Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
( KONSELING KELUARGA )
DISUSUN OLEH
KEL 2 :
Abdurrahman (170802008)
DOSEN PENGAMPU :
PSIKOLOGI ISLAM
TA : 2019
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah, atas segala nikmat dan karunia-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Keluarga dan
Keberhasilan Keluaga.Meski di tengah kesibukan yang lumayan padat masih sempat
memberikan sumbangsih pemikiran bagi kemajuan ilmu yang berkaitan dengan
bimbingan.
Kami menyadari bahwa makalah ini bukan karya monumental penyusun, tetapi
mungkin masih layak disebut karya awal, oleh sebab itu kekurangan dan kelemahan
dalam makalah ini jelas masih ada. Untuk itu penyusun memohon makalah ini dikritisi
dan diberikan saran berupa pemikiran yang konstruktif untuk perbaikan di masa
mendatang. Atas kritik dan saran-saran yang disampaikan, penyusun mengucapkan
terima kasih, semoga Allah SWT, memberikan pahala. Semoga karya kecil ini bisa
memberikan sumbangsih kepada dunia pendidikan khususnya bimbingan dan konseling.
Semoga karya kecil ini menjadi amal sholeh di sisi-Nya. Amin ya Robbal alamin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan keluarga adalah salah satu bentuk pendidikan di luar sekolah yang besar
pengaruhnya terhadap keberhasilan siswa dalam belajar. Dan pendidikan keluarga yang
maksimal, memiliki kecenderungan untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar, yang
pada akhirnya akan mempengaruhi pula terhadap belajar siswa. Sedangkan lemahnya
pendidikan keluarga memiliki kecenderungan untuk melemahkan minat siswa dalam
belajar dan akan melemahkan pula terhadap prestasi belajar siswa.
B. Rumusan Makalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah sebagai berikut :
7. Ingin mengetahui apa itu bagaimana proses dan tahapan konseling keluarga
8. Ingin mengetahui apa itu bagaimana kesalahan umum pada konseling keluarga
BAB II
PEMBAHASAN
Sedangkan definisi bimbingan konseling keluarga menurut para hali lainnya Proses
upaya bantuan yang diberikan kepada individu sebagai anggota keluarga, baik dalam
mengaktualisasikan potensinya, maupun dalam mengantisipasi serta mengatasi masalah
yang dihadapinya, yang dilakukan melalui pendekatan sistem.
Konseling keluarga pada dasarnya merupakan penerapan konseling pada situasi yang
khusus. Konseling keluarga ini secara memfokuskan pada masalah-masalah berhubungan
dengan situasi keluarga dan penyelenggaraannya melibatkan anggota keluarga. Menurut
D. Stanton konseling keluarga dapat dikatakan sebagai konselor terutama konselor non
keluarga, yaitu konseling keluarga sebagai (1) sebuah modalitas yaitu klien adalah
anggota dari suatu kelompok, yang (2) dalam proses konseling melibatkan keluarga inti
atau pasangan ( Capuzzi, 1991 )
Pada masa lalu, menurut Moursuned (1990), konseling keluarga terfokus pada salah
satu atau dua hal, yaitu (1) keluarga dengan anak yang mengalami gangguan yang berat
seperti gangguan perkembangan dan skizofrenia, yang menunjukan jelas-jelas mengalami
gangguan; dan (2) keluarga yang salah satu atau kedua orang tua tidak memiliki
kemampuan, menelantarkan anggota keluarganya, salah dalam membri kelola anggota
keluarga, dan biasanya memiliki berbagai masalah.
Anak di dalam suatu keluarga seringkali mengalami masalah dan berada dalam
kondisi yang tidak berdaya di bawah tekanan dan kekuasaan orang tua. Permasalahan
anak ada kalanya dikketahhui oleh orang tua dan seringkali tidak diketahui orang tua.
Permasalahan yang diketahui oorang tua jika fungsi-fungsi psikososial dan
pendidiikannya terganggu. Orang tua akan mengghantarkan anaknya ke konselor jika
mereka memahami bahwa anaknya sedang menghadapi masalah atau sedang mengalami
gangguan yang berat. Karena iitu konseling keluarga lebih banyak memberikan peayanan
terhadap keluaga dengan anak yang mengalami gangguan.
