Anda di halaman 1dari 12

TUGAS BAKTERIOLOGI

Erlin Dayu Indra Pratiwi (P27834119073)

PROGRAM STUDI D4 ALIH JENJANG ANALIS KESEHATAN

POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

2020
A. Uji Sensitivitas Antibiotik

Uji sentifitas bakteri merupakan suatu metode untuk menentukan tingkat


kerentanan bakteri terhadap zat antibakteri dan untuk mengetahui senyawa murni yang
memiliki aktivitas antibakteri. Metode Uji sensitivitas bakteri adalah metode cara
bagaimana mengetahui dan mendapatkan produk alam yang berpotensi sebagai bahan
anti bakteri serta mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan atau
mematikan bakteri pada konsentrasi yang rendah. Uji sentivitas bakteri merupakan
suatu metode untuk menentukan tingkat kerentanan bakteri terhadap zat antibakteri dan
untuk mengetahui senyawa murni yang memiliki aktivitas antibakteri. Pada umumnya
metode yang dipergunakan dalam uji sensitivitas bakteri adalah metode Difusi Agar
yaitu dengan cara mengamati daya hambat pertumbuhan mikroorganisme oleh ekstrak
yang diketahui dari daerah di sekitar kertas cakram (paper disk) yang tidak ditumbuhi
oleh mikroorganisme. Zona hambatan pertumbuhan inilah yang menunjukkan
sensitivitas bakteri terhadap bahan anti bakteri.
Seorang ilmuan dari perancis menyatakan bahwa metode difusi agar dari
prosedur Kirby-Bauer, sering digunakan untuk mengetahui sensitivitas bakteri. Prinsip
dari metode ini adalah penghambatan terhadap pertumbuhan mikroorganisme, yaitu
zona hambatan akan terlihat sebagai daerah jernih di sekitar cakram kertas yang
mengandung zat antibakteri. Diameter zona hambatan pertumbuhan bakteri
menunjukkan sensitivitas bakteri terhadap zat antibakteri. Selanjutnya dikatakan bahwa
semakin lebar diameter zona hambatan yang terbentuk bakteri tersebut semakin sensitif.
Sensitivitas adalah suatu keadaan dimana mikroba sangat peka terhadap
antibiotik atau sensitivitas adalah kepekaan suatu antibiotik yang masih baik untuk
memberikan daya hambat terhadap mikroba. Uji sensitivitas terhadap suatu antimikroba
untuk dapat menunjukkan pada kondisi yang sesuai dengan efek daya hambatnya
terhadap mikroba. Suatu penurunan aktivitas antimikroba akan dapat menunjukkan
perubahan kecil yang tidak dapat ditunjukkan oleh metode kimia, sehingga pengujian
secara mikrobiologis dan biologi dilakukan. Biasanya metode merupakan standar  untuk
mengatasi keraguan tentang kemungkinan hilangnya aktivitas antimikroba.
Intermediet adalah suatu keadaan dimana terjadi pergeseran dari keadaan sensitif
ke keadaan yang resisten tetapi tidak resisten sepenuhnya. Sedangkan resisten adalah
suatu keadaan dimana mikroba sudah peka atau sudah kebal terhadap antibiotik.
Resisten adalah ketahan suatu mikroorganisme terhadap suatu anti mikroba atau
antibiotik tertentu. Resisten dapat berupa resisten alamiah, resisten karena adaya mutasi
spontan (resisten kromonal) dan resisten karena terjadinya pemindahan gen yang
resisten (resistensi ekstrakrosomal) atau dapat dikatakan bahwa suatu mikroorganisme
dapat resisten terhadap obat-obat antimikroba, karena mekanisme genetik atau non-
genetik.2
Penyebab terjadiya resisten terhadap mikroorganisme adalah penggunaan
antibiotik yang tidak tepat, misalnya  penggunaan dengan dosis yang tidak memadai,
pemakaian  yang tidak teratur, demikian juga waktu pengobatan yang tidak cukup lama,
sehingga untuk mencegah atau memperlambat terjadinya resisten tersebut, maka cara
pemakaian antibiotik perlu diperhatikan.
Zona Hambat merupakan tempat dimana bakteri terhambat pertumbuhannya
akibat antibakteri atau antimikroba. Zona hambat adalah daerah untuk menghambat
pertumbuhan mikroorrganisme pada media agar oleh antibiotik. Contohnya:
Tetracycline, Erytromycin, dan Streptomycin. Tetracycline merupakan antibiotik yang
memiliki spektrum yang luas sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri secara
luas.
B. Pengertian Antibiotik
Antibiotik atau antibiotika merupakan segolongan senyawa alami atau sintesis
yang memiliki kemampuan untuk menekan atau menghentikan proses biokimiawi
didalam suatu organisme, khususnya proses infeksi bakteri. Definisi lain tentang
antibiotik adalah substansi yang mampu menghambat pertumbuhan serta reproduksi
bakteri dan fungi. Penggunaan antibiotik dikhususkan untuk mengobati penyakit infeksi
atau sebagai aat seleksi terhadap bakteri yang sudah berubah bentuk dan sifat dalam
ilmu genetika (Prapti, 2012).
Antibiotik merupakan zat kimia yang dihasilkan mikroorganisme yang dalam
jumlah amat kecil atau rendah bersifat merusak atau menghambat mikroorganisme lain.
Antibiotik mempunyai nilai ekonomi yang tinggi terutama di bidang kesehatan, karena
kegunaanya dalam mengobati berbagai penyakit infeksi. Adanya penemuan antibiotik-
antibiotik baru sangat dibutuhkan dalam bidang kedokteran karena banyak kuman yang
telah resisten terhadap antibiotik-antibiotik yang sudah ada. Untuk itu perlu dilakukan
penelitian eksplorasi untuk mendapatkan isolasi bakteri yang dapat menghasilkan
antibiotik. Antibiotik banyak dihasilkan oleh alga, lichen, tumbuhan tingkat tinggi,
hewan tingkat rendah, vertebrata dan mikroorganisme.

