Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PAI

RUQYAH SYAR’IYYAH

Dosen pengampu : Ustadz Faharudin Lc

Disusun oleh :

KELOMPOK VI
Fadhilah Ibtisamah (M17010018)
Reika Aisya Fajrin (M19010024)
Yulianingsi A. Kuntuamas (M17010034)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MADANI YOGYAKRTA

2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tugan Yang Maha Esa, karea berkat dan
rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu yang
dimana merupakan tugas mata kuliah PENDIDIKAN AGAMA ISLAM VI
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekeliruan.
Untuk itu, penulis membuka diri terhadap saran serta kritik yang sifatnya konstruktif guna
penyempurnaan makalah di esok hari nanti.
Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dikemudian hari.

24 Februari 2020

Yogyakarta

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1

A. Latar belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah................................................................................................... 1
C. Manfaat ................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................... 2

A. PENGERTIAN MAKHLUK HALUS ............................................................................... 2


B. TANDA-TANDA GANGGUAN JIN ........................................................................... 3
C. PENGERTIAN RUQYAH............................................................................................. 3
D. SYARAT-SYARAT DIPERBOLEHKAN RUQYAH ............................................................ 5
E. PEMBAGIAN RUQYAH ............................................................................................. 5
F. AYAT-AYAT RUQYAH ............................................................................................... 5
G. HUKUM PROFESI AHLI RUQYAH..............................................................................12

BAB III PENUTUP ................................................................................................................13

A. KESIMPULAN .........................................................................................................13
B. SARAN ...................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manusia diciptakan oleh Allah dengan penuh anugrah dan kerahmatan. Hal ini
dibuktikan bahwa manusia itu sangat unik dan memiliki ciri khas masing-masing. Selain itu
manusia juga diberi kelebihan oleh Allah yang berupa akal, nafsu dan jiwa atau roh. Ketiga
unsur tersebut yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Namun ada salah satu
unsur yang sensitif yaitu mengenai jiwa.
Karena penyakitnya berhubungan dengan jiwa yang tidak terlihat oleh mata dan
berhubungan dengan ketenangan hati dan jiwa, maka obatnya pun berhubungan dengan
ketenangan hati dan jiwa. Misalnya lebih mendekatkan diri kepada Allah, dan salah satu
metode penyembuhan secara islmai yang berhubungan dengan hati dan jiwa adalah metode
penyembuhan ruqyah.
Dalam metode ini biasanya menggunakan ayat-ayat Al-qur’an .

B. RUMUSAN MASALAH
a) Apa pengertian makhluk halus?
b) Bagaimana tanda-tanda gangguan jin?
c) Apa pengertian ruqyah?
d) Apa sajakah syarat-syarat diperbolehkan ruqyah?
e) Apa sajakah pembagian ruqyah?
f) Apa sajakah ayat-ayat ruqyah?
g) Bagaimana hukum profesi ahli ruqyah?

C. MANFAAT
a) Memahami pengertian makhluk halus
b) Mengetahui tanda-tanda gangguan jin
c) Memahamipengertian ruqyah
d) Memahasmi syarat-syarat diperbolehkan ruqyah
e) Mengetahui pembagian ruqyah
f) Mengetahui ayat-ayat ruqyah
g) Mengetahui hukum profesi ahli ruqyah

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MAKHLUK HALUS


Meyakini keberadaan jin atau setan merupakan bagian dari ajaran agama Islam yang
mulia ini. Alam mereka (para jin) sama sekali berbeda dengan alam manusia meskipun
keduanya diciptakan oleh Allah Azza wa Jalla untuk satu tujuan yaitu beribadah hanya
kepada-Nya. Allah Azza wa Jalla berfirman:

ُ ُ ْ َ َّ َ ْ َ َّ ْ ُ ْ َ َ َ َ
‫ون‬
ِ ‫وما خلقت إل ِجن و ِإْلنس ِؤَّل ِليعبد‬

“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-
Ku”. *adz-Dzâriat/51:56]

Manusia tidak dapat melihat jin atau setan dengan kasat mata. Namun, mereka
dapat melihat manusia. Allah Azza wa Jalla berfirman:

َ ُ ْ َ َ َّ َ َ ْ َ َ‫َّ ُ َ َ ُ ْ ُ َ َ َ ُ ُ ْ َ ْ ُ َ َ َ ْ َ ُ ْ َّ َ َ ْ َ َّ َ ن‬
‫ين َّل ُيؤ ِمنون‬‫اطي أو ِلياء ِلل ِذ‬
ِ ‫نه يرإكم هو وق ِبيله ِمن حيث َّل ترونهم ۗ ِؤنا جعلنا إلشي‬

“Sesungguhnya dia (setan) dan anak keturunan dari bangsanya dapat melihat kalian
sementara kalian tidak dapat melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-
setan itu sebagai pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman”. *al-A‘râf/7:27+

