Anda di halaman 1dari 22

6

BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Bimbingan Orang Tua
a. Pengertian Bimbingan
Bimbingan bantuan diberikan kepada individu agar potensi
dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan
memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna
menentukan rencana masa depan lebih baik1. Sebagai makhluk
sosial pasti memerlukan bantuan orang lain materiil maupun non
materiil, bimbingan bentuk bantuan bersifat non materiil berupa
teori atau konsep guna memecahkan permasalahan hidup secara
psikis atau kejiwaan yang dihadapi, begitu juga perhatian dan
motivasi orang tua merupakan bimbingan sangat diperlukan anak-
anak mengatasi kesulitan dihadapinya terutama masalah belajar
Pendidikan Agama Islam. Untuk memperoleh pengertian yang
lebih jelas, dibawah ini dikutip beberapa definisi dari bimbingan :
1. Menurut Jear Book Of Education, bimbingan suatu proses
membantu individu melalui usahanya sendiri menemukan
dan mengembangkan kemampuannya memperoleh
kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.
2. Menurut crow & crow , bimbingan diartikan sebagai bantuan
diberikan oleh seseorang, baik pria maupun wanita, memiliki
pribadi baik dan pendidikan memadai, kepada seorang
individu dari setiap usia untuk menolongnya, mengemudikan
kegiatan-kegiatan hidup sendiri, mengembangkan arah
pandangannya, membuat pilihan dan memikul bebannya
sendiri.
3. Menurut Stopps, bimbingan suatu proses terus menerus
membantu perkembangan individu mencapai kemampuannya
1
M., Umar, dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung : Pustaka Setia, 2001),
hlm., 9.

6
7

secara maksimal dan mengarahkan manfaat sebesar-besarnya


bagi dirinya maupun bagi masyarakat2.
Orang tua pelaku pertama memberikan bimbingan
kepada anak dibidang pendidikan, harus disadari pemberian
bimbingan jangan berubah menjadi suatu perintah otoriter
mengakibatkan anak menjadi tertekan dan apatis. Dari
beberapa definisi telah diungkapkan diambil kesimpulan
bimbingan suatu proses pemberian bantuan secara terus
menerus kepada individu atau kelompok yang mempunyai
masalah agar menemukan kemampuan diri secara optimal
berguna untuk kebahagiaan dan kesejahteraan dirinya.
b. Tujuan Bimbingan
Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk
membantu konseli agar dapat mencapai tugas-tugas
perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar
(akademik), dan karir.
1. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek
pribadi-sosial konseli adalah:
a) Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan
nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi,
keluarga, pergaulan dengan teman sebaya,
Sekolah/Madrasah, tempat kerja, maupun masyarakat
pada umumnya.
b) Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain,
dengan saling menghormati dan memelihara hak dan
kewajibannya masing-masing.
c) Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang
bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan (anugrah)
dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta dan
mampu meresponnya secara positif sesuai dengan
ajaran agama yang dianut.
2. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek
akademik (belajar) adalah :
a) Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek
belajar, dan memahami berbagai hambatan yang
mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya.
2
M., Umar, dan Sartono, Ibid., hlm., 9-10.

7
8

b) Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif,


seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam
belajar, mempunyai perhatian terhadap semua
pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar
yang diprogramkan.
c) Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang
hayat.
d) Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif,
seperti keterampilan membaca buku, mengggunakan
kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri
menghadapi ujian.
3. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek
karir adalah :
a) Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan
kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan.
b) Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan
informasi karir yang menunjang kematangan
kompetensi karir.
c) Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti
mau bekerja dalam bidang pekerjaan apapun, tanpa
merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan
sesuai dengan norma agama.
d) Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan
menguasai pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau
keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita
karirnya masa depan.
e) Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir,
dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan
(persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosio
psikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan
kerja 3.

Menurut Umar dan Sartono Tujuan bimbingan dan


penyuluhan di sekolah bagi murid, guru maupun sekolah,
sebagai berikut :

1. Tujuan bimbingan bagi murid :


a. Membantu murid-murid mengembangkan
pemahaman diri sesuai kecakapan, minat, pribadi,
hasil belajar dan kesempatan.

3
http://buser45.multiply.com/journal/item/26/Tujuan_Bimbingan_dan_Konseling , Akses,
01 Juli 2010.

8
9

b. Membantu murid-murid mengembangkan motif-


motif belajar, sehingga tercapai kemajuan
pengajaran.
c. Memberikan dorongan pengarahan diri, pemecahan
masalah, pengambilan keputusan dan ketertiban
diri proses pendidikan.
2. Tujuan bimbingan bagi guru
a. Membantu guru berhubungan dengan murid-murid
b. Membantu guru menyesuaikan keunikan
individual, tuntutan umum sekolah dan
masyarakat.
c. Membantu keterlibatan pada keseluruhan program
pendidikan.
d. Membantu keseluruhan program pendidikan
menemukan kebutuhan-kebutuhan seluruh murid.
3. Tujuan bimbingan bagi sekolah
a. Menyusun dan menyesuaikan data murid
bermacam-macam.
b. Mengadakan penelitian tentang murid dan latar
belakangnya.
c. Membantu menyelenggarakan penataran guru dan
personil lainya berhubungan kegiatan bimbingan.
d. Mengadakan penelitian lanjutan murid-murid yang
telah meninggalkan sekolah4.

