Anda di halaman 1dari 8

BAB III

PEMBAHASAN

A. Landasan Teori
1. Pengertian Harddisk

Harddisk Drive atau sering dikenal Harddisk adalah  sebuah komponen perangkat


keras yang menyimpan data sekunder dan berisi piringan magnetis. Harddisk
diciptakan pertama kali oleh insinyur IBM, Reynold Johnson pada tahun 1956.
Pada mulanya harddisk tersebut terdiri dari 50 piringan berukuran 20 inci dengan
kecepatan rotasinya mencapai 1.200 rpm (rotation per minute) dengan kapasitas
penyimpanan 4,4 MB. Kapasitas terbesar harddisk saat ini mencapai 2 TB dengan
ukuran standar 3,5 inci.
Data yang disimpan dalam harddisk tidak akan hilang ketika tidak diberi tegangan
listrik. Dalam perkembangannya kini harddisk secara fisik menjadi semakin tipis
dan kecil namun memiliki daya tampung data yang sangat besar. Selain itu,
harddisk tidak hanya dipasang didalam, tetapi juga dapat terpasang diluar
perangkat (eksternal) dengan menggunakan kabel USB ataupun Fire Wire.

2. Penyebab Kerusakan Hardisk

Harddisk adalah media penyimpan yang sangat penting pada


computer, sayangnya umur pemakaian yang terbatas. Kerusakan pada harddisk
dapat disebabkan beberapa hal. Misalnya :

1. Power supply yang tidak memadai dan merusak kontroller harddisk dan
motor.
2.   Harddisk terjatuh dan merusak mekanik didalamnya atau minimal terjadi
badsector.
3.    Terlalu sering dibawa bawa tanpa pengaman membuat platter harddisk
rusak karena goncangan berlebih.
4. Suhu didalam harddisk yang panas membuat kondisi harddisk dalam
lingkungan tidak stabil.
5. Kondisi MTBF/umur harddisk, sudah tercapai dan akan rusak.

Hal yang masih dapat dilakukan untuk memperbaiki harddisk yang terkena bad
sector adalah hanya kondisi dimana harddisk masih berputar, keadaan controller
harddisk masih bekerja. Tetapi keadaan ini masih dibagi lagi, bila ingin
mengunakan harddisk yang terkena bad sector. Masalah penyebab bad sector
adalah salah satu kerusakan yang sering terjadi. Kondisi kerusakan oleh bad sector
dibedakan oleh 3 keadaan :

1. Kondisi dimana platter harddisk aus. Pada kondisi ini harddisk memang
sudah tidak dapat digunakan. Semakin lama harddisk semakin rusak dan
tidak berguna lagi untuk dipakai sebagai media storage.
2. Kondisi platter yang aus tetapi belum mencapai kondisi kritis. Kondisi ini
dapat dikatakan cukup stabil untuk harddisk. Kemungkinan harddisk
masih dapat diperbaiki karena platter masih mungkin dilow level.
3. Kondisi platter yang aus, baik kondisi yang parah atau ringan tetapi
kerusakan terdapat di cluster 0 (lokasi dimana informasi partisi harddisk
disimpan). Kondisi ini tidak memungkinkan harddisk diperbaiki.

Membicarakan keadaan harddisk untuk diperbaiki hanya memungkinkan


perbaikan pada kondisi ke 2, dimana permukaan harddisk masih stabil tetapi
terdapat kerusakan ringan di beberapa tempat.

B. Implementasi

Memperbaiki Hardisk Yang Bad Sector

                        Bad Sector adalah Keadaan di mana satu sektor dalam harddisk


atau removable disk mengalami kerusakan sehingga tidak bisa lagi digunakan
sebagai tempat penyimpanan data. Hal ini sering terjadi karena beberapa hal,
misalnya putusnya koneksi saat adanya proses transfer data atau disebabkan oleh
benturan yang menyebabkan kerusakan secara permanen.

Tujuan memperbaiki bad sector harddisk ini untuk mengunakan harddisk yang


terdapat bad sector dan Meneliminasi lokasi kerusakan pada bad sector. Untuk
memperbaiki bad sector harddisk ini terbagi menjadi 2 tahapan :

 Tahapan 1

Sebelum melakukan tahapan selanjutnya sebaiknya mengunakan tahapan 1 untuk


memastikan kondisi platter harddisk yang rusak. Untuk mengetahui hal ini
harddisk harus dilakukan LOW LEVEL FORMAT (LLF). LLF dapat dilakukan
dari BIOS atau Software. Untuk BIOS, beberapa PC lama seperti generasi 486
atau Pentium (586) memiliki option LLF. Atau dapat mengunakan software LLF.
Untuk mendapatkan software LLF dapat diambil di Site pembuat harddisk. Atau
mencariutiliti file seperti hddutil.exe (dari Maxtor - MaxLLF.exe)
dan wipe.exe versi 1.0c 05/02/96.

Fungsi dari software LLF adalah menghapus seluruh informasi baik partisi, data
didalam harddisk serta informasi bad sector. Software ini juga berguna untuk
memperbaiki kesalahan pembuatan partisi pada FAT 32 dari Windows Fdisk.

Setelah menjalankan program LLF, maka harddisk akan benar-benar bersih


seperti kondisi pertama kali digunakan.

Peringatan : Pemakaian LLF software akan menghapus seluruh data didalam


harddisk.

