Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era modern ini seiring dengan kemajuan pengetahuan dan teknologi,
industrialisasi & modernisasi mengakibatkan tergesernya nilai-nilai social dalam
masyarakat. Diantaranya adalah ancaman penyalahgunaan narkoba ( narkotika & obat-
obatan berbahaya) atau napza (narkotika, spikotropika, dan zat aditif lainnya ) yang
secara perlahan pasti akan merusak dan menghancurkan para generasi muda penerus
bangsa, bukan hanya menghancurkan masa depannya dan juga menghancurkan
kehidupan para generasi muda.
Narkoba sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat Indonesia, narkoba sudah
menjadi momok bagi orang tua dikalangan siswa pengguna narkoba. Narkoba sudah
menjadi istilah popular di masyarakat. Bila zat ini masuk dalam tubuh manusia, akan
menimbulkan pengaruh pada kerja otak. Narkoba memiliki daya adiksi (ketagihan),
daya toleran (penyesuaian) dan daya habitual (kebiasaan) yang sangat kuat, sehingga
menyebabkan pemakai narkoba tidak dapat lepas dari pemakainya. Jumlah pengguna
narkoba di Indonesia selalu meningkat setiap tahun. Korban narkoba bukan lagi
dominan orang berduit atau artis, tetapi sudah menjamah hampir seluruh lapisan
masyarakat. Masa remaja merupakan masa rawan pengaruh terhadap narkoba dan
terjerumus dalam pergaulan yang salah. Masa remaja adalah masa dimana ingin
mengetahui sesuatu hal yang baru, baik yang berdampak baik atau buruk bagi dirinya.
Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Bali mencatat jumlah penyalahguna
narkoba di Pulau Dewata mencapai rata-rata 1,55 persen dari tahun 2016 sampai tahun
2018 dari seluruh jumlah penduduk di Bali. data prevalensi tersebut diukur dari populasi
Bali usia 10 sampai 59 tahun.

1
2

tabel penyalahgunaan narkoba di bali dari tahun 2016 – 2018

Tahun Pengguna Narkoba rsentase (%)

2016 62.457 2,02

2017 50.539 1,62

2018 31.178 1

ata-rata 48.058 1,55

Jadi untuk jumlah penyalahgunaan narkoba di bali rata-rata sekitar 1,55 % atau
sebanyak 48.058 jiwa dari seluruh jumlah penduduk di 3.128.300 jiwa.
Narkoba memiliki 3 sifat yang sangat jahat dan berbahaya yaitu habitual, adiktif
dan toleran. Habitual merupakan sifat pada narkoba yang membuat pemakainya akan
selalu teringat, terkenang dan terbayang sehingga cenderung untuk selalu mencari dan
rindu untuk terus menerus memakai narkoba. Adiktif merupakan sifat yang membuat
pemakai memakai terus dan tidak dapat menghentikannya. Toleran merupakan sifat
narkoba yang membuat tubuh pemakainya semakin lama semakin menyatu dengan
narkoba dan menuntut dosis pemakaian yang sangat tinggi.
Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya.
Narkoba sangat berbahaya dikarenakan memiliki berbagai ancaman pada kesehatan dari
pemakai narkoba tersebut. Berbagai dampak negatif dapat ditimbulkan dari
penyalahgunaan narkoba. Diantaranya adalah : tergila-gila pada narkoba dan dan lebih
mencintai narkoba lebih dari apa, tidak dapat lepas dari jerat narkoba, sebab jika lepas
akan mengalami sakaw, dosisnya akan terus bertambah setiap waktu hingga nanti bisa
overdosis, mengalami kerusakan tubuh, mengalami perubahan sikap menjadi egois,
sombong, jahat, terjangkit penyakit mematikan, seperti HIV/AIDS, sifilis, dan lain-lain,
kesulitan dalam ekonomi, meningkatnya tawuran dalam kalangan pelajar.
Dampak narkoba terhadap fisik : gangguan pada sistem syaraf, gangguan pada
jantung dan pembuluh darah, gangguan pada kulit, gangguan pada paru-paru, sakit
kepala, mual dan muntah, pengecilan hati dan sulit tidur. Gangguan terhadap psikis :
lamban kerja, ceroboh kerja, tegang dan gelisah, hilang kepercayaan diri, agiatif, sulit
berkonsentrasi, cenderung menyakiti diri sendiri, perasaan tidak aman bahkan bunuh
diri. Gangguan terhadap lingkungan sosial : gangguan mental anti sosial dan asusila,
menjadi beban keluarga, pendidikan terganggu, masa depan suram.
3