Setan adalah musuh manusia yang selalu berupaya menjauhkan mereka dari jalan
Allah Azza wa Jalla yang lurus. Setan mengajak para pengikutnya untuk menemaninya di
neraka sa‘ir. Allah Azza wa Jalla berfirman:

َّ ‫ونوإ م ْن َأ ْص َحاب‬
‫إلس ِع ِي‬
ُ ُ َ ُ َْ ْ َّ ُ ُ ُ َّ َ ٌّ ُ َ ْ ُ َ َ َ ْ َّ َّ
‫وه َعد ًّوإ ۚ ِؤن َما َيد ُعو ِحزبه ِليك‬‫ِؤن إلشيطان لكم عدو فات ِخذ‬
ِ ِ

“Sesungguhnya setan adalah musuh bagi kalian, maka jadikanlah ia musuh (kalian),
sesungguhnya setan itu mengajak para pengikutnya agar menjadi penghuni neraka (sa‘ir)
yang menyala-nyala” *Fâthir/35:6+

Kebiasaan setan adalah mengelabui manusia, menghalangi dari kebaikan dan


kebenaran. Dan menggelincirkan manusia dalam kesesatan adalah sumpahnya di hadapan
Allah. Allah Azza wa Jalla berfirman tentang ucapan Iblis:

َ ‫ِص َإط َك َل ُه ْم َ ََل ْق ُع َد َّن َأ ْغ َو ْي َت نن َفب َما َق‬


‫ال‬ َ ‫ي ِّمن ََلت َي َّن ُهم ُث َّم ْإل ُم ْس َتق‬
َ ِ ‫يم‬
َ َ
‫ۖ َش َم ِائ ِله ْم َو َعن أ ْي َم ِانه ْم َو َع ْن َخ ْل ِفه ْم َوم ْن أ ْي ِديه ْم َب ْ ن‬
ِ ِِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َِ ِ
ُ َ ُ َْ َ َ َ
‫ين أ ك َ َيه ْم ت ِجد َوَّل‬ ‫ش ِاك ِر‬

2
Iblis berkata, “Karena Engkau (ya Allah) telah menghukumku untuk tersesat, maka
sungguh aku akan menghalanghalangi manusia dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian aku
akan mendatangi (menggoda) mereka dari hadapan dan dari belakang mereka, dari kanan
dan kiri mereka, dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)”.
[al-A`râf/7:16-17]

A. TANDA-TANDA GANGGUAN JIN


Orang-orang yang ahli ruqyah syar’iyyah meneyebutkan beberapa tanda (gejala)
yang bisa digunakan sebagai petunjuk bahwa seseorang terkena gangguan jin atau terkena
penyakit ‘ain. Ini adalah tanda-tanda yang tidak pasti, terkadang berbeda-beda sesuai
dengan keadaan, dan terkadang bertambah parah atau ringan pada keadaan yang lain.

Adapun tanda-tanda gangguan jin adalah:

1. Berpaling atau lari (menjauh) yang ekstrim dari mendengar adzan atau mendengar
(bacaan) Al-Qur’an.
2. Pingsan, tidak sadar, kejang (kesurupan), atau jatuh saat dibacakan Al-Qur’an
kepadanya.
3. Banyaknya melihat hal-hal yang menakutkan.
4. Menyendiri, menyepi atau perilaku-perilaku aneh.
5. Terkadang jin yang mengganggu tersebut bisa berbicara ketika dibacakan (Al-
Qur’an) kepadanya.

B. PENGERTIAN RUQYAH
Ruqyah adalah membacakan sesuatu pada orang yang sakit, bisa jadi karena terkena
‘ain (mata hasad), sengatan, sihir, racun, rasa sakit, sedih, gila, kerasukan, dan
lainnya. Ruqyah di kalangan para dukun atau paranormal dikenal dengan istilah jampi-jampi.

Sebagaimana dinukil dari Fathul Majid, Imam As Suyuthi berkata, “Ruqyah itu
dibolehkan jika memenuhi tiga syarat:

1. Bacaan ruqyah dengan menggunakan ayat Al Qur’an atau nama dan sifat Allah.
2. Menggunakan bahasa Arab atau kalimat yang mempunyai makna.
3. Harus yakin bahwa ruqyah dapat berpengaruh dengan izin Allah, bukan dari zat ruqyah
itu sendiri.”

Kriteria ruqyah yang syar’i secara lebih detail dijelaskan berikut ini:

1. Bacaan ruqyah dengan menggunakan ayat Al Qur’an, do’a yang syar’i atau yang tidak
bertentangan dengan do’a yang dituntunkan.
2. Menggunakan bahasa Arab kecuali jika tidak mampu menggunakannya.
3. Tidak bergantung pada ruqyah karena ruqyah hanyalah sebab yang dapat berpengaruh
atau tidak.
4. Isi ruqyah jelas maknanya.