c. Prinsip-Prinsip Bimbingan
Orang tua mengenal keseluruhan perilaku, watak dan
keinginan anaknya tentu lebih mudah, efektif dan efesien
membimbingnya, sebagai orang tua sebaiknya mengenal prinsip-
prinsip bimbingan, sebagai berikut ;
1. Prinsip – Prinsip Umum
a) Bimbingan berhubungan dengan sikap dan tingkah laku
individu yang terbentuk dari kepribadian yang berbagai
macam.
b) Pemberian bimbingan yang tepat dan sesuai pada
individu yang bersangkutan.
c) Berpusat pada individu yang dibimbing.
d) Masalah yang tak dapat diselesaikan di sekolah,
diserahkan kepada yang berwenang.
e) Identifikasi kebutuhan.
2. Prinsip – Prinsip Khusus

4
M., Umar, dan Sartono, Op., Cit., hlm., 20.

9
10

a) Prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan; (1)


non diskriminasi, (2) individu dinamis dan unik (3)
tahap & aspek perkembangan individu, (4) perbedaan
individual.
b) Prinsip berkenaan dengan permasalahan individu; (1)
kondisi mental individu terhadap lingkungan sosialnya,
(2) kesenjangan sosial, ekonomi, dan budaya.
c) Prinsip berkenaan dengan program layanan; (1) bagian
integral pendidikan, (2) fleksibel & adaptif (3)
berkelanjutan (4) penilaian teratur & terarah.
d) Prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan
pelayanan; (1) pengembangan individu agar mandiri (2)
keputusan sukarela (3) ditangani oleh profesional &
kompeten, (4) kerjasama antar pihak terkait, (5)
pemanfaatan maksimal dari hasil
penilaian/pengukuran5.

d. Teknik-Teknik Pemberian Bimbingan


Pada garis besarnya cara-cara dipergunakan bimbingan ada
dua macam, yaitu pendekatan kelompok (group guidance) dan
pendekatan individual (individual conseling).
1. Bimbingan Kelompok (group guidance)
Teknik dipergunakan membantu murid memecahkan
masalah-masalah melalui kegiatan kelompok. Artinya
masalah dirasakan kelompok atau individu sebagai anggota
kelompok. Beberapa bentuk khusus cara bimbingan
kelompok ini ialah :
a. Home Room Program (Program Home Room)
Suatu program kegiatan dilakukan dengan tujuan
guru dapat mengenal murid-muridnya lebih baik,
sehingga dapat membantunya secara efesien. Kegiatan
dilakukan di dalam kelas, bentuk pertemuan guru dan
murid di luar jam-jam pelajaran membicarakan beberapa
dianggap perlu.

b. Karya Wisata
Karya wisata sebagai kegiatan rekreasi atau metode
mengajar, dapat berfungsi sebagai bimbingan kelompok.
Dengan karya wisata murid meninjau objek-objek

5
http://ipankreview.wordpress.com/2009/03/15/fungsi-dan-prinsip-bimbingan-konseling-
bk/ , akses 01 Juli 2010.

10
11

menarik dan mereka mendapat informasi lebih dari objek


itu.
c. Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok cara dimana murid-murid
mendapat kesempatan memecahkan masalah bersama-
sama. Setiap murid mendapat kesempatan
menyumbangkan pikiran masing-masing dalam
memecahkan suatu masalah. Masalah dapat didiskusikan,
misalnya ;
1) Perencanaan suatu kegiatan.
2) Masalah-masalah pekerjaan.
3) Masalah belajar.
4) Masalah penggunaan waktu senggang dan
sebagainya.
d. Kegiatan kelompok
Kegiatan kelompok cara baik bimbingan karena
individu mendapat kesempatan berpartisipasi sebaik-
baiknya. Dengan kegiatan, anak dapat menyumbangkan
pikirannya dan mengembangkan rasa tanggungjawab.
e. Organisasi Murid
Organisasi murid, di lingkungan sekolah maupun
diluar sekolah merupakan satu cara bimbingan
kelompok.
2. Penyuluhan individual (individual counseling)
Penyuluhan (counseling) merupakan salah satu cara
pemberian bantuan secara perseorangan dan secara
langsung6.

e. Peran Orang Tua


Anak amanah Allah dititipkan kepada orang tua. Sebagai
amanah, kehadiran anak di tengah-tengah keluarga harus disyukuri.
Satu cara mensyukuri anak, orang tua mau mendidik dengan baik
menjadi generasi berkualitas7. Cara orang tua membimbing dan
mendidik anak besar pengaruhnya terhadap belajar anak. Sotjipto
Wirowidjaja mengatakan “Keluarga lembaga pendidikan pertama
dan utama. Keluarga sehat besar artinya pendidikan ukuran kecil,
tetapi bersifat menentukan pendidikan ukuran besar yaitu
pendidikan bangsa, negara dan dunia”. Orang tua kurang atau tidak

6
M., Umar, dan Sartono, Ibid., hlm., 150-152.
7
Abdul, Mustaqim, Menjadi Orang Tua Bijak ; Solusi Kreatif Menangani Pelbagai
Masalah Pada Anak, (Bandung : PT Mizan Pustaka, 2005), Cet., 1, hlm., 21.

