Modul Auditing 1 PDF
Modul Auditing 1 PDF
MODUL PERKULIAHAN
Auditing 1
Internasional Standards on
Audit (ISA)
01
Ekonomi & Bisnis S‐1 Akuntansi 84060 Indraguna Kusumabrata, MM, CA, CPSAK
Abstract Kompetensi
Memahami standar auditing berbasis - Memahami dan menyepakati
ISA kontrak perkuliahan
- Memahami standar auditing
berbasis ISA
International Standards on Auditing (ISA) merupakan standar audit yang telah diadopsi di
Indonesia. ISA adalah suatu standar kompetensi bagi profesional yang bekerja di bidang
auditing. ISA diterbitkan oleh International Auditing and Assurance Standards Boards
(IAASB) melalui International Federation of Accountant (IFAC) pada tahun 2009.
ISA memberikan penekanan yang sangat besar terhadap faktor risiko sejak auditor
mempertimbangkan untuk menerima atau menolak suatu entitas dalam penugasan auditnya
sampai setelah menerbitkan laporan yang berisi opininya.
IAASB merupakan badan penetapan standar independen yang melayani kepentingan umum
dengan menetapkan standar internasional berkualitas tinggi untuk bidang audit,
pengendalian mutu, review, jasa asurans lain, dan jasa lain yang terkait. Guna
meningkatkan kualitas dan keseragaman praktek di seluruh dunia dan memperkuat
kepercayaan publik dalam profesi audit dan asuransi secara global, IAASB menghasilkan
beberapa standar, antara lain: (1) International Standards on Auditing (ISAs), (2)
International Standards on Review Engagements (ISREs), (3) International Standards on
Assurance Engagements (ISAEs), (4) International Standards on Related Services (ISRSs),
(5) International Standard on Quality Control 1 (ISQC 1).
‘13 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Indraguna Kusumabrata http://www.mercubuana.ac.id
ISA dibuat dengan tujuan meningkatkan kualitas bukti-bukti audit yang pada akhirnya
meningkatkan kualitas hasil audit. Keberadaan ISA sebagai standar yang digunakan dalam
audit atas informasi keuangan historis sudah cukup lama, yakni sejak tahun 1991. Namun,
pada tahun 2004 IAASB memulai program yang komprehensif untuk meningkatkan
kejelasan atas ISA yang dikenal sebagai Clarity Project. Dalam program ini IAASB
menerapkan konvensi baru mengenai penyusunan draft pada seluruh ISA, sebagai bagian
dari revisi substantif maupun penyusunan draf ulang secara terbatas. Pada tanggal 27
Februari 2009, IAASB mengumumkan telah diselesaikannya Clarity Project tersebut.
Dengan demikian, ISA yang terbit pasca selesainya Clarity Project tampil sesuai dengan
konvensi yang baru. Hasil dari Clarity Project yakni adanya 36 ISA baru yang sudah
dimuktahirkan dan diklarifikasi dan 1 ISQC yang sudah diklarifikasi (Tuanakotta, 2013).
Standar Audit (SA) berbasis International Standard on Auditing (ISA) Standar Audit (SA)
mengatur tentang standar yang digunakan oleh praktisi saat melaksanakan kegiatan audit
atas laporan keuangan historis. Dilakukannya adopsi standar internasional yang ditetapkan
oleh IFAC membuat standar audit pada SPAP 31 Maret 2011 yang selama ini digunakan
dengan berbasis US GAAS, berubah menjadi SPAP berbasis International Standard on
Auditing (ISA). SPAP berbasis standar internasional, khususnya standar auditin untuk
emiten sudah berlaku efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari
2013, dan 1 Januari 2014 untuk entitas selain emiten. Berbeda dengan standar audit
sebelumnya, SPAP berbasis ISA tidak membagi standar audit ke dalam tiga kategori yakni,
Standar Umum, Standar Pekerjaan Lapangan, dan Standar Pelaporan. Namun standar-
standar yang disajikan dalam SPAP berbasis ISA sudah mencerminkan proses pengerjaan
auditing yang dibagi kedalam enam bagian dan 36 standar (Tuanakotta, 2013).
