Anda di halaman 1dari 14

MODUL (3.12-4.

12)
Virtual Private Server
Vidio: https://youtu.be/bpPsi3ViFCE

Pengertian VPS

VPS ( Virtual Privat Server ) adalah teknologi server side tentang sistem operasi dan
perangkat lunak yang memungkinkan sebuah mesin dengan kapasitas besar dibagi ke
beberapa virtual mesin. Tiap virtual mesin ini melayani sistem operasi dan perangkat
lunak secara mandiri dan dengan konfigurasi yang cepat. Secara global VPS sering
digunakan untuk Cloud Computing, Software Bot, Menjalankan Software robot forex
(untuk trading), dsb.

VPS juga dapat diartikan sebagai sebuah metode untik mempartisi atau membagi sumber
daya atau resource sebuah server menjadi beberapa server virtual. Server virtual
tersebut memiliki kemampuan menjalankan operating system sendiri seperti layaknya
sebuah server. Bahkan Anda dapat me-reboot sebuah server virtual secara terpisah
(tidak harus mem-reboot server utama).

Kita dapat mengendalikan VPS ( Virtual Privat Server ) dengan Remote Access Dekstrop
atau biasa disebut pengendali jarak jauh, dengan menggunakan aplikasi seperti Putty
untuk yang menggunakan OS windows dan Terminal untuk Linux.

Dasar-Dasar VPS

Berikut adalah informasi dasar yang bisa kamu ketahui lebih lanjut mengenai VPS :

 VPS bekerja seperti sebuah server yang terpisah.


VPS memiliki processes, users, files dan menyediakan full root access.
Setiap VPS mempunyai ip address, port number, tables, filtering dan routing rules
sendiri.
VPS dapat melakukan konfigurasi file untuk sistem dan aplikasi software.
Setiap VPS dapat memiliki system libraries atau mengubah menjadi salah satu
system libraries yang lain.
 Setiap VPS dapat delete, add, modify file apa saja, termasuk file yang ada di dalam
root, dan menginstall software aplikasi sendiri atau mengkonfigurasi root
application software.
 Dalam sebuah VPS, resource server yang alokasikan adalah meliputi CPU Core,
CPU Usage, RAM, dan Storage atau ruang penyimpanan.
 Spesifikasi sebuah VPS itu sendiri berbagai macam, baik dari segi Hard disk,
memory nya, jenis prosesor nya, pilihan operasi sistemnya (Windows/Linux/ dan
sebagainya). VPS sudah terhubung dengan internet selama 24 jam dengan
kecepatan tinggi agar setiap user bisa dengan mudah mengaksesnya. VPS
biasanya diakses melalui komputer pribadi menggunakan software Remote
Desktop Connection (RDC) yang biasanya sudah tersedia di operasi sistem
WINDOWS.
 VPS dilengkapi dengan pengaturan sendiri untuk init script, users, pemrosesan,
filesystem dan sebagainya. VPS bekerja seperti sebuah server yang terpisah
memiliki processes, users, files dan menyediakan full root access. Setiap VPS
mempunyai ip address, port number, tables, filtering dan routing rules sendiri. VPS
juga dapat melakukan konfigurasi file untuk sistem dan aplikasi software.
 Dengan Vps Anda sebagai pengguna tidak perlu lagi merawat Server Virtual ini,
karena perusahaan penyedia VPS akan merawat secara berkala serta
mengupgrade OS, RAM, dsb.

Cara Menggunakan VPS (Virtual Private Server) dalam 5 Langkah Mudah

Proses upgrade dari shared hosting ke Virtual Private Server (VPS) tidak sesulit yang


Anda bayangkan. Hanya saja, untuk cara menggunakan VPS, mungkin bagi sebagian
besar orang terasa rumit, terlebih jika Anda belum familiar dengan command line.

Di artikel ini, kami akan membahas cara setting VPS dalam 5 langkah mudah:

1. Login VPS via Secure Shell (SSH) access.


2. Update server.
3. Buat akun baru dan ubah hak aksesnya (privilege).
4. Aktifkan public key authentication.
5. Setup firewall untuk VPS.
Sebelum sampai ke bagian teknisnya, kami akan menjelaskan mengapa Anda harus
mengonfigurasikan virtual server baru. 
Isi

 Mengapa VPS Baru Harus Dikonfigurasikan?


