BAB II W Rev
BAB II W Rev
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Bimbingan Orang Tua
a. Pengertian Bimbingan
Bimbingan bantuan diberikan kepada individu agar potensi
dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan
memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna
menentukan rencana masa depan lebih baik1. Sebagai makhluk
sosial pasti memerlukan bantuan orang lain materiil maupun non
materiil, bimbingan bentuk bantuan bersifat non materiil berupa
teori atau konsep guna memecahkan permasalahan hidup secara
psikis atau kejiwaan yang dihadapi, begitu juga perhatian dan
motivasi orang tua merupakan bimbingan sangat diperlukan anak-
anak mengatasi kesulitan dihadapinya terutama masalah belajar
Pendidikan Agama Islam. Untuk memperoleh pengertian yang
lebih jelas, dibawah ini dikutip beberapa definisi dari bimbingan :
1. Menurut Jear Book Of Education, bimbingan suatu proses
membantu individu melalui usahanya sendiri menemukan
dan mengembangkan kemampuannya memperoleh
kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.
2. Menurut crow & crow , bimbingan diartikan sebagai bantuan
diberikan oleh seseorang, baik pria maupun wanita, memiliki
pribadi baik dan pendidikan memadai, kepada seorang
individu dari setiap usia untuk menolongnya, mengemudikan
kegiatan-kegiatan hidup sendiri, mengembangkan arah
pandangannya, membuat pilihan dan memikul bebannya
sendiri.
3. Menurut Stopps, bimbingan suatu proses terus menerus
membantu perkembangan individu mencapai kemampuannya
1
M., Umar, dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung : Pustaka Setia, 2001),
hlm., 9.
6
7
7
8
3
http://buser45.multiply.com/journal/item/26/Tujuan_Bimbingan_dan_Konseling , Akses,
01 Juli 2010.
8
9
c. Prinsip-Prinsip Bimbingan
Orang tua mengenal keseluruhan perilaku, watak dan
keinginan anaknya tentu lebih mudah, efektif dan efesien
membimbingnya, sebagai orang tua sebaiknya mengenal prinsip-
prinsip bimbingan, sebagai berikut ;
1. Prinsip – Prinsip Umum
a) Bimbingan berhubungan dengan sikap dan tingkah laku
individu yang terbentuk dari kepribadian yang berbagai
macam.
b) Pemberian bimbingan yang tepat dan sesuai pada
individu yang bersangkutan.
c) Berpusat pada individu yang dibimbing.
d) Masalah yang tak dapat diselesaikan di sekolah,
diserahkan kepada yang berwenang.
e) Identifikasi kebutuhan.
2. Prinsip – Prinsip Khusus
4
M., Umar, dan Sartono, Op., Cit., hlm., 20.
9
10
b. Karya Wisata
Karya wisata sebagai kegiatan rekreasi atau metode
mengajar, dapat berfungsi sebagai bimbingan kelompok.
Dengan karya wisata murid meninjau objek-objek
5
http://ipankreview.wordpress.com/2009/03/15/fungsi-dan-prinsip-bimbingan-konseling-
bk/ , akses 01 Juli 2010.
10
11
6
M., Umar, dan Sartono, Ibid., hlm., 150-152.
7
Abdul, Mustaqim, Menjadi Orang Tua Bijak ; Solusi Kreatif Menangani Pelbagai
Masalah Pada Anak, (Bandung : PT Mizan Pustaka, 2005), Cet., 1, hlm., 21.
11
12
12
13
13
14
2) Motivasi
Para ahli sudah mengemukakan pengertian motivasi
dari berbagai sudut pandang mereka, namun intinya sama,
yakni sebagai suatu pendorong mengubah energi diri
seseorang ke bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan.
Motivasi dorongan ada dari diri seseorang
melakukan sesuatu dalam rangka memenuhi kebutuhannya14.
Motivasi kondisi psikologis mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu15.
