Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berada pada era global, begitu banyak usaha dijalankan para pelaku bisnis untuk
meraih pasar. Diantara deretan bisnis yang dijalankan, bisnis property merupakan bisnis
yang dinilai paling menjanjikan bagi siapa yang bisa menjalankannya dengan baik. Hal
ini dapat dilihat dari banyaknya pengusaha yang terjun di bisnis property dengan cara
menginvestasikan sahamnyanya atau terjun langsung dan menjadi pelaku dalam dalam
bidang bisnis ini. Usaha dibidang property sendiri mulai dilirik para pengusha ketika
permintaan akan kebutuhan papan semakin meningkat.
Bisnis dibidang property pada awalnya hanya untuk memenuhi kebutuhan
memenuhi perumahan pribadi. Pada perkembangan selanjutnya meluas sehingga
menambah pada aspek aspek lain yang berkaitan dengan bidang tersebut. Didalam bisnis
bidang property ada juga usaha dan juga bisnis di bidang bangunan, sarana dan prasarana.
Dalam hal ini persewaan dalam berbagai macam property seperti rumah, villa, twinhouse,
apartemen, kios, ruko, gudang, dan perkantoran, gedung dan property lainnya termasuk
dalam bisnis tersebut.
Dijakarta sendiri bisnis property merupakan bisnis yang mempunyai potensi yang
lumayan dimata para pengusahan. Dikarenakan lahan kosong dijakarta kian hari kian
berkurang diganti dengan bangunan bangunan baik pemukiman, hotel, perkantoran,
perniagaan dan lain-lain. Dengan kondisi tersebut pemerintah DKI Jakarta mengadakan
mengdakan proyek reklamasi pantai utara Jakarta guna untuk memenuhi kebutuhan lahan
pembangunan dan ini merupakan bagian dari proyek tanggul raksasa (giant sea wall)
untuk mengatasi rob diibu kota.
Reklamasi teluk Jakarta di pesisir pantai utara Jakarta telah dilakukan sejak era
pemerintahan Presiden Soeharto. Keputusan reklamasi teluk Jakarta tertuang pada
Keputusan Presiden Presiden Nomor 52 Tahun 1995 tentang Reklamasi Pantai Utara
Jakarta dan Perda Nomor 8 Tahun 1995. Keppres Nomor 52 Tahun 1995 Pasal 1 Ayat (1)
menyebutkan, Reklamasi Pantai Utara Jakarta, selanjutnya disebut Reklamasi Pantura,
adalah kegiatan penimbunan dan pengeringan laut di bagian perairan laut Jakarta.
Tanggung jawab reklamasi dibebankan kepada kepala daerah, yakni gubernur DKI
Jakarta. Saat itu, tujuan reklamasi teluk Jakarta adalah untuk mengembangkan kawasan
pantura. 

Tapi proyek ini ditentang oleh aktivis lingkungan hidup karena Hasil studi itu
menunjukkan bahwa pembangunan reklamasi Teluk Jakarta akan menimbulkan berbagai
dampak lingkungan, antara lain kontribusi terhadap intensitas dan luas genangan banjir di
Jakarta, kerusakan ekosistem laut akibat pengambilan bahan urukan sebanyak 33 juta
meter kubik yang saat ini belum jelas lokasi pengambilan dan transportasinya, dan
gangguan terhadap operasional PLTU/PLTGU Muara Karang yang menyuplai kebutuhan
listrik Jakarta, di antaranya kawasan Istana Negara, Jalan Jenderal Sudirman, Monas dan
bandara Soekarno Hatta.
Walaupun ditentang sejumlah pihak, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau
kerap disapa SBY akhirnya menyetujui dilanjutkannya pembangunan proyek reklamasi.
Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo juga mengeluarkan Peraturan Gubernur Nomor 121
Tahun 2012 tentang Penataan Ruang Kawasan Reklamasi Pantura Jakarta pada
September 2012 untuk mengembangkan 17 pulau buatan di Teluk Jakarta, sebulan
sebelum ia lengser. Namun, keputusan itu tidak pernah lahir. Selanjutnya, Basuki Tjahaja
Purnama atau akrab disapa Ahok yang saat itu menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI
Jakarta mendampingi Gubernur Joko Widodo mengeluarkan izin pelaksanaan reklamasi
untuk Pulau G (Pluit City). Pemberian Izin Pelaksanaan Reklamasi Pulau G kepada PT
Muara Wisesa Samudra. Dengan dikeluarkannya izin pelaksanaan reklamasi tersebut, PT
Muara Wisesa Samudera, entitas anak PT Agung Podomoro Land Tbk, mulai dapat
melaksanakan kegiatan reklamasi Pulau G (Pluit City).
Seiring berjaannnya waktu dengan adanya proyek reklamasi, ekosistem laut di
sekitar daerah pembangunan akan berubah. Keanekaragaman hayati yang diperkirakan
akan punah akibat proyek reklamasi. Ini yang dikhawatirkan para nelayan. Selama ini,
mereka terbiasa mencari ikan di tak jauh dari pantai utara Jakarta. Namun, ketika ikan-
ikan menjauh, nelayan pun kehilangan mata pencaharian. Gelombang protes dating dari
warga pesisir pantai utara Jakarta mereka menuntut agar proyek tersebut dihentikan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dikemukakan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran Umum mengenai Amdal, Reklamasi dan Reklamasi
Pantai Utara Jakarta ?
2. Bagaimana peran pemerintah dalam upaya perlindungan dan pengelolaan
wilayah pesisir DKI JAKARTA ?
3. Bagaimana dampak reklamasi terhadap ekonomi,sosial dan Budaya di
lingkungan sekitar ?
4.. Bagaimana pelaksanaan penyusunan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan proyek Reklamasi Pantai Utara Jakarta?
5. Apa saja hambatan pelaksanaan penyusunan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan proyek Reklamasi Pantai Utara Jakarta?
6. Apa yang seharusnya dilakukan oleh bisnis properti untuk menjalankan usaha
tanpa merusak lahan ?
C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui gambaran umum mengenai Amdal, Reklamasi dan


