PENDAHULUAN
suatu kebutuhan yang tak dapat dihindarkan dalam menunjang setiap aktivitas
yang dilakukan. Adapun dalam setiap kendaraan roda empat sangat jelas
maksimal.
Suspensi merupakan salah satu alat yang sangat penting dalam setiap
saat berkendara. Sangat banyak jenis sistem suspensi pada kendaraan antara lain
kejut, dan lengan suspensi. Fungsi spesifik dari suspensi yaitu menyerap getaran
Adapun alat uji suspensi yang telah dibuat sebelumnya sudah menggunakan
sistem belt conveyor sebagai alat penggerak roda, namun pada saat pembebanan
awal masih menggunakan pembebanan manual. Jadi pada tugas akhir ini penulis
1
Roda Kendaraan Menggunakan Aktuator Pneumatik” karena pembebanan awal
Aktuator pneumatik pada alat uji sebagai pengganti beban awal pada
terhadap pegas dan shock absorber yang terdapat pada sistem suspensi. Dengan
menggunankan aktuator pneumatik jenis silinder kerja ganda, gaya dan simpangan
sebagai berikut:
mekatronika.
2
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah:
kendaraan.
Adapun manfaat yang diperoleh dalam pengerjaan tugas akhir ini yaitu:
kendaraan.
2. Dapat dijadikan sebagai alat uji suspensi yang menggunakan sistem air
suspension.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
mengalami getaran atau guncangan yang disebabkan oleh mesin itu sendiri atau
karena kondisi jalan yang tidak rata. Untuk mengurangi getaran dan guncangan
tersebut, setiap kendaraan perlu dilengkapi dengan sistem suspensi. Menurut Selo
suspensi mengalami gangguan, maka akan terjadi hal yang tidak diharapkan,
Suatu upaya yang dilakukan untuk mengaji beban awal dari kendaraan,
maka diperlukan sebuah eksperimen terhadap mekanisme beban awal yang dapat
diukur secara akurat menggunakan aktuator pneumatik jenis silinder kerja ganda
sebagai komponen utama dan sebagai pengganti untuk memberikan beban awal
kendaraan. Kajian yang inovatif ini didasarkan pada pengetahuan dasar tentang
suspensi pada roda kendaraan adalah bertujuan untuk mengetahui bentuk formula
dan mengukur besarnya gaya vertikal. Serta mengetahui simpangan yang terjadi
terhadap pegas akibat gaya yang diberikan oleh dua buah aktuator pneumatik jenis
4
2.2 Aktuator Pneumatik
energi kerja yang dimanfaatkan dan pneumatik adalah ilmu pengetahuan dari
semua proses mekanik dimana udara memindahkan suatu gaya atau gerakan
gerakan mekanik.
mengotomatisasi proses industri apa pun, secara efisien. Berbagai pilihan, bahan
dan konfigurasi memungkinkan katup untuk dikontrol oleh tombol dan dimonitor
dapat mengontrol pergerakan katup dari jarak jauh, dari ruang kontrol.
5
2.3 Komponen Utama Aktuator Pneumatik pada Alat Uji
Suspensi
ganda (double acting cylinder), merupakan silinder yang memiliki dua port untuk
instroke dan outstroke”. Cara kerja silinder jenis ini menggunakan kekuatan udara
bertekanan untuk mendorong piston keluar dan mendorong piston untuk kembali
banyak udara dan katup pengontrol arah yang lebih kompleks bila dibandingkan
keunggulan yaitu, memiliki kekuatan ke kedua arah maju dan mundur, gaya yang
dihasilkan konstan, stroke dapat lebih panjang bahkan dalam ukuran meter.
