Anda di halaman 1dari 3

Judul Pemanfaatan Limbah Plastik HDPE (High Density

Polythylene) Sebagai Bahan Pembuatan Paving


Block
Jurnal Buletin Utama Teknik
Volume dan Halaman 15(1): 29-33
Tahun 2019
Penulis Kartika Indah Sari, Ahmad Bima Nusa
Institusi Universitas Harapan Medan
Reviewer Rizki Amelia

A. Pendahuluan
Beton merupakan bahan bangunan yang terdiri dari 15% semen, 8% air, 3% udara ditambah
pasir dan kerikil. Kekuatan dari beton bergantung dari beberapa faktor seperti proporsi campuran,
temperature, dan kelembaban dari tempat campuran diletakkan. Paving block atau conblock
merupakan salah satu produk dari beton Precast, Batu beton (Paving Block) atau Conblock
memiliki komposisi bahan dari campuran semen Portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya,
air, dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lain yang tidak mengurangi mutu bata beton.
Peningkatan penggunaan Paving block pada masyarakat dikarenakan konstruksi perkerasan dengan
Paving block dinilai ramah lingkungan. Paving block dianggap mampu membantu konservasi air
tanah, pelaksanaan lebih cepat, pemasangan dan pemeliharaannya mudah, bentuk yang beragam,
serta harganya relative terjangkau. Namun, ketergantungan penggunaan semen sebagai perekat
Paving block sangat disayangkan. Penggunaan semen berlebihan dapat menyebabkan polusi dan
bahan dasar pembuat semen berkurang serta proses produksinya yang tidak ramah lingkungan.
Pengurangan penggunaan semen dapat berupa subtitusi dengan bahan lain salah satunya
penggunaan limah plastic sebagai bahan pembuat Paving block. Selain sebagai bentuk pengurangan
limbah plastic, sifat plastic itu sendiri dapat menjadi sangat keras ketika berada pada suhu normal
dan cocok digunakan sebagai bahan pembuat Paving block.
Struktur paving block di Indonesia dikenal pada tahun 1977 untuk pembuatan trotoar di Jalan
Thamrin dan Terminal Bis Pulo Gadung, Jakarta. Sejak itu paving block mulai dipakai pada tempat-
tempat parkir, trotoar, pelataran gedung, jalan akses di pemukiman real estate dan perkerasan jalan
pada daerah-darah tertentu. Sebagai bahan penutup dan pengerasan permukaan tanah, paving block
digunakan untuk keperluan sederhana hingga keperluan yang butuh spesifikasi khusus. Paving
block dapat digunakan untuk pengerasan dan memperindah trotoar jalan di kota-kota, pengerasan
jalan di komplek perumahan atau kawasan pemukiman, memperindah taman, pekarangan dan
halaman rumah, pengerasan areal parkir, areal perkantoran, pabrik, taman dan halaman sekolah,
serta di kawasan hotel dan restoran. Keberadaan paving block bisa menggantikan aspal dan pelat
beton, dengan banyak keuntungan yang dimilikinya.
B. Metodologi
Penulis membagi metodologi menjadi beberapa tahapan yaitu tahap persiapan dan tahap
pelaksanaan. Tahap pembuatan dan perawatan benda uji termasuk ke dalam tahap pelaksanaan.
Tahap persiapan berupa mempersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan yaitu plastic jenis
HDPE, oli bekas, dan spirtus. Adapun tahap pelaksanaan yang pertama yaitu pembuatan benda uji
dilaksanakan sebagai berikut:
1. Plastik yang telah dibersihkan kemudian dimasak/dilelehkan di atas kuali hingga melebur
menjadi seperti bubur sekitar 20 menit
2. Bubur plastic dimasukkan ke dalam cetakan berbentuk balok yang sebelumnya telah
dilumasi oleh minyak
3. Bubur plastic dalam cetakan dipress lalu tunggu hingga suhuya turun dan keras sekitar 1
jam
4. Bubur plastic kemudian dikeluarkan dari cetakan
5. Ulangi langkah hingga mendapatkan 5 buah benda uji
Adapun tahap pelaksanaan yang kedua yaitu perawatan benda uji dilakukan dengan memotong
atau menggunting sisa-sisa atau bagian yang berlebih yang terjadi akibat proses pencetakan paving
block, sebab paving block langsung mengeras ketika suhu telah mencapai suhu ruangan. Di tahap
perawatan dilakukan juga pengujian kuat tekan (Compression Testing Machine) pada beberapa
benda uji agar dapat hasil yang tervalidasi dengan baik, dan menggunakan juga paving block
berbahan dasar semen dan pasir yang berumur >28 hari sebagai pembanding. Pengujian ini
bertujuan untuk mengetahui kemanpuan paving block dalam menerima beban. Adapun
pengujiannya dilakukan dengan tahap sebagai berikut.
1. CTM dipersiapkan
2. Benda uji diletakan di landasan CTM
3. Manometer diperiksa dengan memutar jarum merah hingga berimpit pada jarum hitam di
skala nol
4. Handel diputar yang terlebih dahulu disetel pada posisi menekan
5. Pergerakan jarum manometer diamat
6. Kuat tekan beton dihitung
C. Review
Penjelasan jurnal yang dilakukan oleh penulis terbagi menjadi 4 bagian yaitu pendahuluan (di
dalamnya terdapat tinjauan Pustaka), metodologi, hasil dan pembahasan, serta kesimpulan.
1. Pendahuluan
Penulis menjelaskan mengenai paving block secara umum di bagian pendahuluan. Paving
block atau conblock merupakan salah satu produk dari beton Precast. Batu beton (Paving
Block) atau Conblock memiliki komposisi bahan dari campuran semen Portland atau bahan
perekat hidrolis sejenisnya. Selain itu, kelebihan dan kekurangan dari penggunaan paving
block juga dituliskan oleh penulis. Paving block dianggap mampu membantu konservasi
air tanah, pelaksanaan lebih cepat, pemasangan dan pemeliharaannya mudah, bentuk yang
beragam, serta harganya relative terjangkau. Penggunaan semen sebagai perekat Paving
block secara berlebihan dapat menyebabkan polusi dan bahan dasar pembuat semen
berkurang serta proses produksinya yang tidak ramah lingkungan. Pengurangan
penggunaan semen dapat berupa subtitusi dengan bahan lain salah satunya penggunaan
limah plastic sebagai bahan pembuat Paving block. Sebagai bahan penutup dan pengerasan
permukaan tanah, paving block digunakan untuk keperluan sederhana hingga keperluan
yang butuh spesifikasi khusus. Paving block dapat digunakan untuk pengerasan dan
memperindah trotoar jalan di kota-kota, pengerasan jalan di komplek perumahan atau
kawasan pemukiman.