 5 Langkah untuk Mengonfigurasi VPS Baru Hingga Benar-benar Siap
Digunakan
 Langkah 2: Update Server
 Langkah 3: Buat User Baru dan Ubah Hak Aksesnya (Privilege)
 Langkah 4: Aktifkan Public Key Authentication
 Langkah 5: Install Firewall di VPS
 Kesimpulan
Mengapa VPS Baru Harus Dikonfigurasikan?

Biasanya, ketika Anda mendaftar untuk membeli paket hosting dasar, provider akan
mengaktifkan seluruh software yang diperlukan. Singkatnya, Anda sendiri tinggal
‘terima jadi’. Di shared hosting, misalnya, Anda diberikan akses ke control panel akun
segera setelah Anda berhasil mendaftar dan membuat akun:
Di control panel hosting, Anda akan menemukan beragam opsi yang dibutuhkan untuk
mengonfigurasi akun. Sayangnya, Anda tidak punya hak atau bahkan kontrol penuh
terhadap pengaturan server. Hal ini dikarenakan Anda berbagi server atau mesin yang
sama dengan user lain.

Namun, penggunaan server secara bersama-sama seperti yang terjadi di shared


hosting tidak akan Anda temukan di VPS. Virtual Private Server memberikan Anda
kebebasan dalam mengelola dan manajemen server. Semuanya untuk Anda, tanpa
harus berbagi dengan user lain. Provider hosting hanya akan setup softaware dasar
untuk server, misalnya Apache atau Nginx, dan sisanya dikelola oleh Anda sendiri. Hal
ini berarti ada beberapa tahapan atau langkah yang harus Anda lakukan terlebih dulu
sebelum VPS ‘siap’ digunakan:

 Menentukan kapan seharusnya Anda menggunakan VPS.


 Membuat koneksi ke VPS dan issue command.
 Menginstall software baru dan melakukan update (pembaruan).
 Mengonfigurasikan akun user baru (jika diperlukan).
 Setup atau aktifkan firewall.

Berbicara soal issue commands, maka akan tampak seperti pada gambar di bawah ini:

Alih-alih Graphical User Interface (GUI), untuk berinteraksi dengan VPS, umumnya


Anda akan menggunakan command line. Pada awalnya Anda akan merasa sulit ketika
menggunakan command line. Namun, lama-kelamaan, secara perlahan, Anda akan
terbiasa dengan penggunaan baris perintah tersebut, apalagi kalau Anda rajin mencari
informasi mengenai command yang benar dan tepat serta mengikuti berbagai tutorial
sederhana yang ditemukan di internet.

Sebenarnya, Anda juga bisa terhubung dengan server menggunakan GUI. Tinggal
setup saja di control panel hosting. Namun, metode ini tidak akan kami bahas di artikel
ini. Berdasarkan pengalaman kami, penggunaan command line sudah merupakan
pilihan yang tepat dan efisien. Di samping itu, menggunakan command sederhana akan
mengajarkan Anda banyak hal tentang manajemen server, yang tentu saja akan
berguna seiring dengan berkembangnya situs Anda.

5 Langkah untuk Mengonfigurasi VPS Baru Hingga Benar-benar Siap Digunakan


Sebagian besar web server diaktifkan dan dijalankan di sistem berbasis Unix. Maka,
Anda harus menggunakan command yang ditujukan khusus untuk tipe Sistem Operasi
(OS) tersebut, yang tentu saja tidak sama dengan command yang biasanya Anda
gunakan di sistem Windows. Jika Anda ingin mempelajari lebih dalam mengenai
manajemen server Windows.

Langkah 1: Login ke VPS via Secure Shell (SSH) Access

Selain browser, ada beberapa alternatif yang bisa Anda gunakan agar terhubung ke
website. Sebagai contoh, dengan File Transfer Protocol (FTP), Anda bisa
mengupload, mendownload, dan mengedit file pada server:

Meskipun FTP bisa sangat berguna untuk membuat koneksi antara Anda dan website,
tetap saja aplikasi ini tidak memungkinkan Anda untuk membuat serta
mengirimkan command ke server. Karena itulah, dalam hal ini, Anda
membutuhkan Secure Shell (SSH) access, salah satu tipe protokol yang menyediakan
akses bagi Anda untuk mengaktifkan server.