3
5. Tidak mengandung do’a atau permintaan kepada selain Allah (semisal kepada jin dan
setan, pen).
6. Tidak mengandung ungkapan yang diharamkan seperti celaan.
7. Tidak menyaratkan orang yang diruqyah mesti dalam kondisi yang aneh seperti harus
dalam keadaan junub, harus berada di kuburan, atau mesti dalam keadaan bernajis.
(Fatawal ‘Ulama fii ‘Ilaajus Sihr wal Mass wal ‘Ain wal Jaan, hal. 310).

Kriteria-kriteria di atas menunjukkan bagaimana kita dapat menilai praktek ruqyah


dibenarkan ataukah tidak. Jika si dukun menggunakan mantera-mantera yang tidak jelas
maknanya, menggunakan do’a yang tidak dipahami, atau menyembuhkan dengan jalan
memindahkan penyakit yang diderita ke hewan, maka jelas kita katakan praktek dukun
tersebut bermasalah.

Lebih bermasalah lagi jika di dalamnya menggunakan jampi-jampi yang mengandung


kesyirikan, meminta tolong pada jin, atau meminta agar kita menyembelih hewan tertentu
untuk jin. Yang seperti ini jelas syirik. Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa beliau
mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ْ ِِ ‫إلت َو َل َة‬
‫شك‬
ِّ َ َ َ َّ َ َ ُّ َّ
‫ِؤن إلرق وإلتما ِئم و‬

“Sesungguhnya mantera-mantera, jimat-jimat dan pelet adalah syirik” (HR. Abu Daud no.
3883, Ibnu Majah no. 3530 dan Ahmad 1: 381. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits
ini shahih). Hadits ini menunjukkan bahwa ada jampi-jampi atau mantera-mantera yang
mengandung kesyirikan. Namun tidak semuanya demikian.

Ruqyah (dengan huruf ra’ di dhammah) adalah yaitu bacaan untuk pengobatan syar’i
(berdasarkan riwayat yang shahih atau sesuai ketentuan ketentuan yang telah disepakati
oleh para ulama) untuk melindungi diri dan untuk mengobati orang sakit. Bacaan ruqyah
berupa ayat ayat al-Qur’an dan doa doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah
<em>shallallahu ‘alaihi wasallam

Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

َ َ ُْ
Ar-ruqa’ (‫ )إ ُّلرق‬adalah bentuk jamak dari kata ruqyah (‫)رق َية‬. Artinya adalah do’a
perlindungan yang biasa dipakai sebagai jampi bagi orang sakit. Do’a itu bisa berasal dari Al-
Qur-an atau As-Sunnah atau selain dari keduanya yang dikenal mujarab dan dibolehkan
secara syar’i. Ruqyah dibolehkan dalam syari’at Islam berdasarkan hadits ‘Auf bin Malik
Radhiyallahu anhu dalam Shahiih Muslim, ia berkata: “Di masa Jahiliyyah kami biasa
melakukan ruqyah, lalu kami bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
‘Bagaimana menurutmu, wahai Rasulullah?’ Maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab:

ْ ِِ ‫الر َق َما َل ْم َي ُك ْن ِف ْي ِه‬


‫شك‬ َ ْ َ َ ْ ُ َ ُ َّ َ َ ْ ُ ْ
ُّ ‫س ب‬
ِ ‫ َّل بأ‬،‫إع ِرضوإ ع ِل رقاكم‬.ِ

4
‘Tunjukkanlah kepadaku ruqyah kalian. Tidaklah mengapa ruqyah yang di dalamnya tidak
mengandung syirik.’”

Al-Khaththabi (wafat th. 388 H) rahimahullah berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa


sallam pernah memerintahkan melakukan ruqyah dan membolehkannya.”

C. SYARAT-SYARAT DIPERBOLEHKAN RUQYAH


Ada beberapa syarat yang harus terpenuhi dalam ruqyah yang dibolehkan:
1. Hendaklah ruqyah dilakukan dengan Kalamullaah (Al-Qur-an) atau Nama-Nya atau Sifat-
Nya atau do’a-do’a shahih yang diriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
pada penyakit tersebut.
2. Harus dilakukan dengan bahasa Arab.
3. Hendaklah diucapkan dengan makna yang jelas dan dapat difahami.
4. Tidak boleh ada sesuatu yang haram dalam kandungan ruqyah itu. Misalnya, memohon
pertolongan kepada selain Allah, berdo’a kepada selain Allah, menggunakan nama jin atau
raja-raja jin dan semacamnya.
5. Tidak bergantung kepada ruqyah dan tidak menganggapnya sebagai penyembuh.
6. Kita harus yakin bahwa ruqyah tidak berpengaruh dengan kekuatan sendiri, tetapi hanya
dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Jika salah satu syarat tersebut tidak terpenuhi, maka ruqyah itu menjadi haram. Jika
seseorang meyakini bahwa ruqyah itu sebagai subjek atau faktor yang berpengaruh mutlak,
maka ia menjadi musyrik dengan tingkat syirik besar. Dan jika ia percaya bahwa ruqyah
tersebut hanya merupakan faktor yang menyertai kesembuhan, maka ia akan menjadi
musyrik dengan tingkat syi-rik kecil.