11
12

memperhatikan pendidikan anak, misalnya acuh akan kepentingan


dan kebutuhan anak belajar, tidak mengatur waktu belajarnya,
tidak memperhatikan anak belajar atau tidak, dan lain-lain. Hasil
didapatkan, nilai atau hasil belajarnya tidak memuaskan bahkan
mungkin gagal studinya. Hal ini dapat terjadi pada anak kedua
orang tuanya terlalu sibuk mengurus pekerjaan8. Anak memiliki
potensi dikembangkan secara optimal dengan memahami dirinya,
memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan
rencana masa depan lebih baik. Mewujudkan anak berhasil dan
berprestasi bidang pendidikan terutama Pendidikan Agama Islam
perlu upaya maksimal dari berbagai pihak terutama orang tua
memberikan bimbingan berupa perhatian, motivasi dan fasilitas di
butuhkan anak menunjang belajarnya. Bimbingan orang tua
dibutuhkan anak karena orang tualah yang mengerti dan memahami
tentang diri anak, Profil manusia cerdas, kreatif, beriman, bertakwa
dan berakhlak mulia tentu bukanlah tanpa proses dan proses
menjadi manusia berkualitas itu tidak gratis, proses pendidikan
anak membutuhkan upaya dan biaya yang besar, yaitu pengasuhan
maksimal sejak bayi dan pendidikan optimal sejak usia sekolah.
Sebagai orang tua atau pendidik sadar bahwa lingkungan
bertanggungjawab terhadap pendidikan anak adalah keluarga,
disamping lingkungan sekolah dan masyarakat9.
Orang tua mempunyai cita-cita anaknya menjadi cerdas,
terampil dan bertaqwa kepada Allah SWT., untuk mewujudkannya
diperlukan kerja keras dari orang tua memberikan bantuan berupa
bimbingan, perhatian dan motivasi. Orang tua merupakan
pembimbing pertama sebelum lainya berperan. Pentingnya
pendidikan, Orang tua memberikan bimbingan mempunyai fungsi
membentuk berbagai kebiasaan baik seperti disiplin, konsisten,
8
M., Djoko, Susilo, Gaya Belajar Menjadikan Makin Pintar, (Yogyakarta : Pinus, 2006),
Cet., 1, hlm., 78.
9
Abdul Mustaqim, Op., Cit., hlm., 22.

12
13

akhlak baik dan lain-lain. Bimbingan diberikan orang tua kepada


anaknya terus menerus agar anak memahami dan bertindak sesuai
dikehendaki untuk meningkatkan kemajuan prestasi belajar dirinya
disekolah, beragam cara orang tua memberikan bimbingan kepada
anak diantaranya :
1) Perhatian
Perhatian menurut Ghazali keaktifan jiwa yang
dipertinggi, jiwa semata-mata tertuju kepada suatu objek
(benda/hal) atau sekumpulan objek10.
Perhatian oleh para ahli psokologi ada dua macam, yakni :
a) Perhatian pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu
objek.
b) Perhatian banyak sedikitnya kesadaran menyertai suatu
aktivitas yang dilakukan11.
Perhatian diberikan orang tua menimbulkan semangat
dan percaya diri anak, perasaan minder atau rendah diri
penyakit mental menghambat perkembangan potensi anak.
Jika berlanjut, membuat anak terasing bahkan berperilaku
menyimpang. Salah satu kesulitan membangun rasa percaya
diri anak, sikap kebanyakan orang tua mempunyai
pandangan negatif tentang ketidakmampuan diri atau hanyut
sindrom saya tidak bisa12. Berikut beberapa cara
mengembangkan percaya diri pada anak :
1. Memberikan pujian perbuatan baik yang dilakukan
anak. Pujian bukan memberikan hadiah berupa materi,
acungan jempol, ciuman, atau ungkapan senang dari
ibu-bapak bisa menjadi hadiah berkesan bagi anak.
2. Mengajarkan anak mengungkapkan perasaanya.
Ungkapan perasaan anak membantu kelancaran
komunikasi keluarga juga melatih kejujuran dan
keberanian berbicara benar.
10
M., Djoko, Susilo, Op., Cit., hlm., 73.
11
Sumadi, Subrata, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2001) ed., 1,
Cet., 10, hlm., 2.
12
Abdul, Mustaqim, Loc., Cit., hlm., 95.

13
14

3. Mengajarkan kepekaan sosial anak, mengajak anak ke


majlis pertemuan kegiatan membantu sosialisasi anak
dengan lingkungan masyarakat.
4. Meminta izin kepada anak saa memindahkan barang
miliknya13.

2) Motivasi
Para ahli sudah mengemukakan pengertian motivasi
dari berbagai sudut pandang mereka, namun intinya sama,
yakni sebagai suatu pendorong mengubah energi diri
seseorang ke bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan.
Motivasi dorongan ada dari diri seseorang
melakukan sesuatu dalam rangka memenuhi kebutuhannya14.
Motivasi kondisi psikologis mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu15.
Mc. Donald mengatakan bahwa, Motivation is a enrgy
change within the person characterized by affective arousal
and anticipatory goal reactions. Motivasi suatu perubahan
energi di dalam pribadi seseorang ditandai dengan timbulnya
afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Perubahan energi diri seseorang berbentuk suatu aktifitas
nyata berupa kegiatan fisik16. Adapun Fungsi motivasi ada
tiga, yaitu :
a) Motivasi sebagai pendorong perbuatan.
b) Motivasi sebagai penggerak perbuatan.
c) Motivasi sebagai pengarah perbuatan17.
Bentuk motivasi diantaranya dengan menumbuhkan
minat membaca kepada anak, beberapa kiat dapat dilakukan
oleh orang tua agar minat baca anak semakin tinggi ;
13
Ibid., hlm., 97-101.
14
Abu Ahmadi dan Abu Joko Tri Prasetyo, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung : Pustaka
Setia, 2005), Cet., II., hlm., 44.
15
Ibid., hlm., 109.
16
Syaiful, Bahri, Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), Cet., 1, hlm.,
114.
17
Ibid., hlm., 123.