Setelah berhasil terhubung ke server via SSH, maka Anda bisa membuat dan
mengirimkan command. SSH dikenal akan sistem keamanannya yang terjamin. Hal ini
dikarenakan SSH menawarkan enkripsi yang kuat serta protokol untuk otentikasi.
Mempelajari dan mengetahui cara menggunakan SSH merupakan langkah awal dalam
manajemen server.

Setelah berhasil membuat akun dan membeli paket VPS, maka Anda akan
memperoleh informasi berupa:

 Alamat IP server
 Username (biasanya root)
 Password untuk akun root Anda

Akun root (atau superuser) adalah user yang memiliki hak (privilege) dan akses penuh
pada suatu sistem. Agar lebih mudah dipahami, anggap saja akun root sama seperti
administrator. Hanya saja, akun root memiliki power yang lebih banyak.

Untuk setup VPS, Anda membutuhkan satu akun root yang akan digunakan dalam
pembuatan koneksi awal. Jika Sistem Operasi yang digunakan di end berbasis Unix,
maka Anda dapat terhubung secara langsung ke server dari command line. Namun,
apabila Sistem Operasi yang digunakan adalah Windows, maka install-lah aplikasi SSH
terlebih dulu. Pada umumnya, ada dua jenis aplikasi SSH, dan yang pertama
adalah Bitvise:

Bitvise merupakan pilihan paling tepat jika yang Anda cari adalah interface sederhana
yang menyerupai style Windows classic. Hanya saja, proses setup VPS lebih banyak
dilakukan di dalam command line, jadi style tidak begitu berpengaruh.

PuTTY adalah jenis aplikasi SSH berikutnya yang menampilkan interface yang jauh
lebih sederhana. Meski minimalis, PuTTY kaya akan opsi konfigurasi tambahan
sehingga aplikasi ini lebih sering dipilih dan digunakan ketika Anda ingin berkutat dalam
manajemen server.

Aplikasi SSH yang akan kami gunakan dalam tutorial ini adalah PuTTY. Oleh karena
itu, install dan aktifkan PuTTY terlebih dulu. Selanjutnya, Anda akan melihat sebuah
layar dengan tampilan seperti di bawah ini:
Ketikkan alamat IP server di kolom Host Name (atau alamat IP) dan atur
pengaturan Port ke default value, yakni 22:

Selain di koneksi SSH, port 22 juga digunakan untuk mengamankan informasi login dan
Secure File Transfer Protocol (SFTP).

Di bawah kolom IP, terdapat opsi untuk memilih tipe koneksi yang akan Anda gunakan. Pilih SSH, kemudian klik opsi Open.
Layar  command line akan muncul, dan di sinilah Anda bisa menyertakan informasi
login. Dalam hal ini, Anda diminta untuk memasukkan root dan password yang sesuai:

Apabila tidak ada kesalahan pada data yang dimasukkan, maka selanjutnya akan
muncul rangkuman singkat berisikan detail server, dan juga prompt untuk
menambahkan command:
Anda berhasil menyelesaikan langkah pertama dari cara setting VPS.
Jangan close layar command line karena masih banyak task yang akan kita lakukan.

Langkah 2: Update Server

Setelah berhasil login ke VPS, akan muncul suatu pesan yang menginformasikan
bahwa ada package atau security yang perlu diupdate:

Pada umumnya package adalah software atau perangkat lunak dalam bahasa Unix.


Jika software ini diaktifkan pada suatu sistem, penting bagi Anda untuk selalu
mengupdate komponennya, bahkan server.