D. PEMBAGIAN RUQYAH
Ruqyah dapat dibagi menjadi dua bagian. Pertama: Ruqyah Syar’iyyah, yaitu ruqyah yang
telah memenuhi syarat-syarat tersebut. Kedua: Ruqyah Bid’ah, yaitu ruqyah yang kehilangan
salah satu syarat tersebut, yakni:
1. Tidak menggunakan bahasa Arab.
2. Maknanya tidak jelas dan tidak bisa dipahami.
3. Mengandung unsur syirik, menggunakan nama jin atau raja jin, atau kata yang tidak
bermakna, atau berupa huruf-huruf terpotong-potong dan semacamnya.
4. Jika ia percaya bahwa ruqyah itu mempengaruhi dengan kekuatannya sendiri, sekalipun
ia telah memenuhi syarat-syarat tersebut.

E. AYAT-AYAT RUQYAH
Ruqyah yang terbaik adalah dengan menggunakan ayat-ayat Al-Qur-an. Hal ini
berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

َ َّ َ‫ن‬ َّ ُ َ َ‫َ ُ نَ نِّ ُ َ ْ ُ ْ َ ُ َ َ َ َ ْ َ ِّ ْ ُ ْ ن‬


‫ي ِؤَّل خ َس ًارإ‬‫ي ۙ َوَّل َي ِزيد إلظ ِال ِم‬‫آن ما هو ِشفاء ورحمة للمؤ ِم ِن‬
ِ ‫ونيل ِمن إلقر‬

5
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur-an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-
orang yang beriman dan Al-Qur-an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zhalim
selain kerugian.” *Al-Israa’: 82+

Kemudian menggunakan do’a-do’a dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang shahih.

Berikut beberapa ayat-ayat ruqyah syar’iyyah untuk diri sendiri yang bisa Anda amalkan.
Terkadang ada yang menyebutkannya sebagai ruqyah syari’ah, tidak sepenuhnya salah akan
tetapi yang lebih tepat adalah ruqyah syar’iyyah. Semoga Allah berikan kesembuhan.

Ayat Ruqyah #1: Al-Fatihah


َّ ‫إلر ْح َم ََٰٰن‬ َّ
‫إلر ِح ِيم‬ ِ ِ ‫ِب ْس ِم‬
َّ ‫إَّلل‬

Terjemah Arti: Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Quran Surat Al-Fatihah Ayat 1 Terjemahan Tafsir Bahasa Indonesia (Isi Kandungan) Aku
memulai membaca Alquran dengan menyebut nama Allah sambil memohon pertolongan
kepada-Nya. Allah adalah merupakan nama Untuk Robb Yang Maha banyak berkahnya lagi
Maha Tinggi, zat yang berhak diibadahi yang tidak ada yang lain selain-Nya. Dan ini adalah
merupakan nama paling khusus diantara nama-nama Allah ta'ala yang tidak dinamai dengan
nama ini selain Allah yang Maha banyak berkahnya lagi Maha Tinggi. ‫إلر ْح َم ِن‬
َّ (yang maha
pengasih) yang memiliki Rahmat umum yang meliputi seluruh makhluk, ‫إلر ِح ِيم‬ َّ (yang maha
penyayang) yakni kepada orang-orang Mukmin. dan keduanya merupakan dua nama
diantara nama Allah ta’ala yang keduanya mencakup penetapan sifat Rahmah (menyayangi)
bagi Allah sebagaimana yang layak bagi keagungannya. (Tafsir al-Muyassar)

َ‫ْإل َح ْم ُد ََّّلل َر ِّب ْإل َع َالم ن‬


‫ي‬ ِ ِ ِ

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Quran Surat Al-Fatihah Ayat 2

Pujian kepada Allah dengan sifat-sifatnya yang semuanya merupakan sifat-sifat


kesempurnaan dan karena nikmat-nikmat nya yang nampak maupun yang tersembunyi,
yang bersifat agamawi maupun duniawi, yang didalamnya terkandung perintah bagi para
hambanya untuk memuji-Nya karena Dialah satu-satunya yang berhak mendapat pujian.
Sebab Dialah yang mengadakan semua makhluk, yang menangani urusan-urusan mereka,
yang mengatur seluruh makhlukNya dengan nikmat-nikmat nya dan membimbing para wali-
Nya dengan iman dan amal sholeh. (Tafsir al-Muyassar)

َّ ‫إلر ْح َم ََٰٰن‬
‫إلر ِح ِيم‬ َّ
ِ
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

6
Quran Surat Al-Fatihah Ayat 3

‫إلر ْح َم ِن‬
َّ (yang maha pengasih) maksudnya yang memiliki Rahmat umum yang mencakup
َّ (yang maha penyayang) yakni terhadap orang-orang Mukmin. dan
seluruh alam, ‫إلر ِح ِيم‬
keduanya merupakan dua nama diantara nama-nama Allah. (Tafsir al-Muyassar)

ِّ ْ َ َ
‫ين‬
ِ ‫م ِال ِك يو ِم إلد‬
Yang menguasai di Hari Pembalasan.