Hal kedua berhubungan dengan keadaan orang tua. Banyak di jumpai orang tua tidak
berkemammpuan dalam mengelola rumah tangganya, menelanntarkan kehidupan romah
tanggannya sehingga tidak terjadi kondisi yang berkeseimbangan dan penuh konflik, atau
memberi perlakuan secara salah (abuse) kepada anggoota keluarga lain, dan sebagainya
merupakan keluarga yang memiliki berbagai masalah. Jika mengerti, dan berkeinginan
untuk membangun kehidupan keluarga yang lebih stabil, mereka membutuhkan konseling
Perkembangan belakangan konseling keluarga tidak hanya menangani dua hal tersebut,
permasalahan yang ketiga karena mengalami kondisi yang kurang harmoni di dalam
keluarga, akibat stressor perubahan-perubahan budaya, cara-cara baru dalam mengatur
keluarganya, dan cara menghadapi dan mendidik anak-anak mereka. Berdasarkan
pengalaman dalam penanganan konseling keluarga, masalah yang dihadapi dan di
konsultasikan kepada konselor antara lain :
1. keluarga dengan anak yang tidak patuh terhadap harapan orang tua
2. konflik antara anggota keluarga
1. tidak semua anggota keluarga bersedia terlibat dalam proses konseling karena
mereka menganggap tidak berkepentingan dengan usaha ini, atau karena alas an
kesibukan, dan sebagainya.
2. ada anggota keluarga yang merasa kesulitan untuk menyampaikan perasaan dan
sikapnya secara terbuka dihadapan anggota keluarga lain, padahal konseling
membutuhkan keterbukaan ini dan saling kepercayaan satu dengan lainnya
usaha konselor dan aggota keluarga dalam mengatasi hambatan-hambatan ini sangat
membantu bagi kelancaran dan keberhasilan konseling
Menurut Bowen, dalam keluarga terdapat kekuatan yang dapat membuat anggota
keluarga bersama-sama dan kekuatan itu dapat pula membuat anggota keluarga melawan
yang mengarah pada individualitas. Sebagian anggota keluarga tidak dapat menghindari
sistem keluarga yang emosional yaitu yang mengarahkan anggota keluarganya
mengalami kesulitan (gangguan). Jika hendak menghindari dari keadaan yang tidak
fungsional itu, dia harus memisahkan diri dari sistem keluarga. Dengan demikian dia
harus membuat pilihan berdasarkan rasionalitasnya bukan emosionalnya.
Pendekatan Conjoint
Sedangkan menurut Sarti (1967) masalah yang dihadapi oleh anggota keluarga
berhubungan dengan harga diri (self-esteem) dan komunikasi. Menurutnya, keluarga
adalah fungsi penting bagi keperluan komunikasi dan kesehatan mental. Masalah
terjadijika self-esteem yang dibentuk oleh keluarga itu sangat rendah dan komunikasi
yang terjadi di keluarga itu juga tidak baik. Satir mengemukakan pandangannya ini
berangkat dari asumsi bahwa anggota keluarga menjadi bermasalah jika tidak mampu
melihat dan mendengarkan keseluruhan yang dikomunikasikan anggota keluarga yang
lain.
Pendekatan Struktural
Minuchin (1974) beranggapan bahwa masalah keluarga sering terjadi karena struktur
kaluarga dan pola transaksi yang dibangunn tidak tepat. Seringkali dalam membangun
struktur dan transaksi ini batas-batas antara subsistem dari sistem keluarga itu tidak jelas.
Keputusan - keputusan ada pada diri konseli sendiri, dan ia harus tau
mengapa dan bagaimana ia melakukannya. Oleh sebab itu, konseli harus
belajar mengestimasi konsekuensi - konsekuensi yang mungkin terjadi dalam
pengorbanan pribadi, waktu, tenaga, uang, resiko dan sebagainya. Individu
belajar memperhatikan nilai - nilai dan ikut mempertimbangkan yang dianutnya
secara sadar dalam pengambilan keputusan,
Oleh karena itu, dari paparan beberapa ahli diatas. Maka Wisnu Pamuja
Utama, (2011) sendiri berpendapat bahwa tujuan konseling ialah Membantu
merubah perilaku konseli agar lebih produktif, membantu pemecahan masalah baik
masalah pribadi, sosial, belajar, karier, keluarga, dan keagamaan, serta mendorong
peserta didik mampu mengambil keputusan yang penting bagi dirinya dalam
menemukan solusi sendiri.
Memandang klien sebagai pribadi dalam konteks sistem keluarga. Klien merupakan
bagian dari sistem keluarga, sehingga masalah yang dialami dan pemecahannya tidak
dapat mengesampikan peran keluarga.
