Anda di halaman 1dari 24

RESUME

SISTEM INFORMASI KESEHATAN

OLEH : TATI ERVINA

NIM : PO.71.24.1.1.900.93

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI


JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDY
D-IV ALIH JENJANG
T.A 2020/2021
1.DOMAIN SISTEM INFORMASI KESEHATAN

A. Sistem Informasi Manajemen Dokumen


Menurut Hanif Al Fatta (2008, h.12) “Sistem informasi manajemen (SIM) adalah
sebuah sistem informasi pada level manajemen yang berfungsi untuk membantu
perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan dengan menyediakan resume rutin
dan laporanlaporan tertentu”
Sistem informasi manajemen dokumen atau bisa juga di sebut E-Office
Document (Dokumen Elektronik Kantor), atau bisa juga ditingkatkan menjadi sistem
informasi manajemen arsip yang terintegrasi dengan rak penyimpanan kearsipan. Bisa
menjadi solusi terbaik membangun informasi dan manajemen dokumen dari permasalahan
yang timbul karena menumpuknya dokumen. Inovasi dokumen elektronik merupakan
solusi terbaik di jaman aplikasi internet terutama berbasis web. Dokumen kertas di ubah
menjadi dokumen elektronik untuk kemudian dikirimkan ke folder yang sesuai dengan
perihal surat maupun nomor surat atau yang diinginkan dari surat tersebut.

Tujuan penerapan sistem menajemen dokumen elektronik ini diharapkan dapat :


 Terciptanya pengelolaan dokumen yang lebih baik,
 Adanya penyimpanan salinan fisik file dokumen ke dalam media elektronik,
 Menjaga keamanan dari informasi yang terkandung dalam dokumen dari bahaya
yang tidak diinginkan, seperti: kebakaran, banjir, kehilangan dokumen, dll.
 Sebagai sarana untuk mempercepat proses pencarian dokumen yang dilakukan
secara elektronik,
 Mempercepat penemuan fisik dokumen dengan menentukan/memasukkan formasi
lokasi penyimpanan dokumen (dapat dikembangkan dengan menggunakan barcode,
 Dokumen fisik akan terjaga kelestariannya karena penggunaannya semakin jarang 
digunakan,
 Sistem selanjutnya dapat dikembangkan dengan pemanfatan dan pengelolaan
dokumen dengan akses melalui internet.
Karakteristik sistem manajemen dokumen elektronik adalah sebagai berikut :
1. Capture merupakan hal penting bagi catatan dan dokumen elektronik untuk 
pengarsipan, retrieval dan disrtibusi sebagai solusi dokumen menajemen. Dokumen
imaging dan platform management menyediakan dasar scanning, batch proses dan
import dokumen elektronik. Kemajuan yang utama dalam teknologi scan membuat
dokumen dikonversi secara cepat, murah dan gampang. Proses scan  yang baik akan
meletakkan kertas menjadi file komputer dengan mudah.
2. Storage, sistem penyimpanan dokumen yang dapat dilakukan dalam jangka waktu
panjang dan relatif aman serta penyimpanan dokumen yang mengakomodasi perubahan
dokumen, volume yang bertambah dan mempercepat  teknologi.
3. Index. Sistem index yang menciptakan suatu sistem pengarsipan secara
terorganisisr yang dapat ditampilkan kembali secara efisien dan mudah. Suatu sistem
index yang baik akan membuat prosedur yang berjalan dan lebih efektif.
4. Retrieval. Sistem perolehan kembali menggunakan informasi dokumen yang
mencakup teks, index dan gambar ke dalam sistem. Suatu sistem perolehan kembali
yang baik akan membuat pencarian dokumen dengan sepat dan mudah.
5. Access. Suatu sistem akses yang baik akan membuat hak akses secara personal
apakah berada di kantor atau dapat melalui internet secara flesibilitas untuk 
mengendalikan akses sistem.
6. Proses. Kerja sistem manajemen dokumen elektronik ini nanti ya dilakukan Sendiri
oleh pihak yang terkait
keuntungan dari sistem manajemen dokumen elektronik adalah sebagai berikut :
1. Mempunyai tingkat kecepatan pencarian dokumen yang tinggi.
2. Tingkat ketepatan yang tinggi, karena menggunakan sistem indeks, pencatatan
tempat penyimpanan secara fisik dan mempunyai dokumen bayangan dalam bentuk
CD-ROM.
3. Mendukung pengelolaan dokumen. Dokumen elektronik dapat juga mengelola
dokumen dalam bentuk audio, video, maupun berbagai jenis gambar seperti  Photo, 
poster, peta, dll.
4. Tingkat keamanan yang tinggi. Sistem ini terproteksi dengan adanya password, dan
mempunyai salinan data (backup) yang disimpan dalam lokasi atau media berbeda.
5. Dapat membantu agar penyimpanan dokumen disimpan dalam media CD-R, DVD,
serta media lainnya. Sangat baik untuk mengatur dokumen dalam jumlah besar dan
dapat memudahkan untuk malakukan indeks, penyimpanan, pencarian, penampilan di
layar, mencetak dan mengirimkan melalui email.

B. Sistem Informasi Rekam Medis Elektronik


Rekam medik adalah himpunan seluruh data, keterangan baik yang tertulis maupun
terekam yang diperoleh serta diciptakan sepanjang kontak pasien dengan sistem pelayanan
kesehatan, tentang identitas, anamnesa, penentuan fisik, laboratorium, diagnosa segala
pelayanan dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien.
Rekam medik kesehatan elektronik adalah kegiatan komputerisasi isi rekam
kesehatan dan proses elektronisasi yang berhubungan dengannya. Elektronisasi ini
menghasilkan sistem yang secara khusus dirancang untuk mendukung pengguna dengan
berbagai kemudahan fasilitas bagi kelengkapan dan keakuratan data, memberi tanda
waspada, sebagai peringatan, tanda sistem pendukung keputusan klinik dan
menghubungkan data dengan pengetahuan medis serta alat bantu lainnya.
Manfaat teknologi informasi dalam rekam kesehatan elektronik yang paling tinggi adalah
1. Mengurangi medical error, yakni dengan melakukan pengaturan rekam medis pada
suatusistem aplikasi manajemen rekam medis. Dengan adanya sistem aplikasi
manajemen rekam medis, maka medical error dalam pengambilan keputusan oleh
tenaga kesehatan dapat dikurangi karena setiap pengambilan keputusan akan
berdasarkan rekam medis pasien yang telah ada.
2. Meningkatkan keamanan pasien (patient safety).
Karakteristik rekam medis elektronik, yaitu :
1. Akses simultan dari berbagai tempat
2. Tampilan data dapat dilihat dari berbagai pendekatan
3. Data entry lebih terstruktur
4. Sistem pendukung keputusan
5. Mempermudah analisis data
6. Mendukung pertukaran data secara elektronik dan pemanfaatan data secara
bersama-sama (data sharing)
7. Dapat bersifat multimedia