Quran Surat Al-Fatihah Ayat 4

Dialah Allah Subhanahu Wa Ta'ala Satu-satunya yang memiliki kekuasaan pada hari kiamat,
yaitu hari pembalsan atas amal perbuatan. Dalam bacaan seorang muslim terhadap ayat ini
dalam setiap rokaat dari shalat-salatnya, terkandung peringatan baginya akan datangnya
hari akhir dan juga memberi motivasi kepadanya untuk mempersiapkan diri dengan amal
Shalih dan menahan diri dari maksiat-maksiat dan keburukan keburukan. (Tafsir al-
Muyassar)

َ َّ َ ُ ُ ْ َ َ َّ
ُ‫اك َن ْس َتع ن‬
‫ي‬ ِ ‫ِؤياك نعبد وِإي‬

Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta
pertolongan.

Quran Surat Al-Fatihah Ayat 5

Kami mengkhususkan Engkau dengan ibadah, dankami hanya memohon pertolongan


kepada Engkau saja dalam semua urusan kami Sebab semua urusan berada di tangan-Mu,
tidak ada seorang pun selain mu yang memiliki sebesar biji sawi sekalipun darinya. Dan
dalam ayat ini terkandung petunjuk bahwa seorang hamba tidak boleh melakukan sesuatu
pun dari jenis-jenis ibadah seperti berdoa, Istighosah, menyembelih dan thowaf
kecuali untuk Allah Semata, dan di dalamnya juga terkandung obat hati dari penyakit
berupa bergantung kepada selain Allah, dan dari penyakit Ria, ‘ujub dan sombong. (Tafsir al-
Muyassar)

َ ‫إلِّص َإط ْإل ُم ْس َتق‬


‫يم‬ َ ِّ ‫إه ِد َنا‬
ْ
ِ

Tunjukilah kami jalan yang lurus,

Quran Surat Al-Fatihah Ayat 6

Tunjukilah dan bimbinglah kami serta berilah Taufik bagi kami menuju jalan yang lurus,
teguhkanlah kami di atasnya hingga kami bertemu dengan-Mu kelak. Yaitu agama Islam yang
merupakan Jalan yang jelas yang menyampaikan kepada keridhoan Allah dan kepada surga-

7
Nya yang telah ditunjukkan oleh penutup para Rosul dan Para Nabi Allah, yaitu Muhammad
Shallallahu Alaihi Wasallam. maka tidak ada jalan menuju kebahagiaan bagi seorang hamba
kecuali dengan Istiqomah di atas jalan tersebut. (Tafsir al-Muyassar)
َّ َ َ ْ ْ َ َ
َ‫إلض ِّال ن‬ ُ ْ َ ْ ْ َ ْ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َّ َ َ
‫ي‬ ‫وب علي ِهم وَّل‬
ِ ‫ِِصإط إل ِذين أنعمت علي ِهم غ ِي إلمغض‬

Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang
dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Quran Surat Al-Fatihah Ayat 7

Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri kenikmatan kepada mereka dari kalangan
para nabi, orang-orang yang benar imannya, orang-orang yang mati syahid, orang-orang
Shalih. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh Hidayah dan istiqomah. Dan jangan
Jadikan kami termasuk orang-orang yang menempuh jalan orang-orang yang dimurkai,yaitu
orang-orang yang mengetahui kebenaran namun tidak mengamalkannya. Mereka
adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang seperti mereka. Sedangkan orang-orang yang
sesat adalah orang-orang yang tidak diberi petunjuk dari kejahilan mereka hingga akibatnya
mereka sesat jalan. Mereka adalah orang-orang Nasrani dan orang-orang yang mengikuti
jalan hidup mereka. Di dalam doa ini terkandung obat bagi hati seorang muslim dari
penyakit pembangkangan,kebodohan dan kesesatan. dan juga terkandung dalil
bahwasannya nikmat paling Agung secara mutlak adalah nikmat Islam. Maka barangsiapa
yang lebih mengetahui kebenaran dan lebih mengikutinya maka dia lebih pantas meraih
Hidayah jalan yang lurus. Dan tidak ada keraguan bahwa para sahabat Rasulullah Shallallahu
Alaihi wasallam adalah orang-orang yang paling utama meraih hal itu setelah para nabi
alaihim salam. maka ayat ini menunjukkan keutamaan dan Agung nya kedudukan mereka.
Semoga Allah meridoi mereka. Dan disunnahkan bagi orang yang membaca Alquran dalam
sholat untuk mengucapkan “Amin” setelah membaca surat al-fatihah. dan maknanya
adalah “Ya Allah kabulkanlah doa kami”. dan ia bukan suatu ayat dari surat al-fatihah
menurut kesepakatan para ulama oleh karena itu mereka telah bersepakat untuk
tidak menulisnya di dalam mushaf. (Tafsir al-Muyassar)