Reklamasi Pantai Utara Jakarta.
2. Untuk mengetahui peran pemerintah dalam upaya perlindungan dan
pengelolaan wilayah pesisir DKI JAKARTA.
3. Untuk mengetahui dampak reklamasi terhadap ekonomi, sosial dan budaya di
lingkungan sekitar.
4. Untuk mengetahui pelaksanan penyusunan Anlisis Mengenai Dampak
Lingkungan proyek Reklamasi Pantai Utara Jakarta.
5. Untuk mengetahui hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan penyusunan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan proyek Reklamasi Pantai Utara
6. Untuk mengetahui apa yang seharusnya dilakukan oleh bisnis properti untuk
menjalankan usaha tanpa merusak lahan.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Dapat menambah wawasan bagaimana tentang ilmu hukum lingkungan
yang berkaitan dengan lingkungan hidup, dan usaha properti serta memberikan
gambaran kepada masyarakat khususnya tentang hukum lingkungan yang didirikan
dalam lingkungan masyarakat.
2. Manfaat Praktis
Dari hasil penelitian ini nantinya akan dapat dijadikan sebagai salah satu
acuan dalam penelitian atau evaluasi terhadap permasalahan dampak
lingkungan yang dihasilkan dari perencanaan atau kegiatan. Sehingga
dapat memberikan manfaat bagi masyarakat tentang pengetahuan
permasalahan dampak lingkungan sebelum menjalankan usaha properti.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Gambaran Umum Mengenai Amdal, Reklamasi Dan Reklamasi Pantai Utara


Jakarta.

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar
dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup
yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan di Indonesia. AMDAL ini dibuat saat perencanaan suatu proyek yang
diperkirakan akan memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya.

AMDAL digunakan untuk:

 Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah


 Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup
dari rencana usaha dan/atau kegiatan
 Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha
dan/atau kegiatan
 Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup
 Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu
rencana usaha dan atau kegiatan

Fungsi AMDAL :

 Bahan perencanaan pembangunan wilayah


 Membantu proses dalam pengambilan keputusan terhadap kelayakan lingkungan
hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan
 Memberikan masukan dalam penyusunan rancangan rinci teknis dari rencana
usaha dan/atau kegiatan
 Memberi masukan dalam penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup
 Memberikan informasi terhadap masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari
suatu rencana usaha dan atau kegiatan
 Tahap pertama dari rekomendasi tentang izin usaha
 Merupakan Scientific Document dan Legal Document
 Izin Kelayakan Lingkungan

Manfaat AMDAL : 
1. Manfaat AMDAL bagi Pemerintah 

 Mencegah dari pencemaran dan kerusakan lingkungan. 


 Menghindarkan konflik dengan masyarakat. 
 Menjaga agar pembangunan sesuai terhadap prinsip pembangunan
berkelanjutan. 
 Perwujudan tanggung jawab pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup. 

2. Manfaat AMDAL bagi Pemrakarsa. 

 Menjamin adanya keberlangsungan usaha. 


 Menjadi referensi untuk peminjaman kredit. 
 Interaksi saling menguntungkan dengan masyarakat sekitar untuk bukti
ketaatan hukum. 

3. Manfaat AMDAL bagi Masyarakat

 Mengetahui sejak dari awal dampak dari suatu kegiatan. 


 Melaksanakan dan menjalankan kontrol. 
 Terlibat pada proses pengambilan keputusan.

Anda mungkin juga menyukai