C. Sistem Informasi Gografis (Sig)


Geografi gabungan dari dua kata Geo berarti bumi dan Graphy berarti penulisan,
sehingga berarti penulisan tentang bumi, walaupun terdapat definisi mengenai geografi,
pada intinya mencakup studi mengenai permukaan bumi terutama keragaman areanya dan
hubungan spasialnya sebagai tempat tinggal manusia. Pengertian geografi mencakup
hubungan manusia dengan tempat mereka berpijak dan menguasai sumber daya untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya yaitu lahan.
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem informasi berbasis komputer yang
dirancang untuk digunakan sebagai tempat penyimpanan, memproses, manipulasi, serta
menyajikan data yang bergeoreferensi serta memiliki sistem database tersendiri yang
disimpan dalam suatu basis data dan berhubungan dengan keadaan nyata (real world).
Pada kesehatan masyarakat sistem informasi geografis dapat digunakan untuk
menggambarkan besar masalah kesehatan dan identifikasi determinan kesehatan yang
spesifik sebagai masukan proses pengambilan keputusan, surveilans, intervensi kesehatan
dan strategi pencegahan penyakit serta untuk analisis epidemiologi dan manajemen
kesehatan masyarakat
Pada dasarnya pada SIG terdapat lima (5) proses yaitu:
 Input data
Sebelum data geografi digunakan dalam SIG, data tersebut harus dikonversi kedalam
format digital. Proses tersebut dinamakan digitasi. Proses digitasi memerlukan sebuah
hardware tambahan yaitu sebuah digitizer lengkap dengan mejanya. Digitasi
memerlukan software tertentu seperti ARC/INFO  Autocad, MAPINFO atau software
lain. Untuk proses konversi data dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi
scanning.
 Transformasi data
Tipe data yang digunakan dalam SIG mungkin perlu ditransformasi atau dimanipulasi
dengan beberapa cara agar sesuai dengan sistem. Misalnya terdapat perbedaan dalam
skala, sehingga sebelum dimasukkan dan diintegrasikan harus ditransformasikan
kedalam skala yagn diinginkan.
 Editing
Tahapan ini merupakan tahapan koreksi dari proses digitasi. Koreksi tersebut dapat
berupa penambahan atau pengurangan arc atau feature dengan mengedit arc yang
berlebihan overshoot atau menambahkan arc yang kurang undershoot. Editing juga
dapat dilakukan untuk menambahkan arc secara manual seperti membuat polygon, line
maupun point.
 Manajemen data
Setelah input data, proses selanjutnya adalah pengelolaan data data deskriptif meliputi
pemberian tulisan pada coverage, labelling atau pemberian informasi pada peta
bersangkutan, dan attributing yaitu tahapa dimana setiap label ID hasil proses labelling
diberi tambahan atribut yagn dapat memberikan sejumlah informasi tentang poligon
atau arc yang diwakilinya.
 Query dan analisis
Query pada SIG merupakan proses analisis tetapi dilakukan secara proses tabuler.
Secara fundamental Analisis  pada SIG menggunakan analisis spasial.
 Visualisasi
Visualisasi bisa dalam bentuk peta, grafik ataupun table

Komponen Pendukung SIG


 Perangkat keras
Perangkat keras adalah perangkat-perangkat fisik yang merupakan bagian dari sistem
komputer yang mendukung analisis geografi dan pemetaan. Perangkat keras SIG
mempunyai kemampuan untuk menyajikan citra dengan resolusi dan kecepatan yang
tinggi serta mendukung operasioperasi basis data dengan volume data yang besar
secara cepat
 Perangkat lunak
Perangkat lunak digunakan untuk melakukan proses menyimpan, menganalisa,
memvisualkan data-data baik data spasial maupun non-spasial. Perangkat lunak yang
tersusun secara modular dimana basis data memegang peranan kunci
 Data dan informasi geografi
SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data serta informasi yang diperlukan baik
secara tidak langsung dengan cara meng-importnya dari perangkat perangkat lunak
SIG yang lain maupun secara langsung dengan cara mendijitasi data spasialnya dari
peta dan memasukkan data atributnya dari tabel-tabel dan laporan.

 Pengguna / Manusia
Manusia merupakan inti elemen dari SIG karena manusia adalah perencana dan
pengguna dari SIG. Pengguna SIG mempunyai tingkatan seperti pada sistem informasi
lainnya, dari tingkat spesialis teknis yang mendesain dan mengelola sistem, sampai
pada pengguna yang menggunakan SIG untuk membantu pekerjaannya sehari-hari.
 Metode
Metode yang digunakan dalam SIG akan berbeda untuk setiap permasalahan. SIG yang
baik tergantung pada aspek desain dan aspek realnya

Fungsi-Fungsi SIG
 Akuisisi data dan proses awal meliputi: digitasi, editing, pembangunan topologi,
konversi format data, pemberian atribut dll.
 Pengelolaan database meliputi : pengarsipan data, permodelan bertingkat,
pemodelan jaringan pencarian atribut dll.
 Pengukuran keruangan dan analisis meliputi : operasi pengukuran, analisis daerah
penyanggga, overlay, dll.
 Penayangan grafis dan visualisasai meliputi : transformasi skala, generalisasi, peta
topografi, peta statistic, tampilan perspektif.

Aplikasi dan Pemanfaatan SIG


 SIG merupakan representasi dari dunia nyata di atas monitor komputer
sebagaimana lembaran peta dapat merepresentasikan dunia nyata di atas kertas.
 Sistem Informasi Geografis dapat dimanfaatkan untuk mempermudah dalam
mendapatkan data-data yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi
atau obyek.