6
2.3.2 Kompresor Listrik
biasanya menggunakan motor listrik, mesin diesel atau mesin bensin sebagai
tenaga penggeraknya.
disimpan kedalam tangki udara yang merupakan bagian dari kompresor listrik itu
sendiri untuk disuplai kepada objeknya. Tangki atau tabung dari kompresor listrik
jumlah dan tekanan yang diperlukan. Tabung dari kompresor listrik ini juga
dilengkapi dengan katup pengaman yang akan terbuka secara otomatis untuk
melepaskan tekanan angin pada tabung / tangki saat tekanan udara pada tabung /
7
2.3.3 Katup Solenoid 5/2
mengendalikan suatu sistem pneumatik bisa dilakukan dengan kendali listrik. Hal
solenoid atau sering hanya disebut solenoid saja. Solenoid terdiri atas sebuah
kumparan kawat yang bila dialiri listrik akan menghasilkan suatu medan magnet
di sekelilingnya”.
isyarat pneumatik.
3. Energi yang digunakan unruk isyarat pengendalian dengan listrik lebih kecil
listrik dan elektronik lebih murah dan lebih hemat ruangan dibanding
komponen-komponen pneumatik.
Katup solenoid 5/2 mempunyai bagian dalam yang terdiri dari lima saluran
dan dua ruangan. Dalam solenoid ini terdapat dua output yang mana ke salah satu
output-nya bekerja sebelum solenoidnya mendapat tegangan dan arus dan sistem
solenoid valve ini terdapat spring yang mempunyai fungsi sebagai penarik
8
kembali batang pelat yang ada dalam valve-nya untuk menyalurkan tekanan
pneumatik pada fungsi output yang bekerja pada saat solenoid tidak mendapat
tegangan dan arus. Waktu solenoidnya mendapat tegangan dan arus, induksi yang
terjadi dalam solenoid tersebut menarik batang pelat yang mempunyai gaya tarik
lebih besar dari gaya spring dan akibatnya sumber supply input menyalurkan
supply-nya pada output yang lainnya, akibatnya output yang satunya dapat aktif.
pneumatik. Spare part ini mengakomodasi konektor dan tubing pada sistem
9
2.3.5 Selang Pneumatik
pneumatik. Agar udara bertekanan yang disuplai dari kompresor dapat mengisi
tabung pneumatik dan membuat piston dalam silinder dapat bergerak maju,
output digital dimana 6 pin input tersebut dapat digunakan sebagai output PWM
dan 6 pin input analog, 16 [MHz] osilator kristal, koneksi USB, jack power, ICSP
menggunakan kabel USB atau listrik dengan AC ke adaptor DC atau baterai untuk
menjalankannya”.
10
Tabel 2.1 Deskripsi Spesifikasi Board Arduino Uno
Sumber: https://store.arduino.cc/usa/arduino-uno-rev3
11
Masing-masing dari 14 pin digital yang terdapat pada Arduino uno dapat
digunakan sebagai input atau output, dengan menggunakan fungsi pinMode (),
digitalWrite (), dan digitalRead (), beroperasi dengan daya 5 [volt]. Setiap pin
dapat memberikan atau menerima maksimum 40[mA] dan memiliki internal pull-
up resistor (secara default terputus) dari 20-50 [kOhms]. Selain itu, beberapa pin
mengirimkan (TX) TTL data serial. Pin ini dihubungkan ke pin yang
interrupt pada nilai yang rendah, dengan batasan tepi naik atau turun, atau
3. PWM: 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Menyediakan output PWM 8-bit dengan fungsi
analogWrite ().
5. LED: 13. Ada built-in LED terhubung ke pin digital 13. Ketika pin bernilai
nilai HIGH, LED on, ketika pin bernilai LOW, LED off.
Uno memiliki 6 masukan analog, berlabel A0 sampai dengan A5, yang masing-
masing menyediakan 10 bit dengan resolusi (yaitu 1024 nilai yang berbeda). Selain
12
2. Aref. Tegangan referensi (0 sampai 5[V] saja) untuk input analog. Digunakan
Arduino.
