Tugas 2 TLM Taskiratul Aulia 1711123007 PDF
Tugas 2 TLM Taskiratul Aulia 1711123007 PDF
NoBP: 1711123007
Mata Kuliah : Teknologi Lemak Minyak
Tugas 2
Prosedur yang digunakan yaitu sejumlah x gram minyak dimasukkan dalam labu,
lalu ditambahkan alkohol 96% dan beberapa tetes larutan PP, menetralkan asam bebas
dengan larutan basa (KOH, NaOH) 0,1 N. kemudian menambahkan beberapa ml basa 0.5
N lalu merefluks pada kondesor tegak. Setelah mendidih menetesi indikator PP sampai
warna merah lalu mendinginkan sebentar lalu menitrasi dengan HCL 0,5 N sampai warna
merah menghilang. Untuk menentukan jumlah basa yang digunakan, perlu dibuat blanko
yang diperlakukan sama dengan cara diatas tanpa menggunakan minyak. Selisih jumlah
basa yang digunakan blanko dan sampel adalah jumlah ml basa yang dibutuhkan untuk
pembentukkan ester.
Perhitungan
7) Bilangan Penyabunan
Bilangan Penyabunan adalah banyaknya alkali yang dibutuhkan untuk
menyabunkan sejumlah contoh minyak. Bilangan penyabunan dinyatakan dalam jumlah
milligram kalium hidroksida yang dibutuhkan buat untuk menyabunkan 1 gram minyak.
Besarnya bilangan penyabunan ini bergantung sama berat molekul minyak. Minyak
dengan bobot molekul rendah akan mempunyai bilangan penyabunan yang lebih tinggi
daripada minyak yang bobot molekulnya tinggi.
Menurut Ketaren (1986) tinggi rendahnya bilangan penyabunan dipengaruhi oleh berat
molekul minyak. Minyak yang disusun oleh asam lemak berantai pendek berarti memiliki
berat molekul rendah maka akan mempunyai bilangan penyabunan yang relatif tinggi dan
sebaliknya minyak dengan berat molekul besar akan mempunyai bilangan penyabunan
yang relatif kecil. Berarti besar kecilnya bilangan penyabunan ditentukan oleh berat
molekul asam lemak penyusunnya. Selain itu hal yang menyebabkan berbedanya bilangan
penyabunan adalah dari faktor budidaya, yaitu tempat tumbuh, iklim, waktu panen, musim,
faktor lainnya genetik dan proses ekstraksi minyak (pengepresan) (Nugrahani 2008).
8)Bilangan Iodium
Bilangan Iod adalah sifat kimia minyak yang dipake untuk mengetahui banyaknya
ikatan rangkap atau ikatan tidak jenuh dalam minyak. Asam lemak tidak jenuh dalam
minyak atau lemak mampu menyerap sejumlah iod dan ngebentuk ikatan jenuh. Besarnya
jumlah iod yang diserap oleh minyak inilah yang menunjukan banyaknya ikatan rangkap.
Bilangan iod dinyatakan dalam jumlah gram iod yang diserap 100 gram minyak atau
lemak. Penentuan bilangan iod ini bisa dilakukan dengan cara Hanus, cara Kaufmann dan
Von Hubl, dan cara Wijs.
Semakin tinggi bilangan iod maka terjadi penuruan stabilitas oksidasi yangberakibat pada
rendahnya kualitas produk (biodiesel). Bilangan Iod memiliki korelasi dengan viskositas
kinematik dan bilangan setana. Penurunan nilai dari dua parameter ini menyebabkan
meningkatnya ketidakjenuhan minyak (Mittelbach dan Remschmidt 2006).
9)Bilangan Peroksida
Bilangan peroksida adalah indeks jumlah lemak atau minyak yang telah mengalami
oksidasi Angka peroksida sangat penting untuk identifikasi tingkat oksidasi minyak.
Minyak yang mengandung asam- asam lemak tidak jenuh dapat teroksidasi oleh oksigen
yang menghasilkan suatu senyawa peroksida. Cara yang sering digunakan untuk
menentukan angka peroksida adalah dengan metoda titrasi iodometri. Penentuan besarnya
angka peroksida dilakukan dengan titrasi iodometri.
Bilangan Peroksia merupakan indikator terpenting dalam menentukan kualitas
suatu bahan minyak. Asam lemak tidak jenuh dalam minyak bisa mengikat oksigen pada
ikatan rangkapnya dan membentuk peroksida. Keberadaan senyawa peeroksida ini akan
menurunkan kualitas bahan minyak.
Bilangan asetil dinyatakan sebagai jumlah miligram KOH yang dibutuhkan untuk
menetralkan asam asetat yang diperoleh dari penyabunan 1 gram minyak, lemak atau lilin
yang telah diasetilasi. Bilangan hidroksi adalah jumlah asam asetat yang dipergunakan
untuk mengesterkan 1 gram minyak atau lemak yang ekuivalen dengan jumlah miligram
KOH.