Manfaat
 Sebagai alat analisis komunikasi dan integrasi antar disiplin ilmu terutama yang
memerlukan informasi-informasi geosciences.
 Memecahkan masalah seputar akurasi representasi, akurasi prediksi dan keputusan
yang diambil berdasarkan representasi, minimalisasi volume data yang digunakan,
maksimalisasi kecepatan komputasi, kesesuaian dengan para pengguna, perangkat
lunak, dan proyek-proyek yang lain mengenai bumi.

Kegunaan SIG dalam Kesehatan Masyarakat


Menurut WHO, Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam kesehatan masyarakat dapat
digunakan antara lain :
1. Menentukan Distribusi Geografis Penyakit.
2. Analisis trend Spasial dan Temporal
3. Pemetaan Populasis Berisiko
4. Stratifikasi Faktor risiko
5. Penilaian Distribusi Sumberdaya.
6. Perencanaan dan Penentuan Intervensi.
7. Monitoring Penyakit

2. KONSEP-KONSEP PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN


ANALISIS DAN PERENCANAAN SISTEM

Sistem informasi kesehatan harus dibangun untuk mengatasi kekurangan maupun


ketidakkompakan antar badan kesehatan. Dalam melakukan pengembangan sistem
informasi secara umum, ada beberapa konsep dasar yang harus dipahami oleh para
pengembang atau pembuat rancang bangun sistem informasi (designer).
1.      Analisis sistem
Analisis system bertugas untuk menganalisis system informasi yang telah ad,
mengembangkannya dan menyusun system baru pada sub system yang bermasalh
dengan bantuan computer.
Analisis system adalah orang yang bertanggung jawab untuk mempelajari
informasi yang berhubungan dengan masalah-masalah yang timbul dan mampu
memberi jalan keluar sesuai dengan masalah yang dihadapi.

2. Rancanagn system
3. Implementasi sistem
Implementasi Sistem Informasi Kesehatan (SIK) di Era Desentralisasi
SIK adalah suatu sistem pengelolaan data dan informasi kesehatan disemua
tingkat pemerintahan secara sistematis dan terintegrasi untuk mendukung manajemen
kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Perturan
perundang undangan
4.    Pemeliharaan sistem
Pemeliharaan sebuah sistem teknologi informasi dapat dikatakan sebagian besar
bergantung pada ketersediaan sumber daya manusia di bidang IT yang memiliki
kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan dan kompleksitas sistim yang dimiliki
5.      Peningkatan sistem
Dalam tahun 2010, Pusat Data dan Informasi giat menyusun Roadmap untuk
penguatan/peningkatan SIK nasional. Inisiatiinisiatif yang diidentifikasikan di dalam
Roadmap 5 tahun ini adalah khusus untuk menangani tiga permasalahan besar SIK di
atas. Informasi lengkap mengenai inisiatif yang disusun di dalam Roadmap ini bisa
dilihat bila Roadmap ini diterbitkan.

3. STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN

A. Integrasi Sistem Informasi Kesehatan Yang Ada


Pengertian terintegrasi tidak bermaksud mematikan/ menyatukan semua sistem
informasi yang ada. Sistem-sistem informasi yang lebih efisien bila digabungkan akan
disatukan. Sistem-sistem informasi lainnya, pengintegrasian lebih berupa
pengembangan: pembagian tugas, tanggung jawab dan otoritas-otoritas dan
mekanisme saling hubung.

B. Penyelenggaraan Pengumpulan Dan Pemanfaatan Bersama (Sharing) Data Dan


Informasi Terintegrasi
Pertimbangan akan perlunya mengkoordinasikan lima jenis pengumpulan
data yang masing-masing memiliki kekhasan dan kepentingan yang sangat
signifikan, yaitu:
1. Surveilans, yang meliputi surveilans penyakit, gizi, kesehatan lingkungan dan
pemantauan ketersediaan obat
2. Pencatatan dan pelaporan data rutin dari UPT kabupaten / kota ke Dinas
Kesehatan Kabupaten / Kota, dari UPT provinsi dan Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota ke Dinas Kesehatan Provinsi ke Departemen Kesehatan
(kegiatan-kegiatan ini memerlukan suatu sistem pencatatan dan pelaporan yang
terintegrasi dan terkoordinasi.
3. Pencatatan dan pelaporan program-program kesehatan khusus yang ada, seperti
program pemberantasan malaria
4. Pencatatan dan pelaporan sumber daya dan administrasi kesehatan yang sudah
berjalan seperti ketenaga kesehatan ( Sinakes, Sidiklat, dan lain-lain )
5. Survei dan penelitian untuk melengkapi data dan informasi dari pengumpulan
data rutin, yang meliputi baik yang berskala nasional ( seperti Survei Kesehatan
Nasional ), maupun yang berskala provinsi dan Kabupaten / Kota ( SI IPTEK
Kesehatan / Jaringan Litbang Kesehatan )

C. Fasilitasi pengembangan sistem informasi kesehatan daerah


Sistem Informasi Kesehatan Daerah mencakup SIK yang dikembangkan di unit-
unit pelayanan kesehatan (khususnya puskesmas dan rumah sakit), SIK kabupaten / kota,
dan SIK provinsi. Sistem Informasi Kesehatan ( SIK ) di Puskesmas memiliki
tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan:
1. Mencatat dan mengumpulkan data baik kegiatan dalam gedung maupun luar
gedung.
2. Mengolah data.
3. Membuat laporan berkala ke Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota.
4. Memelihara bank data.
5. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen pasien .dan
manajemen unit puskesmas.
6. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya

4. PROSES DASAR DAN RUANG LINGKUP SISTEM INFORMASI KESEHATAN


(SIK)

A.  Proses Dasar Penggarapan SIK


Penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan dilakukan oleh berbagai
program, baik di lingkungan Kementerian Kesehatan maupun diluar sektor
kesehatan. Dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan tahun 2010-
2014, terdapat target strategis untuk meningkatkan pengembangan Sistem
Informasi Kesehatan
ALUR SIKNAS