Ayat Ruqyah #2: Ayat Kursi


َّ َ ْ َ ْ َّ َ
‫ض ۗ َم ْن ذإ إل ِذي َيشف ُع ِعند ُه ِؤَّل‬
َْ
‫إت َو َما ِ ن ِق إَل ْر‬ َّ ‫وم ۚ ََّل َت ْأ ُخ ُذ ُه س َنة َو ََّل َن ْوم ۚ َل ُه َما نق‬
‫إلس َم َاو‬ ُ ‫ح ْإل َق ُّي‬ ُّ َ ‫إَّلل ََّل ؤ َل َٰ ََٰه ؤ ََّّل ُه َو ْإل‬
ُ َّ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ َ ِ َ ِ ْ
َ َ َ َْ ْ َ َ َ َّ ُ ُّ ُ َ َّ ْ ْ َ َ ُ ُ َ ْ ُ َ َ ْ َ
‫إت وإَلرض وَّل‬ َ َ َ َ
ِ ‫ش ٍء ِمن ِعل ِم ِه ِؤَّل ِبما شاء ۚ و ِسع ك ْر ِسيه إلسماو‬ ْ ِ ‫يطون ب‬
ِ ِ ‫ي أ ْي ِد ِيه ْم َو َما خلفهم وَّل ي ِح‬ َ‫بإذنه ۚ َي ْعل ُم َما َب ْ ن‬
ِ ِ ِِ
ُ‫ل إل َعظيم‬ ْ ُّ ْ
َ‫ود ُه ح ْف ُظ ُه َما ۚ َوه َو إلع‬
ُ ُ َُ
ِ ِِ ِ ‫يئ‬

Terjemah Arti: Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup
kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur.
Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi
Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang
mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang
dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat
memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. — Quran Surat Al-Baqarah
Ayat 255 Terjemahan Tafsir Bahasa Indonesia (Isi Kandungan) Allah adalah Dzat yang tidak
ada yang berhak dihadapkan padanya uluhiyah dan ubudiyah kecuali Dia, Yang Maha hidup

8
yang mempunyai seluruh hakikat kehidupan yang sempurna, sesuai dengan keagunganNya,
lagi Maha mengatur segala sesuatu, tidak mengantuk dan tidak tidur. Semua yang ada di
langit dan seluruh yang ada di bumi adalah milikNya. Tidak ada seorangpun yang berani
maju memberikan syafaat di sisiNya kecuali dengan izinNya. pengetahuanNya meliputi
segala makhluk-makhluk yang ada, yang ada di masa lalu, sekarang dan di masa yang akan
datang. Dia mengetahui perkara-perkara yang akan terjadi di hadapan makhluk-makhluk
berupa hal-hal yang terjadi di masa yang akan datang, dan apa yang telah terjadi di belakang
mereka berupa perkara-perkara masa lalu. Dan tidak seorang pun dari makhluk yang
mengetahui sedikit saja dari ilmuNya selain apa yang Allah ajarkan dan tampakkan
kepadanya. Dan kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan kursi ini adalah tempat dua kaki
Allah jalla jalaluh. Dan tidak ada yang mengetahui bentuknya selain Allah. Memelihara
keduanya tidaklah memberatkan Allah. Dan Dia Maha tinggi dengan Dzat dan sifat-sifatNya
di atas semua makhlukNYa, yang menghimpun seluruh sifat keagungan dan kebesaranNya.
Ayat ini merupakan ayat paling agung di dalam Al-Quran dan dinamakan dengan sebutan
Ayat Kursi. (Tafsir al-Muyassar)

Ayat Ruqyah #3: Dua (2) Ayat Terakhir Surat al-Baqarah


ُ َ َ َ ْ َ ُ ِّ َ ُ َ ُ ُ َ ُ ُ َ َ َ َ َ َّ َ َ ٌّ ُ َ ُ ْ ُ ْ َ ِّ َ ْ َ َ ُْ
‫ي أ َح ٍد ِم ْن ُر ُس ِل ِه ۚ َوقالوإ‬ ُ ُ َّ ‫آم َن‬
ِ ‫إلرسول ِب َما أن ِزل ِؤل ْي ِه ِمن رب ِه وإلمؤ ِمنون ۚ كل آمن ِب‬
‫اَّلل ومَل ِئك ِت ِه وكتب ِه ورس ِل ِه َّل نفرق ب ن‬
ِ
َ
ْ َ َ َ َ َ ْ ُ َ
َ َ َ
‫َس ِم ْعنا َوأط ْعنا غف َرإنك َرَّبنا َوِإل ْيك إل َم ِص ُي‬

Terjemah Arti: Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari
Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami
tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan
mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya
Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali".