Mc. Donald mengatakan bahwa, Motivation is a enrgy
change within the person characterized by affective arousal
and anticipatory goal reactions. Motivasi suatu perubahan
energi di dalam pribadi seseorang ditandai dengan timbulnya
afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Perubahan energi diri seseorang berbentuk suatu aktifitas
nyata berupa kegiatan fisik16. Adapun Fungsi motivasi ada
tiga, yaitu :
a) Motivasi sebagai pendorong perbuatan.
b) Motivasi sebagai penggerak perbuatan.
c) Motivasi sebagai pengarah perbuatan17.
Bentuk motivasi diantaranya dengan menumbuhkan
minat membaca kepada anak, beberapa kiat dapat dilakukan
oleh orang tua agar minat baca anak semakin tinggi ;
13
Ibid., hlm., 97-101.
14
Abu Ahmadi dan Abu Joko Tri Prasetyo, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung : Pustaka
Setia, 2005), Cet., II., hlm., 44.
15
Ibid., hlm., 109.
16
Syaiful, Bahri, Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), Cet., 1, hlm.,
114.
17
Ibid., hlm., 123.
14
15
18
Abdul, Mustaqim, Loc., Cit., hlm., 126.
19
Ibid., hlm., 38-44.
15
16
2. Belajar Kelompok
Belajar kelompok terdiri dua kata, belajar dan kelompok untuk
memahami secara utuh dua kata tersebut, akan penulis paparkan
pengertian tersebut :
a. Belajar
Belajar suatu proses berlangsung di dalam diri seseorang
yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku berfikir,
bersikap dan berbuat21.
Syaiful Bahri Djamarah mengutip definisi belajar dari
beberapa Ahli diantaranya, :
a. James O. Whittaker merumuskan belajar sebagai proses
dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui
latihan atau pengalaman.
b. Cronbach berpendapat learning is shown by changer in
behavior as a result of experience. Belajar sebagai suatu
aktifitas yang ditujukan oleh perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman.
c. Howard L Kingskey mengatakan learning is the process
by which behavior (in the broader sense) is originated or
changed through practice or training. Belajar proses
dimana tingkah laku (arti luas) ditimbulkan atau diubah
melalui praktik atau latihan.
d. Slameto berpendapat belajar suatu proses usaha dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
individu sendiri interaksi dengan lingkungannya22.
20
Salim, Bahreisy, Shahih Bukhari Muslim 2, (Jakarta : Visi Insani Publishing, 2007), hlm.,
678.
21
W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT Grasindo, 2002), Cet., 1, hlm., 8.
22
Syaiful, Bahri, Djamarah, Op., Cit., hlm., 12-13.
16
17
2. Ciri-Ciri Belajar
Syaiful Bahri Djamarah hakekat belajar perubahan tingkah
laku, maka ada beberapa perubahan tertentu dimasukan ciri-ciri
belajar, antara lain :
a. Perubahan terjadi secara sadar
Individu belajar menyadari terjadi perubahan atau
sekurang-kurangnya individu merasakan terjadi suatu
perubahan dirinya.
b. Perubahan belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan terjadi dalam diri
individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu
perubahan terjadi menyebabkan perubahan berikutnya dan
berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.
c. Perubahan belajar bersifat positif dan aktif
Perbuatan belajar, perubahan-perubahan selalu bertambah
dan tertuju memperoleh suatu lebih baik dari sebelumnya.
d. Perubahan belajar bukan bersifat sementara
23
Abu, Ahmadi dan Abu, Joko, Tri Prasetyo, Strategi Belajar Mengajar,(Bandung :
Pustaka Setia, 2005), Cet., II., hlm., 17. `
24
Abu Achmadi dan Joko Tri Prasetya, Ibid., hlm., 30.
17
18
b. Kelompok
Abu Ahmadi dan Abu Joko Tri Prsetyo Kelompok kumpulan
dua orang atau lebih untuk suatu kerja atau suatu tujuan dan tidak
semua kumpulan dua siswa atau lebih (siswa menggerombol) dapat
disebut kelompok dalam proses belajar mengajar. Kelompok
belajar ini mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu :
a. Ada rasa persatuan diantara angota-anggotanya.
b. Angota-anggotanya sanggup bekerja dan bertindak bersama
untuk tujuan bersama, keadaan yang sama mereka hadapi.
c. Interaksi secara sadar terjadi diantara angota.
