GABUNGAN FILE KP Ketiga PDF
GABUNGAN FILE KP Ketiga PDF
Disusun Oleh
Laporan Kerja Praktik ini telah disusun dan dilakukan pembimbingan sebagaimana
mestinya dan telah di seminarkan di Program Studi Teknik Industri pada tanggal 10
Desember 2018.
Disetujui,
Ketua Program Studi Teknik Industri
Telah selesai melaksanakan Kerja Praktek di PT. Semen Padang – Indarung sejak
tanggal 21 Januari 2019 s/d 15 Februari 2019 pada Unit Persediaan Bagian
Penerimaan Operation Supplies (OPS).
i
kesabarannya dalam mendampingi selama proses Kerja Praktek
berlangsung di PT. Semen Padang – Indarung.
6. Ibu Lidya Rosi Anggraini, Bapak Yunisef, Bapak Dian Kurniawan serta
Bapak Zulmayedi yang telah memberikan banyak bimbingan selama proses
Kerja Praktik dilaksanakan.
7. Semua Karyawan dan Karyawati Bagian Persediaan & Penerimaan Barang
Suku Cadang & Non di PT Semen Padang.
8. Orang tua yang selalu mendukung dan mendoakan dalam kegiatan dan
penyelesaian laporan Kerja Praktik.
9. Teman-teman Kerja Praktik yang selalu memberi dukungan semangat dan
kepada semua rekan-rekan yang telah banyak membantu dalam
penyelesaian laporan yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
10. Teman-teman Teknik Industri angkatan 2015 sebagai wadah dalam
berbagi ilmu serta berdiskusi selama penulis menyelesaikan laporan kerja
praktik ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan Kerja Praktik ini masih
banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan. Untuk itu penulis berharap adanya
saran, masukan, dan kritik yang membangun demi perbaikan laporan Kerja
Praktik ini kedepanya.
Akhir kata, semoga laporan Kerja Praktik ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kemajuan dunia pendidikan, bagi pembaca, dan bagi penulis.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
3.4 Kapasitas Produksi ............................................................................. 34
3.5 Hasil Produksi .................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
8
9
basah menjadi proses kering dan dibangun pabrik Indarung II, III serta IV. Setelah
tiga tahun dikelola oleh BAPPIT Pusat, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 135
tahun 1961 status perusahaan diubah menjadi PN (Perusahaan Negara).
Selanjutnya, pada tahun 1971 melalui Peraturan Pemerintah No.7 ditetapkan bahwa
status Semen Padang menjadi PT. Persero yang modal seluruhnya dikuasai oleh
Pemerintah Republik Indonesia dengan Akta Notaris No. 5 tanggal 4 Juli 1972.
Pada tengah perkembangan Pabrik Indarung V, pemerintah mengalihkan
kepemilikan saham PT. Semen Padang ke PT. Semen Gresik yakni tepatnya pada
tahun 1995. Pada saat ini, pemegang saham perusahaan adalah PT. Semen Gresik
dengan kepemilikan saham sebesar 99,99% dan Koperasi Keluarga Besar Semen
Padang dengan kepemilikan saham sebesar 0,01%. Saham PT. Semen Gresik
sendiri, mayoritas dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia sebesar 51,01%
sedangkan pemegang saham lainnya sebesar 48,09% dimiliki publik. PT. Semen
Gresik merupakan perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Hingga pada akhirnya, pemerintah memutuskan melakukan konsolidasi atas tiga
pabrik milik pemerintah yaitu PT. Semen Padang, PT. Semen Gresik dan PT.
Semen Tonasa yang terealisasi pada tanggal 15 September 1995 menjadi Semen
Gresik Grup (SGG).