C. Jenis-Jenis Antibiotik
Menghambat Sintesis Dinding Sel
Menurut pratiwi (2008), antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel yaitu:
1. Bacitracin adalah suatu polipeptida yang diperoleh dari suatu strain Bacillus
subtilis. Bacitracin stabil dan tidak dapat diabsorpsi dari saluran cerna. Kegunaan
basitrasin hanya untuk pemakaian topikal ke kulit, luka, atau selaput lendir.
2. Streptomycin adalah antibiotik yang khas dibanding dengan aminoglycoside lain,
sebagaimana mekanisme resistennya. Resistensi muncul pada banyak spesies,
secara buruk membatasi kegunaanstreptomycin saat ini, dengan pengecualian
yang disebut di bawah ini.
3. Tetracycline adalah golongan obat yang berbeda dalam ciri khas fisik dan
farmakologi tetapi sebenarnya mempunyai sifat antimikroba yang identik dan
memberikan resistansi silang lengkap
4. Gentamicin merupakan aminoglikosida yang banyak dipilih dan digunakan secara luas
untuk terapi infeksi serius. Gentamicin memiliki spektrum antibakteri yang luas, tapi
tidak efektif terhadap kuman anaerob.
5. Erhytromycin merupakan antibiotik sebagai alternatif untuk pasien yang alergi terhadap
penisilin untuk pengobatan enteritis kompilobakter, pneumonia, penyakit legionnaire,
sifilis, uretritis non gonokokus, prostatitis kronik, anke vukgaris dan profilaksis difetri
dan pertusis.
6. Oxacillin (OX) adalah antibiotik dalam kelompok obat penicillin. Oxacillin melawan
bakteri dalam tubuh, yang bekerja dengan cara menghalangi dinding sel bakteri
sehingga mematikan bakteri tersebut. Untuk mengobati berbagai jenis infeksi berbeda
yang disebabkan oleh bakteri, seperti infeksiStaphylococcal yang juga disebut
infeksi staph.
7. Sefalosporin adalah Aztreonam, yang merupakan antibiotik yang mencegah efek
penisilinase. Antibiotik jenis ini merupakan antibiotik yang sintesis dengan 1 cincin
seginggaa disebut monobaktam. Antibiotik ini berefek pada bakteri graam positif
termasuk Escherichia coli dan Pseudomonas.
8. Sefalosporin memiliki inti serupa dengan Penisilin dan resisten terhadap penisilinase.
Sefalosporin lebih efektif terhadap bakteri gram negatif.
9. Karbapenem merupakan antibiotik berspektrum luas. Contohnya adalah Primaxin yang
merupakan antibiotik kombinasi imipenem dan Silastasin natrium. Silastasin
natrium mencegaah degradasi imipenem pada ginjal.
10. Vankomisin memiliki spektrum sempit, digunakan bagi Staphylococcus aureus yang
resisten terhadapPenisilin termasuk Metisilin.