1. Manfaat Kerja Kelompok Dan Faktor Penghambat Tujuan
Kelompok
a. Manfaat dari kerja kelompok, antara lain :
1) Dapat mendorong tumbuh dan berkembang potensi
berfikir kritis dan analitis siswa secara optimal.
2) Melatih siswa aktif, kreatif dan kritis menghadapi
masalah.
3) Mendorong tumbuh sikap tenggang rasa, mau
mendengarkan dan menghargai pendapat orang
lain.
4) Mendorong tumbuh sikap demokrasi di kalangan
siswa.
25
Syaiful, Bahri, Djamarah, Loc., Cit., hlm., 15-16
18
19
26
Abu Ahmadi dan Abu Joko Tri Prsetyo, Op., Cit., hlm., 89.
27
M. Joko, Susilo, Loc,. Cit., hlm., 20.
28
W. Gulo, Op., Cit., hlm., 130.
19
20
20
21
21
22
22
23
2. Sunnah
Adapun pengertian sunnah menurut istilah ahli hadits, ahli
ushul, ahl fiqih dan kalangan salaf, sebagai berikut ;
a. Menurut istilah ahli hadits yaitu, “apa yang disandarkan
kepada Rasulullah Saw. baik berupa ucapan, perbuatan,
ketetapan, atau sifat, baik fisik; akhlak maupun perjalanan
hidup, sebelum diangkat menjadi Nabi atau sesudahnya”.
b. Menurut istilah ahli ushul, “diungkapkan untuk setiap perkara
yang dinukil dari Nabi Saw. yang tidak terdapat dalam al-
Qur’an, tetapi diungkapkan oleh Nabi Shalallahu’alaihi
32
Departemen Agama RI., Al Quran dan Terjemahannya, (Semarang : CV Alwaah,1993),
hlm., 791.
33
Ibid., hlm., 411.
23
24
34
http://abuzubair.wordpress.com/2008/12/17/pengertian-sunnah/ , Akses, 01 Juli 2010.
35
Departemen Agama RI., Op., Cit., hlm., 670.
36
Muzayin, Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2003), Cet.,
1, hlm., 6.
24
25
25
26
37
http://starawaji.wordpress.com/2009/05/02/tujuan-pendidikan-agama-islam/, Akses, 01
Juli 2010 .
38
Siti Zulaikah, Pengaruh Bimbingan Orang tua terhadap Pembentukan Kepribadian Anak
di kelas II SLTP Muhammadiyah 1 Blora Tahun Pelajaran 1999/2000, (Blora : Perpus. STAIM
Blora, 2000).
39
Rumawi Abdullah, Pengaruh Bimbingan Belajar Kelompok Terhadap Prestasi Belajar
siswa kelas II SLTP Muhammadiyah 05 Blora di Randublatung tahun 2002/2003, (Blora : Perpus.
STAIM Blora, 2000).
26
27
C. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis menurut Cholid Narbuka dan Abu Achmad adalah dugaan
sementara yang masih dibuktikan kebenarannya melalui suatu penelitian 40.
Menurut Sugiyono penelitian hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara
terhadap rumusan penelitian. Rumusan tersebut bisa berupa pernyataan
tentang hubungan dua variabel atau lebih, perbandingan (komparasi) atau
variabel mandiri (deskripsi)41. Penulis mengajukan hipotesis hubungan
(assosiatif), sebagai berikut :
1. Hipotesis Kerja (Ha) Ada Pengaruh Bimbingan Orang Tua Dan
Belajar Kelompok Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam
Siswa Kelas VIIIA, VIIIB, VIIIC SMP Muhammadiyah 7 Blora di Jati
Tahun Pelajaran 2009/2010”.
2. Hipotesis Nol (Ho) Tidak Ada Pengaruh Bimbingan Orang Tua Dan
Belajar Kelompok Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam
Siswa Kelas VIIIA, VIIIB, VIIIC SMP Muhammadiyah 7 Blora di Jati
Tahun Pelajaran 2009/2010”.
40
Cholid, Narbuka dan Abu, Achmad, Metode Penelitian, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007),
Cet., 1, hlm., 141.
41
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung : Alfabeta, 2006), Cet., 9, hlm., 82.
27