Kurangnya informasi dalam hal cara penanganan menjadi masalah tersendiri


dalam rehabilitasi pada pengguna narkoba pada daerah bali. Bagi korban
ketergantungan pada narkoba diperlukan layanan yang terpadu untuk membawa mereka
kembali ke tengah masyarakat. Layanan ini biasanya mampu membantu untuk
melepaskan dirinya dari jeratan narkoba dan bisa bersosialisi di tengah-tengah
masyarkat.
Sampai saat ini penyalahgunaan narkoba pada remaja di daerah bali adalah
ancaman yang sangat mencemaskan untuk di kalangan remaja. Pengaruh narkoba
sangatlah buruk, baik dari segi kesehatan pribadi maupun dampak sosial yang
ditimbulkannya. Para remaja korban narkoba akan menanggung beban psikologis dan
sosial. Oleh karena itu solusi yang perlu dilakukan dengan cara membangun suatu
tempat Pusat Rehabilitasi Narkoba di bali sebagai tempat yang diharapkan bisa
menampung para pengguna narkoba di bali dan untuk membantu pemulihan para korban
pengguna narkoba. Untuk lokasi dibali yang akan digunakan ialah kabupaten bangli
berhubung adanya Lapas Narkotika Klas IIA maka dari itu dibuat disana agar
berdekatan serta membedakan antara pengedar dan pengguna. Selain itu pemilihan
tempat di Bangli dikarena suasana disana lebih tenang dibandingkan kabupaten lain.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam Landasan Konsepsual Perancangan Pusat
Rehabilitasi Narkoba adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana spesifikasi, konsep dasar serta tema rancangan Pusat
Rehabilitasi Narkoba di Bali ?
b. Bagaimana program perancangan Pusat Rehabilitasi Narkoba di Bali?
c. Bagaimana konsep-konsep perancangan Pusat Rehabilitasi Narkoba di Bali?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan Landasan Konsepsual Perancangan Pusat Rehabilitasi Narkoba
adalah sebagai berikut :
a. Menentukan spesifikasi dan konsep dasar serta tema rancangan Pusat
Rehabilitasi Narkoba di Bali.
4

b. Menyusun program perancangan Pusat Rehabilitasi Narkoba di Bali.


c. Merumuskan konsep-konsep perancangan Pusat Rehabilitasi Narkoba di
Bali.

1.4 Manfaat Penulisan


Tulisan ini diharapkan dapat bermanfaat baik bagi kalangan akademis maupun
praktis, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Manfaat Akademis :
Tulisan tentang Pusat Rehabilitasi Narkoba di Bali ini diharapkan mampu
menambah wawasan pengetahuan dan seterusnya.
b. Manfaat Praktis :
Tulisan ini bisa menjadi sumber bacaan bagi kalangan praktisi yang
menangani proyek sejenis dan juga bagi masyarakat yang ingin mengetahui
lebih jauh tentang masalah Rehabilitasi Narkoba serta dapat membuat
masyarakat lebih berhati-hati terhadap narkoba.

1.5 Metodologi Penulisan


Metode yang digunakan dalam penulisan tentang Pusat Rehabilitasi Narkoba
Bali adalah sebagai berikut :
a. Metode Pengumpulan Data
Data yang dicari dapat dibedakan berdasarkan :
1) Data Primer
Data yang diperoleh dengan cara survey atau observasi langsung serta
wawancara dengan pihak-pihak yang berkompeten langsung dari sumbernya.
Observasi
Melakukan pengamatan dan terlibat langsung dalam proses penyuluhan
yang di lakukan oleh pihak yang terkait serta pengambilan foto sebagai
dokumentasi dari kegiatan dan hasil penyuluhan yang telah dilaksanakan.
Dengan metode observasi, pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan
langsung di tempat penyuluhan yang di lakukan oleh pihak terkait dan
melakukan inventarisasi permasalahan pada saat kegiatan penyuluhan tersebut.
5