14
15

a) Jadikan rumah tempat anak bisa mendapatkan segala


bacaan.
b) Tunjukan kepada anak anda senang membaca buku
ketika mencari buku atau majalah diperpustakaan.
c) Ciptakan suasana menyenangkan ketika anda membaca
buku.
d) Jika membelikan buku, dianjurkan anak diberi tahu isi
buku.
e) Beri anak bacaan-bacaan bermutu disukai agar menjadi
miliknya berharga seperti mainan kesayangannya18.
Orang tua dalam melakukan bimbingan harus
mempunyai sifat semestinya dimiliki setiap pendidik
diantaranya :
1. Sabar
Kesabaran dapat melahirkan sikap dewasa
pendidik menangani permasalahan anak didik.
2. Lemah lembut
Seorang pendidik mengedepankan sikap lemah
lembut dari pada sikap keras atau kasar, dengan
kelembutan anak merasa disayang dan terketuk hatinya.
3. Penyayang
Sifat penyayang menumbuhkan ikatan emosional
kuat antara pendidik dan peserta didik.
4. Luwes dalam bertindak
Seorang pendidik bersikap luwes setiap
menghadapi anak didiknya, sikap luwes (fleksibel)
membantu proses penanganan masalah anak didik.
Banyak menasehati membuat anak jenuh dan bosan,
sedikit menasehati memberikan keleluasaan anak bertindak
kurang baik, sebagai pendidik, orang tua atau guru bersikap
ditengah-tengah memberikan nasehat19.

Orang tua secara keseluruhan merupakan penentu masa


depan anak di dunia dan akherat, Rasulullah saw. Bersabda :

18
Abdul, Mustaqim, Loc., Cit., hlm., 126.
19
Ibid., hlm., 38-44.

15
16

“Abu Hurairah ra. Mengatakan : “Rasulullah saw.


Bersabda tiap-tiap anak dilahirkan dalam keadaan suci.
Orang tualah yang mempengaruhi anak menjadi Yahudi,
Nasrani dan atau Majusi20”.

2. Belajar Kelompok
Belajar kelompok terdiri dua kata, belajar dan kelompok untuk
memahami secara utuh dua kata tersebut, akan penulis paparkan
pengertian tersebut :
a. Belajar
Belajar suatu proses berlangsung di dalam diri seseorang
yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku berfikir,
bersikap dan berbuat21.
Syaiful Bahri Djamarah mengutip definisi belajar dari
beberapa Ahli diantaranya, :
a. James O. Whittaker merumuskan belajar sebagai proses
dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui
latihan atau pengalaman.
b. Cronbach berpendapat learning is shown by changer in
behavior as a result of experience. Belajar sebagai suatu
aktifitas yang ditujukan oleh perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman.
c. Howard L Kingskey mengatakan learning is the process
by which behavior (in the broader sense) is originated or
changed through practice or training. Belajar proses
dimana tingkah laku (arti luas) ditimbulkan atau diubah
melalui praktik atau latihan.
d. Slameto berpendapat belajar suatu proses usaha dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
individu sendiri interaksi dengan lingkungannya22.

20
Salim, Bahreisy, Shahih Bukhari Muslim 2, (Jakarta : Visi Insani Publishing, 2007), hlm.,
678.
21
W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT Grasindo, 2002), Cet., 1, hlm., 8.
22
Syaiful, Bahri, Djamarah, Op., Cit., hlm., 12-13.

16
17

Kemudian Abu Ahmadi dan Abu Joko Tri Prsetyo


mengemukakan belajar proses perubahan tingkah laku berkat
pengalaman dan pelatihan23.
1. Tujuan-Tujuan Belajar
Robert M. Gagne dikutip Abu Achmadi dan Joko Tri
Prasetya, tujuan belajar ada lima tipe hasil belajar, yaitu :
a. Kemampuan intelektual sejumlah kemampuan mulai
membaca, menulis, menghitung sampai kemampuan
memperhitungkan kekuatan sebuah jembatan atau akibat
devaluasi.
b. Strategi kognitif kemampuan mengatur cara belajar dan
berfikir seseorang.
c. Informasi verbal kemampuan menyerap pengetahuan arti
infomasi dan fakta termasuk kemampuan mencari dan
mengolah informasi sendiri.
d. Ketrampilan motorik kemampuan erat dengan ketrampilan
fisik seperti ketrampilan menulis, mengetik, menggunakan
jangka, busur derajat dan lain-lain24.

