BAB 1 PENDAHULUAN
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang menyinggung mengenai pembentukan
karakter, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penulisan karya tulis ini yaitu :
a. Seberapa besar pengaruh permaianan tradisional terhadap pembentukan karakter
anak?
b. Apa kendala dari membangun karakter anak melalui permainan tradisional?
c. Bagaimana menghidupkan kembali permainan tradisional yang sekarang ini mulai
luntur?
3. Prosedur Pemecahan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat dijabarkan bahwa dengan
permainan tradisional seperti gobak sodor, engklekan, delikan, dakon, dan lain
sebagainya dimana permainan itu mampu menggerakkan semua anggota tubuh,
Permatasari Nur Azizah / XI MIPA 2 / 25
sehingga badan menjadi sehat, kuat dan bergairah. Disamping permainan tradisional
yang menyehatkan, ternyata di balik itu permainan tradisional yang telah diciptakan
nenek moyang kita tersimpan banyak hikmah untuk membangun karakter anak agar
bisa pandai baik dalam aspek kognitif maupun emosional. Permainan tradisional yang
beraneka ragam dan merupakan khazanah budaya bangsa Indonesia harus dilestarikan
dan dijaga agar tidak punah oleh kemajuan teknologi di era globalisasi ini.
Namun pada kenyataanya sekarang ini orang tua sering melalaikan untuk
mengajarkan permainan tradisional dan lebih mengenalkan pada games online,
sehingga anak ketagihan memainkan games online. Maka dari itu penting juga bagi
orang tua dan guru untuk memperkenalkan permainan-permainan tradional kepada
anak-anak dan memberi penjelasan hikmah apa yang dapat diambil dari permainan
tersebut.
BAB II PEMBAHASAN
1. Model Permainan Tradisional
Permainan tradisional memiliki banyak ragam dan macamnya, karena
permainan tradisional itu diwariskan oleh nenek moyang bangsa Indonesia.
Keanekaragaman permainan tradisional terbentuk karena adanya perbedaan budaya
antara daerah satu dengan daerah lainnya. Permainan yang dibentuk dan diciptakan
oleh nenek moyang kita merupakan warisan budaya yang harus dilindungi dan dijaga
agar tidak tenggelam oleh arus modernisasi. Nenek moyang menciptakan permainan
tradisional ini bukanlah asal-asalan menciptakan saja namun dibalik itu tersimpan hal
yang akan membantu menumbuhkan karakter anak, asalkan orang tua atau pendidik
dapat menyampaikan pesan moral dalam setiap permainan tersebut dengan baik.
Permainan tradisioanal, baik secara langsung atau tidak langsung akan
melahirkan kepekaan terhadap semua input yang masuk pada anak. Hal ini memiliki
pengaruh cukup besar untuk menumbuhkan karakter anak. Menurut Bredekamp dan
Rosegrant, ada empat komponen untuk membantu anak menumbuh kembangkan
potensinya, yaitu dengan kesadaran, eksplorasi, penyediaan pengalaman, dan teman
sebaya. Hal ini sesuai dengan dunianya yaitu belajar serta bermain. Jenis permainan
tradisional adalah permainan yang pertama kali dikenal di lingkungan karena telah
menjadi turun temurun dari orang tua mereka atau nenek moyang.
Permainan tradisional menjadi pendorong bagi perkembangan anak, selain itu
permainan tradisional memiliki nilai-nilai kearifan lokal yang harus dilindungi, dijaga
Permatasari Nur Azizah / XI MIPA 2 / 25
Permainan tradisional dilakukan dengan multi jenjang usia dan tidak lekang oleh
waktu. Pemain yang belum bisa melakukan permainan dapat belajar secara tidak
langsung pada pemain yang sudah bisa, walaupun usianya masih dibawahnya.
1. Mengembangkan sportanitas dalam pribadi anak . tidak ada yang paling ungggul,
karena tiap orang memiliki kelebihan dalam setiap permainan yang berbeda. Hal
ini dapat meminimalisir perasaan egois dalam diri anak-anak. Anak dapat
Permatasari Nur Azizah / XI MIPA 2 / 25
memahami bahwa dirinya maupun orang lain sama-sama memiliki kelebihan dan
kekurangan.
2. Permainan tradisional mempunyai karakteristik yang berdampak positif pada
perkembangan anak.
3. Cenderung memanfaatkan alat atau fasilitas dari lingkungan tanpa harus membeli
dan perlu imajinasi dan kreatifitas yang tinggi.
4. Pemainan tradisional dominan melibatkan pemain yang relative banyak. Tidak
mengherankan karena permainan tradisional mendahulukan kesenangan bersama,
permainan ini juga bermaksud lebih pada pendalaman kemampuan interaksi antar
pemain. Seperti petak umpet, congklak dan gobak sodor.
5. Permainan tradisional memiliki nilai-nilai luhur dan pesan moral seperti nilai
kebersamaan, kejujuran, tanggung jawab, lapang dada, percaya diri dan taat pada
aturan.