Menggunakan software yang sudah usang atau outdated sama saja membuat server
(dan juga website) Anda rentan terhadap ancaman dan bahaya cyber. Bahkan Anda
tidak bisa menikmati keunggulan serta kelebihan dari berbagai fitur yang hanya bisa
diaktifkan jika software diupdate. Oleh sebab itu, update-lah package server tersebut,
kemudian unduh patch keamanan yang pending atau tertunda.
Untuk update software, ketik apt update di command line dan tekan Enter pada
keyboard. Server akan mengecek kembali package mana saja yang perlu diupgrade.
Setelah itu, ketik apt dist-upgrade untuk mengupdate package server:

Tunggu selama beberapa saat sampai proses update selesai dilakukan. Setelah
semuanya selesai, restart server dengan menggunakan command reboot. Close atau
tutup layar command line. Tunggu selama satu atau dua menit, kemudian login kembali
dengan menggunakan PuTTY (atau aplikasi yang jadi pilihan Anda).

Jika sudah tidak ada list software yang harus diupdate, maka kita bisa mempelajari
langkah selanjutnya dari cara menggunakan VPS.

Langkah 3: Buat User Baru dan Ubah Hak Aksesnya (Privilege)

User root adalah akun yang Anda gunakan dari awal setup VPS sampai pada tahap ini.
Kami sarankan untuk tidak mengandalkan satu akun user saja. Anda bisa membuat
akun user lainnya dengan keistimewaan superuser privilege.

Alasannya, akun root dapat mendatangkan masalah bahkan mengakibatkan keursakan


apabila Anda tidak tahu atau tidak yakin dengan yang dilakukan.
Akun root menawarkan akses penuh ke semua pengaturan sistem sehingga jika Anda
memasukkan satu command yang salah, maka siap-siap saja dengan risiko
kerusakannya.

Akun user privilege yang memiliki superuser privilege, di sisi lain, harus menambahkan
prefix sudo ke comamnd yang hendak diaktifkan dengan menggunakan administrative
privilege. Meskipun hanya perubahan kecil yang dilakukan, hasilnya bisa membawa
dampak yang begitu signifikan. Jika hendak mengaplikasikan cara ini, maka Anda harus
berpikir matang-matang sebelum mengaktifkan command dengan menggunakan
prefix sudo sehingga server dan juga website Anda terhindar dari masalah dan error.

Masukkan command di bawah ini untuk buat user baru. Ganti bagian kedua dengan
username apa pun yang ingin Anda gunakan:

adduser yournewusername

Masukkan command di bawah ini untuk menambahkan user ke grup sudo sehingga


user tersebut memiliki superuser privileges (ganti bagian yournewusername dengan
username baru Anda):

# usermod -aG sudo yournewusername

Terakhir dari langkah ini, buat password akun. Ada metode yang lebih aman daripada
sekadar membuat password biasa, dan hal itu akan kami jelaskan di bawah ini.

Langkah 4: Aktifkan Public Key Authentication

Public key authentication adalah suatu metode atau teknik yang dianggap lebih aman
daripada menggunakan password biasanya. Di sini, Anda akan membuat dua key,
yakni public dan private.

Server akan menyimpan public key dan menggunakannya untuk mengotentikasi private


key sehingga hanya Anda yang bisa mengaksesnya sebagai file di komputer. Setelah
membuat public key authentication, masukkan private key dan kata sandi agar bisa
login. Dengan begini, keamanan dapat ditingkatkan secara signifikan.

Untuk membuat SSH keys di Windows, gunakan PuTTYgen app yang akan terinstall


ketika Anda memasang aplikasi SSH (untuk informasi selengkapnya tentang cara
pembuatan SSH keys di sistem operasi Linux/Unix, silakan baca panduan ini). Cari
aplikasi PuTTYgen di antara sekian program yang terpasang, kemudian aktifkan.
Tampilannya akan seperti ini:
Anda tidak perlu mengubah pengaturan, biarkan tetap default ntuk kedua key tersebut.
Klik opsi Generate. Agar key lebih unik, program akan meminta Anda untuk
menggerak-gerakkan mouse di sekitar key sebagai suatu uji coba:

Program lalu akan menampilkan public key yang dibuat untuk Anda. Buat kata sandi
untuk public key yang akan bertindak sebagai password:
Klik Save private key dan simpan file yang berhasil dibuat di komputer.
Jangan close atau tutup layar karena Anda masih harus menyalin public key.