2. Ciri-Ciri Belajar
Syaiful Bahri Djamarah hakekat belajar perubahan tingkah
laku, maka ada beberapa perubahan tertentu dimasukan ciri-ciri
belajar, antara lain :
a. Perubahan terjadi secara sadar
Individu belajar menyadari terjadi perubahan atau
sekurang-kurangnya individu merasakan terjadi suatu
perubahan dirinya.
b. Perubahan belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan terjadi dalam diri
individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu
perubahan terjadi menyebabkan perubahan berikutnya dan
berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.
c. Perubahan belajar bersifat positif dan aktif
Perbuatan belajar, perubahan-perubahan selalu bertambah
dan tertuju memperoleh suatu lebih baik dari sebelumnya.
d. Perubahan belajar bukan bersifat sementara

23
Abu, Ahmadi dan Abu, Joko, Tri Prasetyo, Strategi Belajar Mengajar,(Bandung :
Pustaka Setia, 2005), Cet., II., hlm., 17. `
24
Abu Achmadi dan Joko Tri Prasetya, Ibid., hlm., 30.

17
18

Perubahan bersifat sementara (temporer) terjadi beberapa


saat, seperti berkeringat, keluar air mata dan sebagainya
tidak digolongkan perubahan belajar.
e. Perubahan belajar bertujuan atau terarah
Perubahan tingkah laku terjadi ada tujuan akan dicapai.
Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah laku benar
benar disadari.
f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan diperoleh individu melalui suatu proses belajar
meliputi Perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang
belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia mengalami Perubahan
tingkah laku secara menyeluruh sikap kebiasaan,kerampilan,
pengetahuan, dan sebagainya25.

b. Kelompok
Abu Ahmadi dan Abu Joko Tri Prsetyo Kelompok kumpulan
dua orang atau lebih untuk suatu kerja atau suatu tujuan dan tidak
semua kumpulan dua siswa atau lebih (siswa menggerombol) dapat
disebut kelompok dalam proses belajar mengajar. Kelompok
belajar ini mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu :
a. Ada rasa persatuan diantara angota-anggotanya.
b. Angota-anggotanya sanggup bekerja dan bertindak bersama
untuk tujuan bersama, keadaan yang sama mereka hadapi.
c. Interaksi secara sadar terjadi diantara angota.
1. Manfaat Kerja Kelompok Dan Faktor Penghambat Tujuan
Kelompok
a. Manfaat dari kerja kelompok, antara lain :
1) Dapat mendorong tumbuh dan berkembang potensi
berfikir kritis dan analitis siswa secara optimal.
2) Melatih siswa aktif, kreatif dan kritis menghadapi
masalah.
3) Mendorong tumbuh sikap tenggang rasa, mau
mendengarkan dan menghargai pendapat orang
lain.
4) Mendorong tumbuh sikap demokrasi di kalangan
siswa.

25
Syaiful, Bahri, Djamarah, Loc., Cit., hlm., 15-16

18
19

5) Melatih siswa meningkatkan kemampuan saling


bertukar pendapat secara objektif, rasional dan
sistematis26.

Kemampuan seseorang memahami suatu materi


yang dipelajari dapat dipengaruhi hubungannya dengan
orang lain. Alasan kebutuhan belajar berkelompok bisa
bermacam, seperti ;
1. Agar termotivasi untuk belajar, karena kelompok
yang kuat biasanya akan saling memotivasi belajar.
2. Lebih mudah memahami suatu informasi atau
pengetahuan, angota kelompok saling mengisi
dalam belajar.
3. Ada mata kuliah tertentu menuntut belajar
kelompok sebagai bagian dari kegiatan atau tugas
belajar27.
b. Faktor yang menghambat tujuan kelompok, antara lain:
1. Anggota sok tahu, selalu tidak setuju dan tidak
menghargai pendapat orang lain.
2. Anggota suka bicara, lainnya menjadi pendengar.
3. Kepopuleran anggota.
4. Status sosial anggota.
5. Perasaan ragu28.

2. Aspek-aspek kerja kelompok


Struktur interaksi kerja kelompok dibentuk dan
ditentukan oleh aspek-aspek kerja kelompok, sebagai
berikut ;
a. Kegiatan belajar
Kegiatan belajar merupakan setiap aktifitas yang
dilakukan oleh siswa untuk memperoleh tambahan ilmu
pengetahuan. Setiap bentuk kerja kelompok mempunyai
tujuan tertentu.
b. Jadwal belajar
Jadwal belajar serangkaian kegiatan yang telah di
susun dan direncanakan bersama untuk ditaati dan
dilaksanakan.
c. Tempat Belajar

26
Abu Ahmadi dan Abu Joko Tri Prsetyo, Op., Cit., hlm., 89.
27
M. Joko, Susilo, Loc,. Cit., hlm., 20.
28
W. Gulo, Op., Cit., hlm., 130.

19
20

Tempat belajar lokasi dimana dilaksanakan belajar


yang telah disepakati untuk ditempati belajar.
d. Rekan belajar
Rekan belajar teman satu kelas yang bersama-sama
melakukan kegiatan belajar29.