ISA/SA 200 Tujuan Keseluruhan Auditor Dan Pelaksanaan Suatu Audit Berdasarkan
Standar Perikatan Audit
ISA/SA 210 Persetujuan Atas Syarat-Syarat Perikatan Audit
ISA/SA 220 Pengendalian Mutu Untuk Audit Atas Laporan Keuangan
ISA/SA 230 Dokumentasi Audit
ISA/SA 240 Tanggung Jawab Auditor Terkait Dengan Kecurangan Dalam Suatu Audit
Atas Laporan Keuangan
ISA/SA 250 Pertimbangan Atas Peraturan Perundang-Undangan Dalam Audit Laporan
Keuangan
ISA/SA 260 Komunikasi Dengan Pihak Yang Bertanggung Jawab Atas Tata Kelola
ISA/SA 265 Pengkomunikasian Defisiensi Dalam Pengendalian Internal Kepada Pihak
Yang Bertanggung Jawab Atas Kelola Dan Manajemen
300-450 Penilaian Resiko Dan Respon Terhadap Resiko Yang Telah Dibuat
ISA/SA 300 Perencanaan Suatu Audit Atas Lapora Keuangan
‘13 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Indraguna Kusumabrata http://www.mercubuana.ac.id
ISA/SA 315 Pengidentifikasian Dan Penilaian Resiko Salah Saji Material Melalui
Pemahaman Atas Entitas Dan Lingkungan.
ISA/SA 320 Materialitas Dalam Perencanaan Dan Pelaksanaan Audit
ISA/SA 330 Respon Auditor Terhadap Resiko Yang Telah Dinilai
ISA/SA 402 Pertimbangan Audit Terkait Denganentitas Yang Menggunakan Suatu
Organisasi Jasa
ISA/SA 450 Pengevaluasian Atas Salah Saji Yang Diidentifikasi Selama Audit
A. Perubahan ISA
Institute Akuntan Publik Indonesia (IAPI) memutuskan untuk mengadopsi secara penuh
International Standars on Auditing untuk menggantikan Standard Profesional Akuntan Publik
(SPAP) mulai 1 January 2013.
‘13 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Indraguna Kusumabrata http://www.mercubuana.ac.id
Standar ini menuntuk perubahan cara berpikir, cara bertindak dan cara bersikap auditor.
Secara umum ada 6 hal yang berbeda secara fundamental dibandingkan standar lama
(Tuanakotta, 2013)
1. Penekanan pada Audit Berbasis Resiko
2. Perubahan dari Rules based ke Principle Based
3. Berpaling dari model matematis
4. Menekankan pada Kearifan Profesional (professional judgement)
5. Pengendalian Internal
6. Melibatkan peran Those Charged With Governance (TCWG)
Keterangan:
a. Auditing Berbasis Risiko
Risiko audit adalah risiko dalam memberikan opini audit yang tidak tepat atas laporan
keuangan yang mengandung salah saji secara material. ISA menegaskan kewajiban
auditor untuk menjalankan konsep risiko dalam setiap tahap audit, mulai dari menilai
risiko (to assess risk), menanggapi risiko yang dinilai (to respond to assessed risk), dan
mengevaluasi risiko yang ditemukan (detected risk).
b. Dari Rules-Based ke Principles-Based Standards
ISA dan IFRS (International Financial Reporting Standards) merupakan standar-standar
yang berbasis prinsip (principles-based standard) yang mana hal ini merupakan
perubahan besar dari dari standar-standar sebelumnya yang berbasis aturan (rules-
based standard).
c. Berpaling dari Model Matematis
ISA menekankan penggunaan professional judgement, bukan lagi menggunakan model
matematis. Ciri dari semua buku teks auditing Amerika maupun buku-buku pedoman
dari KAP besar seperti the Big Four di era Assurance Model ialah membantu auditornya
memberikan model-model matematis dalam sampling. Pendekatan matematis ini
mempunyai kelemahan yang serius yaitu membuat auditor menjadi robot serta
kerumitannya. Sedangkan ISA menekankan penggunaan professional judgment.
d. Kearifan Profesional dan Konsekuensinya
ISA menekankan penggunaan kearifan profesional yang memberikan konsekuensi pada
keterlibatan auditor yang berpengalaman (jam terbang dan kepakaran dalam industri
tertentu atau jenis audit tertentu). Apabila keputusan audit masih dibuat oleh asisten
yang belum mempunyai pengalaman memadai maka ISA menegaskan bahwa auditnya
tidak sesuai dengan ISA.