Gambar 1. Model Sistem Informasi Kesehatan Nasional

Sumber Data Manual


Merupakan kegiatan pengumpulan data dari sumber data yang masih
dilakukan secara manual atau secara komputerisasi offline
Sumber Data Komputerisasi
Pada sumber data komputerisasi pengumpulan data dari sumber data yang
sudah dilakukan secara komputerisasi online.
Sisitem Informasi Dinas Kesehatan
Merupakan sistem informasi kesehatan yang dikelola oleh dinas kesehatan
baik kabupaten/kota dan provinsi. Laporan yang masuk ke dinas kesehatan
kabupaten/kota dari semua fasilitas kesehatan (kecuali milik Pemerintah Provinsi
dan Pemerintah Pusat) dapat berupa laporan softcopy dan
laporan hardcopy. Laporan hardcopy  dientri ke dalam aplikasi SIKDA generik.
Laporan softcopy diimpor ke dalam aplikasi SIKDA Generik, selanjutnya semua
bentuk laporan diunggah ke Bank Data Kesehatan Nasional. Dinas kesehatan
provinsi melakukan hal yang sama dengan dinas kesehatan kabupaten/kota untuk
laporan dari fasilitas kesehatan milik provinsi.
Sistem Informsi Pemangku Kepentingan
Sistem informasi yang dikelola oleh pemangku kepentingan terkait
kesehatan. Mekanisme pertukaran data terkait kesehatan dengan pemangku
kepentingan di semua tingkatan dilakukan dengan mekanisme yang disepakati.
Bank Data Kesehatan Nasional
Bank Data Kesehatan Nasional selanjutnya akan mencakup semua data
kesehatan dari sumber data (fasilitas kesehatan), oleh karena itu unit-unit program
tidak perlu lagi melakukan pengumpulan data langsung ke sumber data.
Pengguna Data oleh Kementrian Kesehatan
Data kesehatan yang sudah diterima di Bank Data Kesehatan Nasional dapat
dimanfaatkan oleh semua unit-unit program di Kementerian Kesehatan dan UPT-
nya serta dinas kesehatan dan UPTP/D-nya.
Pengguna Data
Semua pemangku kepentingan yang tidak/belum memiliki sistem informasi
sendiri serta masyarakat yang membutuhkan informasi kesehatan dapat mengakses
informasi yang diperlukan dari Bank Data Kesehatan Nasional
melalui website Kementerian Kesehatan.
Ruang Lingkup Penggarapan SIK
Ruang lingkup aplikasi sistem informasi kesehatan, mencakup pengelolaan
informasi dalam lingkup manajemen pasien (front office management). 

5. PENGELOMPOKAN DATA DASAR MENURUT BLUM

A. Data Status Kesehatan Masyarakat

1) Data sakit
2) Data sehat
3) Data status kesehatan lain: BB,TB

B. Data Dasar Kependudukan

1) Data Jumlah Penduduk


2) Data Perkawinan
3) Data kelahiran
4) Data Keluarga
5) Data Kesehatan
6) Data Penduduk dengan kondisi tertentu

C. Pelayanan Kesehatan (Statistik Pelayanan Kesehatan)


Manajemen Pelayanan Masyarakat adalah suatu proses atau kemampuan dalam
mengelola jasa pelayanan yang dibutuhkan masyarakat mulai saat permintaan sampai
jasa pelayanan itu diserahkan, digunkan. Pengelolaan jasa pelayanan yang cepat, tepat
dan bermutu, karakteristiknya sesuai dengan yang dijanjikan atau diharapkan masyarakat
(konsumen), itulah suatu manajemen atau pengelolaan pelayanan prima atau
memuaskan.
Dalam pengelolaan pelayanan kesehatan di masyarakat agar dapat memuaskan ada 4
tahap aktifitas utamayang harus dilakukan secara berurutan dan terpadu, yakni :
Merencanakan jasa pelayanan yang dibutuhkan,
(2) Memproses atau mengolah jasa pelayanan,
(3) Menyerahkan jasa,
(4) Menanggapi kebutuhan
1. Merencanakan jasa pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat
a. Identifikasi Kebutuhan
b. Memahami kebutuhan pelanggan
Dalam memahami kebutuhan pelanggan yang sesuai dengan ekspektasi mereka ,
ada 2 pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu: komunikasi (3 cara) dan benchmarking (1
cara). Dengan demikian, ada 4 cara memahami kebutuhan
pelanggan/konsumen/masyarakat, yaitu;
1. Reaktif
2. Aktif
3. Proaktif
4. Benchmarking

6. PENGELOMPOKAN DATA DASAR MENURUT BLUM

A. Gambaran Sistem Kesehatan Nasional


Sistem kesehatan menurut WHO adalah sebuah proses kumpulan berbagai faktor
kompleks yang berhubungan dalam suatu negara, yang diperlukan untuk memenuhi
tuntutan dan kebutuhan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Dalam sebuah sistem harus terdapat unsur-unsur input, proses, output, feedback,
impact dan lingkungan. Sistem kesehatan yang telah di sahkan sesuai SK Menkes bahwa
tujuan yang pasti adalah meningkatkan derajat yang optimal dalam bidang kesehatan dan
kesejahteraan yang sesuai dengan Pembukaan UUD 1945.
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu
derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam kerangka
mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar
1945.
Sistem Kesehatan Nasional disusun dengan memperhatikan pendekatan revitalisasi
pelayanan kesehatan dasar yang meliputi:
1.    Cakupan pelayanan kesehatan yang adil dan merata;
2.    Pemberian pelayanan kesehatan yang berpihak kepada rakyat;
3.    Kebijakan pembangunan kesehatan;
4.    Kepemimpinan. SKN juga disusun dengan memperhatikan inovasi/terobosan dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan secara luas, termasuk penguatan sistem
rujukan

Tujuan SKN
Tujuan Sistem Kesehatan Nasional adalah terselenggaranya pembangunan
kesehatan oleh semua potensi bangsa, baik masyarakat, swasta, maupun pemerintah secara
sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, hingga terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya.
Sistem Kesehatan Nasional akan berfungsi baik untuk mencapai tujuannya apabila
terjadi Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, dan Sinergisme (KISS), baik antar pelaku
maupun antar subsistem SKN. Dengan tatanan ini, maka sistem atau seluruh sektor terkait,
seperti pembangunan prasarana, keuangan dan pendidikan perlu berperan bersama dengan
sektor kesehatan untuk mencapai tujuan nasional.

Prinsip Dasar SKN


Prinsip dasar adalah norma, nilai, dan aturan pokok yang bermakna dari falsafah
dan budaya Bangsa Indonesia, yang dipergunakan sebagai acuan berfikir dan bertindak.
Terdapat 7 (tujuh) Prinsip Dasar SKN, dengan penekanan pada masing-masing
uraian sebagai berikut:
1.    Perikemanusiaan;
Terabaikannya pemenuhan kebutuhan kesehatan adalah bertentangan dengan prinsip
kemanusiaan.
2.    Hak Azasi Manusia;
Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang adalah hak
azasi manusia, tanpa membedakan antara golongan, suku, agama, dan status sosial
ekonomi.
3.    Adil dan merata;
Pelayanan kesehatan harus merata, bermutu, dan terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat secara ekonomi dan geografi.
4.    Pemberdayaan dan kemandirian masyarakat;
Kesehatan merupakan tanggung jawab bersama, baik pemerintah maupun masyarakat
dan perorangan (individu).
5.    Kemitraan;
Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan menggalang kemitran yang dinamis
dan harmonis antara pemerintah dan masyarakat termasuk swasta.
6.    Pengutamaan dan manfaat;
Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan lebih mengutamakan kepentingan
umum daripada kepentingan golongan dan perorangan. Pemanfaatan iptek dalam
pembangunan kesehatan.
7.    Tata kepemerintahan yang baik;
Pembangunan kesehatan diselenggarakan secara demokratis, berkepastian hukum,
terbuka, rasional/profesional, bertanggung jawab dan bertanggung gugat.

Kedudukan SKN
SKN merupakan subsistem dari sistem penyelenggaraan negara dan bersama
subsistem lainnya, (misal: pendidikan) diarahkan untuk mencapai tujuan Bangsa Indonesia.
Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang tidak hanya
tanggung jawab sektor kesehatan, tetapi tanggung jawab berbagai sektor terkait lainnya.
Sebagai subsistem-subsistem dari Sistem Penyelenggaran Negara, maka SKN berinteraksi
dengan berbagai sistem nasional lainnya (seperti: pendidikan, perekonomian, ketahanan
pangan, hankamnas, dan lain-lain).

Subsistem SKN
Banyak buku referensi maupun pengalaman di beberapa negara yang menguraikan
tentang subsistem – subsistem dari suatu sistem kesehatan.
Ada yang mengemukakan bahwa dalam sistem kesehatan hanya ada 2 (dua)
subsistem, yaitu subsistem upaya/pelayanan kesehatan dan subsistem pembiayaan
kesehatan. Dalam hal ini sumberdaya kesehatan, pemberdayaan masyarakat, dan
manajemen kesehatan sudah termasuk dalam subsistem upaya kesehatan.

B. Gambaran Sistem Informasi Kesehatan Nasional (Siknas)


Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) adalah sistem informasi yang
berhubungan dengan sistem-sistem informasi lain baik secara nasional maupun
internasional dalam rangka kerjasama yang saling mneguntungkan.

Tujuan pengembangan SIKNAS online adalah untuk menjembatani permasalahan


kekurangan data dari kabupaten/kota ke depkes pusat dan memungkinkan aliran data
kesehatan dari kabupaten/kota ke pusdatin karena dampak adanya kebijakan
desentralisasi bidang kesehatan di seluruh Indonesia.

Alur SIKNAS

Gambar 1. Model Sistem Informasi Kesehatan Nasional

Pada Model ini terdapat 7 komponen yang saling terhubug dan saling terkait yaitu:
1.      Sumber Data Manual
2.      Sumber Data Komputerisasi
3.      Sisitem Informasi Dinas Kesehatan
4.      Sistem Informsi Pemangku Kepentingan
5.      Bank Data Kesehatan Nasional
6.      Pengguna Data oleh Kementrian Kesehatan
7.      Pengguna Data

Tantangan SIKNAS
Pelaksanaan SIKNAS di era desentralisasi bukan menjadi lebih baik tetapi malah
berantakan.  Hal ini dikarenakan belum adanya infrastruktur yang memadai di daerah  dan
juga pencatatan dan pelaporan yang ada (produk sentralisasi) banya overlaps sehingga
dirasaka sebagai beba oleh daerah.

C. Gambaran Sistem Kesehatan Diprovinsi

Sistem Informasi Kesehatan di Dinas Kesehatan Provinsi


Sistem informasi kesehatan di dinas kesehatan merupakan sistem informasi
kesehatan yang dikelola oleh dinas kesehatan baik kabupaten/kota dan provinsi.
Laporan yang masuk ke dinas kesehatan kabupaten/kota dari semua fasilitas kesehatan
(kecuali milik pemerintah provinsi dan pemerintah pusat) dapat berupa laporan softcopy
dan laporan hardcopy.
Seperti diketahui bersama bahwa Informasi yang disiapkan dengan baik di unit-unit
kesehatanakan membantu pembuatan keputusan keputusan dalam unit kesehatan tersebut
karenadapat berfungsi sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan. Disadari
bahwa perkembangan sistem informasi kesehatan sangatlah cepat, tidak hanya
disebabkan karena perubahan teknologi informasi yang sedemikian pesatnya, akan tetapi
juga metode-metode pemanfaatan data untuk pengelolaan pelayanan kesehatan dan
sumber daya kesehatan selalu mengalami perkembangan.
Efisiensi dalam pengelolaan informasi kesehatan menjadi sangat penting karena
menyangkut pengendalian biaya pelayanan kesehatan dan efisiensi waktu. Dalam hal ini,
pemanfaatan data dalam pengelolaan kasus klinis untuk level individu maupun dalam
tingkat kesehatan masyarakat menjadi mutlak diperlukan. Seiring dengan perkembangan
sistem informasi, kebutuhan data/informasi yang akurat makin meningkat, namun
ternyata sistem informasi yang ada saat ini masih belum dapat menghasilkan data yang
akurat, lengkap dan tepat waktu. 
Sistem Informasi Kesehatan propinsi memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan :
a.    Mengolah data dari DKK, unit-unit pelayanan kesehatan milik daerah propinsi dan
sumber-sumber lain
b.   Menyelenggarakan survei / penelitian bilamana diperlukan
c.    Membuat profil kesehatan propinsi untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian
propinsi sehat
d.   Mengirim laporan berkala / profil kesehatan propinsi ke pemerintah pusat
e.    Memelihara bank data
f.    Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen klien, manajemen
unit dan manajemen sistem kesehatan kabupaten/ kota
g.   Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya

7. PENGELOMPOKAN DATA DASAR MENURUT BLUM

A. Gambaran Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten/Kota


Pengembangan sistem informasi kesehatan sebenarnya telah dimulai PELITA I
melalui sistem informasi  kesehatan nasional pada kantor wilayah kementerian
kesehatan(KemenKesRI;2007) semenjak diterapkannya kebijakannya-kebijakan
desentralisasi   kesehatan,berbagai kalangan menilai bahwa sistem informasi kesehatan
Kementerian kesehatan dalam input data dari propinsi, kabupaten/kota sangat kurang. Di
sisi lain beberapa daerah mengatakan bahwa penerapan sistem informasi kesehatan
semenjak era desentralisasi memberi dampak yang lebih baik. Hal ini ditunjukkan dengan
semakin tingginya motivasi dinas kesehatan untuk mengembangkan SIK, semakin banyak
puskesmas yang memiliki computer, tersedianya jaringan LAN di dinas kesehatan mapun
teknologi informasi lainnya.
Melalui keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 511 tahun 2002 tentang
kebijakan dan strategi pengembangan SIKNAS dan Nomor 932 tahun
2002 tentang  petunjuk  pelaksanaan pengembangan system informasi kesehatan daerah
di kabupten/kota dikembangkan beragai strategi, yaitu :
1.       Integrasi  dan simplifkasi pencatatan dan pelaporan yan ada.
2.       Penetapan dan pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan.
3.       Fasilitasi pengembangan sistem-sistem informasi kesehatan daerah
4.       Pengembangan teknologi dan sumber daya;
5.       Pengembangan   pelayanan   data   dan   informasi   untuk   managemen   dan   pen
gambilan keputusan.
6.       Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk masyarakat.
Selanjutnya,   pada  melalui   keputusan  menteri   kesehatan  RI   Nomor  
837   tahun   2007 tentang pengembangan jaringan computer online SIKNAS di
rencanakan beberapa hal dalam setiap tahunnya; yaitu
1.    Terselenggaranya jaringan komunikasi data terintegrasi antara 80 % dinas
kesehatan kabupaten/kota dan 100 % dinas provinsi dengan kementerian
kesehatan pada tahun 2007.
2.    Terselenggaranya   jaringan   komunikasi   data   online   terintegrasi   antara  
90   %   dinas kesehatan kabupaten/kota,  100 % dinas kesehatan provinsi, 100
% rumah sakit pusat, 100 % unit pelaksana teknis (UPT) pusat dengan
kementerian kesehatan tahun 2009.
3.    Terselenggaranya   jaringan   komunikasi   data   online   terintegrasi   antara  
seluruh   dinas kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan  provinsi, rumah
sakit  pusat,   dan   UPT   pusat kementeri an kesehatan pada tahun 2010
Dari beberapa hal tersebutlah, maka pemerintah daerah pun berupaya
mengembangkan sistem   informasi   yang   sesuai   dengan   keunikan   dan  
karakteristiknya.
Pengembangan   system informasi kesehatan daerah melalui software atau web
seperti SIMPUS, SIMRS, SIKDA dan sebagainya.

B. Gambaran Sistem Informasi Puskesmas (Simpus)


Sistem Informasi Kesehatan merupakan  gabungan perangkat dan prosedur yang
digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data sampai
pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan.
Sistem Informasi Puskesmas (Simpus) yaitu seluruh kegiatan Puskesmas mulai
registrasi, tindakan medis/pengobatan, farmasi/apotik,  serta menejemen terhubung
menjadi satu dengan sitem real online (up to date). Setiap saat menejemen atau pihak
yang berkepentingan dapat memonitor perkembangannya.
      Simpus merupakan sebagian dan kemampuan sistem informasi Menejemen
Puskesmas  yang terintegrasi, disamping keuntungan lain seperti: 