3. Pendidikan Agama Islam


a. Pengertian Pendidikan Islam
Untuk dapat memahami pengertian pendidikan agama islam
penulis mengemukakan pendapat beberapa ahli, sebagai berikut ;
1. Menurut Burlian Shomad Pendidikan Agama Islam ialah
pendidikan yang bertujuan membentuk individu menjadi
makhluk yang bercorak diri berderajat tinggi menurut ukuran
Allah dan isi pendidikannya untuk mewujudkan tujuan itu
adalah ajaran Allah. Secara rinci Beliau mengemukakan
pendidikan itu baru dapat disebut Pendidikan Agama Islam
apabila memiliki dua ciri khas yaitu :
a. Tujuannya untuk membentuk individu menjadi
bercocok diri tertinggi menurut ukuran Al-Qur`an.
b. Isi pendidikannya ajaran Allah yang tercantum dengan
lengkap dalam Al-Qur`an dan pelaksanaannya di dalam
praktik kehidupan sehari-hari sebagaimana dicontohkan
oleh Nabi Muhammad SAW.
2. Menurut Mustofa Al-Ghulayani Pendidikan Agama Islam
ialah menanamkan akhlak yang mulia di dalam jiwa anak
dalam masa pertumbuhannya dan menyiraminya dengan
petunjuk dan nasihat, sehingga akhlak itu menjadi salah satu
kemampuan (meresap dalam) jiwanya kemudian buahnya
berwujud keutamaan, kebaikan dan cinta bekerja untuk
kemanfaatan tanah air.
3. Menurut Syah Muhammad A. Naquib Al-Atas Pendidikan
Agama Islam ialah usaha yang dilakukan pendidik terhadap
anak didik untuk pengenalan dan pengakuan tempat-tempat
yang benar dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan
sehingga membimbing kearah pengenalan dan pengakuan
akan tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud dan
kepribadian.
4. Menurut Hasan Langgulung Pendidikan Agama Islam ialah
Pendidikan yang memiliki 4 macam fungsi, yaitu :
a. Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan-
peranan tertentu dalam masyarakat pada masa yang akan
29
http://wordskripsi.blogspot.com/2010/04/032aspek-aspek-kerja-kelompok.html, 20 Juli
2010.

20
21

datang. Peranan ini berkaitan erat dengan kelanjutan


hidup (survival) masyarakat sendiri.
b. Memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkutan
dengan peranan-peranan tersebut dari generasi tua
kepada generasi muda.
c. Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan memelihara
keutuhan dan kesatuan masyarakat yang menjadi syarat
mutlak bagi kelanjutan hidup (surviral) suatu masyarakat
dan peradaban. Dengan kata lain, tanpa nilai-nilai
keutuhan (integrity) dan kesatuan (integration) suatu
masyarakat, maka kelanjutan hidup tersebut tidak akan
dapat terpelihara dengan baik yang akhirnya akan
berkesudahan dengan kehancuran masyarakat itu sendiri.
5. Menurut M. Yusuf al-Qardhawi : Pendidikan Agama Islam
adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya,
rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Karena
itu, pendidikan agama islam menyiapkan manusia untuk
hidup baik dalam keadaan damai maupun perang, dan
menyiapkannya untuk menghadapi masyarakat dengan segala
kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya.
6. Menurut Endang Saifuddin Anshari : Pendidikan Agama
Islam adalah proses bimbingan (pimpinan, tuntunan, usulan)
oleh objek didik terhadap perkembangan jiwa (pikiran,
perasaan, kemauan, intuisi, dan sebagainya ), dan raga objek
didik dengan bahan-bahan materi tertentu, pada jangka waktu
tertentu, dengan metode tertentu, dan dengan alat
perlengkapan yang ada kearah terciptanya pribadi tertentu
disertai evaluasi sesuai dengan ajaran agama Islam.
7. Menurut Zakiah Darajat : Pendidikan Agama Islam adalah
Pendidikan mela lui ajaran-ajaran agama islam, yaitu berupa
bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya
setelah selesai dari pendidikan itu ia dapat memahami,
menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama islam
yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan
ajaran agama islam sebagai suatu pandangan hidupnya demi
keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di
akhirat kelak. Dari uraian tersebut di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa para ahli didik Islam berbeda pendapat
mengenai rumusan Pendidikan Agama Islam. Ada yang
menitik beratkan pada segi pembentukan akhlak anak, ada
yang menuntut pendidikan teori pada praktik, sebagian lagi
menghendaki terwujudnya kepribadian muslim dan lain-lain.
Namun dari perbedaan pedapat dapat di ambil kesimpulan,
bahwa adanya titik persamaan yang secara ringkas dapat di
kemukakan sebagai berikut: pendidikan agama Islam ialah
bimbingan yang dilakukan oleh seorang dewasa kepada

21
22

terdidik dalam masa pertumbuhan agar ia memiliki


kepribadian muslim yang sejati. Jika direnungkan Syariat
Islam tidak akan di hayati dan diamalkan orang kalau hanya
diajarkan saja, tetapi harus didirikan melalui proses
pendidikan.. Nabi telah mengajak orang untuk beriman dan
beramal serta berakhlak baik sesuai ajaran Islam dengan
berbagai metode dan pendekatan. Dari satu segi melihat,
bahwa pendidikan Islam itu lebih banyak ditunjukan ke pada
perbaikan sikap mental akan terwujud dalam amal perbuatan,
baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain. Dari segi
lainnya Pendidikan Agama Islam tidak bersifat teoritis ,
tetapi juga praktis. Ajaran Agama Islam tidak memisahkan
antara iman dan amal saleh. Oleh karena itu Pendidikan
Agama Islam adalah sekaligus pendidikan iman dan
pendidikan amal. Dan karena ajaran Islam berisi ajaran
tentang sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat30.

