Anda di halaman 1dari 24

SALEP DAN PASTA

ELSA FITRIA APRIANI, M.FARM., APT


FORMULA SALEP DAN PASTA

Bahan Aktif Basis

Bahan
Tambahan
SALEP
3

Salep adalah sediaan semi padat yang berbahan dasar lemak yang
bahan obatnya harus larut atau terdispersi homogen dalam basis.
BASIS SALEP
4

Basis Basis Absorpsi


Hidrokarbon

Basis Tercuci Basis Terlarut


Air Air
BASIS HIDROKARBON (OLEAGINOUS)
5

 Basis hidrokarbon adalah basis berbahan dasar minyak yang


bebas air.
 Basis hidrokarbon ini bersifat sebagai emolien, dapat melekat
dikulit dalam waktu yang lama, sukar dicuci, dapat mengurangi
penguapan kelembapan pada , mudah menyebar saat digunakan
di kulit, lunak, tidak tercampurkan dengan air, sukar dibersihkan.
 Contoh basis hidrokarbon : Vaselin, White Petrolatum (Parafin),
Yellow Ointment dan White Ointment
BASIS HIDROKARBON (OLEAGINOUS)
6

Yellow Ointment White Ointment


• Mengandung • Mengandung
5% lilin kuning 5% lilin putih
(cera flava) dan (cera alba) dan
95% petrolatum 95% petrolatum
BASIS ABSORPSI
7

 Basis salep absorpsi adalah basis salep yang mengandung larutan


air dalam jumlah kecil
 Berperan sebagai emolien meski daya penutupan terhadap kulit tidak
seperti pada basis berlemak, tidak mudah hilang dengan pencucian
dengan air, basis salep ini dapat digunakan untuk mencampurkan
larutan berair dan berlemak, dapat mengabsorpsi air sehingga
membentuk emulsi A/M
 Contoh : Petrolatum Hidrofilik, Adeps Lanae, Lanolin, Cold Cream
BASIS ABSORPSI
8

 PETROLATUM HIDROFILIK

Kolesterol 30 g
Stearyl alkohol 30 g
White Wax 80 g
White Petrolatum ad 1000 g

Adanya kolesterol memungkinkan dasar salep menyerap air atau cairan obat
dalam air hingga terbantuk emulsi A/M dan sukar dihilangkan dari kulit.
Cara pembuatan: lelehkan stearil alkohol dan lilin putih bersamaan dalam steam bath,
kemudian tambahkan kolesterol dan aduk hingga melarut sempurna. Tambahkan vaselin
putih, dan campur. Aduk hingga campuran mengental.
BASIS ABSORPSI
9

 Adeps Lanae
Adeps lanae berasal dari lemak bulu domba yang mengandung
kolesterol kadar tinggi.
 Cold Cream

Salep yang dibuat menggunakan emulgator lipofil (adeps lanae, ester


asam lemak sorbitat dan alkohol lemak teroksidasi rendah) yang
mempunyai kemampuan menarik air sehingga membentuk emulsi tipe
A/M.
BASIS TERCUCI AIR
10

 Basis tercuci air ini mudah dibersihkan dari kulit dengan air
dan dapat diencerkan dengan air.
 Basis tercuci air ini mempunyai kemampuan menyerap cairan
serosal yang keluar dalam kondisi dermatologis misalnya
cairan yang keluar dari kulit yang mengalami luka (nanah)
 Contoh : Salep Hidrofilik, Vanishing Cream
BASIS TERCUCI AIR
11

 Salep Hidrofilik
Salep hidrofilik mengandung natrium lauril sulfat sebagai bahan pengemulsi dengan alkohol
stearat dan petrolatum putih sebagai fase berlemak serta propilen glikol dan air mewakili fase
air