 Tahapan 2

Proses selanjutnya adalah dengan metode try dan error. Tahapan untuk sesi ini
adalah :

a.         Membuat partisi harddisk : Dengan program FDISK dengan 1 partisi saja,


baik primary atau extended partisi. Untuk primary dapat dilakukan dengan single
harddisk , tetapi bila menghendaki harddisk sebagai extended, diperlukan sebuah
harddisk sebagai proses boot dan telah memiliki primary partisi (partisi untuk
melakukan booting).

b.         Format harddisk : Dengan FORMAT C: /C. Penambahan perintah /C


untuk menjalankan pilihan pemeriksaan bila terjadi bad sector. Selama proses
format periksa pada persentasi berapa kerusakan harddisk. Hal ini terlihat pada
gambar dibawah ini.

Gambar BAB III 01


Ketika program FORMAT menampilkan Trying to recover allocation unit
xxxxxx, artinya program sedang memeriksa kondisi dimana harddisk tersebut
terjadi bad sector. Asumsi pada pengujian dibawah ini adalah dengan Harddisk
Seagate 1.2 GB dengan 2 lokasi kerusakan kecil dan perkiraan angka persentasi
ditunjukan oleh program FORMAT 
Gambar BAB III 02

Kondisi Display pada program Format Persentasi yang dapat di


gunakan

Baik 0-20% 20%

Bad sector 21% Dibuang

Baik 22-89% 67%

Bad sector 91%

c.       Buat partisi kembali : Dengan FDISK, buang seluruh partisi didalam


harddisk sebelumnya, dan buat kembali partisi sesuai catatan kerusakan yang
terjadi. Asumsi pada gambar bawah adalah pembuatan partisi dengan Primary dan
Extended partisi. Pada Primary partisi tidak terlihat dan hanya ditunjukan partisi
extended. Pembagian pada gambar dibawah ini adalah pada drive D dan F (22MB
dan 12 MB) dibuang karena terdapat bad sector. Sedangkan pada E dan G
( 758MB dan 81MB) adalah sebagai drive yang masih dalam kondisi baik dan
dapat digunakan.
Bila anda cukup ngotot untuk memperbaiki bad sector anda, dapat juga dilakukan
dengan try-error dengan mengulangi pencarian lokasi bad sector pada harddisk
secara tahapan yang lebih kecil, misalnya membuat banyak partisi untuk
memperkecil kemungkinan terbuangnya space pada partisi yang akan dibuang.
Semakin ngotot untuk mencari kerusakan pada tempat dimana terjadi bad sector
semakin baik, hanya cara ini akan memerlukan waktu lebih lama walaupun
hasilnya memang cukup memuaskan dengan memperkecil lokasi dimana
kerusakan harddisk terjadi. Gambar BAB III 03
d.      Untuk memastikan apa bad sector sudah terletak pada partisi harddisk yang
akan dibuang, lakukan format pada seluruh letter drive dengan perintah FORMAT
/C. Bila bad sector memang terdapat pada partisi yang dibuang (asumsi pada
pengujian bad sector terletak pada letter drive D dan F), maka partisi tersebut
dapat langsung dibuang. Tetapi bila terjadi kesalahan, misalnya kerusakan bad
sector tidak didalam partisi yang akan dibuang melainkan terdapat pada partisi
yang akan digunakan, anda harus mengulangi kembali proses dari awal dengan
membuang partisi dimana terdapat kesalahan dalam membagi partisi yang terkena
bad sector. Hal yang perlu diingat : Pembuatan partisi dilakukan dari awal ke
akhir, misalnya C, D, E dan selanjutnya. Untuk membuang partisi mengunakan
cara sebaliknya yaitu dari Z ke C. Kesalahan dalam membuang dan membuat
partisi yang acak acakan akan mengacaukan sistem partisi harddisk.

e.       Proses selanjutnya adalah membuang partisi yang tidak digunakan lagi.


Setelah melakukan pemeriksaan dengan program FORMAT, maka pada proses
selanjutnya adalah membuang partisi yang mengandung bad sector. Pada gambar
dibawah ini adalah: Tahap membuang 2 partisi dengan FDISK untuk letter drive
D dan E. Untuk E dan G adalah partisi letter drive yang akan digunakan.

GAMBAR BAB III 03


f.        Pada akhir tahapan anda dapat memeriksa kembali partisi harddisk dengan
option 4 (Display partitisi) pada program FDISK, contoh pada gambar dibawah
ini adalah tersisa 3 drive : C sebagai primary partisi (tidak terlihat), 2 extended
partisi yang masih baik dan partisi yang mengandung bad sector telah dihapus.
GAMBAR BABIII 04
g.       Akhir proses. Anda memiliki harddisk dengan kondisi yang telah diperbaiki
karena bad sector. Letter drive dibagi atas C sebagai Primary partisi dan
digunakan sebagai boot, D (758MB) dan E (81MB) adalah partisi ke 2 dan ke 3
pada extended partisi.

Bila anda belum puas dengan hasil mencari bad sector, maka anda dapat
mengulangi prosesur diatas. Untuk melakukan Tips ini sebaiknya sudah
mengetahui prosedur dalam membuat partisi dengan program FDISK.

Yang perlu dicatat pada tip ini adalah, berhati-hati pada pemakaian program LLF.
Sebaiknya mengunakan single drive untuk mengunakan program ini. Kesalahan
melakukan LOW LEVEL FORMAT pada harddisk sangat fatal dan tidak dapat
dikembalikin seperti kondisi semula.

Untuk harddisk yang terkena BAD SECTOR sebaiknya mengunakan harddisk


yang kondisinya belum terlalu parah atau bad sector terdapat di beberapa tempat
dan tidak sporadis tersebar. Kerusakan pada banyak tempat (sporadis bad sector)
pada harddisk akan menyulitkan pencarian tempat dimana terjadi bad sector

Anda mungkin juga menyukai