1. Leverage
Leverage timbul dari penggunaan asset maupun dana, dalam rangka upaya
meningkatkan return (keuntungan) bagi pemilik perusahaan. Dalam konteks
manajemen keuangan, yang dimaksud dengan Leverage adalah dana yang
menanggung beban (biaya) tetap, baik dana yang berupa real-asset maupun financial
asset.
Besarnya leverage dalam struktur modal perusahaan dapat mempengaruhi nilai saham
(nilai perusahaan) secara signifikan melalui pengaruhnya terhadap risk & return. Sebab,
% perubahan yang relative kecil pada volume sales akan mengakibatkan % perubahan
yang relative besar pada keuntungan. Semakin besar leverage, semakin besar pula
pengaruh perubahan volume sales terhadap perubahan keuntungan ( dalam % ).
Perubahan ( fluktuasi ) keuntungan tersebutlah yang dinamakan risiko. Semakin besar
leverage (beban tetap), maka akan semakin besar pula fluktuasi keuntungan, yang
berarti semakin besar pula risiko.
Pada umumnya kenaikan dalam leverage akan mengakibatkan kenaikan dalam risk &
return; demikian juga sebaliknya penurunan leverage akan mengakibatkan penurunan
risk & return.
Tidak seperti dalam jenis risiko yang lain, dalam leverage ini manajemen dapat
sepenuhnya mengendalikan risiko yang timbul akibat dari leverage ini. Oleh karena akan
berdampak terhadap nilai perusahaan, maka manager keuangan harus memahami cara
mengukur dan menilai leverage; terutama pada saat akan menentukan/ memutuskan
struktur modal yang optimal bagi perusahaan.
Struktur modal yang optimal : adalah kombinasi antara Long-term debt dan Equity
capital yang harus dipertahankan oleh perusahaan guna memaksimumkan nilai
perusahaan. Pada struktur modal yang optimal ini perusahaan akan memperoleh Biaya
modal rata-rata yang minimum ( the Minimum Weigted Average Cost of Capital ). Bila
biaya modal minimum, berarti keuntungan ( nilai perusahaan ) akan maksimum.
1
Konsep tentang leverage ada 3 macam, yaitu:
a. Operating leverage : berkaitan dengan hubungan antara sales revenues dengan
Operating profit ( Net operating Income atau EBIT) perusahaan.
b. Financial Leverage : berkaitan dengan hubungan antara Operating profit ( EBIT
dengan Earning after taxes ( atau dengan Earning per share ).
c. Total Leverage ( Combine Leverage ): sebagai kombinasi dari Operating
Leverage dengan Financial Leverage, yaitu yang berkaitan dengan hubungan
antara sales revenues dengan Earning after taxes (EPS) secara langsung.
Untuk memahami cara kerja leverage, ada 4 ( empat ) hal yang perlu dibahas yaitu:
Operating Breakeven Point (titik impas operasional ) adalah suatu tingkat kegiatan
dimana semua hasil penjualan ( Sales revenues ) persis hanya cukup untuk menutup
semua biaya operasional yang akan dikeluarkan.
Jadi Operating break-even point ( BEP ) adalah suatu keadaan dimana :
Dengan rumus:
Misalkan: P = Sales price /unit
V = variable cost /unit
FC = Fixed operating cost /period
2
Q = Unit sold quantity
TR = Total Sales Revenues
TR = Q.P
TVC = Total Variable Cost
TVC = Q.v
TC = Total Cost
TC = FC + TVC
= FC + Q.V
Q* = Q BEP
TR* = TR BEP
3
Dengan Grafik: .
TR
TR,TC ($) TC
BEP
$5,000
TVC
$2,500
FC
0 Q* Quantity
(500) (unit)
Contoh:
Misalkan terjadi perubahan sebagai berikut:
4
a. FC naik dari $ 2 500 menjadi $ 3 000 ( P dan V konstan )
b. P naik dari $ 10.00 menjadi $ 12.50 ( FC dan V konstan )
c. V naik dari $ 5.00 menjadi $ 7.50 ( FC dan P konstan )
d. FC = $ 3.000; P = $ 12.50; dan V = $ 7.50 ( semua naik simultan )
Diminta : Hitunglah Operating BEP pada masing-masing situasi tersebut dalam unit
dan nilai.
Contoh :
Table 12.7 : The Total Leverage Effect Income Statement.