2) Data Sekunder
Data yang diperoleh tidak secara langsung dari sumbernya dan data yang
telah dikumpulkan oleh pihak lain, diantaranya literatur-literatur yang
berhubungan tentang Pusat Rehabilitasi Narkoba.
b. Metode Pengolahan Data
Data-data yang telah diperoleh kemudian diolah sebagai masukan untuk
mendapatkan keluaran seperti apa yang diharapkan. Adapun data yang didapatkan
diolah dengan teknik sebagai berikut :
1) Metode Deskriptif
Pemakaian metode ini lebih ditekankan pada pemaparan dan penganalisaan
masalah teknis maupun non teknis yang timbul yang bertitik tolak pada
pendekatan Rehabilitasi Narkoba sehingga akan memperoleh alternative
pemecahan masalah serta saran-saran untuk menuju pelaksanaan yang lebih baik
secara sistematis.
2) Metode Komparatif
Metode dimana teori-teori yang didapat pada waktu kuliah maupun yang
terdapat pada literature-literatur, digunakan sebagai pembanding pada kenyataan
yang ada di lapangan.
3) Metode Analisis
Yaitu berupa uraian pembahasan dari permasalahan-permasalahan yang
terjadi, mencari sebab dan akibatnya, serta mencari pemecahannya dengan teori
yang ada.
4) Metode Sintesis
Yaitu untuk menyimpulkan pembahasan dari permasalahan-permasalahnan
yang diurai sebelumnya, sehingga didapatkan sebuah teori.

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan tentang Pusat Rehabilitasi Narkoba di Bali ini kami
jelaskan berdasarkan bab-bab antara lain :
BAB I : PENDAHULUAN
Pendahuluan harus mampu memberikan gambaran secara singkat dan jelas
tentang arah penulisan/perancangan yang akan dilakukan. Untuk itu pedahuluab harus
6

memuat latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan
metodologi penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam landasan teori dituliskan semua teori terkait yang digunakan dalam
pembahasan-pembahasan dalam rangka membuat analisis, Teori yang tidak relevan
sebaiknya tidak diikutkan. Sejauh memungkinkan, teori, data, informasi yang
dikemukakan diambil dari sumber aslinya. Pustaka berupa situs web (website) dapat
digunakan sebagaimana pustaka lain. Data dan informasi itu sitelaah secara kritis dan
logis serta dihubungkan dengan permasalahan. Adapun kriteria teori yang bisa
digunakan adalah semua teori yang mendukung judul dan temuan-temuan yang
terkait/studi banding.
BAB III : STUDI PENGADAAN
Pada bagian ini dijelaskan secara detail tentang alasan mengapa rancangan
seminar itu dibuat, yang dapat dilengkapi dengan analisis SWOT (Strength/kekuatan,
Weakness/kelemahan, Opportunity/peluang, Threatening/tantangan). Juga dijelaskan
spesifikasi rancangan seminar (menyangkut lingkup pelayanan, sumber biaya, system
pengelolaan, struktur organisasi, dan lain-lain), penjelasan tentang tema rancangan
yang dipilih (meliputi dasar pertimbangan pemilihan tema, penjabaran tema, dan
penerapan tema), serta penjelasan tentang konsep dasar yang tepat untuk rancangan.
BAB IV : PROGRAM PERANCANGAN ARSITEKTUR
Pada bab ini dijabarkan tentang program kegiatan yang mewadahi oleh tentang
Perancangan Pusat Rehabilitasi Narkoba di Bali dan kebutuhan terhadap ruang maupun
site. Program kegiatan ini meliputi pelaku kegiatan, jenis kegiatan, kelompok kegiatan,
proses kegiatan, sifat dan tuntuktan kegiatan, hubungan kegiatan, fasilitas?furnitur
yang diperlukan, serta kapasitas pelaku kegiatan. Program kebutuhan ruang dan
persyaratan program mencakup jenis ruang,sifat ruang suasana ruang, syarat ruang,
tuntutan ruang, besaran ruang,hubungan ruang, pengelompokan ruang, sirkulasi ruang,
dan organisasi ruang. Program kebutuhan site mencakup kebutuhan luasan
site,penentuan lokasi site, serta penjabaran tentang data Analisa site.
7

BAB V : KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR


Pada bab ini merupakan bagian yang paling penting dalam buku landasan
konsepsual. Konsep perancangan arsitektur merupakan suatu konsep yang akan
melandasi Perancangan Pusat Rehabilitasi Narkoba di Bali. Dalam bab ini dijelaskan
tentang konsep perancangan site dan konsep perancangan bangunan. Konsep
perancangan site mencakup konsep zoning, entrance, bentuk massa, pola massa,
komposisi massa, orintasi massa, sirkulasi dalam site, danruang luar. Konsep
perancangan bangunan mencakup konsep ruang dalam, penampilan bangunan, konsep
struktur ( system struktur, modul struktur, bahan struktur), serta konsep utilitas (system
pencahayaan, penghawaan, akustik, pengadaan air bersih, pembuangan, transportasi,
tenaga listrik, komunikasi, pemadam kebakaran, penangkal petir, dan system
keamanan).

Anda mungkin juga menyukai