Keputusan pemerintah ini dilakukan bermula adanya surat Menteri
Keuangan Republik Indonesia No. S-326/MK.016/1995 tanggal 05 Juni 1995,
sehingga saat ini PT. Semen Padang berada di bawah PT. Semen Gresik. Namun,
sejak 7 Januari 2003 PT. Semen Gresik berubah menjadi PT. Semen Indonesia
sesuai hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta pada
20 Desember 2012. Berdasarkan amanah dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa (RUPSLB) PT. Semen Gresik, pada 16 Juni 2012 dan RUPSLB PT. Semen
Padang pada 19 November 2012 dibangunlah pabrik Indarung VI. PT. Semen
Padang menjadwalkan uji coba pabrik Indarung VI pada Desember tahun 2016.
Proyek Indarung VI dibangun meliputi fasilitas pengelolaan bahan tambang,
fasilitas produksi, dan fasilitas pengantongan dan distribusi. Dengan beroperasinya
Indarung VI dapat meningkatkan kapasitas produksi semen PT. Semen Padang
menjadi 10,5 juta ton. Tambahan produksi ini memberikan dukungan terhadap
pemenuhan pasar terutama kebutuhan pasar diwilayah Sumatra dan Jawa.
Kemudian, dengan beroperasinya pabrik ini akan memberi tambahan daya saing
bagi PT. Semen Padang terutama dalam melayani permintaan semen nasional
10
Berikut merupakan penjelasan makna logo dari PT. Semen Padang yang
digunakan pada saat ini.
1. Lingkaran
Simbol lingkaran merupakan bola dunia pada identitas lembaga
merupakan elemen utama dari simbol yang harus dipertahankan dan dapat
dimaknai dengan “Cita-Cita Semen Padang Turut Membangun Dunia”.
2. Kepala Kerbau
Simbol Minangkabau atau Sumatera Barat. Semen Padang berlandaskan
kepada falsafah Minang secara konsisten untuk berkembang ke arah
global.
11
3. Sejak 1910
Disesuaikan dengan tahun berdirinya yaitu tahun 1910, maka dipilihlah
huruf tulisan tangan.
4. Gonjong
Gonjong merupakan atap dari rumah gonjong adat Minang dan bisa
dimaknai sebagai mahkota yang akan memimpin.
Secara prinsip, proses yang dialami oleh bahan baku hingga menjadi semen
terjadi dalam proses fisika dan proses kimia. Proses fisika berupa pengecilan
ukuran bahan baku dan pencampuran bahan baku sedangkan proses kimia ialah
proses kalsinasi di suspension preheater, pembakaran batubara dan proses sintering
atau pembentukan clinker di kiln dengan suhu ± 1450° C.
19
20
Sistem produksi yang digunakan oleh PT. Semen Padang berupa sistem
produksi Make To Stock (MTS), dimana perusahaan ini memproduksi semen secara
terus-menerus tanpa menunggu pesanan. Produk semen yang telah jadi akan
disimpan di dalam gudang berbentuk silo. Selanjutnya PT. Semen Padang akan
mengirimkan semen ke gudang-gudang perwakilan yang tersebar di Indonesia.
Sistem produksi make to stock akan menekankan pengiriman secara langsung
dengan kualitas terbaik serta harga yang standar. Keunggulan dari sistem ini
terdapat pada waktu pengiriman barang yang singkat tetapi memiliki biaya
inventaris yang besar (Khalis Sheikh, 2002).
Secara garis besar proses pembuatan semen terbagi atas tiga tahapan antara
lain yaitu:
1. Penambangan dan penyediaan bahan baku (mining)
2. Proses produksi, yang terdiri dari tiga tahapan antara lain yaitu:
a. Pengeringan dan penggilingan bahan baku (raw meal)
b. Pembakaran dan pendinginan clinker (burning and cooling)
c. Penggilingan akhir (cement mill)
3. Pengantongan (packing)
dan tidak terikat kuat satu sama lain. Penambangan batu silika juga dilakukan
dengan pendorongan batu silika menggunakan dozer ke tepi tebing dan jatuh pada
bagian loading area.