e. Pengendalian Internal
‘13 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Indraguna Kusumabrata http://www.mercubuana.ac.id
ISA menekankan atas kewajiban entitas dalam membangun, memelihara, dan
mengimplementasikan pengendalian internal dan kewajiban auditor dalam menemukan
defisiensi dalam pengendalian internal. Akuntan publik mereview sistem pengendalian
internal dan produk yang dihasilkan ialah rekomendasi perbaikan sistem. Selain itu,
auditor harus mengaitkan prosedur audit selanjutnya dengan hasil review atas
pengendalian internal.
f. Those Charged with Governance (TCWG)
TCWG merupakan orang atau lembaga dengan wewenang yang cukup dalam
mengawasi entitas. ISA menekankan perlu adanya TCWG dalam suatu entitas dengan
tujuan mewakili entitas untuk berkomunikasi secara efektif dengan auditor.
Lembaga yang menetapkan standar (standard-setting body) secara froaktif atau reaktif
menemukan solusi. Regulator “menyukai” solusi tersebut, dan solusi (standard baru)
diterapkan. Mungkin dimulai dengan kawasan tertentu, seperti Eropa. Sukses di uni Eropa
mendorong lembaga lembaga keuangan dunia (World Bank dan IMF) meng-endorse solusi
obat tersebut sebagai obat manjur dunia.
Dalam waktu satu dasawarsa apa yang menjadi sukses disatu kawasan di-replicate secara
global. Penerima nilai tambah yaitu target utamanya tentu para Investor dan calon Investor
yang dengan standar baru akan memperoleh laporan keuangan yang lebih baik. Akan tetapi
pada akhirnya, profesi akuntansi juga yang memperoleh manfaat terbesar. Setidak-tidaknya,
profesi meraih nilai tambah tidak berwujud (intangible) berupa peningkatan mutu audit.
Tentu saja, ada pihak yang tidak sependapat dengan gagasan standar auditing dan standar
akuntansi internasional. Pada awal tahun 1970, muncul kritik yang mengatakan bahwa
‘13 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Indraguna Kusumabrata http://www.mercubuana.ac.id
penentuan standar internasional merupakan solusi yang terlalu sederhana untuk mengatasi
masalah yang terlalu kompleks. tantangan yang lain adalah perbedaan latar belakang dan
tradisi nasional yang melekat dalam standar akuntansi nasional, potensi pelanggaran
terhadap independensi nasional, politisasi seluruh bidang akuntansi, serta terlalu banyaknya
standar nasional dan internasional yang harus diterapkan secara bersamaan. Ada juga yang
mempertanyakan perlunya standar internasional.
Meskipun demikian, pergerakan yang mengarah pada standar akuntansi dan auditing
internasional terus berkembang. Pada akhir tahun 1990, para penantang standar menjadi
kelompok minoritas. Materi yang diperdebatkan pun berubah, dari apakah kita harus
memiliki standar internasional menjadi apakah ada cara yang terbaik untuk mencapai
standar internasional.
Seperti halnya dalam menghadapi desakan lain untuk berubah, praktisi mengeyampingkan
pro dan kontra manfaat biaya dan memutuskan untuk berubah karena tuntutan lingkungan
dimana kita berpraktik. IFAC (International federation on accounting)juga memperhatikan
para praktisi ini dengan menerbitkan berbagai Pronouncements berkenaan dengan Small
And Medium Practices (SMP). IFAC mempunyai Small And Medium Practices Committee
yang berupaya meningkatkan kapasitas SMP secara global.
Perubahan antara ISA dengan standar terdahulu bukanlah perubahan tanpa makna.
Menurut beberapa profesi akuntan, perubahan standar audit bersifat substantive dan
mendasar. ISA memberikan penekanan yg sangat besar terhadap faktor risiko, sejak auditor
mempertimbangkan untuk menerima atau menolak suatu entitas dalam penugasan auditnya
sampai setelah menerbitkan laporan yang berisi opininya.
ISA mengandung desakan yang lebih besar bagi auditor untuk menemukan kecurigaan. ISA
lebih menekankan pada identification (pengidentifikasian hal yang belum dilihat), bukan
assessment (penilaian sesuatu yang dilihat). Meski demikian, substansi ISA hampir sama
dengan standar yang digunakan sebelumnya.
‘13 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Indraguna Kusumabrata http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
- Auditing dan Jasa Assuransce – Pendekatan Terintegrasi, Alvin A. Arens, Randal J.
Elder, Mark S. Beasley, Editisi 12.
‘13 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Indraguna Kusumabrata http://www.mercubuana.ac.id