Sensor ini merupakan sensor ultrasonik siap pakai, satu alat yang berfungsi
sebagai pengirim, penerima, dan pengontrol gelombang ultrasonik. Alat ini bisa
digunakan untk mengukur jarak benda dari 2 [cm] – 4 [m] dengan akurasi 3 [mm].
Alat ini memiliki 4 pin, pin Vcc, Gnd, Trigger, dan Echo. Pin Vcc untuk listrik
positif dan Gnd untuk ground-nya. Pin Trigger keluarnya sinyal dari sensor dan
pin Echo untuk menangkap sinyal pantul dari benda (Kamelia, 2019: 17).
13
Gambar 2.8 Sensor Ultrasonik HC-SR04
Sumber: 1.bp.blogspot.com/-
6eCfoe1aB3Y/VWmQbn9piyI/AAAAAAAABfg/Zxl6iOBp8_E/s1600/004-5-sensor-
ultrasonic-hc-sr04.jpg
2.4.3 Liquid Crystal Display (LCD)
Display status yang umum digunakan untuk melihat kondisi kontrol atau
informasi yang kita inginkan yaitu alphanumerik Liquid Crystal Display (LCD).
Perangkat ini dibuat dari bahan Liquid Crystal beresonasi yang mampu
menampilkan huruf, angka, hingga karakter seperti yang kita inginkan (Kamelia,
2019: 17).
14
- VCC : catu daya positif.
- E (enable) : untuk mengontrol ke LCD ketika bernilai LOW, LCD tidak dapat
diakses.
- D0 – D7 = Data Bus 0 – 7.
Sensor ini terbuat dari kawat tahanan tipis berdiameter sekitar 1 [mm].
Kawat tahanan yang biasa digunakan adalah campuran dari bahan konstantan (60
15
Gambar 2.10 Load Cell
Sumber :
https://www.vetek.com/Webservices/images/image.ashx?WebshopImageUID=68ed35fe-
9e55-4477-b9af-50ea229c7733&MaxWidth=700&MaxHeight=400
pendeteksian terhadap gaya tekanan yang tegak lurus dengan arah panjang lipatan
16
b. Undonded Strain Gage
Jenis strain gage yang dibentuk dengan kawat tahanan yang terpasang lurus
dan simetris. Jika papan atau rangka mendapat tekanan dari luar, maka
permukaan yang rata agar saat logam meregang strain gage juga ikut meregang
berubah.
∆𝑅/𝑅
S = GF = ………………………………………………………………….. (1)
∆𝐿/𝐿
Keterangan :
17
2.5 Perhitungan Gaya pada Silinder Kerja Ganda
Gaya piston yang dihasilkan oleh silinder bergantung pada tekanan udara,
diameter silinder dan tahanan gesekan dari komponen perapat. Gaya piston secara
F = A . p …………………………………………………………………………(2)
Langkah Maju :
𝜋
F = D2 . 4 p ………………………………………………………………………(3)
Langkah Mundur :
𝜋
F = (D2 – d2) . 4 p ………………………………………………………………..(4)
Keterangan :
Pada silinder kerja ganda, gaya piston silinder kembali lebih kecil daripada
silinder maju karena adanya diameter batang piston akan mengurangi luas
18
Tabel 2.2 Gaya Piston Langkah Maju dengan 10% Tahanan Gesekan
Sumber: http://r-dy-techno.blogspot.com/2014/02/aktuator-pneumatik.html
Dari tabel dan rumus perhitungan gaya pada silinder di atas, untuk
kebutuhan beban 300 [kg] menggunakan dua silinder kerja ganda maka dapat juga
[bar] dengan 10% tahanan gesekan, maka dapat menghasilkan gaya piston sebesar
dibebani lebih besar dari kapasitasnya. Beban yang tinggi menyebabkan silinder
diam .
terlebih dahulu harus diketahui konsumsi udara pada sistem. Pada tekanan kerja,
diameter piston dan langkah tertentu, konsumsi udara dihitung sebagai berikut.