Berikut merupakan gambar 3.4 perpindahan silica dari Indarung V (5E1)
sampai ke penyimpanan.
2. Pozzolan
Pozzolan merupakan bahan yang mengandung silika reaktif dan memiliki
sifat mengikat seperti semen. Akan tetapi dalam bentuknya yang halus dan memiliki
kandungan air, senyawa tersebut akan bereaksi secara kimia dengan kalsium
hidroksida pada suhu kamar membentuk senyawa yang mempunyai sifat seperti
semen. Pozzolan dapat ditemukan pada daerah sekitar gunung berapi atau gunung
yang tidak aktif lagi. Bahan baku ini diperoleh PT. Semen Padang dari berbagai
daerah seperti Lubuk Alung, Pariaman dan Siano serta Bukit Tinggi.
Berikut ini merupakan gambar 3.9 pozzolan yang terdapat di dalam
storage PT. Semen Padang.
2. Verticall Mill
Prinsip kerja vertical mill menggunakan gaya tekan roller pada grinding
table, dimana material jatuh di tengah grinding table yang berputar kemudian
digiling dan ditekan oleh roller. Saat material bergerak melewati roller karena
perputaran grinding table, roller juga akan ikut berputar karena gesekan dengan
material. Material akan tergiling karena adanya gaya tekan dari roller. Proses yang
30
Berikut merupakan gambar 3.11 vertical mill yang digunakan oleh PT.
Semen Padang dalam penggilingan bahan baku utama.
31
dalam tahap ini karena proses kalsinasi sudah terjadi sekitar 80-90% di suspension
preheater tersebut.
sulfat tinggi. Produk ini memenuhi persyaratan mutu Portland Composite Cement
SNI 15-2049-2004.
Berikut merupakan gambar 3.14 kemasan semen Portland Type I
(Ordinary Portland Cement).
Gambar 3.16 Semen Portland Type III (High Early Strength Cement)
Sumber: (http://www.semenpadang.co.id)
Gambar 3.18 Oil Well Cement, Class G-HSR (High Sulfate Resistance)
Sumber: (http://www.semenpadang.co.id)
Tugas khusus pada kerja praktek ini berjudul “ANALISIS ALUR SISTEM
INFORMASI PADA UNIT PERSEDIAAN BAGIAN PENERIMAAN
OPERATION SUPPLIES (OPS) DI PT. SEMEN PADANG - INDARUNG”.
42
43
2. Blok Model
Kombinasi-kombinasi prosedur logika dan matematika yang akan
memanipulasi data input yang akan tersimpan di database dengan cara
tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3. Blok Keluaran
Merupakan informasi yang berkualitas yang berguna bagi semua pemakai
sistem, baik yang ada di alam organisasi maupun di luar organisasi.
4. Blok Proses
Digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan
mengakses data, menghasilkan dan mengirim keluaran dan membantu
pengendalian sistem secara keseluruhan. Teknologi ini terbagi dari tiga
bagian utama yaitu teknisi, perangkat keras, perangkat lunak.
5. Blok Database
Kumpulan dari data yang saling berhubungan dan tersimpan dalam
perangkat keras komputer yang digunakan perangkat lunak untuk
memanipulasinya.
6. Blok Kendali
Untuk melindungi dari ancaman kerusakan yang disebabkan oleh bencana
alam, api, temperatur tinggi, air, debu kecurangan, kegagalan sistem itu
sendiri, dan sebagainya.
1. Selama 1960-an
Sebagian besar organisasi yang dirancang, dikembangkan dan
diimplementasikan sistem komputasi terpusat, dapat mengotomatisasi
sistem kontrol inventaris dengan menggunakan paket kontrol inventaris
(IC). Ini adalah sistem lama yang didasarkan pada bahasa pemrograman
seperti COBOL, ALGOL dan FORTRAN.