Unit sold ( Q ) 20,000 30,000
Sales Revenues (@ $5) $100,000 $150,000
Less:
Variable Operating Cost (@ $2) $40,000 $60,000
Fixed Operating cost $10,000 $10,000
Operating Profit ( EBIT ) $50,000 $80,000
Rumus:
5
a. DOL ∆ % = % ∆ EBIT
% ∆ Sales Revenues
c. DOLQ = Q (P - V)
Q (P - V) - FC
Rumus:
a. DFL% = % ∆ EPS
% ∆ EBIT
% ∆ EPS = DFL x % ∆ EBIT
b. DFLQ = Q (P – V) - FC
6
Q ( P-V ) – FC – I – { PD / ( 1 – T )}
c. DFLRp = EBIT
EBIT – I – { PD / ( 1 – T ) }
Catatan:
I = Interest expenses
PD = Dividen Preferred stock
T = Income Tax rate (digital)
Total leverage adalah potensi penggunaan Total fixed cost ( Fixed operating cost +
Fixed financial cost ) untuk memperbesar pengaruh perubahan Sales Revenues ( %
) terhadap perubahan EPS atau Earning Available for C/S ( % ).
Artinya, dengan adanya Total fixed cost tersebut, maka perubahan Sales revenues
akan mengakibatkan perubahan pada EPS atau Earning available for C/S. Semakin
besar Total fixed cost, maka semakin besar pula dampak perubahan Sales
revenues ( % ) terhadap perubahan EPS ( % ).
Rumus:
a. DTL∆ % = % ∆ EPS
% ∆ Sales revenues
7
2. The Firm’s Capital Structure ( Struktur Modal Perusahaan ).
Sampai saat ini belum ada teori yang baku tentang bagaimana caranya
menentukan struktur modal yang optimal, sehingga muncul 2 pendapat tetang
cara menentukan struktur modal optimal, yaitu:
1. berdasarkan Expected EPS terbesar
2. berdasarkan Value of stock terbesar
Contoh:
Andaikan suatu perusahaan membutuhkan dana sebesar $ 2,000,000;- yang
sumbernya akan diambil dari Long-term Debt ( Debt capital ) sebesar $ 500.000; dan
dari Common stock ( Equity capital ) sebesar $ 1,500,000;- , maka struktur modalnya
dapat ditentukan sbb:
8
Capital structure
Types of capital Jumlah ( Weigt )
Debt ( Bond ) $ 500,000 25 % ( Wd ) *
Equity ( C/S ) 1.500,000 75 % ( We )
Total $ 2,000,000 100%
*. Wd ( Weight of debt ) disebut juga Debt ratio ( D/R )
9
Table 12.9. Sales and Associated EBIT for Cooke Co. ($ 000)
Possible Outcome I II III
Probability of sales 25 % 50 % 25 %
Sales revenue ( $ 000 ) $ 400 $ 600 $ 800
less: - Fixed operating costs ( $ 000 ) ( 200 ) ( 200 ) ( 200 )
-Total Variable operating costs (50% of sales) ( 200 ) ( 300 ) ( 400 )
Earning before interest and taxes (EBIT) ( $ 000 ) 0 100 200
Table 12.10 : Capital Structure Associated with Alternative Debt Ratios for
Cooke Company .
Share of Common stock
outstanding ( 000 )
Capital Structure ( $ 000 ) ( 4 ) : $ 20
Debt ratios Debt Equity (C/S)
(%) Total asset (1) x (2) (2) – (3)
(1) (2) (3) (4) (5)
0 500 0 500 25,00
10 500 50 450 22,50
20 500 100 400 20,00
30 500 150 350 17,50
40 500 200 300 15,00
50 500 250 250 12,50
60 500 300 200 10,00
Table 12.11 : Data Tentang Besarnya Debt, Interest Rate dan Annuall Interest
Pada Beberapa Alternative Debt ratios yang direncanakan.