Berfokus pada saat ini, yaitu apa diatasi dalam konseling keluarga adalah masalah-
masalah yang dihadapi klien pada kehidupan saat ini, bukan kehidupan yang masa
lampaunya. Oleh karena itu, masalah yang diselesaikan bukan pertumbuhan personal
yang bersifat jangka panjang.
F. Peranan Konselor
Peran konselor dalam membantu klien dalam konseling keluarga dan perkawinan
dikemukakan oleh Satir (Cottone, 1992) di antaranya sebagai berikut.
Membelajarkan klien untuk berbuat secara dewasa dan untuk bertanggung jawab dan
malakukan self-control.
Tahapan konseling keluarga secara garis besar dikemukakan oleh Crane (1995:231-
232) yang mencoba menyusun tahapan konseling keluarga untuk mengatasi anak
berperilaku oposisi. Dalam mengatasi problem, Crane menggunakan pendekatan
behavioral, yang disebutkan terhadap empat tahap secara berturut-turut sebagai berikut.
Secara tipikal, orang tua akan membutuhkan contoh yang menunjukan bagaimana
mengkonfrontasikan anak-anak yang beroposisi. Sangat penting menunjukan kepada
orang tua yang kesulitan dalam memahami dan menetapkan cara yang tepat dalam
memperlakukan anaknya.
4. Setelah terapis memberi contoh kepada orang tua cara menangani anak secara tepat.
Setelah mempelajari dalam situasi terapi, orang tua mencoba menerapkannya di
rumah. Saat dicoba di rumah, konselor dapat melakukan kunjungan untuk mengamati
kemajuan yang dicapai. Permasalahan dan pertanyaan yang dihadapi orang tua dapat
ditanyakan pada saat ini. Jika masih diperlukan penjelasan lebih lanjut, terapis dapat
memberikan contoh lanjutan di rumah dan observasi orang tua, selanjutnya orang tua
mencoba sampai mereka merasa dapat menangani kesulitannya mengatasi persoalan
sehubungan dengan masalah anaknya.
Sindi adalah salah satu siswa SMK di Kota Tegal kelas XI. Ia adalah anak kedua dari
dua bersaudara. Kedua orangtuanya bekerja di Jakarta sebagai pedagang “WARTEG”.
Kedua orangtuanya pulang ke Tegal ketika ada acara keluarga dan saat hari raya idul fitri
saja. Sindi sering merasa kesepian dan menginginkan serta merindukan adanya suasana
kebersamaan dengan keluarga, ditambah lagi dengan kakaknya yang berada di luar kota
untuk menempuh pendidikan S1 nya, hal tersebut membuat Sindi semakin merasa sendiri
dan hampa. Meskipun kakaknya setiap hari sabtu-minggu pulang dan menjenguk Sindi
namun hal itu belum bisa mengobati rindu akan adanya rasa kebersamaan keluarga.
Sehari-harinya Sindi hanya sendirian di rumah, namun terkadang Sindi mengajak
temannya untuk menginap di rumahnya.Akhir-akhir ini diperoleh informasi bahwa Sindi
sering sekali tidak masuk sekolah tanpa alasan dan tidak mengerjakan tugas. Hal tersebut
mengakibatkan prestasinya menurun cukup drastis. Dari beberapa informasi yang
diperoleh dari teman sekelasnya, bahwa Sindi memiliki pacar dari sekolah SMK swasta
yang ada di Kabupaten Tegal, menurut penuturan dari teman-temannya, Sindi sering
diajak pergi sampai larut malam dan ketika teman-temannya datang ke rumah, Sindi
sering tidak ada di rumah, terkadang lampu rumahnya pun masih menyala padahal hari
sudah siang.
Berdasarkan hasil laporan dan informasi yang diperoleh dari teman-temannya
tersebut, guru BK memanggil klien untuk melakukan konseling. Setelah melewati proses
konseling, kesimpulan yang guru BK peroleh bahwa klien memiliki masalah yang mana
bersumber dari adanya rasa kesepian dan merindukan suasana kebersamaan keluarga.
Rasa kesepian tersebut yang menjadikan klien melakukan pelampiasan dengan mencari
sesorang yang mampu membuatnya tidak kesepian, yaitu bersama pacarnya. Kemudian
guru BK membuat surat panggilan untuk orang tua klien, agar dapat hadir ke sekolah
memenuhi pangilan tersebut untuk menemui guru BK.
Dialog:
Silahkan duduk..
Konselor
Bapak iya makasih bu.
