rem parkirnya terpasang di dalamnya.

2. Tipe full floating.

a. Tipe F

Seperti diperlihatkan pada gambar di bawah, tipe F mempunyai caliper yang ditunjang oleh

Torque plate sedemikian rupa sehingga memungkin


kan dapat mrluncur. Arm akan maju dari caliper untuk
memindahkan gerak piston untuk menekan pad
bagian luar.

Tipe nini membutuhkan tempat yang sedikit tetapi


cenderung lebih banyak terseret dari tipe lainnya
karena permukaan luncur caliper dan torque plate
tersembunyi.
Tipe ini digunakan pada disc brake bagian belakang
untuk beberapa model kendaraan.

Disusun Oleh : Tanggal : Halaman :


SMK NEGERI 1 Paket Keahlian :
SUPRAPTO, ST.MT Agust, 2009
GLAGAH
BANYUWANGI
TEKNIK KENDARAAN RINGAN Revisi : Juli 2014
6 - 25
b. Tipe FS

Caliper tipe ini dipasang dengan menggunakan dua pin ( main pin dan sub pin ) pada torque
plate yang dibautkan pada caliper itu sendiri, seperti terlihat pada gambar di bawah. Caliper dan
dua pin digerakkan sebagai satu unit oleh piston.
Reaksi tenaga dari inner dan outer pad diterima
oleh torque plate dan dengan demikian momen
tidak diteruskan ka pin. Selanjutnya bagian yang
meluncur ( sliding section ) pada caliper ( main dan
sub pin ) disembunyikan seluruhnya.

Tipe FS agak kurang terseretnya dibandingkan tipe


F dan sering digunakan pada rem bagian depan.

3. Tipe AD

Seperti diperlihatkan pada gambar di samping,


main pin pada tipe AD adalah press-fitted pada
torque plate bersamaan dengan sub pin yang di
bautkan. Stainless steep plate / anti squeal shim
dipasang pada pad dan bagian torque plate yang
bersentuhan untuk mencegah suara yang kurang
enak dan keausan pad.

Tipe ini digunakan pada rem bagian depan


kendaraan penumpang ukuran menengah.

4. Tipe PD

Tipe PD pada dasarnya sama dengan tipe AD


kecuali pada main dan sub pin saja yang di
baut pada torque plate.

Tipe PD ini digunakan pada rem depan kenda


raan penumpang yang kecil.

Disusun Oleh : Tanggal : Halaman :


SMK NEGERI 1 Paket Keahlian :
SUPRAPTO, ST.MT Agust, 2009
GLAGAH
BANYUWANGI
TEKNIK KENDARAAN RINGAN Revisi : Juli 2014
6 - 26
PENYETELAN OTOMATIS CELAH DISC ROTOR DENGAN PAD.

Bila pad menjadi tipis karena aus, maka celah antara disc rotor dengan pad bertambah dan memer
lukan langkah pedal yang lebih besar. Selanjutnya, rem cakram selalu memerlukan suatu
mekanisme penyetelan celah secara otomatis.

Cara Kerja.

1. Celah normal ( keausan pad tidak ada )

Penyetel celah otomatis termasuk piston seal yang disatukan dalam silinder, ini mempunyai dua
fungsi, menutup piston untuk mencegah kebocoran minyak rem dari dalam silinder dan apa bila rem
dioperasikan dan piston bergerak dengan adanya tekanan hidrolis, maka piston seal membentuk
elastis seperti terlihat pada gambar di bawah. Bila pedal rem dibebaskan dan tekanan hidrolis
menjadi berkurang, piston seal kembali pada bentuknya semula dan menarik piston kembali.
Hasilnya celah antara disc rotor dan pad telah diatur.

2. Celah terlalu besar ( pad aus )

Bila pad menjadi tipis karena aus, maka celah bertambah, dengan demikian piston bergerak
dengan jarak yang lebih jauh bila rem dioperasikan. Hal ini menyebabkan piston mulai meluncur ,
dalam hubunganya dengan piston seal, dan seal telah mencapai batas deformasinya. Peluncuran
ini akan berhenti bila pad telah menyentuh disc rotor dan piston berhenti bergerak.

Bila pedal dibebaskan, makapistonakan kembali dengan jarak yang sama sebesar deformasipiston
seal, dan celah normal telah diperbaiki.

Disusun Oleh : Tanggal : Halaman :


SMK NEGERI 1 Paket Keahlian :
SUPRAPTO, ST.MT Agust, 2009
GLAGAH
BANYUWANGI
TEKNIK KENDARAAN RINGAN Revisi : Juli 2014
6 - 27
REM PARKIR / PARKING BRAKE

Rem parkir / parking brake terutama digunakan untuk parkir kendaraan, disamping itu rem parkir
juga digunakan pada saat berhenti pada jalan tanjakan atau jalan menurun. Mobil penumpang dan
kendaraan niaga yang kecil mempunyai rem parkir tipe roda belakang, sedangkan untuk kendara -
an besar menggunakan rem parkir tipe centre brake yang dipasang antara propeller shaft dengan
transmisi.