Debt ratios Interest Expenses ( $ 000 )
(%) Debt ( $ 000 ) Interest rate ( % ) (2)x(3)
(1) (2) (3) (4)
0 0 0,0 0,00
10 50 9,0 4,50
20 100 9,5 9,50
30 150 10,0 15,00
40 200 11,0 22,00
50 250 13,5 33,75
60 300 16,5 49,50
10
Table. 12.12 : Calculation of EPS for Selected Debt Ratios ( $ 000 )
for Cooke Company ( for Debt ratio : 0 %, 30 %, and 60 % )
Debt Ratios = 0 %
Probability of EBIT 25 % 50 % 25 %
EBIT (Table 12.9) $ 0.00 $ 100.00 $ 200.00
Less: Interest (Tabel 12.11 , Colum 4 ) $ 0.00 $ 0.00 $ 0.00
Net Profits before taxes (EBT) $ 0.00 $ 100.00 $ 200.00
Less: Taxes (T = 40 % ) $ 0.00 $ 40.00 $ 80.00
Net Profits after taxes ( EAT ) $ 0.00 $ 60.00 $ 120.00
Common stock Out standing ( shares ) 25.0 25.0 25.0
EPS = ( EAT : Shares ) $ 0.00 $ 2.40 $ 4.80
Expected EPSa $ 2.40
a
Standard deviation of EPS $ 1.70
a
Coefficient of variation of EPS 0.71
Debt Ratio = 30 %
Probability of EBIT 25 % 50 % 25 %
EBIT (Table 12.9) $ 0.00 $ 100.00 $ 200.00
Less: Interest (Tabel 12.11) $ 15.00 $ 15.00 $ 15.00
Net Profits before taxes (EBT) ( $15.00 ) $ 85.00 $ 185.00
Less: Taxes (T = 40 %) ( $ 6.00 )b $ 34.00 $ 74.00
Net Profits after taxes ( EAT ) ( $ 9.00 ) $ 51.00 $ 11.00
Total Outstanding shares ( Tab. 12.10 ) 17.50 17.50 17.50
EPS = ( EAT : 17.50 shares ) ( $ 0.51 ) $ 2.91 $ 6.34
Expected EPSa $ 2.91
a
Standard deviation of EPS $ 2.42
a
Coefficient of variation of EPS 0.83
Debt Ratio = 60 %
Probability of EBIT 25 % 50 % 25 %
EBIT (Table 12.9) $ 0.00 $ 100.00 $ 200.00
Less: Interest (Tabel 12.11) $ 49.50 $ 49.50 $ 49.50
Net Profits before taxes (EBT) ( $ 49.50 ) $ 50.50 $ 150.50
Less: Taxes (T = .40) ( $ 19.80 )b 20.20 60.20
11
Net Profits after taxes ( EAT ) ( $ 29.70 ) $ 30.30 $ 90.30
Total Outstanding shares (Table 12.10) 10.00 10.00 10.00
EPS = EAT : 10.00 shares ( $ 2.97 ) $ 3.03 $ 9.03
Expected EPSa $ 3.03
a
Standard deviation of EPS $ 4.24
a
Coefficient of variation of EPS 1.40
Keputusan :
Berdasarkan pendekatan EPS, Debt ratio yang optimal adalah 50% karena memberi
expected EPS terbesar, dengan kata lain bahwa Struktur modal optimal adalah: Debt
capital = 50 %, dan Equity capital = 50 %.
- Kelemahan :
Kita harus mencoba mencari EPS pada berbagai tingkat Debt Ratio.
EBIT – EPS approach to Capital structure adalah suatu pendekatan untuk memilih
Struktur modal (Debt Ratio) yang akan memaksimumkan EPS berdasarkan Expected
EBIT.
12
Dalam hal ini kita perlu terlebih dahulu menghitung EBIT Indiference point , yaitu
tingkat EBIT yang menghasilkan Expected EPS yang besarnya selalu sama untuk
setiap tingkat Debt Ratio (struktur pembiayaan).
Kriteria Keputusan :
Jika expected EBIT > EBIT Indiference Point → Pilih Debt Ratio terbesar
Jika expected EBIT < EBIT Indiference Point → pilih Debt Ratio terkecil
Keterangan :
T = Tax rate
I = Interest Expense
PD = Preferred Stock Dividend
n = Total Outstanding shares of Common stock
Dalam hal ini kita harus menyamakan EPS pada 2 Debt Ratio tertentu, dan
kemudian menghitung EBIT Indiference point dengan persamaan matematis.
Contoh:
Dari kasus di atas dipilih DR1 = 30% , dan DR2 = 60% dengan informasi sbb:
DR1 = 30% DR2 = 60%
I1 = 15.000 I2 = 49.500
PD = Rp 0 PD = Rp 0
n1 = 17.500 shares n2 = 10.000 shares
Misalkan EBIT* = EBIT Indiference Point, masukkanlah ke dalam rumus EPS dengan
Tax rate = 40 %.
13
Jawab:
DR1 = 30% DR2 = 60%
↓ ↓
EPS1 = EPS2
Keterangan:
Ks = Cost of Stock (Estimasi Required Return)
Po = estimasi stock value
Tabel 12.15
Keputusan :
- Menurut EPS → pilih Debt Ratio 50%