Gunakan original root user untuk kembali ke server, dan pindah ke direktori beranda


akun dengan mengetikkan # su – yournewusername. User baru akan ditampilkan
di command line:

Aktifkan seperangkat command secara berurutan untuk membuat folder baru


bagi public key, membatasi permission folder, dan menyimpan key:

mkdir ~/.ssh

chmod 700 ~/.ssh

nano ~/ssh/authorized_keys
Pada urutan command di atas, command yang paling akhir memberi perintah untuk
membuka Nano editor sehingga Anda bisa memodifikasi file authorized_keys baru
pada server. Salin public key yang ada di layar PuTTYgen dan tempel (paste) ke Nano
editor.

Setelah key sudah siap, tekan CTRL + X untuk tutup editor dan Y untuk mengonfirmasi
perubahan yang sudah Anda lakukan ke file. Masukkan dua command di bawah ini:

chmod 600 ~/.ssh/authorized_keys

exit
Dua command di atas akan mengubah permission file yang baru saja Anda edit, dan
setelah itu mengembalikan Anda ke user root.
Agar private key dapat digunakan ketika hendak membuat koneksi ke server sehingga
server bisa mengenali Anda, maka konfigurasikanlah PuTTY terlebih dulu. Caranya,
kembali ke halaman utama aplikasi dan buka Connection > SSH > Auth. Di dalam
halaman tersebut, ada kolom yang disebut Private key file for authentication:

Klik Browser dan cari file private key yang tersimpan di komputer. Pilih file tersebut.

Terakhir, beri perintah pada server untuk menonaktifkan default password-only


authentication method bagi user baru yang baru saja Anda buat. Caranya, login ke
server sebagai user baru via SSH dan aktifkan command ini:

sudo nano /etc/ssh/sshd_config


Dengan command di atas, file sshd_config akan terbuka di Nano editor. Cari baris
atau line yang bertuliskan PasswordAuthentication yang ada di dalam file tersebut,
kemudian hapus tanda # di depannya. Ubah value dari Yes ke No sehingga akan
terbaca seperti ini:

PasswordAuthentication no
Simpan perubahan yang dilakukan pada file, lalu reboot server. Untuk mengetesnya,
Anda bisa login kembali dengan menggunakan private key dan password atau kata
sandi yang sudah dibuat.

Langkah 5: Install Firewall di VPS

Sampai tahap ini, Anda sudah mempelajari banyak hal tentang cara setting VPS.
Namun, masih ada satu lagi langkah yang harus Anda lakukan agar server tetap aman
terkendali. Langkah tersebut adalah menginstall dan mengaktifkan firewall.

Untuk install firewall, gunakan program iptables agar Anda bisa setup rule yang


membatasi trafik dari dan ke server Anda. Prosesnya sedikit rumit, jadi kami sarankan
Anda untuk membaca panduan mengenai cara setup iptabels terlebih dulu sehingga
bisa mengonfigurasikan programnya dengan benar.

Di awalnya, proses ini pasti akan membuat Anda pusing tujuh keliling. Namun, dengan
Iptables, Anda bisa membatasi mana port yang memungkinkan trafik untuk mengakses
server Anda. Dengan begini, sejumlah serangan dalam jalurnya akan bisa dihentikan.
Selain itu, pengaktifan Iptables hanya satu kali proses sehingga Anda patut untuk
mencobanya.
Kesimpulan
Mempelajari cara menggunakan VPS setelah berhasil mengupgrade hosting dari
shared hosting ke VPS hosting seolah-olah berhenti berenang di kolam renang biasa
dan berpindah ke kolam renang besar seukuran Olympic. Anda jadinya punya lebih
banyak ruang serta fitur untuk digunakan. Namun tentu saja Anda harus mencari dan
menemukan dasarnya sebelum menggunakan VPS untuk berbagai website yang
dimiliki.

Dengan mengikuti dari awal hingga akhir segala pembahasan di artikel ini, Anda tahu
cara setting VPS, pun terbiasa dengan command line sehingga segala sesuatunya
menjadi lebih mudah. Anda bahkan bisa mengatur server serta software sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan website.

Anda mungkin juga menyukai