19
Kebutuhan udara = Perbandingan Kompresi x Luas Penampang Piston x Panjang
Langkah
Sumber: http://r-dy-techno.blogspot.com/2014/02/aktuator-pneumatik.html
Q = 2 ( s . n . q ) …………………………………………………………………(5)
20
Keterangan :
Kecepatan piston rata-rata dari silinder standar berkisar antara 0,1-1,5 [m/s]
· tekanan kerja,
· diameter dalam dan panjang saluran antara silinder dan katup kontrol arah,
Kecepatan piston dapat diatur dengan katup pengontrol aliran dan dapat
ditingkatkan dengan katup pembuang cepat yang dipasang pada sistem kontrol
tersebut. Kecepatan rata-rata piston dari gaya luar yang melawan piston (beban)
dan ukuran lubang aliran dapat dilihat seperti pada tabel berikut:
21
Tabel 2.4 Kecepatan Rata-rata Piston dan Ukuran Lubang Aliran
Sumber: http://r-dy-techno.blogspot.com/2014/02/aktuator-pneumatik.html
Langkah silinder pneumatik tidak boleh lebih dari 2 [m], sedangkan untuk
silinder rodless jangan lebih dari 10 [m]. Akibat langkah yang panjang, tekanan
mekanik batang piston dan bantalan menjadi terlalu besar. Untuk menghindari
bahaya tekanan, diameter batang piston pada langkah yang panjang harus sedikit
lebih besar
Sistem suspensi terbagi menjadi dua bagian, yaitu sistem suspensi pasif dan
22
2.6.1 Suspensi Pasif
saat ini. Sistem suspensi ini memiliki konstanta peredaman dengan nilai tertentu
(tetap), sehingga memiliki tingkat kenyamanan dan keamanan yang tidak dapat
dinamis berubah mengikuti kondisi permukaan jalan yang dilalui oleh kendaraan.
Rumus simpangan getaran bebas yang dirumuskan oleh Peacock (2007:7) seperti
F(t) = ma + cv + kx ……………………………………………………………...(6)
23
Keterangan :
t = Waktu [s]
a = Percepatan [m/s2]
v = Kecepatan [m/s]
x = Jarak [m]
Suspensi ini terbagi dua, yaitu suspensi fully active dan suspensi semiaktif
Digital Converter (ADC). Pada tugas akhir ini lebih difokuskan pada pembahasan
suspensi pasif karena suspensi pasiflah yang banyak digunakan pada kendaraan
kendaraan ditunjukkan pada gambar 2.14. Berat badan kendaraan (mass spring)
[m2] dengan kekakuan pegas [k2] dan koefisien redaman [c] akan membebani
poros roda kendaraan (mass unspring) [m1] selanjutnya memberikan gaya aksi
24
sumbu, m1 = 480 sampai 600 [kg] dan berat kendaraan, m2 = 1185 sampai 1990
[kg], Kondisi pembebanan lebih OL, tergantung pada nilai konstanta [k] dan
beban sumbu m1 ~ L [kg, ton] untuk setiap jenis kendaraan. Besarnya nilai [k]
untuk sumbu tunggal: k = 1, sumbu ganda: k = 0.086 dan sumbu triple: k = 0.031
Alat uji suspensi ini adalah pengembangan dari hasil penelitian sebelumnya,
dimana pada tahun 2017 ini dibuat, penggunaaan pembacaan sensor menggunakan
mistar dan pembaca beban manual. Dilanjutkan pada tahun 2018 yaitu
suspensi dan tekanan menggunakan Arduino uno. Dilanjutkan pada tahun 2019,
dilakukan pengadaan penggerak putar roda kendaraan berupa belt conveyor, dan
motor DC agar roda kendaraan berputar. Pada tahun 2020 kami memfokuskan
untuk menambahkan dua silinder kerja ganda sebagai mekanisme beban awal
25
2017
1. Menggunakan
mistar penunjukan
perubahan manual.
