Anda di halaman 1dari 16

AUDITING I

Modul ke:

Kontrak Perkuliahan
&
Internasional Standards on Audit (ISA)
Fakultas
EKONOMI Indraguna Kusumabrata

Program Studi
Akuntansi dan
Bisnis
International Standards on
Audit (ISA)
• Institute Akuntan Publik Indonesia (IAPI) memutuskan untuk mengadopsi secara penuh
International Standars on Auditing untuk menggantikan Standard Profesional Akuntan
Publik (SPAP) mulai 1 January 2013 untuk emiten dan pada 1 Januari 2014 untuk
entitas non emiten.

• ISA memberikan penekanan yang sangat besar terhadap faktor risiko sejak auditor
mempertimbangkan untuk menerima atau menolak suatu entitas dalam penugasan
auditnya sampai setelah menerbitkan laporan yang berisi opininya.

• International Standards on Auditing (ISA) diharapkan dapat meningkatkan kualitas


laporan hasil audit melalui peningkatan individu auditor itu sendiri. Sebagai standar
yang telah dibakukan, ISA telah banyak diterapkan oleh negara-negara di dunia
terutama di Eropa.

• ISA dibuat dengan tujuan meningkatkan kualitas bukti-bukti audit yang pada akhirnya
meningkatkan kualitas hasil audit.
Standar ini menuntut perubahan cara berpikir, cara bertindak dan cara bersikap auditor.
Secara umum terdapat perbedaan secara fundamental dibandingkan standar lama
(Tuanakotta, 2013)
a. Penekanan pada Audit Berbasis Risiko
b. Perubahan dari Rules based ke Principle Based
c. Berpaling dari model matematis
d. Menekankan pada Kearifan Profesional (professional judgement)
e. Pengendalian Internal.
f. Melibatkan peran Those Charged With Governance (TCWG).
POKOK BAHASAN ISA
Audits of Historical Financial Information
200 – 299 General Principles and Responsibilities
300 – 499 Risk Assessment and Response To Assessed Risk
500 – 599 Audit Evidence
600 – 699 Using the Work of Others
700 – 799 Audit Conclusion and Reporting
800 – 899 Specialized Areas

Audits and Reviews of Historical Financial Information


1000 – 1100 International Auditing Practices Statements (IAPSs)
2000 – 2699 International Standards on Review Engagements (ISREs)

Assurance Engagements Other Than Audits or Reviews


of Historical Financial Information
3000 – 3699 International Standards on Assurance Engagement (ISAEs)

Related Services
4000 – 4699 International Standards On Related Services (ISRSs)

International Standards on Quality Control (ISQCs)


Struktur dan Sistematika ISA
Seksi‐Seksi Penjelasan
Introduction  Informasi tentang tujuan, lingkup dan pokok bahasan dari ISA 
(Pengantar) tersebut,  hal‐hal yang diharapkan dari auditor

Objective Pernyataan yang jelas mengenai tujuan auditor secara


(Tujuan) menyeluruh (overall objectives). Untuk mencapai tujuan
tersebut harus memperhatikan ISA yang lain. 
Definitions Mencantumkan istilah‐istilah yang berkenaan dengan hal‐hal
(Definisi) yang dibahas

Requirements Setiap tujuan didukung oleh penjelasan mengenai persyaratan


(Persyaratan/Ketentuan) yang diwajibkan. Kewajiban dinyatakan dengan frasa “the 
auditor shall”  atau “auditor wajib”  
Application and Other  Petunjuk untuk melaksakanan persyaratan / kewajiban
Explanatory Material  1. Menjelaskan lebih tepat
2. Mencantumkan pertimbangan‐pertimbangan
3. Contoh prosedur
Appendices (Lampiran) Merupakan bagian tidak terpisahkan. Tujuan dan maksud
digunakannya suatu lampiran dijelaskan dalam batang tubuh ISA
Kaitan antar ISA
OVERALL OBJECTIVES OF THE INDEPENDENT AUDITOR
AND THE CONDUCT OF AN AUDIT IN ACCORDANCE WITH
INTERNATIONAL STANDARDS ON AUDITING