Merusak Permeabilitas Membran Sel


Menurut Pratiwi (2008), antibiotik yang merusak permeabilitas membran membran sel
yaitu :
1. Polimiksin merupakan suatu peptida yang didalamnya terdapat satu ujung molekul
larut lipid dan ujung molekul yang lain larut dalam air.
Masuknya Polimiksin dalam membran plasma fungi akan menyebabkan gangguan
antara lapisan-lapisan membran plasma. Polimiksin akan tertinggal diluar
membran, sedangkan lemak larut akan berada didalam membran dan
menyebabkan gangguan antaraa lapisan-lapisan membran yang memungkinkan
lalu lintas substansi bebas keluar masuk sel.
2. Nistatin dan Amfoterisin memiliki struktur lingkar yang besar disebabkan adanya
sejumlah ikatan ganda dan sering disebut sebagai antibiotik polien. Antibiotik ini
bergabung dengan ergosterol yang terdapat pada membran sel fungi dengan
menimbulkan gangguan dan kebocoran kebocoran sitoplasma.

Menghambat Sintesis RNA (Proses Transkripsi)


Menurut Pratiwi (2008), antibiotik yang menghambat sintesis RNA yaitu:
1. Rifampin merupakan turunan Rifamisin. Rifampin menghambat sintesis mRNA
dengan cara mengikat b-RNA polimerase bakteri sehingga menghambat
transkripsi mRNA. Antibiotik ini digunakan untuk melawan Mycobacteria pada
TBC dan lepra. Rifampin dapat mempenetrasi jaringan.
2. Kuinilon misalnya asam nalidiksat yang bersifat bakterisidal, bekerja dengan cara
menghambat enzim DNAgirase pada replikasi DNA, sehingga akan menghambat
proses replikasi DNA dan transkipsi mRNA. Antibiotik ini hanya digunakan
untuk pengobatan infeksi saluran kencing.

Menghambat Sintesis Protein (Proses Translasi)


Menurut Pratiwi (2008), antibiotik yang menghambat sintesis protein yaitu :
1. Pefloxacin (PEF) umumnya dikenal sebagai obat antibakteri
kelompok fluoroquinolone. Pefloxacinadalah agen kemoterapetik sintetik yang
digunakan untuk mengobati infeksi bakteri yang serius dan mengancam nyawa.
Untuk mengobati berbagai jenis infeksi bakteri
2. Tetracyccline (TE) merupakan antibiotik berspektrum luas yang menghambat
sintesis protein. Agen-agen ini bersifat bakteriostatik terhadap berbagai bakteri
gram positif dan gram negatif, termasuk
anaerob, ricketsiae, chlamydiae, mycoplasma, dan bentuk-bentuk L, serta aktif
pula terhadap protozoa, contohnya amoeba.
3. Aminoglikosa merupakan kelompok antibiotik yang gula aminonya tergabung
dalam ikatan glikosida. Antibiotik ini memiliki spektrum luas dan bersifat
bakterisidal dengan mekanisme dengan mekanisme penghambatan pada sintesis
protein.
4. Tetrasiklin merupakan antibiotik berspektrum luas yang diproduksi
oleh Streptomycin. Antibiotik ini dapat mempenetrasi jaringan tubuh sehingga
dapat melawan Rickttsia dan Chlamya intraseluler.
5. Kloramfenikol merupakan antibiotik dengan struktur sederhana sehingga mudah
dibuat ecaara sintetik dibandibgkan dengan mengisolasinya dari Strepmyces.
6. Makrolida merupakan kelompok antibiotik yang memiliki cincin lakton
makrosiklik. Contohnya adalah eritromisin. Antibiotik ini tidak dapat
mempenetrasi dinding sel sebagian besar bakteri gram negatif Bacillus dan
merupakan obat alternatif Penisilin.

Menghambat Replikasi DNA


Mekanisme kerja ini terdapat  pada obat-obat seperti metronidasol, kinolon,
novobiosin. Obat-obat ini menghambat asamdeoksiribonukleat (DNA) girase sehingga
mengahambat sintesis DNA. DNA girase adalah enzim yang terdapat pada bakteri yang
menyebabkan terbukanya dan terbentuknya superheliks pada DNA sehingga
menghambat replikasi DNA.