R/ Metil Paraben 0,025 %


Propil Paraben 0,015 %
Natrium Lauril Sulfat 1%
Propilen Glikol 12 %
Stearil Alkohol 25 %
Petrolatum Putih 25 %
Air 37 %
Cara pembuatan: larutkan stearil alkohol dan vaselin putih dalam steam bath, dan panaskan
hingga suhu 750 C. Tambahkan bahan-bahan lain, yang sebelumnya telah dilarutkan terlebih
dahulu dalam air dan dipanaskan hingga suhu 750 C, lalu aduk hingga cairan mengental.
BASIS TERCUCI AIR
 Vanishing Cream
R/ Lanolin 2
Cetyl alkohol 1
Paraffin cair 5
Acidi Stearinici 9
Kalium Hidroksida 0,5
Propylen gylcol 5
Aquadest 77,5
BASIS TERLARUT AIR
13

 Dasar salep ini hanya mengandung komponen yang larut air


 Basis yang larut dalam air disebut sebagai greaseless karena tidak
mengandung bahan berlemak
 Karena dasar salep ini mudah melunak untuk penambahan air, larutan air
tidak efektif dicampurkan ke dalam bahan dasar ini
 Dasar salep ini baik digunakan untuk dicampurkan dengan bahan tidak
berair atau bahan padat
 Contoh : Salep polietilen Glikol
BASIS TERLARUT AIR
 PEG ointment USP  dasar salep yang dapat larut
dalam air, terdiri dari antara lain PEG atau campuran
PEG

R/ PEG 4000 40%


PEG 400 60%
Cara pembuatan: panaskan kedua bahan dalam air hingga
suhu 650 C. Dinginkan, lalu aduk hingga mengental.
METODE PEMBUATAN SALEP
15

Metode Metode
Pencampuran Peleburan
METODE PENCAMPURAN
16

 Semua komponen salep dicampur hingga homogen


 Bila zat aktif berupa padatan yang tidak larut dalam air maka zat aktif
digerus terlebih dahulu hingga halus baru dicampurkan dengan basis salep
 Bila zat aktif berupa larutan maka larutan tersebut ditambahkan ke dalam
basis sedikit demi sedikit. Namun untuk zat aktif berupa larutan ini tidak
cocok digunakan basis berlemak
 Alat yang digunakan dalam pembuatan salep ini adalah lumpang alu
METODE PELEBURAN
17