َ َ َ َ َ َْ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ َ ُ َ َ ْ َْ َ ْ َ َ َّ ْ َ ُ َّ ُ ِّ َ ُ َ
‫إَّلل نف ًسا ِؤَّل ُو ْس َع َها ۚ ل َها َما ك َس َبت َو َعل ْي َها َما إكت َس َبت ۗ َ َّربنا َّل تؤ ِإخذنا ِؤن ن ِسينا أ ْو أخطأنا ۚ َرَّبنا َوَّل ت ْح ِم ْل َعل ْينا‬ ‫َّل يكلف‬
َ
َ ْ ُ ْ َ َ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ ْ َ َّ َ ُ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ ِّ َ ُ َ َ َ َّ َ َ ْ َ ْ َ َّ َ َ ُ َ ْ َ َ َ َ ً ْ
‫ِؤِصإ كما حملته عل إل ِذين ِمن قب ِلنا ۚ ربنا وَّل تحملنا ما َّل طاقة لنا ِب ِه وإعف عنا وإغ ِفر لنا وإرحمنا ۚ أنت موَّلنا فانِّصنا‬
َ ‫َع َل ْإل َق ْوم ْإل َكافر‬
‫ين‬ ِ ِ ِ

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat


pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang
dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami
lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban
yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan
kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri
maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka
tolonglah kami terhadap kaum yang kafir". — Quran Surat Al-Baqarah Ayat 286

Ayat Ruqyah #4: Al-Falaq


ََْ ُ َ ُ
‫ق ْل أ ُعوذ ِب َر ِّب إلفل ِق‬

9
"Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh,

katakanlah (wahai rasul), “aku berlindung dan bernaung kepada Tuhan yang menguasai al
falaq,yaitu waktu shubuh.” (Tafsir al-Muyassar)
Dari keburukan seluruh makhluk dan gangguan mereka. (Tafsir al-Muyassar)

َ َ ِّ َِ ‫ِم ْن‬
‫ش َما خل َق‬

dari kejahatan makhluk-Nya.

َ ‫ش َغاسق ؤ َذإ َو َق‬


‫ب‬ ِّ َِ ‫َوم ْن‬
ِ ٍ ِ ِ

dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, — Quran Surat Al-Falaq Ayat 3

Dan dari keburukan malam yang sangat gelap apabila ia datang dan menyebar,dan yang ada
padanya dari keburukan-keburukan dan gangguan-ganguan (Tafsir al-Muyassar)
َ ْ َ َّ َّ ِّ َِ ْ َ
‫ات ِ ن ِق إل ُعق ِد‬
ِ ‫ش إلنفاث‬ ‫و ِمن‬

dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, —
Quran Surat Al-Falaq Ayat 4

Dan juga dari keburukan wanita-wanita penyihir yang meniup dalam simpul-simpul yang
mereka jalin dengan tujuan menyihir. (Tafsir al-Muyassar)
َ َ َ ِّ َِ ‫َوم ْن‬
‫اس ٍد ِؤذإ َح َسد‬
ِ ‫شح‬ ِ

dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki". — Quran Surat Al-Falaq Ayat 5 Dan dari
keburukan orang hasad, pembenci manusia apabila ia iri kepada mereka atas sesuatu yang
Allah berikan kepada mereka, ia ingin agar nikmat-nikmat itu hilang dari mereka dan ingin
menimpakan gangguan kepada mereka.” (Tafsir al-Muyassar)\

Ayat Ruqyah #3: An-Naas


َّ ِّ َ ُ ُ َ ْ ُ
‫اس‬
ِ ‫قل أعوذ ِبرب إلن‬
Terjemah Arti: Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan
menguasai) manusia. — Quran Surat An-Nas Ayat 1 Terjemahan Tafsir Bahasa Indonesia (Isi
Kandungan) Katakanlah wahai rasul, "aku berlindung dan bernaung kepada tuhannya
manusia yang mahakuasa satu-satunya untuk menolak keburukan was-was." (Tafsir al-
Muyassar)
َّ َ
‫اس‬
ِ ‫م ِل ِك إلن‬
Quran Surat An-Nas Ayat 2 Raja manusia yang bertindak terhadap segala urusan
mereka,mahakaya,tidak membutuhkan mereka. (Tafsir al-Muyassar)
َّ َ
‫اس‬
ِ ‫ِؤل َٰ َِٰه إلن‬

10
Quran Surat An-Nas Ayat 3 Tuhan semabahan manusia yang tidak ada sesembahan yang haq
kecuali Dia (Tafsir al-Muyassar)
َّ َ ْ َ ْ َ ْ ِّ َِ ْ
‫اس‬
ِ ‫إس إلخن‬ ِ ‫ِمن ش إلوسو‬
Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, — Quran Surat An-Nas Ayat 4 Dari
gangguan setan yang berbisik saat lalai dan bersembunyi saat berdzkir kepada Allah .
(Tafsiral-Muyassar)
َّ ُ ُ ‫َُ ْ ُ ن‬ َّ
‫اس‬
ِ ‫ور إلن‬
ِ ‫إل ِذي يوس ِوس ِ ِق صد‬

yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, — Quran Surat An-Nas Ayat 5 Yang
meniupkan keburukan dan keraguan keraguan dalam jiwa manusia. (Tafsir al-Muyassar)