2. Selama 1970-an
Kemudian pada awal tahun 1970, Sistem perencanaan kebutuhan material
(MRP) dikembangkan di Jakarta yang berkaitan dengan perencanaan
produk atau persyaratan bagian sesuai dengan jadwal produksi utama yang
direncakan.
3. Selama 1980-an
Sistem perangkat lunak baru disebut perencanaan sumber daya manufaktur
(MRP II) diperkenalkan dengan penekanan pada optimalisasi proses
pembuatan dengan menyinkronkan bahan dengan persyaratan produksi.
MRP II mencakup area seperti lantai toko dan distribusi manajemen,
45
4. Selama 1990-an
Berdasarkan dasar teknologi MRP dan MRP II, sistem ERP
mengintegrasikan proses bisnis termasuk manufaktur, distribusi, akuntansi,
keuangan, sumber daya manusia manajemen, manajemen proyek,
manajemen persediaan, layanan dan pemeliharaan, dan transportasi,
menyediakan aksesibilitas, visibilitas, dan konsistensi di seluruh wilayah
perusahaan. Selama 1990-an vendor ERP menambahkan lebih banyak
modul dan fungsi sebagai "add-ons" ke modul inti yang melahirkan "ERP
yang diperluas."
5. Selama 2000-an
Ekstensi ERP ini termasuk perencanaan dan penjadwalan lanjutan (APS),
solusi e-bisnis seperti pelanggan manajemen hubungan (CRM) dan
manajemen rantai pasokan (SCM). SAP (System Application and Product
in Data Processing) menjadi salah satu software yang dapat digunakan
untuk mengoptimalkan sistem yang dibangun dalam proses bisnis yang
diciptakan.
bagian yang terdapat pada unit persediaan barang berupa bidang yang menggontrol
barang operation supplies (OPS).
barang operation supplies dan selanjutnya pekerjaan akan dikerjakan oleh bidang
penyimpanan operation supplies (OPS).
Mulai
Print Out
Barang dari vendor
Purchase Order (PO)
Penerimaan Barang
Order dalam Proses
Barang Diterima
Arsip Menunggu
Pengecekan Barang
oleh Bagian OPS
Pembuatan Inspection
Report (IR)
Verifikasi Kepada
Pengguna Barang
Data Nomor
Inspection Report (IR)
Selesai
Gambar 4.2 Aliran Data (Flowchart) Pekerjaan Bagian Penerimaan Operation Supplies
(OPS).
51
Diagram Konteks
Print Out
Transfer Posting
Inspection Report Asli
Penyimpanan OPS
Pengguna Administrasi
Print Out Inspection Report
Purchase Request
Perencanaan
Keuangan
1 2 3
Level 0
1
Terima Copy
Purchase Order
Pengguna
Level 1
Purchase Request
Perencanaan
Purchase Request
Copy 1.1 1.2
Penerimaan
Purchase Order OPS Pengecekan
Pengadaan Operation Supplies 2
Menerima Surat Jalan & Dokumen
(OPS)
Barang Dokumen Pelengkap Pelengkap
Order Barang Purchase Order Asli
Gambar 4.5 Diagram Rinci Proses Terima Copy Purchase Order (PO) Pada Level 1.
Level 0
2
Proses Inspection
Report
Level 1
2.1
Penerimaan Input Nomor Inspection Print Out
1 Operation Supplies Report Sesuai Pengguna
(OPS) Purchase Order Barang Pasok Inspection Report
2.2
Verifikasi OK 3
Level 0
3
Proses Good
Receipt & Transfer
Posting
Keuangan
Gambar 4.7 Diagram Rinci Proses Good Receipt Dan Transfer Posting.
Gambar 4.8 Inspection Report (IR) yang di verifikasi oleh satu pengguna.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berikut merupakan kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan kerja
praktik yang dilakukan selama satu (1) bulan mulai dati tanggal 21 Januari s/d 15
Februari 2019 di PT. Semen Padang-Indarung.