1.      Pencatatan medical record 


2.      Kecepatan pelayanan administrasi
3.      Pembuatan laporan data penyakit  secara cepat dan akurat.
Untuk mengatasi hambatan dalam pelayanan kesehatan dalam Puskesmas
keberadaan teknologi informasi merupakan salah satu faktor penunjang untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang ada.
Ruang Lingkup (Kajian-Kajian) Sistem Informasi Puskesmas
Adapun tugas pokok dan fungsi masing-masing bagian di Pusat Kesehatan Masyarakat
adalah sebagai berikut :
No. Nama Jabatan Uraian Tugas
1.      Melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen, bimbingan dan supervisi.
2.      Mengadakan koordinasi di tingkat
kecamatan.
3.      Sebagai penggerak pembangunan
1. Kepala Puskesmas
kesehatan di tingkat kecamatan.
4. Sebagai tenaga ahli pendamping Camat.
5.      Mengkoordinir dan bertanggung
jawab terhadap semua kegiatan di
puskesmas
1. Merencanakan dan mengevaluasi
kegiatan di unit TU
2.      Mengkoordinir dan berperan aktif
Koordinator Unit
2. terhadap kegiatan di unit TU
Tata Usaha
3.      Menggantikan tugas Kepala
Puskesmas bila Kepala
4.      Puskesmas berhalangan hadir
3. Keuangan 1.      Melakukan perencanaan Keuangan
2.      Merealisasikan Keuangan
3.      Membuat pembukuan/penutupan kas.
4.      Mengambil gaji dan dana operasional
serta yang berkaitan dengan
kesejahteraan pegawai
5.      Pencatatan dan Pelaporan
6.      Membuat petikan daftar gaji
7.      Menerima setoran dari masing-
masing unit pelayanan
8.      Mengkoordinir bendahara-bendahara
di Puskesmas
9.      Melakukan setoran perda ke kas
daerah
1.      Rigistrasi Surat Masuk dan Keluar
2.      Melanjutkan disposisi Pimpinan
3.      Membuat konsep surat
4.      Mengkoordinir kegiatan petugas
bagian pengiriman semua laporan
puskesmas.
4. Umum 5.      Mengkoordinir kegiatan petugas
bagian perbaikan sarana puskesmas
6.      Mengarsipkan surat.
7.      Melakukan kegiatan yang bersifat
umum.
8.      Mengkoordinir pembuatan spanduk
yang bersifat umum
1.      Membuat laporan kepegawaian
(Absensi, bezzeting, DUK,
lap.triwulan, tahunan ,dsb.)
2.      Mengetik DP 3 yang sudah di isi
nilai oleh Atasan Langsung
3.      Mendata dan mengarsipkan file
5. Kepegawaian
pegawai.
4.      Mengusulkan cuti dan kenaikan
pangkat
5.      Mengusulkan tunjangan pegawai
( Penyesuaian Fungsional, Baju,
Sepatu dan lain-lain)
6. Data dan 1.      Sebagai pusat data dan informasi
Informasi puskesmas.
2.      Mengumpulkan dan mengecek
laporan puskesmas sebelum dikirim ke
dinas kesehatan
3.      Menyajikan laporan dalam bentuk
visualisasi data (tabel, grafik,dll)
4.      Mengidentifikasi masalah program
dari hasil visualisasi data dan
menyerahkan hasilnya kepada
koordinator perencanaan dan penilaian
5.      Bersama-sama team data dan
informasi menyusun semua laporan
puskesmas (PTP, minilok, Lap.
Tahunan, Stratifikasi, dsb.)
6.      Pencatatan dan pelaporan.
1.      Mengkoordinir kegiatan team
perencanaan dan penilaian
2.      Menyusun jadwal evaluasi kegiatan
puskesmas secara kontinyu
Perencanaan dan 3.      Menyusun laporan hasil evaluasi dan
7.
Evaluasi perencanaan untuk selanjutnya
diserahkan kepada koord. data &
informasi serta koordinasi  program
terkait
4.      Mengarsipkan hasil kegiatan
1.      Mengkoordinir dan bertanggung
jawab dalam penyusunan perencanaan
Koordinator UPTF dan evaluasi kegiatan di unit
8. Upaya Kesehatan P2M,PROM. KES, KIA/KB, GIZI dan
Masyarakat KESLING
2.      Mengkoordinir dan berperan aktif
terhadap kegiatan di Unitnya
1.      Menyusun perencanaan dan evaluasi
kegiatan di unit P2M
Koordinator Unit 2.      Mengkoordinir dan berperan aktif
Pencegahan dan terhadap kegiatan di unitnya.
9.
Pemberantasan 3.      Ikut secara aktif mencegah dan
Penyakit (P2M) mengawasi terjadinya peningkatan
kasus penyakit menular serta menindak
lanjuti terjadinya KLB.
10. Pemegang 1.      Berperan aktif secara dini melakukan
ProgramSurveilans pengamatan terhadap penderita,
kesling, perilaku masyarakat dan
perubahan kondisi.
2.      Analisis tentang KLB
3.      Penyuluhan kesehatan secara intensif
4.      Pencatatan dan pelaporan
Bertanggung jawab dan mengkoordinir
kegiatan sebagai berikut :
1.      Pelaksanaan Imunisasi Polio,
Campak, HB, BCG, DPT pada bayi
ditempat pelayanan kesehatan
Pemegang
( Puskesmas, Posyandu dan pustu ).
11. ProgramP2
2.      Pelaksanaan Imunisasi TT pada
Imunisasi
BUMIL & WUS ditempat pelayanan
kesehatan.
3.      Penyuluhan imunisasi dan sweeping
ke rumah target yang tidak datang ke
tempat pelayanan kesehatan.
1.      Penyuluhan untuk memasyarakatkan
hidup bersih dan sehat serta
memasyarakatkan oralit.
2.      Kaporitisasi sumur-sumur dan
sumber air sebanyak 2 kali se tahun.
3.      Surveillance yaitu mengurangi dan
Pemegang
12. menghindari kontak untuk mencegah
ProgramP2 Diare
penyebaran kasus.
4.      Pecatatan dan Pelaporan.
5.      Penemuan dan pengobatan penderita
diare di dalam maupun di luar gedung.
6.      Aktif dalam penyelidikan
KLB/peningkatan kasus
1.      Penentuan target sasaran, khususnya
di desa endemis DHF, Penyuluhan
DHF
2.      Pemberantasan vektor melalui PJB
dan PSM serta pelaksanaan ULV di
wilayah kerja
3.      Penemuan dan pengobatan penderita
Pemegang
13. 4.      Pencatatan dan Pelaporan
ProgramP2 DHF
5.      Melaksanakan Penyelidikan
Epidemiologi DHF
6.      Pemeriksaan larva
7.      Pemantauan/monitoring jumantik
desa endemis
8.      Pertemuan berkala jumantik
9.      Rekapitulasi laporan jumantik
1.      Penyuluhan tentang TBC serta
kunjungan dan follow up ke rumah
pasien
2.      Pencatatan dan Pelaporan kasus
Pemegang 3.      Penemuan secara dini penderita TBC
14.
ProgramP2 TBC 4.      Pengobatan penderita secara lengkap
5.      Koordinasi dengan petugas
laboratorium terhadap
penderita/tersangka TBC untuk
mencari BTA +
1.      Penyuluhan tentang ISPA
2.      Penemuan secara dini penderita
Pemegang
15. ISPA
ProgramP2 ISPA
3.      Pengobatan penderita secara lengkap
4.      Pencatatan dan Pelaporan kasus
1.      Penyuluhan tentang PMS dan AIDS
2.      Kerjasama dengan Yayasan peduli
AIDS mengenai pendataan penderita
Pemegang
PMS dan AIDS.
16. Program PMS-
3.      Penemuan secara dini penderita PMS
AIDS
dan AIDS.
4.      Pengobatan penderita yang
menderita maupun yang dicurigai.
1.      Penyuluhan tentang Malaria
2.      Pemberantasan Nyamuk Anopeles.
3.      Kerja sama dengan aparat
pemerintahan desa dalam pelaporan
Pemegang
pendatang terutama yang berasal dari
17. Program P2
daerah endemis Malaria.
Malaria
4.      Penemuan secara dini penderita
malaria
5.      Pengobatan penderita yang
menderita maupun yang dicurigai.
18. Pemegang 1.      Penyuluhan tentang Kusta
Program P2 Kusta 2.      Penemuan Penderita Kusta dengan
pemeriksaan kontak, pemeriksaan anak
sekolah dan case survey
3.      Memberikan pengobatan yang tepat
sesuai diagnosa dan klasifikasinya.
4.      Melakukan pencegahan cacad
dengan mengawasi dan mengevaluasi
pengobatan
5.      Pencatatan dan Pelaporan
1.      Pencatatan pasien yang digigit HPR (
Hewan Penular Rabies)
Pemegang 2.      Pemberian Vaksin Anti Rabies
19. Program P2 (VAR) bagi pasien digigit anjing
Rabies 3.      Pengamprahan dan pencatatan
pemakaian VAR
4.      Pembuatan laporan pasien dan vaksin
1.      Mengkoordinir dan bertanggung
jawab terhadap semua kegiatan
promosi kesehatan di wilayah kerja
puskesmas.
2.      Perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi kegiatan promosi dilakukan
bersama-sama dengan coordinator
program yang terkait.
3.      Kegiatan dalam Gedung
a.       Penyuluhan langsung kepada
Pemegang perorangan maupun kelompok
20. ProgramPromosi penderita di Puskesmas / Pustu
Kesehatan b.      Penyuluhan tidak langsung melalui
Media Poster / Pamflet
4.      Kegiatan di luar Gedung
a.       Penyuluhan melalui media masa,
pemutaran Film, siaran keliling
maupun media tradisional.
b.      Penyuluhan kelompok melalui
posyandu dan sekolah.
5.      Koordinator pelaksanaan PHBS
6.      Koordinator pelaksanaan Bali Sehat
7.      Pencatatan dan pelaporan
21. Pemegang 1.      Pendataan KK dan anggota Gakin
Program JPKMM 2.      Penyusunan perencanaan dana
operasional JPKMM
3.      Pencatatan operasional dana JPKMM
4.      Pelayanan kesehatan untuk anggota
JPKMM
5.      Penyuluhan tentang prosedur dan tata
laksana pemanfaatan kartu GAKIN
6.      Pencatatan dan Pelaporan
1.      Menyusun perencanaan dan evaluasi
kegiatan di unit KIA,KB, Gizi, Kes.
Anak, Kes Remaja
2.      Mengkoordinir dan berperan aktif
Koordinator Unit
22. terhadap kegiatan di unitnya.
KIA,KB, Gizi
3.      Ikut secara aktif mencegah dan
mengawasi terjadinya masalah dan
memecahkan masalah yang ada di
unitnya.