َّ َ َّ ْ َ
‫اس‬
ِ ‫ِمن إل ِجن ِة وإلن‬
dari (golongan) jin dan manusia. Quran Surat An-Nas Ayat 6 dari setan-setan jin dan manusia
(Tafsir al-Muyassar)

Benteng Perlindungan. Selayaknya bagi seorang muslim untuk membaca tiga surat ini
sebanyak tiga kali pada pagi dan petang hari.

َ ُ َّ َ ُ ْ ُ
‫ئَّلل أ َحد‬ ‫قل ه و‬
ُ َّ ُ َّ
‫ئلص َمد‬ ‫ۖ ئَّلل‬
َْ َ ْ َ
‫ل ْم َي ِلد َول ْم ُيولد‬
َ ‫َو َل ْم َي ُكن َّل ُهۥ ُك ُف ًوإ‬
‫أحد‬

“Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya
segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun
yang setara dengan Dia.”

(Surat Al-Ikhlas: 1-4)

Dan membaca Al-Mu’awidzatain yakni Surat Al-Falaq dan Surat An-Nas. Rasulullah
menyampaikan keutamaan membaca ketiga surat di atas,
ْ َِ ‫يك ِم ْن ُك ِّل‬
‫شء‬
َ ْ َ
‫تك ِف‬

“Maka dengan ayat-ayat ini akan mencukupkanmu (menjagamu) dari segala keburukan.”
(HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i)

11
F. HUKUM PROFESI AHLI RUQYAH
Sesungguhnya orang-orang yang mengkhususkan diri untuk meruqyah, sama seperti
orang yang mengkhususkan dirinya untuk berdoa bagi orang lain; sehingga dengan
demikian, ruqyah dan doa adalah sama. Jadi apakah pantas bagi seorang penuntut ilmu
mengatakan “kemari, datanglah kepadaku, aku akan mendoakanmu”.

Ini sangat bertentangan dengan petunjuk para salafush shalih. Selain itu juga, dahulu
Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhu dan para sahabat lainnya serta para tabi’in benci
apabila ada seseorang datang meminta doa kepada mereka. Mereka berkata “apakah kami
ini seorang nabi?”

Dampak negatif menyebarnya hal ini, yaitu bisa menimbulkan keraguan pada diri
orang awam dan orang-orang yang tidak berilmu; mereka menyangka, cara ini adalah cara
yang benar dalam melakukan ruqyah, sehingga mereka pun pergi meminta ruqyah kepada
orang lain dan melupakan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam meruqyah,
yaitu meruqyah diri sendiri dan menyerahkan diri di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala
untuk memohon kesembuhan kepadaNya.

Kesimpulan dari penjelasan di atas, bahwasanya mengkhususkan diri menjadi


peruqyah dan menjadikannya sebagai profesi (mata pencaharian), menurut penjelasan para
ulama ahlus sunnah, tidak dibenarkan. Hal seperti ini akan menjerumuskan kepada bahaya,
fitnah dan lain sebagainya, sebagaimana telah dijelaskan di atas. Wallahu a’lam bish shawab.

12
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Meyakini keberadaan jin atau setan merupakan bagian dari ajaran
agama Islam yang mulia ini. Ruqyah adalah membacakan sesuatu pada orang
yang sakit, bisa jadi karena terkena ‘ain (mata hasad), sengatan, sihir, racun, rasa
sakit, sedih, gila, kerasukan, dan lainnya. Ruqyah di kalangan para dukun atau
paranormal dikenal dengan istilah jampi-jampi.

B. SARAN
Semoga pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca dan
dapat digunakan kemudian hari.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://almanhaj.or.id/3120-berlindung-diri-dari-makhluk-halus.html

https://muslim.or.id/41929-tanda-tanda-terkena-gangguan-jin-dan-penyakit-ain.html
https://muslimah.or.id/232-ruqyah-1-terapi-ruqyah-syari.html

https://rumaysho.com/2383-kriteria-ruqyah-yang-dibolehkan.html

https://tafsirweb.com/37730-ayat-ayat-ruqyah.html

https://almanhaj.or.id/2180-ahlus-sunnah-membolehkan-ruqyah-syariyyah-dan-melarang-
ruqyah-yang-ada-kesyirikan-dan-bidah.html

https://almanhaj.or.id/2692-hukum-mengkhususkan-diri-untuk-meruqyah-dan-
menjadikannya-sebagai-pekerjaan-tetap.html

14

Anda mungkin juga menyukai