 Semua atau beberapa komponen dari salep dicampurkan dengan melebur


bersama dan didinginkan dengan pengadukan yang konstan sampai
mengental. Komponen yang tidak dicairkan biasanya ditambahkan pada
campuran yang sedang mengental setelah didinginkan dan diaduk
 Bahan-bahan yang mudah menguap ditambahkan terakhir, bila temperatur
sudah turun
ATURAN PEMBUATAN SALEP
 Zat yang dilarutkan dalam dasar salep dilarutkan bila perlu
dengan pemanasan rendah.
Pada umumnya kelarutan obat yang ditambahkan dalam salep lebih
besar dalam minyak lemak daripada dalam vaselin misalnya kamfora,
mentol, fenolum, timolum dan guayakolum, dilarutkan dengan cara
digerus dalam mortir dengan minyak lemak. Bila dasar salep
mengandung vaselin, zat-zat digerus halus, dan ditambahkan
sebagian (kira-kira sama banyak) vaselin sampai homogen, baru
ditambahkan sisa vaselin dan dasar salep yang lain. Kamfora
dilarutkan dalam spritus fortior secukupnya sampai larut baru
ditambah dasar salep sedikit demi sedikit.
ATURAN PEMBUATAN SALEP
 Zat yang mudah larut dalam air dan stabil, serta dasar
salep mampu mendukung/menyerap air tersebut, dilarutkan
dulu dalam air yang tersedia, setelah itu ditambahkan
bagian dasar salep yang lain.
Contoh zat yang melarut dalam air adalah kalium iodida, tanin,
penisilin natrium. Dasar salep yang menyerap air adalah adeps
lanae, unguentum simplex, dan dasar salep hidrofilik. Dasar salep
yang sudah mengandung air adalah lanolin (25% air), unguentum
liniens (25%), unguentum cetylicum hydrosum (40%).
ATURAN PEMBUATAN SALEP
 Zat yang tidak cukup larut dalam dasar salep, lebih dulu diserbuk dan diayak
dengan derajat ayakan 100. Contohnya : ZnO dan Acidum boricum.
 Oleum Cacao. Karena adanya sifat polimorfisme, maka bila Oleum cacao dilelehkan
sampai mencair semua pada waktu mendinginkan akan memakan waktu yang lama.
Maka bila salep mengandung lebih dari 10% Oleum Cacao, dilarutkan dulu dalam
minyak pada formula. Bila kurang dari 10%, maka dapat dibuat seperti pada
pembuatan salep dengan peleburan. (Ilmu Meracik Obat, hal 64)
 Balsamum Peruvianum. Jangan ikut dipanaskan, ditambahkan pada massa salep
yang telah dingin dan dicampur terakhir. (Ilmu Meracik Obat, p.65)
PASTA
 Pasta merupakan sediaan semipadat yang mengandung satu atau lebih bahan obat
yang ditujukan untuk pemakaian topikal (FI V hlm. 52 hard copy).
 Pasta adalah salep yang mengandung konsentrasi tinggi bahan berupa partikel
padat tidak larut, kadang-kadang melebihi 50%. Penggunaan konsentrasi tinggi
partikel padat tidak larut menyebabkan massa pasta bersifat kaku . (Goeswin Agoes,
Sediaan Farmasi Likuida-Semisolida, 2012, hlm. 290).
 Pasta sama dengan salep dimaksudkan untuk pemakaian luar pada kulit. Secara
umum persentase bahan padat pada pasta lebih besar maka pasta lebih kental dan
kaku dari salep. Pada dasarnya pembuatan salep dan pasta adalah sama. (Ansel,
C. Howard., `Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi`, ed IV, penerbit UI,1989, hal 515).
 Definisi lain dari pasta : Pasta adalah sediaan setengah padat yang mengandung
zat padat halus yang terdispersi dalam pembawa lemak (seperti basis salep) dalam
jumlah cukup besar (20 – 50 %)
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PASTA

 Keuntungan :
Tekstur pasta yang lebih keras dan absorptif membuat pasta memiliki waktu
kontak lebih lama dan tidak cepat mengalir dan melunak, sehingga efektif
digunakan untuk absorpsi sekresi cairan serosal/eksudat pada tempat
pemakaian oleh adanya sifat serbuk/komponen absorpsi lainnya.
 Kerugian :

Mengandung lebih banyak bahan padat tidak larut dan oleh karena itu lebih
keras/kasar dan kurang nyaman digunakan di kulit
Karena sifatnya yang kaku dan tidak dapat ditembus, pasta umumnya tidak
sesuai untuk pemakaian pada bagian tubuh yang berambut krn sulit
dibersihkan.
FORMULA PASTA ZINK OKSIDA
23

 R/ Zink Oksida 25 %
Calamine 5%
Amilum 25 %
White Petrolatum 45 %

Basis yang digunakan adalah white petrolatum


Amilum sebagai pengeras
PENIMBANGAN SALEP DAN PASTA

 Jumlah zat aktif selalu ditimbang dalam jumlah 5% berlebih


untuk mencegah kemungkinan berkurangnya kadar dalam
sediaan akibat proses pembuatan ataupun dalam
penyimpanannya (disesuaikan dengan batas atas kadar
bahan aktif menurut monografi).
 Penimbangan bahan lain bisa ditambahkan 10-25% untuk
mengantisipasi adanya basis yang terbuang selama
pembuatan dan sebelum ditambahkan zat aktif, basis harus
ditimbang kembali sesuai kebutuhan.

Anda mungkin juga menyukai