Menurut Waluyo (2008), pemeriksaan kepekaan kuman terhadap antibiotika dilakukan


dengan :
a) Cara Cakram (Disc Method), menggunakan cakram kertas saring yang mengandung
antibiotika/bahan kimia lain dengan kadar tertentu yang diletakkan di atas lempeng
agar yang ditanami kuman yang akan diperiksa, kemudian di inkubasi. Apabila
tampak adanya zona hambatan pertumbuhan kuman di sekeliling cakram antibiotik,
maka kuman yang diperiksa sensitif terhadap antibiotik tersebut. Cara ini disebut
juga cara difusi agar, yang lazim dilakukan adalah cara Kirby-Bauer.
b) Cara Tabung (Tube Dilution Method), membuat penipisan antibiotik pada sederetan
tabung reaksi yang berisi perbenihan cair. Ke dalam tabung-tabung tersebut
dimasukkan kuman yang akan diperiksa dengan jumlah tertentu dan kemudian
dieram. Dengan cara ini akan diketahui konsentrasi terendah antibiotik yang
menghambat pertumbuhan kuman yang disebut Konsentrasi Hambat Minimal
(KHM) atau Minimal Inhibitory Concentration (MIC).
c) Cara penipisan seri agar lempeng. Pada umumnya cara ini hampir sama dengan
cara tabung atau penipisan kaldu pepton, perbedaannya terletak pada media yang
digunakan yaitu pada cara ini menggunakan media padat. Kelemahan cara ini
adalah tidak dapat digunakan untuk semua jenis bakteri. Untuk beberapa bakteri
tertentu seperti bakteri yang membentuk koloni yang sangat halus dalam media
agar kaldu pepton (contoh : Streptococcus) atau bakteri yang akan menyebar
pertumbuhannya dalam media padat (contoh :Proteus)cara ini tidak dapat
digunakan.

Medium BHIB Dan Medium MHA

a) Medium Mueller Hinton Agar  (MHA)


Medium Mueller Hinton Agar (MHA) merupakan medium tempat hidup dan
berkembangbiaknya suatu bakteri. Adapun kandungan dari MHA adalah pepton (6
g), kasein (17,5 g), pati (1,5 g) dan agar (10 g). Semua kandungan tersebut dilarutkan
dalam 1 liter air (Fadhlan, 2010).
b) Medium Brain Heart Infusion Broth (BHIB)                                          
Medium Brain Heart Infusion Broth (BHIB) adalah media penyubur yang berguna
untuk pertumbuhan berbagai macam bakteri baik bentuk cair maupun agar. Bahan
utama terdiri dari beberapa jaringan hewan ditambah pepton, Buffer posfat dan
sedikit dekstrosa. Penambahan karbohidrat memungkinkan bakteri dapat
menggunakan langsung sebagai sumber energi (Fadhlan, 2010).

Metode Uji Sensitivitas Antibiotik

1. Pertama-tama disiapkan alat dan bahan.


2. Kemudian dimasukan 10 mL medium MHA ke dalam vial dan diambil 1 ose
biakan spesimen bakteri dimasukkan ke dalam vial lalu dihomogenkan.
3. Dibuat sebanyak dua kali. Kemudian dimasukan ke dalam 2 cawan petri, yang
masing-masing terlebih dahulu dipatron tiga.
4. Dimasukan paper disk yang sebelumnya telah direndam dalam antibiotik
Ofloksasin5, Ampisilin10, Chloramphenikol30, Cotrimoxa23, Tetrasanbe30,
Cefixime5, Erytihromy15, Lostacef (CFA)30, Amoxicilin20 dan Thiamfenikol30 ke
dalam cawan petri.
5. Diinkubasi selama 1x24 jam pada 37°C dan diamati zona hambat yang terbentuk
dalam cawan petri.

Analisis Hasil
Analisa hasil berupa zona hambatan dari antibiotik dan disesuaikan dengan literatur.
Daftar standar zona hambat
DAFTAR PUSTAKA
Djide M, Natsir. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. Universitas Hasanuddin.
Makassar. 
Suwandi, U. 2003. Perkembangan Antibiotik. Cermin Dunia Kedokteran No. 83.
Pusat Penelitian dan Pengembangan PT. Kalbe Farma, Jakarta.
Waluyo, Lud. 2008. Teknik dan Metode Dasar Dalam Mikrobiologi. Malang. UMM
Press.

Anda mungkin juga menyukai