2. Pembacaan beban
manual.
2018
2019
2020
26
BAB 3
METODE PENELITIAN
& Sistem Otomasi dan Bengkel Mekanik Politeknik Negeri Ujung Pandang.
Waktu pengerjaan akan dilakukan ± 6 bulan, dimulai pada bulan Februari 2020
Dalam pelaksanaan penelitian ini, diperlukan beberapa alat dan bahan untuk
menunjang hasil kerja sesuai dengan apa yang diinginkan. Adapun keperluan yang
b) Mesin gerinda.
c) Mesin bor.
27
d) Solder.
e) Meteran.
g) Obeng +,-.
h) Kunci-kunci
b) Kompresor listrik.
d) Push Button.
e) Fitting pneumatik.
f) Selang pneumatik.
g) Regulator.
h) Adaptor
j) Arduino uno.
k) LCD 16x2.
m) Load Cell.
q) Timah
28
3.3 Metode Pelaksanaan Penelitian
Untuk memperoleh suatu mekanisme yang baik dari segi mutu serta
Dalam kegiatan ini, yang harus dilakukan adalah mengenali terlebih dahulu setiap
bagian-bagian dari mesin, baik dari sistem mekanik maupun sistem elektronik dan
kontrolnya.
b. Studi Literatur
media cetak maupun elektronik dimana informasi tersebut harus relevan dengan
29
c. Konsultasi dan Diskusi
rekan yang mengerti bidang desain mekanik, instrumentasi dan elektronika untuk
mendapatkan saran serta masukan yang bermanfaat dalam tugas akhir ini.
Pada proses ini alat yang dikembangkan selanjutnya diuji dan dilakukan
pengambilan data.
e. Penarikan Kesimpulan
a. Desain Mekanik
ini. Pada bagian ini merupakan desain rumah untuk silinder kerja ganda yang
menjadi kerangka agar silinder kerja ganda dapat dipasang ke alat uji suspensi,
30
(a)
(b)
31
b. Diagram Blok Elektro-Pneumatik
aktuator pneumatik untuk memberikan gaya beban awal yang dihasilkan oleh
Power Supply
Adaptor Push Button
220V
Kabel Power
Air Pressure
menggunakan sensor untuk mengukur simpangan dan gaya yang terjadi terhadap
Ultrasonik
HC-SR04
Load Cell
Kabel Power
Kabel Data
32
d. Diagram Skematik
awal tentang bagaimana sistem Pengontrolan Beban Awal pada Suspensi Roda
33
e. Diagram Alir
perancangan alur kerja dari pemgembangan sistem kontrol yang akan dibuat.
34
3.5 Desain Perancangan
Menggunakan Aktuator Pneumatik yang digunakan dalam alat uji suspensi seperti
yang ada pada Gambar 3.7 di bawah ini. Kemudian untuk melihat gambar
35
(a) (b)
(c)
Gambar 3.7 Desain Perancangan Pengembangan Alat Uji Suspensi
36
( (
a b
) ()
c
)
DAFTAR PUSTAKA
37
Selo Jumadiko. 2013. Konstruksi dan Cara Kerja Sistem Suspensi. Artikel Sistem
Suspensi & Kemudi. 1(1): 1-36.
Patient, Peter, Roy Pickup dan Norman Powell. 1985. Pengantar Ilmu Teknik
Pneumatika. Jakarta: PT.Gramedia.
Keum Shik Hong, Le Hoa Nguyen, dan Seonghun Park. 2010. Road-Frequency
Adaptive Control for Semi-Active Suspension System. International
Journal of Control, Automation, and System. 08(5): 1029-1038.
Simon Ka’ka, Ilyas Renreng, dan Onny Sutresman. 2018. The Pneumatic
Actuators As Vertical Dynamic Load Simulators on Medium Weighted
Wheel Suspension Mechanism. Journal of Physics. Conf. Ser. 962 012022:
1-9.
38