6. Sosialisasi antar anak semakin baik, dalam berkelompok pun harus menentukan
strategi, mengembangkan sikap sportif , menghargai orang lain dan mampu
bekerja sama. Misalkan engklek, congklak, lompat tali, bola bekel dan lain-lain.
1. Gobak Sodor
Istilah permainan Gobag sodor dikenal di daerah jawa tengah , sedangkan di
daerah lain seperti galah lebih dikenal di Kepulauan Natuna, sementara di
beberapa daerah Kepulauan Riau lainnya dikenal dengan nama galah panjang. Di
daerah Riau Daratan, permainan galah panjang ini disebut main cak bur atau main
belon. Sedang di daerah jawa barat di kenal dengan nama Galah Asin atau
Galasin.Gobak Sodor adalah sejenis permainan daerah dari Indonesia. Cara
melakukan permainan ini yaitu dengan membuat garis-garis penjagaan dengan
kapur seperti lapangan bulu tangkis, bedanya tidak ada garis yang rangkap,
Gobak sodor terdiri dari dua tim, satu tim terdiri dari tiga orang. Aturan mainnya
adalah mencegat lawan agar tidak bisa lolos ke baris terakhir secara bolak-balik.
Untuk menentukan siapa yang juara adalah seluruh anggota tim harus secara
Permatasari Nur Azizah / XI MIPA 2 / 25
anak itu, lalu berlari menyentuh tiang lebih dulu sebelum anak yang di tempbak
itu menyentuh tiang. Akan tetapi jika si penjaga kalah cepat maka anak itu
menjadi bebas jadi kesempatan jaga. Lalu jika ada anak yang bersembunyi
berhasil menyentuh tiang is harus menyentuhnya sambul mengatakan jethung.
Setelah semua anak yang bersembunyi keluar baik itu ia bebas atau kena maka
permainan berakhir. Kemudian untuk menyambungnya dilakukan
dengan hompimpah kembali tapi hanya antara anak-anak yang kena /
tertangkap tadi. Tapi apabila semua anak yang bersembunyi tidak ada yang kena
maka penjaga harus jaga sekali lagi. Dan permaianan ini terus berlanjut sampai
beberapa kali pergantian penjaga sampai diperoleh kesepakatan antara pemaian
untuk berakhir. Jika belum mendapat kesepakatan berakhir, maka permainan ini
akan terus berlanjut tidak ada habisnya.
3. Dakon
Permainan dakon dikenal sebagai permainan tradisional masyarakat Jawa
sekalipun permainan ini dikenal juga di daerah lain. Tidak ada yang tahu
mengapa permainan ini identik dengan dunia wanita. Menurut beberapa pendapat
karena permainan ini identik atau berhubungan erat dengan manajemen atau
pengelolaan keuangan.Untuk memulai permainan yang melibatkan dua orang ini,
keduanya akan mengundi atau ping sut untuk menentukan siapa yang jalan
duluan. Lubang pada papan dakon berjumlah 16 buah. Masing-masing sisi papan
dakon terdapat 7 buah lubang dan 2 buah lubang di masing-masing pojokan/ujung
papannya. Untuk memainkannya biasanya diperlukan biji-bijian untuk isian
lubang-lubangnya. Untuk permainan dakon yang juga dinamakan congklak itu
diperlukan 98 buah biji sawo. Masing-masing sisi dakon yang memiliki 7 buah
lubang itu diisi 7 buah biji untuk masing-masing lubangnya. Jadi, masing-masing
pemain memiliki 49 buah biji kecik yang siap dijalankan. Sedangkan lubang di
bagian ujung (pojok) dakon dikosongkan untuk menampung sisa biji ketika
permainan dijalankan. Dengan permainan itu kita telah dilatih untuk terampil,
cermat, sportif, jujur, adil, tepa selira, dan akrab dengan temannya.
Banyaknya permainan yang modern atau disebut games online membuat anak-
anak melupakan budaya permainan tradisional yang turun temurun telah diwariskan
oleh nenek moyang kita. Alasannya karena games online lebih mudah programnya,
tidak membutuhkan areal yang luas dan pelaksanaanya tidak rumit dan lebih cepat.
Berbeda dengan permainan tradisional misalnya egrang, permainan ini membutuhkan
persiapan fasilitas-fasilitasnya yang lumayan panjang.
Maka dari itu pentingnya orang tua dan tenaga pendidik untuk memberikan
pengenalan tentang macam-macam permainan tradisional dan cara memainkannya
serta menyisipkan pesan moral di dalam permainan tradisional tersebut.
Sesungguhnya permainan tradisional tidak hanya untuk kesenangan anak saja
melainkan juga kebutuhan pokok untuk pembentukan karakter anak. Melalui
permainan tradisional anak dapat mempraktekkan ketrampilan yang mengarah pada
perkembangan kognitif anak, bahasa anak, psikomotorik dan fisik. Sehingga perlu
diperhatikan dalam memilih permainan kepada anak.