Bapak Dengan senang hati. Ngomong-ngomong ini ada apa yaa bu?
ya, memang sudah sepantasnya bapak beserta keluarga bertanya-tanya
Konselor tentang hal ini.
Kakak Apa adik saya berbuat kesalahan?
Apa yang sudah anak saya lakukan, sampai kami mendapat surat untuk
Bapak hadir di sekolah?
Iya sabar Pak, Mas.
Jadi begini Pak, Mas, anak Bapak dalam satu bulan ini sering tidak masuk
sekolah. Kemarin saya juga sudah memanggil Sindi untuk becerita apa
yang menyebabkannya tidak masuk sekolah. Dari apa yang sudah
diceritakan oleh Sindi, inti sari yang saya peroleh bahwasanya Sindi
memiliki masalah didalam keluarga. Hal itu yang membuat saya
memutuskan untuk memanggil Bapak dan Mas.
Konselor
Ooh jadi begitu yaa bu, sebelumnya saya juga minta maaf karena istri saya
tidak bisa ikut hadir.
Ibunya Sindi tidak bisa pulang, yaa maklumlaah mmh namanya pedagang
yaa buu..
Bapak
Ohh tentu tidak apa-apa Pak. Dengan kesedian bapak dan mas saya sudah
Konselor cukup berterimakasih.
Assalamualaikum..
(masuk dengan terburu-buru, mmhh maaf bu saya baru datang, tadi saya
ke kantin dulu. Lagian lapeer sihh.. hehhe
Klien
Konselor, Walaikumsalamm
Bapak dan
Kakak
Bapak Ooh ya sudah tidak apa-apaa, kalau begitu silahkan duduk…
Bapak sama mas udah disini toh? Udah lama yaa pakk. Duuhh Sindi laper
Klien banget pak, jadi tadi makan dulu deh.
Kamu ini bikin malu bapak saja. Kenapa kamu sering tidak masuk
sekolah? Maauu jadi apa kamu ini!!!
(dengan nada keras)
Bapak
Tenang paak, jangan terbawa emosi. Biarkan sindi duduk dan tenang
Konselor dulu..
Jadi selama ini kamu bohongin mas? Mmhh ayoo jawab. Jangan diam
Kakak saja!!!
Tenang semuanyaa,, kita bicarakan masalah ini baik-baik..
Nah.. sekarang, coba sindi jelaskan ke bapak dan mas..
Konselor
Klien Mmmmmhh (diam dan menunduk)
Kakak Ayoo cepet jelasin! Dari tadi aam eemmm aaam emm terus!
Ayoo nakk.. tidak perlu takut
(tersenyum)
Konselor
Mmmhh ini anak maunya apa sih!
Cepet jelasin!
Bapak
…. (Diam)
Sindi enggak papa pak, mas. Sindi ga papa
(menunduk)
Klien
Bapak Aduuuhh! Gimana ini sih, jawab pertanyaan bapak sindi. Jawaabbb…
Konselor Sabaar pak.. sabaaarr
Klien Mmhhh bapak, ibu dan mas.. semua ga ada yang sayang sama sindi…
(menangis)
Ga sayang gimana?!
Yaelah pake nangis segala. Cengeng banget sih.. udah buruuu cepet cerita!
kakak
Hmmm
Bapak, mas,, sabar yaaa..
Mmhh sindiii… disini sudah ada bapak, ada kakak sindi. Ayoo silahkan
sayang,, sindi cerita sejujur-jujurnya yaa…
Konselor
Baiklah sekarang Sindi utarakan semua perasaan Sindi, hal-hal yang
Konselor mengenai permasalahan yang kamu hadapi sekarang…
Mmh..
Sindi ngrasa semua ga ada yang peduliin sindi. Bapa, ibu, dan mas selalu
sibuk dengan urusan masing-masing. Sindi ditinggalin sendirian di rumah,
sindi kesepiaan paaakkk… sindi ngrasa sindi ga punya siapa-siapa. Tiap
hari sindi sendirian, dari mulai sindi bangun tidur, sampe sindi tidur lagi,
sindi sendirian paak! Bapak dan mas marah-marah kaya gitu karna ga tau
kan gimana yang sindi rasain…
Klien
Lohhh.. bapak dan ibu toh sibuk bekerja juga untuk kamu naak. Susah
payah bapak dan ibu mencari nafkah di Jakarta. Untuk apaa? Kalo tidak
untuk kalian?
Kan ada mas mu tiap sabtu dan minggu selalu pulang ke rumah, jengukin
kamu..
