TUGAS TOPIK 3
Dosen Pengampu : Ibu Maria Ulfah, S.Kep, NS, M.Kep, Sp. Kep. Kom
Disusun oleh :
Kelas 2 B
Jalan Dewi Sartika No. 01, Kel. Debong Kulon, Kec. Tegal Selatan, Kota Tegal
2020
1
PROSES SOSIAL dan INTERAKSI SOSIAL
2
sendiri diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial timbal balik yang dinamis, yang men
yangkut hubungan antara orang-orang secara perorangan dan antara orang dengan kelompok-
kelompok manusia. Jika dilihat dari pengertian proses sosial yang dikemukakan oleh
Soerdjono Dirdjosisworo, maka dapat dipahami bahwa interaksi sosial merupakan aspek
penting dalam terjadinya suatu proses sosial. Dalam arti lain, suatu proses sosial akan terjadi
apabila adanya interaksi sosial. Seperti yang dikemukakan oleh Soekanto (2012:54) bahwa
interaksi merupakan kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tak akan
mungkin ada kehidupan bersama.
Dari definisi tersebut penulis menyimpulkan akan definisi interaksi sosial sebagai
hubungan timbal balik yang dinamis antara perorangan atau individu dengan kelompok atau
kelompok dengan kelompok, di mana interaksi sosial ini merupakan aspek penting dalam
aktivitas-aktivitas sosial, dapat diartikan pula bahwa interaksi sosial ini merupakan dasar dari
terjadinya proses sosial. Seperti yang dijelaskan Meinarno (2011:181) bahwa secara umum
interaksi sosial memiliki dua peran yang sangat penting, yakni membentuk diri manusia dan
membentuk budaya/peradaban.
3. Ciri-Ciri Interaksi Sosial
Menurut Charles P. Loomis dalam Mardjono (2012) interaksi sosial mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
a. Ada pelaku dengan jumlah lebih dari satu orang.
b. Ada komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol-simbol.
c. Ada dimensi waktu (masa lampau, masa kini, dan masa mendatang) yang menentukan
sifat aksi yang sedang berlangsung.
d. Ada tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut
dengan yang diperkirakan oleh pengamat.
4. Syarat- Syarat Interaksi Sosial
Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat,
yaitu adanya kontak sosial (social contact) dan komunikasi (communication). Berikut
penjelasan dari kedua syarat tersebut.
a. Kontak sosial
Istilah kontak berasal dari kata latin, yaitu cum atau con yang berarti bersama-sama dan
tangere yang berarti menyentuh. Secara harfiah, kontak berarti bersama-sama menyentuh,
tetapi dalam pengertian sosiologis kontak tidak selalu berarti sentuhan fisik. Menurut
Abdulsyani (1994:154), kontak sosial adalah hubungan antara satu orang atau lebih, melalui
3
percakapan dengan saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing dalam
kehidupan masyarakat.
Dalam kontak sosial dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung. Kontak sosial
secara langsung adalah kontak sosial yang melalui suatu pertemuan dengan bertatap muka
dan berdialog antara kedua belah pihak, sedangkan kontak sosial secara tidak langsung
adalah kontak sosial yang menggunakan alat sebagai perantaranya, contohnya telepon, radio,
surat, dan lain-lain.
Dalam kontak sosial juga dapat terjadi hubungan positif dan negatif.
Kontak sosial positif terjadi oleh karena hubungan antara kedua belah pihak terdapat saling
pengertian, disamping menguntungkan masing-masing pihak tersebut, sehingga biasanya
hubungan dapat berlangsung lebih lama atau mungkin dapat berulang-ulang dan mengarah
pada suatu kerjasama. Sedangkan kontak sosial negatif terjadi oleh karena hubungan antara
kedua belah pihak tidak melahirkan saling pengertian, mungkin merugikan masing-masing
atau salah satu, sehingga mengakibatkan suatu pertentangan-atau perselisihan.
Menurut Basrowi (2005:141), kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk sebagai
berikut :
1. Antara orang-perorangan
2. Antara orang-perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya.
3. Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia dengan kelompok
manusia lainnya.
b. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses saling memberikan tafsiran kepada atau dari perilaku
pihak lain. Melalui tafsiran pada perilaku pihak lain, seseorang mewujudkan perilaku sebagai
reaksi terhadap maksud atau peran yang ingin dismpaikan oleh pihak lain itu. Menurut
Soekanto (2012:60), komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada
perikelakuan orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerik badaniah atau sikap)
perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan
kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain
tersebut. Untuk mewujudkan suatu interaksi sosial, suatu kontak dapat terjadi tanpa
komunikasi. Contohnya, jika orang Indonesia bertemu dengan orang Jepang, mereka saling
berjabat tangan. Lalu orang Jepang tersebut berbicara bahasa Jepang dengan orang Indonesia
tersebut, padahal orang Indonesia itu tidak paham bahasa Jepang. Maka, dalam hal tersebut
kontak sosial telah terjadi, akan tetapi komunikasi tidak terjadi, karena kedua orang tersebut
tidak mengerti maksud perasaan masing-masing. Jadi, interaksi sosial tidak terjadi.
4
Dalam berlangsungnya suatu interaksi sosial juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
faktor imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati :
a. Imitasi
Imitasi adalah suatu proses belajar dengan cara meniru atau mengikuti perilaku orang
lain. Faktor ini memiliki peranan yang penting dalam proses interaksi sosial, salah
satu pengaruh positifnya adalah mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah
dan nilai-nilai yang berlaku di sekitarnya. Akan tetapi, imitasi juga akan berpengaruh
negatif apabila yang dicontoh adalah perilaku yang menyimpang, selain itu imitasi
juga dapat melemahkan kreativitas individu, karena individu hanya meniru apa yang
dilakukan individu lain.
b. Sugesti
Sugesti adalah cara pemberian suatu pandangan atau pengaruh oleh seseorang kepada
orang lain dengan cara tertentu sehingga orang tersebut mengikuti pandangan atau
pengaruh tersebut tanpa berpikir panjang.
c. Identifikasi
Identifikasi adalah kecenderungan atau keinginan dalam diri sesorang untuk menjadi
sama dengan pihak lain. Identifikasi ini sifatnya lebih mendalam daripada imitasi,
karean kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini. Berlangsungnya
identifikasi mengakibatkan terjadinya pengaruh-pengaruh yang lebih mendalam pula
daripada imitasi dan sugesti, meskipun identifikasi ini dapat bermula dari adanya
imitasi atau sugesti.
d. Simpati
Simpati adalah perasaan tertarik yang timbul dalam diri seseorang dan membuatnya
merasa seolah-olah berada dalam keadaan orang tersebut. Di dalam proses ini perasaa
memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati
adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.
5
Daftar Pustaka