1. Sistem ERP (Enterprise Resource Planning) yang digunakan pada PT.
Semen Padang - Indarung berupa software SAP (System Application and
Product in Data Processing) dengan kemampuan pengolahan data yang
sangat baik. Namun masih kurang efektif dikarenakan sistem tersebut
tidak sesuai dengan pekerjaan yang terjadi dilapangan, seperti banyak
barang yang dimasukkan kedalam satu inspection Report (IR) dengan
berbagai pengguna yang menggunakan barang tersebut, barang-barang
yang masuk hanya dapat diverifikasi oleh satu pengguna saja sedangkan
didalam satu inspection Report (IR) terdapat beberapa barang dari
beberapa pengguna.
2. Masih terdapat ketidaksesuaian antara laporan yang dihasilkan pada
bagian penerimaan operation supplies (OPS) berdasarkan sistem yang
digunakan dengan pekerjaan yang dilakukan di lapangan. Perubahan hasil
laporan pada bagian inspection report (IR) perlu dilakukan agar dapat
memudahkan karyawan dalam melakukan verifikasi barang yang
dibutuhkan oleh pengguna dan memudahkan karyawan dalam
mengarsipkan data-data yang masuk dan keluar.
57
58
5.2 Saran
Berikut merupakan saran yang diberikan kepada mahasiswa yang akan
melakukan kerja praktik pada PT. Semen Padang – Indarung di Unit Persediaan
Bagian Operations Supplies (OPS).
1. Meminta permohonan izin kepada karyawan agar dapat mengambil
gambar sistem ERP (Enterprise Resource Planning) yang digunakan oleh
Bagian OPS .
2. Meminta permohonan izin kepada karyawan agar turut diikutsertakan
dalam proses pembongkaran muatan barang pada saat barang diterima oleh
Bagian Penerimaan Operations Supplies (OPS).
DAFTAR PUSTAKA
vi
LAMPIRAN I
Gambar 2 Grinding Media yang Diterima oleh Bagian Operations Supplies (OPS).
vii
Gambar 3 Tumpukan Kantong yang Diterima oleh Bagian Operations Supplies (OPS).
Gambar 4 Kantong yang Akan didustribusikan ke Pabrik PT. Semen Padang Dumai.
viii
Gambar 5 Tumpukan Pallet yang diterima Oleh Bagian Operation Supplies (OPS).
Gambar 6 Tumpukan Oli tambahan yang diterima Oleh Bagian Operation Supplies (OPS).
ix
Gambar 7 Tangki Penampungan Minyak Solar yang diterima Oleh Bagian Penerimaan
OPS.
x
LAMPIRAN II
xi
Gambar 2 Inspection Report (IR).
xii
Gambar 3 Good Receipt (GR).
xiii
Gambar 4 Transfer Posting (TP).
xiv
Gambar 5 Surat Pengantar dari Vendor.
xv
Gambar 7 Laporan Hasil Uji Laboratorium Pada Pengecekan Oli.
xvi
Gambar 8 Arsip Pendukung Certificate Of Analysis Pada Pengecekan Oli.
xvii
Gambar 9 Cek Sheet Barang OPS.
xviii
LAMPIRAN III
xix
Gambar 3 Foto Kegiatan Saat Mengunjungi Gudang Pallet Bersama Karyawan Bagian
Penerimaan Operations Supplies (OPS).
Gambar 4 Foto Kegiatan Saat Mengunjungi Gudang Pallet Bersama Siswa Magang Bagian
Administrasi Unit Persediaan.
xx
Gambar 5 Foto Kegiatan Saat Mengunjungi Tempat Penampungan Minyak Solar.
Gambar 6 Foto Kegiatan Saat Mengunjungi Ruang Kendali Penampungan Minyak Solar.
xxi
Gambar 7 Foto Kegiatan Saat Mengunjungi Pabrik Indarung IV.
Gambar 8 Foto Kegiatan Saat Mengunjungi Ruang Kendali produksi Pabrik Indarung IV.
xxii