Undang-Undang RI Pendidikan usaha sadar dan terencana


mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spriritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, Masyarakat, Bangsa dan Negara31.
Dapat di simpulkan Pendidikan Agama Islam suatu
bimbingan usaha sadar orang muslim dewasa agar aktifitas
kehidupan anak didik berazaskan Al-Quran dan Al-Hadits,
bertaqwa, berakhlak mulia, berguna bagi masyarakat, bangsa dan
Negara.
b. Dasar Pendidikan Agama Islam
Dasar pelaksanaan Pendidikan Agama Islam, sebagai berikut :
1. Al-Qur’an
Al-Quran firman Allah disampaikan kepada manusia
secara mutawatir, firman Allah menyatakan dasar Pendidikan
Agama Islam, yaitu :
30
http://starawaji.wordpress.com/2009/05/02/pengertian-pendidikan-agama-islam-menurut-
berbagai-pakar/ , Akses, 01 Juli 2010.
31
UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003, (Jakarta :
CV Mini Jaya Abadi, 2003), Cet., 1. hlm., 5.

22
23

“Dan demikian kami wahyukan kepadamu wahyu (Al-


Qur’an) dengan perintah kami, sebelum kamu tidaklah
mengetahui apakah al kitab (Al-Qur’an) dengan mengetahui
apakah iman itu, tetapi kami menjadikan Al-Qur’an itu
cahaya, yang kami tunjukan dengan siapa kami kehendaki
diantara hamba-hamba kami. Dan sesungguhnya kamu benar-
benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus (Q.S. As
Syura’ : 52)32.

Firman Allah SWT. Surat An Nahl ayat 64 :

“Dan kami tidak menurunkan kepadamu al kitab (Al Quran)


ini melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka
perselisihan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum
yang beriman”33.

2. Sunnah
Adapun pengertian sunnah menurut istilah ahli hadits, ahli
ushul, ahl fiqih dan kalangan salaf, sebagai berikut ;
a. Menurut istilah ahli hadits yaitu, “apa yang disandarkan
kepada Rasulullah Saw. baik berupa ucapan, perbuatan,
ketetapan, atau sifat, baik fisik; akhlak maupun perjalanan
hidup, sebelum diangkat menjadi Nabi atau sesudahnya”.
b. Menurut istilah ahli ushul, “diungkapkan untuk setiap perkara
yang dinukil dari Nabi Saw. yang tidak terdapat dalam al-
Qur’an, tetapi diungkapkan oleh Nabi Shalallahu’alaihi

32
Departemen Agama RI., Al Quran dan Terjemahannya, (Semarang : CV Alwaah,1993),
hlm., 791.
33
Ibid., hlm., 411.

23
24

wassalam, baik sebagai penjelasan bagi al-Qur’an maupun


tidak”.
c. Menurut istilah ahli fiqih, “diungkapkan untuk setiap perkara
yang bukan wajib, dikatakan sesuatu itu sunnah yaitu bukan
fardhu atau wajib, dan tidak pula haram atau makruh”.
d. Makna sunnah menurut kebanyakan kalangan salaf lebih luas
dari itu, karena mereka mengartikan sunnah dengan makna
yang lebih luas dari makna menurut ahli hadits, ahli ushul
dan ahli fiqih. Mereka mengartikan sunnah sebagai setiap
perkara yang sejalan dengan Kitabullah dan sunnah
Rasulullah Shalallahu’alaihi wassalam serta para sahabatnya
baik perkara I’tikad maupun ibadah, dan lawannya adalah
bid’ah34.

Sebagai sumber hukum setelah Al-Quran dan menjadikan


Nabi Muhammad sebagai contoh teladan bagi umatnya tersebut
firman Allah Surat Al Ahzab : 21

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasullullah contoh yang


baik…….”. (Al Ahzab : 21)35.

3. Tujuan Pendidikan Islam


Tujuan utama Pendidikan Agama Islam membina dan
mendasari kehidupan anak didik dengan nilai-nilai agama
sekaligus mengajarkan ilmu agama Islam, sehingga mampu
mengamalkan syariat Islam secara benar sesuai pengetahuan
agama36.
Para ahli mengemukakan pendapatnya tentang tujuan
pendidikan agama Islam, sebagai berikut :
a. Imam al-Ghazali berpendapat bahwa tujuan Pendidikan
Agama Islam adalah membina insan paripurna yang
bertaqarrub kepada Allah, bahagia di dunia dan di akhirat.

34
http://abuzubair.wordpress.com/2008/12/17/pengertian-sunnah/ , Akses, 01 Juli 2010.
35
Departemen Agama RI., Op., Cit., hlm., 670.
36
Muzayin, Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2003), Cet.,
1, hlm., 6.