Disusun Oleh : Tanggal : Halaman :


SMK NEGERI 1 Paket Keahlian :
SUPRAPTO, ST.MT Agust, 2009
GLAGAH
BANYUWANGI
TEKNIK KENDARAAN RINGAN Revisi : Juli 2014
6 - 28
Cara kerja rem parkir

Mekanisme kerja pada rem parkir pada dasarnya sama untuk rem parkir roda belakang dan centre
brake. Ada beberapa tipe tuas rem parkir seperti diperlihatkan pada gambar di bawah ini , yang di –
gunakan bergantung pada desain tempat duduk pengemudi dan sistem kerja yang dikehendaki.

Tuas rem parkir dilengkapi dengan ratchet untuk


mengatur tuas pada suatu posisi pengetesan.

Pada beberapa tuas rem parkir, mur penyetelanya


dekat dengan tuas rem, dengan demikian petelan
jarak tuas dapat dengan mudah dilakukan.

Kabel rem parkir memindahkan gerakan tuas


ke tromol rem. Pada rem parkir roda belakang
bagian tengah kabel diberi equalizer yang ber –
fungsi untuk menyamakan daya kerjanya tuas
pada kedua roda – roda.

Tuas intermediate ( intermediate lever ) dipa –


sang untuk menambah daya pengoperasian.

BODI REM PARKIR

1. Rem parkir tipe roda belakang

Bodi rem parkir dikelompokkan menjadi dua tipe struktural bergantung pada andilnya tromol rem
atau piringan rem ( rem kaki ) atau komponen rem yang terpisah.

Struktur klasifikasi ada dua macam yaitu :


- Pelayanan rem dengan kaki tipe sharing
- Tipe rem parkir devoted

Disusun Oleh : Tanggal : Halaman :


SMK NEGERI 1 Paket Keahlian :
SUPRAPTO, ST.MT Agust, 2009
GLAGAH
BANYUWANGI
TEKNIK KENDARAAN RINGAN Revisi : Juli 2014
6 - 29
a. Pelayanan rem tipe sharing ( rem kaki )

Tipe rem parkir ini digabungkan dengan rem kaki. Hubunganya dilakukan secara mekanik
dihubungkan pada sepatu rem pada kendaraan yang mempunyai tromol rem atau pada
piston pada mobil yang menggunakan disc brake.

- Kendaraan dengan tromol rem


Pada tipe rem parkir ini, sepatu rem akan
mengembang oleh tuas sepatu remdan shoe strut.

Kabel rem parkir dipasang pada tuas sepatu rem,


dan gaya kerja dari tuas rem parkir dipindahkan
melalui kabel rem parkir ke tuas sepatu rem.

- Kendaraan dengan rem piringan

Dalam tipe rem parkir ini, mekanisme rem parkir


disatukan dalam kaliper rem piringan. Seperti ter
lihat pada gambar di samping, gerakan tuas
menyebabkan poros tuas ( lever shaft ) berputar
menyebabkan spindel menggerakkan piston.
Hasilnya, pad terdorong menekan disc rotor.

Pad menjadi aus dan langkah rem parkir akan


bertambah. Dengan alasan ini, maka dilengkapi
mekaisme penyetelan otomatis pada rem parkir
untuk menjaga agar langkah spindel tetap
konstan setiap waktu.

b. Tipe rem parkir devoted

Pada tipe rem parkir ini, tromol rem parkir ter –


pisah dari rem piringan belakang.

Cara kerjanya sama seperti rem parkir pada tromol


rem.

Disusun Oleh : Tanggal : Halaman :


SMK NEGERI 1 Paket Keahlian :
SUPRAPTO, ST.MT Agust, 2009
GLAGAH
BANYUWANGI
TEKNIK KENDARAAN RINGAN Revisi : Juli 2014
6 - 30
- Tipe centre brake.

Tipe centre brake ini banyak digunakan pada


kendaraan komersial. Tipe ini adalah merupa
kan salah satu dari tipe rem tromol tetapi di
pasang antara bagian belakang transmisi dan
bagian depan propeller shaft.

Pada tipe rem parkir ini daya pengeremanya


terjadi pada saat sepatu rem yang diam dite
kan dai bagian dalam terhadap tromol yang
berputar bersama out put shaft transmisi dan
propeller shaft.

Tipe ini bekerjanya sama dengan rem parkir


tipe sharing pada kendaraan yang menggu -
nakan rem tromol.

Disusun Oleh : Tanggal : Halaman :


SMK NEGERI 1 Paket Keahlian :
SUPRAPTO, ST.MT Agust, 2009
GLAGAH
BANYUWANGI
TEKNIK KENDARAAN RINGAN Revisi : Juli 2014
6 - 31
MODUL PEMBELAJARAN

BRAKE SYSTEM

Disusun oleh :

SUPRAPTO. ST.MT
19650604 198902 1 003

SMK NEGERI 1 GLAGAH


BANYUWANGI

Disusun Oleh : Tanggal : Halaman :


SMK NEGERI 1 Paket Keahlian :
SUPRAPTO, ST.MT Agust, 2009
GLAGAH
BANYUWANGI
TEKNIK KENDARAAN RINGAN Revisi : Juli 2014
6 - 32

Anda mungkin juga menyukai