200.3 Tujuan Audit ialah mengangkat tingkat kepercayaan dari


pemakai laporan keuangan yang dituju, terhadap laporan keuangan
itu. Tujuan itu dicapai dengan pemberian opini oleh auditor mengenai
apakah laporan keuangan disusun, dalam segala hal yang material,
sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

IDENTIFYING AND ASSESSING THE RISKS OF MATERIAL


THE AUDITOR’S RESPONSES TO ASSESSED
MISSTATEMENT THROUGH UNDERSTANDING THE
RISKS
ENTITY AND ITS ENVIRONMENT

315.3 Tujuan auditor adalah mengidentifikasi dan menilai


330.3 Tujuan auditor adalah memperoleh
salah saji yang material karena kecurangan atau
bukti audit yang cukup dan tepat tentang
kesalahan, pada tingkat laporan keuangan dan asersi,
risiko (salah saji material) yang dinilai,
melalui pemahaman terhadap entitas dan lingkungannya
dengan merancang dan
termasuk pengendalian intern entitas, yang memberikan
mengimplementasi tanggapan yang tepat
dasar untuk merancang dan mengimplementasi tanggapan
terhadap risiko tersebut
terhadap risiko (salah saji material) yang dinilai
Nilai Tambah ISA
• Diawali dengan skandal akuntansi yang dalam istilah ISA, massive and perpasive.
Auditor gagal mendeteksi Financial Statement Fraud tersebut. Tuntutan hukum (pidana,
perdata,administratif). Menyusul regulator mencari solusi.

• Lembaga yang menetapkan standar (standard-setting body) secara proaktif atau reaktif
menemukan solusi. Regulator “menyukai” solusi tersebut, dan solusi (standard baru)
diterapkan. Mungkin dimulai dengan kawasan tertentu, seperti Eropa. Sukses di uni
Eropa mendorong lembaga lembaga keuangan dunia (World Bank dan IMF) meng-
endorse solusi obat tersebut sebagai obat manjur dunia.

• Dalam waktu satu dasawarsa apa yang menjadi sukses disatu kawasan di-replicate
secara global.

Penerima nilai tambah yaitu target utamanya tentu para Investor dan calon Investor yang
dengan standar baru akan memperoleh laporan keuangan yang lebih baik. Akan tetapi
pada akhirnya, profesi akuntansi juga yang memperoleh manfaat terbesar. Setidak-
tidaknya, profesi meraih nilai tambah tidak berwujud (intangible) berupa peningkatan
mutu audit.
Pro dan Kontra ISA
• Para peneliti telah mengidentifikasi manfaat lain, seperti contoh rekonsiliasi berbagai
kepentingan yang bertentangan antara penyaji dan pengguna laporan keuangan.
Standarisasi diperkirakan akan meningkatkan efisiensi analisis dan penggunaan
pelaporan keuangan. Intinya, standarisasi akan meningkatkan kredibilitas seluruh
sistem pelaporan keuangan.

• Tentu saja, ada pihak yang tidak sependapat dengan gagasan standar auditing dan
standar akuntansi internasional. Pada awal tahun 1970, muncul kritik yang mengatakan
bahwa penentuan standar internasional merupakan solusi yang terlalu sederhana
untuk mengatasi masalah yang terlalu kompleks. Tantangan yang lain adalah
perbedaan latar belakang dan tradisi nasional yang melekat dalam standar akuntansi
nasional, potensi pelanggaran terhadap independensi nasional, politisasi seluruh
bidang akuntansi, serta terlalu banyaknya standar nasional dan internasional yang
harus diterapkan secara bersamaan. Ada juga yang mempertanyakan perlunya standar
internasional.
Struktur Standar Audit yang Ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia

Standar Audit

Penilaian Risiko Penggunaan


Prinsip Umum Kesimpulan
dan Respons Hasil Area
dan Tanggung Bukti Audit Audit dan
terhadap Risiko Pekerjaan Khusus
Jawab yang Dinilai Pelaporan
Pihak Lain