Bapak
Sindi ngrasa kesepian pak. Tiap hari di rumah sendirian. Sindi kangen
suasana kita kaya yang dulu. Sindi kangen kita bisa ngobrol bareng, ketwa
Klien bareng. Tapi apa sekarang? Kalian sibuk dengan urusan masing-masing…!
Jadi karna itu kamu bolos sekolah?
Sin,, mas pikir selama ini kamu baik-baik aja. Selagi mas di rumah toh
kamu juga ga cerita apa-apa.
Bapak dan ibu itu kerja di Jakarta sana itu buat kita sin. Buat kita sekolah.
Coba kalau saja mereka tidak bekerja, mana bisa kamu pake gadget baru,
motor baru…
Okee.. mas disini mintaa maaf, mungkin selama ini mas kurang kasih
perhatian ke kamu. Tolong, sekarang kamu ceritakan sejelas-jelasnya biar
semua tuntas, dan kita bisa akur-akur lagi..
kakak
Maass,, paakk..
Jadi memang benar, kalau sindi itu jarang masuk sekolah. Sindi selama ini
merasa kesepian.
Dan cuma ada satu orang yang bener-bener peduli sama sindi yaitu Riyan.
Dia yg selama ini hibur dan nemenin sindi..
Klien
Jadi si Riyan yang bikin kamu kaya gini! Dia yang ajak kamu jadi suka
Bapak bolos sekolah! Sindiiii… bapak mau dengar sejelas-jelasnya…
Klien Ini semua bukan salah Riyan Paak..
kakak Kalau ini bukan gara-gara dia, trus kenapa kamu sampe bolos sekolah?
Mmmhh
Jadi sebeenernya sindi sering pulang larut malam, sindi pergi sama riyan.
Dan paginya sindi bangun kesiangan,,
Klien
Bapak Anak macam apa kamu ini!
Mau jadi apa kamu!
Bapak dan Ibu tidak pernah mendidik kamu seperti ini.. kenapa kamu jadi
begini naakk
Lagian sindi perginya juga ga macem-macem ko. Ga usah lebay deh mas!
Klien
Mas coba tenang dulu yaa, biarkan sindi bercerita. Kita dengarkan dulu
yaa… kalau terus menerus emosi bagaimana masalah ini menemukan jalan
Konselor keluarnya,,,
bapak Lalu, kamu ini kemana sindi?
Jadi sindi tuh pergi sama Riyan pak. Dari tadi kan udah sindi bilangin. Iihh
gimana sih!
Lagian sindi juga biasa aja ko. Yaa kadang sindi diajak ketemu kumpul-
kumpul sama temen-temennya Riyan. Lagian seru juga ko. Disitu sindi ga
ngrasa kesepian lagi. Mereka bisa ngertiin sindi. Ga kaya di rumah sepi, ga
ada orang. Ehh sekalinya kumpul malah nuduh ga ga! Ampuun dehh…
Klien
Mas tuh bukannya nuduh. Mas juga berusaha peduliin kamu. Kamu itu
Kakak adik mas. Mas ga mau sindi kenapa-kenapa..
Klien Yaaelaah.. dari kemarin kemana ajaa..
Jadi ini beneran kamu cuma ngobrol-ngobrol aja. Kalau sekedar ngobrol
Bapak kenapa sampe larut malam?
Yaa kalo ga ngobrol paling pergi nonton balapan. Kenapa?? Kalian pasti
mikir yang ga ga kan!
sindi begini juga karna bapak, ibu dan mas ga ada yang peduliin sindi.
Klien
Bapak Baik. Bapak sekarang paham. Selama ini bapak dan ibu sudah
meninggalkan sindi di rumah. Bapak dan ibu minta maaf naak, bapak dan
ibu kerja di Jakarta, cari uang disana semata-mata buat anak-anak, buat
kalian.
Buat bahagiain sindi. Bapak ga mau sindi kaya begini lagi..
(menatap sindi)
Mas juga minta maaf, selama ini belum bisa ngertiin sindi. Mas sibuk
dengan urusan ma. Tapi sebenarnya, mas sayang sama kamu sin, kita
semua sayang sindi. Mas janji akan berusaha jadi kakak yang lebih baik
lagi, dan pastinya Ibu dan Bapak juga akan introspeksi dan berusaha
kakak menjadi lebih baik lagi
Nah,, sindi sudah mendengarkannya kan? Bahwa keluarga sindi semua
menyayangi sindi. Mereka sudah meminta maaf dan berusaha untuk
Konselor memperbaiki semua. Bagaimana dengan sindi?
Mhhhmm sindi juga mintaa maaf pak. Sindi udah begini. Sindi udah
Klien ngecewain semua.
Baiklah. Sekarang coba utarakan apa yang menjadi kemauan dan
konselor keinginan sindi?
Mmhh sindi sadar kalau selama ini sindi udah egois. Sindi hanya mikirin
apa yang sindi mau.
Sindi pengen kita bisa kaya dulu lagi, kita bisa kumpul di rumah, sindi ga
mau sendirian, sindi pengen ada yang selalu nanyain sindi mau kemana
mau ngapain. Intinya sindi gaa mau kesepian paak..
Klien
sindi sudah mengutarakan apa yang menjadi kemauannya. Monggo
Konselor silahkan pak bagaimana menurut bapak?
Yasudah kalo memang itu semua kemauan sindi, nanti bapak dan Ibu akan
buka usaha disini saja. Bapak akan bekerja disini supaya kita bisa kumpul
sama-sama lagi. Tapi sindi harus janji yaa, jangan mengulangi perbuatan
Bapak seperti ini lagi.
Konselor Kalau menurut mas bagaimana?
Yaa saya setuju dengan apa yang bapak katakan. Disini saya sebagai
kakak sekali lagi minta maaf karna belum bisa menjadi kakak yang baik
buat sindi. Dan untk kedepannya saya akan berusaha untuk membagi
kakak waktu antara kuliah dan quality time bersama keluarga.
Sekarang kita sudah menemukan jalan keluarnya, bagaimana dengan
konselor Sindi, apa ada yang ingin disampaikan lagi?
Mhhh ga ada bu. Sindi lega deh, akhirnya sindi ga akan sendirian lagi.
klien Makasih yaa paaak, maas..
Sama sama nak. Tapi janji yaa perbuatan ini jangan diulangi lagi. Anak
bapak perempuan ga boleh keluyuran sampe larut malam
Siap pak, sindi janji ga akan mengulanginya lagi. Kan nanti sindi ga
sendirian lagi. Hehe
Dan sama riyan, sindi sekarang memutuskan untuk berteman saja dengan
riyan. Ga lebih dr teman, sindi akan fokus sama sekolah sindi
klien
Bagus sekali. Itu keputusan yang sangat baik. Nah mulai sekarang, sindi
ga boleh absen-absen lagi yaa. Harus semangat sekolahnya,,
Bagaimana semua, sudah lega yaa?
konselor
Saya cukup berterimakasih kepada ibu yang sudah membantu kami dalam
bapak mencarikan jalan keluar akan masalah dari keluarga saya,,
Sama-sama paak,, ini sudah menjadi tanggung jawab saya.
konselor Alhamdulillaah..
bapak Saya sadar, materi bukanlah segalanya dan bukan jaminan bahagia.
Kalau boleh saya menambahkan, jadi akan lebih baik jika masing-masing
anggota keluarga saling memahami peranannya. Jadi, baik kebutuan
konselor biologis maupun psikologis semua bisa terpenuhi dengan baik.
Baik bu. Saya dan istri akan berusaha menjadi orangtua yang lebih baik
bapak lagi
konselor Baiklah, karena ini sudah menemukan titik terangnya dan sudah tidak ada
yang ingin disampaikan lagi. Saya rasa, kita cukupkan pertemuan kita kali
ini, saya minta maaf kepada semuanya apabila ada tutur kata dan kelakuan
saya yang kurang berkenan di hati. Dan untuk sindi, kalau ingin ada yang
disampaikan bisa ceritakan ke ibu yaa, nda perlu malu sama ibu..
klien Iya bu,
Sekali lagi, kami berterimakasih yaa buu..
Baik, kami mohon permisi dulu. (berjabat tangan)
bapak
konselor Sama-sama paak…
semua Assalamualaikum wr. Wb (keluar ruangan)
konselor Walaikumsalam wr.wb (mengantar ke depan pintu)
5. Mengajarkan teknik modifikasi perilaku pada keluarga yang terlalu otoritarian atau
terlalu membiarkan dalam interaksi mereka.
Kesalahan-kesalahan dalam konseling keluarga semacam di atas sepatutnya dihindari
untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Konselor tentunya diharapkan melakukan
evaluasi secara terus-menerus terhadap apa yang dilakukan dan bagaiman hasil yang
dicapai dari usahanya.
DAFTAR PUSTAKA
http://konselingindonesia.com/index.php?
option=com_content&task=view&id=95&Itemid=104