2. Metodologi
Penulis membagi metodologi menjadi beberapa tahapan yaitu tahap persiapan dan tahap
pelaksanaan. Tahap pembuatan dan perawatan benda uji termasuk ke dalam tahap
pelaksanaan.
a. Tahap persiapan berupa mempersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan yaitu
plastic jenis HDPE, oli bekas, dan spirtus.
b. Tahap pelaksanaan yang pertama yaitu pembuatan benda uji dilaksanakan melalui
pembuatan bubur plastic kemudian dicetak dan dikeringkan hingga keras
c. Tahap pelaksanaan yang kedua yaitu perawatan benda uji dilakukan dengan memotong
atau menggunting sisa-sisa atau bagian yang berlebih yang terjadi akibat proses
pencetakan paving block. Di tahap perawatan dilakukan juga pengujian kuat tekan
(Compression Testing Machine) pada beberapa benda uji agar dapat hasil yang
tervalidasi dengan baik.

3. Hasil dan Pembahasan


a. Kuat tekan paving block
Pengujian kuat tekan paving block berbahan plastic dilakukan pada umur 28 hari. Hal
ini bertujuan untuk membandingkan hasil kuat tekan paving block yang berbahan dasar
plastik dengan yang berbahan dasar semen pasir. Bahan plastic ini digunakan dalam
rangka pemanfaatan limbah plastic yang pada saat ini sangat melimpah. Pengujian kuat
tekan menggunakan alat yang dinamakan compression testing machine (CTM).
b. Berdasarkan pengujian didapatkan grafik hasil kuat tekan paving block berbahan
dasar plastic HDPE dan berbahan dasar semen pasir. Dari grafik yang dihasilkan
perbedaan kekuatan yang cukup jauh diantara keduanya, paving block berbahan
limbah plastic hanya memiliki kekuatan menerima tekanan ratarata sebesar 20,7
kg/cm2 dibandingkan dengan paving block dengan bahan semen dan pasir yang
mampu menerima tekanan rata-rata sebesar 40,8 kg/cm2.
4. Kesimpulan
Menjelaskan tentang kesimpulan dari jurnal penulis .

D. Kesimpulan
Paving block berbahan pasir dan semen memiliki daya tahan terhadap tekanan labih besar
dibangkan dengan paving block berbahan limbah plastik. Paving block berbahan limbah plastic
dapat mengurangi limbah plastic khususnya plastik kresek HDPE (High Density Polythylene) dan
dapat digunakan pada pedestrian taman ataupun area RTH (Ruang Terbuka Hijau) serta dapat d
aplikasikan pada lintasan jogging track.

E. Komentar
Penulis menjelaskan langkah-langkah penelitian dalam membandingkan kuat tekan paving
block berbahan dasar plastic dan berbahan dasar semen pasir secara singkat, padat, jelas, dan dapat
dimengerti. Namun, ada beberapa masukan yang dapat dikembangkan yaitu ukuran cetakan untuk
bubur plastic tidak sebutkan oleh penulis sehingga luas permukaan bubur plastic saat kering tidak
diketahui. Dalam pengujian kuat tekan luas permukaan benda uji akan memengaruhi hasil kuat
tekan yang dilakukan. Kemudian, abstrak dapat dibuat dalam dua bahasa yaitu bahasa inggris dan
bahasa Indonesia. Di bagian pembahasan kurang dijabarkan perihal mengapa yang berbahan
campuran plastic memiliki kuat tekan yang lebih rendah. Bisa ditambahkan atau dilakukan
penelitian lebih dalam mengenai kandungan plastic yang menyebabkan kuat tekan paving block
tersebut menjadi rendah.

F. Referensi
Sari KI, Nusa AB. 2019. Pemanfaatan limbah plastic HDPE (high density polyethylene) sebagai
bahan pembuatan paving block. Jurnal Buletin Utama Teknik. 15(1): 29-32.

Anda mungkin juga menyukai