Sumber Data Sistem Informasi Puskesmas


   Sumber data adalah bukti nyata yang menggambarkan kondisi atau fakta yang
sebenarnya di lapangan atau di masyarakat. Informasi adalah hasil dari pengolahan data
dalam bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang
menggambarkan suatu kejadian sehingga akan berguna untuk pengambilan keputusan.
Data dapat dikumpulkan dengan berbagai macam cara, yaitu:
           1.      metode rutin
           2.      metode non-rutin.
Pengumpulan data secara rutin dilakukan untuk data yang berasal dari fasilitas
kesehatan. Data ini dikumpulkan atas dasar catatan atau rekam medik pasien/klien baik
yang berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan maupun yang dilayani di luar gedung
fasilitas pelayanan kesehatan. Pengumpulan data secara rutin umumnya dilakukan oleh
petugas kesehatan. Akan tetapi pengumpulan data secara rutin juga dapat dilakukan oleh
masyarakat (kader kesehatan). Bentuk lain dari pengumpulan data secara rutin adalah
registrasi vital. Adapun pengumpulan data secara non-rutin umumnya dilakukan melalui
survei, sensus, evaluasi cepat (kuantitatif atau kualitatif), dan studi-studi khusus/penelitian.
Pencatatan Dan Pelaporan Kegiatan Sistem Informasi Puskesmas
Kegiatan-kegiatan pokok Pusskesmas yang diselenggarakan oleh puskesmas sejak
berdirinya semakin berkembang. Usaha pokok kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh
puskesmas sesuai dengan kemampuan yang ada dari tiap-tiap puskesmas baik dari segi
tenaga, fasilitas biaya/ anggaran yang tersedia. Oleh karena itu pemerintah dewasa ini
menetapkan pokok-pokok usaha kesehatan puskesmas yang terdiri dari:
1. Upaya kesehatan ibu dan anak
2. Upaya keluarga berencana
3. Upaya peningkatan gizi
4. Upaya kesehatan lingkungan
5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
6. Upaya penyuluhan kesehatan
7. Upaya kesehatan sekolah
8. Upaya kesehatan olah raga
9. Upaya kesehatan masyarakat
10. Upaya kesehatan kerja
11. Upaya kesehatan gigi dan mulut
12. Upaya kesehatan jiwa
13. Upaya kesehatan mata.
14. Upaya laboratorium kesehatan
15. Upaya pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehata
Pengembangan Indikator Sistem Informasi Puskesmas
      Strategi pengembangan Puskesmas yang dilaksanakan, dimaksudkan untuk
memberikan wadah bagi Puskesmas untuk mengembangkan diri sesuai potensi masing-
masing yang tujuannya adalah peningkatan mutu layanan secara komprehensif (promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif) dengan tetap berpegang pada prinsip-prinsip strategi
pengembangan Puskesmas

Indikator kinerja puskesmas :

1.      Kondisi bangunan Puskesmas


2.      Ketersediaan listrik 24 jam
3.      Alat kesehatan sesuai standard
4.      Kecukupan sarana komunikasi
5.      Pelaksanaan perencanaan
6.      Pelaksanaan Upaya Kesehatan Pilihan
7.      Pertemuan berkala lintas sector
8.      Persentase Penduduk miskin ditangani
9.      Cakupan Desa siaga aktif
10.  Ketersediaan dan kecukupan air bersih
11.  Kecukupan tenaga kesehatan
12.  Ketersediaan obat sesuai standard
13.  Ketersediaan sarana Transportasi
14.  Kecukupan dana operasional
15.  Pelaksanaan upaya kesehatan wajib
16.  Rujukan medis dan kesmas
17.  Pelaksaan diskusi kasus(audit kasus)
18.  Presentase penduduk ditangani
19.  Presentase kemandirian posyandu

Anda mungkin juga menyukai