24
25

Tidak dapat dilupakan pula bahwa orang yang megikuti


pendidikan akan memperoleh kelezatan ilmu yang
dipelajarinya dan kelezatan ini pula yang dapat
mengantarkannya kepada pembentukan insan paripurna.
b. M. Athiyah al-Abrasy, mengemukakan bahwa tujuan
Pendidikan dan pengajaran adalah sebagai berikut :
1. Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia.
2. Pendidikan dan pengajaran bukanlah sekedar
memenuhi otak anak didik dengan segala macam ilmu
yang belum mereka ketahui, tetapi mendidik akhlak
dan jiwa mereka, menanamkan rasa fadhilah
(keutamaan).
3. membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi,
mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang
suci seluruhnya, ikhlas, dan jujur.
4. Persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat.
Pendidikan Islam memiliki dua orientasi yang
seimbang, yaitu memberi persiapan bagi anak didik
untuk dapat menjalani kehidupannya di dunia dan juga
kehidupannya di akhirat.
c. Ahmad D. Marimba mengemukakan dua macam tujuan,
yaitu tujuan sementara dan tujuan akhir.
1. Tujuan sementara. Yaitu sasaran sementara yang harus
dicapai oleh umat Islam yang melaksanakan pendidikan
Islam. Tujuan sementara artinya tercapainya berbagai
kemampuan seperti kecakapan jasmaniah, pengetahuan
membaca, menulis, dan ilmu-ilmu lainnya.
2. Tujuan akhir. Yaitu terwujudnya kepribadian muslim
yang mencakup aspek-aspeknya untuk merealisasikan
atau menceminkan ajaran agama Islam.
d. Zakiah Darajat membagi tujuan Pendidikan Agama Islam
menjadi 4 (empat) macam, yaitu :
1. Tujuan umum. Tujuan umum adalah tujuan yang akan
dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik
dengan pengajaran atau dengan cara lain.
2. Tujuan akhir. Tujuan akhir adalah tercapainya wujud
kamil, yaitu orang yang telah mencapai ketakwaan dan
menghadap Allah dalam ketakwaannya.
3. Tujuan sementara. Tujuan sementara adalah tujuan
yang akan dicapai setelah anak diberi sejumlah
pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu
kurikulum pendidikan formal.

25
26

4. Tujuan operasional. Tujuan operasional adalah tujuan


praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan
pendidikan tertentu37.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas Tujuan


Pendidikan Agama Islam dapat disimpulkan pengabdian kepada
Allah wujud ketaqwaan, berakhlak mulia mencari ridha Allah
agar hidup bahagia di dunia dan akherat.

B. Kajian Penelitian Yang Relevan


Penulis mengutip beberapa penelitian yang relevan diantaranya :
1. Siti Zulaikah skripsi judul “Pengaruh Bimbingan Orang tua terhadap
Pembentukan Kepribadian Anak di kelas II SLTP Muhammadiyah 1
Blora Tahun Pelajaran 1999/2000, menyimpulkan pelaksanaan
bimbingan orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
berlangsung baik dan berpengaruh besar, hal ini terbukti dengan angka
korelasi sebesar : 0,710. Signifikan terbukti pada taraf 1 % maupun 5
%38.
2. Rumawi Abdullah skripsi judul “Pengaruh Bimbingan Belajar Kelompok
Terhadap Prestasi Belajar siswa kelas II SLTP Muhammadiyah 05 Blora
di Randublatung tahun 2002/2003, menyimpulkan bimbingan belajar
kelompok mempunyai pengaruh sangat besar terhadap prestasi belajar
siswa kelas II SLTP Muhammadiyah 05 Blora di Randublatung berdasar
nilai angket penulis dapat yaitu rata-rata 68,3339.
3. Dari dua skripsi di atas ada kaitannya dengan penelitian yang penulis
lakukan yang mengambil judul “Pengaruh Bimbingan Orang Tua dan
Belajar Kelompok Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

37
http://starawaji.wordpress.com/2009/05/02/tujuan-pendidikan-agama-islam/, Akses, 01
Juli 2010 .
38
Siti Zulaikah, Pengaruh Bimbingan Orang tua terhadap Pembentukan Kepribadian Anak
di kelas II SLTP Muhammadiyah 1 Blora Tahun Pelajaran 1999/2000, (Blora : Perpus. STAIM
Blora, 2000).
39
Rumawi Abdullah, Pengaruh Bimbingan Belajar Kelompok Terhadap Prestasi Belajar
siswa kelas II SLTP Muhammadiyah 05 Blora di Randublatung tahun 2002/2003, (Blora : Perpus.
STAIM Blora, 2000).

26
27

siswa kelas VIIIA, VIIIB, VIIIC SMP Muhammadiyah 7 Blora di Jati


tahun pelajaran 2009/2010”. Ada kesamaan di variabel bebas yang
signifikan mempengaruhi variabel terikat sehingga penelitian yang
penulis lakukan memperoleh hasil yang sama signifikannya.

C. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis menurut Cholid Narbuka dan Abu Achmad adalah dugaan
sementara yang masih dibuktikan kebenarannya melalui suatu penelitian 40.
Menurut Sugiyono penelitian hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara
terhadap rumusan penelitian. Rumusan tersebut bisa berupa pernyataan
tentang hubungan dua variabel atau lebih, perbandingan (komparasi) atau
variabel mandiri (deskripsi)41. Penulis mengajukan hipotesis hubungan
(assosiatif), sebagai berikut :
1. Hipotesis Kerja (Ha) Ada Pengaruh Bimbingan Orang Tua Dan
Belajar Kelompok Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam
Siswa Kelas VIIIA, VIIIB, VIIIC SMP Muhammadiyah 7 Blora di Jati
Tahun Pelajaran 2009/2010”.
2. Hipotesis Nol (Ho) Tidak Ada Pengaruh Bimbingan Orang Tua Dan
Belajar Kelompok Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam
Siswa Kelas VIIIA, VIIIB, VIIIC SMP Muhammadiyah 7 Blora di Jati
Tahun Pelajaran 2009/2010”.

40
Cholid, Narbuka dan Abu, Achmad, Metode Penelitian, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007),
Cet., 1, hlm., 141.
41
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung : Alfabeta, 2006), Cet., 9, hlm., 82.

27

Anda mungkin juga menyukai