SA 500 SA 600 SA 700


SA 200 SA 800
SA 300
SA 501
SA 610 SA 705 SA 805
SA 210 SA 505
SA 315
SA 620
SA 510 SA 810
SA 220 SA 706
SA 320
SA 520
SA 230 SA 710
SA 330 SA 530
SA 240 SA 540 SA 720
SA 402
SA 250 SA 550
SA 450
SA 560
SA 260
6 SA 570
SA 265 8 SA 580
11
Standar Audit
Prinsip‐Prinsip Umum Dan Tanggung Jawab
ISA/SA 200  Tujuan Keseluruhan Auditor dan Pelaksanaan Suatu Audit Berdasarkan 
Standar Perikatan Audit
ISA/SA 210  Persetujuan atas Syarat‐Syarat Perikatan Audit
ISA/SA 220  Pengendalian Mutu untuk Audit Atas Laporan Keuangan
ISA/SA 230  Dokumentasi Audit
ISA/SA 240  Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit 
atas Laporan Keuangan
ISA/SA 250  Pertimbangan atas Peraturan Perundang‐Undangan dalam Audit 
Laporan Keuangan
ISA/SA 260 Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola
ISA/SA 265 Pengkomunikasian Defisiensi dalam Pengendalian Internal kepada Pihak 
yang Bertanggung Jawab atas Kelola dan Manajemen
Standar Audit
Penilaian Risiko dan Respon Terhadap Risiko yang Telah Dibuat
ISA/SA 300  Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan
ISA/SA 315 Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Salah Saji Material Melalui 
Pemahaman atas Entitas dan Lingkungan.
ISA/SA 320 Materialitas dalam Perencanaan dan Pelaksanaan Audit
ISA/SA 330 Respon Auditor Terhadap Resiko yang Telah Dinilai
ISA/SA 402  Pertimbangan Audit Terkait Dengan entitas yang Menggunakan Suatu 
Organisasi Jasa
ISA/SA 450 Pengevaluasian atas Salah Saji yang Diidentifikasi Selama Audit
Standar Audit
Bukti Audit
ISA/SA 500  Bukti Audit
ISA/SA 501 Bukti Audit Pertimbangan Spesifik Atas Unsur Pilihan
ISA/SA 505 Konfirmasi Eksternal
ISA/SA 510 Perikatan Audit Tahun Pertama‐Sado Awal
ISA/SA 520 Prosedur Analitis
ISA/SA 530 Sampling Audit
ISA/SA 540 Audit atas estimasi akuntansi, termasuk estimasi akunatansi nilai wajar, 
dan pengungkapan yang bersangkutan
ISA/SA 550 Pihak berelasi
ISA/SA 560 Peristiwa kemudian
ISA/SA 570 Kelangsungan Usaha
ISA/SA 580 Representasi tertulis
Standar Audit
Penggunaan Hasil Pekerjaan Pihak Lain
ISA/SA 700 Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan Atas Laporan Keuangan
ISA/SA 705  Modifikasi Terhadap Opini Dalam Laporan Keuangan Auditor 
Independen
ISA/SA 706  Paragraph Penekanan Suatu Hal dan Paragraph Hal Lain Dalam Laporan 
Auditor Independen
ISA/SA 710 Informasi Komparatif Angka Korespodensi dan Laporan Keuangan 
Komparatif
ISA/SA 720  Tanggung Jawab Auditor Atas Informasi Lain Dalam Dokumen Yang Berisi 
Laporan Keuangan Auditan
Standar Audit
Area-area Khusus
ISA/SA 800  Pertimbangan Khusus Audit Atas Laporan Keuangan Yang Disusun Sesuai 
Dengan Kerangka Bertujuan Khusus
ISA/SA 805 Pertimbangan Khusus Audit Atas Laporan Tunggal Dan Unsur, Akun Atau 
Pos Spesifik Dalam Suatu Laporan Keuangan
ISA/SA 810 Perikatan Untuk Melaporkan Ihktisar Laporan Keuangan (gambar isi dari 
Internasional Standard on Auditing)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai