Anda di halaman 1dari 3

Nama : Stevhani Febryaningsih

Kelas : Pendidikan Biologi ICP 2017


NIM : 1714441004
Kelompok: PIAGET
Hasil Diskusi Teori Belajar
1. Thorndike mengungkapkan ada 3 hukum belajar, salah satunya Hukum akibat (Law of Effect) yang
diumpamakan seorang peserta didik yang mendapakan nilai tinggi akan menyukai pelajaran tersebut
dan sebaliknya peserta didik yang mendapat nilai rendah akan membeci mata pelajaran tersebut. Jika
kedepannya ketika kita akan menjadi seorang guru dan memiliki anak perwalian yang mengalami
seperti hal ini tindakan apa yang akan kita berikan kepada peserta didik ini agar menyukai segala mata
pelajaran meskipun mendapatkan nilai tinggi atau rendah.
Pembahasan:
Tindakan yang perlu dilakukan yaitu dengan tidak memaksa siswa untuk menyukai pelajaran
tersebut, tetapi memberikan mereka motivasi dan semangat untuk belajar lebih kepada pelajaran yang
disukai, karena setiap anak memiliki bakat dan keahlian yang berbeda-beda dalam pelajaran tertentu.
Kemudian ciptakan suasana yang nyaman pada saat proses belajar dan menyediakan materi yang
menarik dan inovatif agar mencegah siswa merasa bosan pada pelajaran tersebut. Ketika mengajar hal
yang perlu di lakukan adalah menciptakan suasana nyaman dan memberika materi yang menarik, salah
satunya dengan cara menggunakan metode ataupun media pembelajaran yang bervariasi dan menarik
pada setiap materi sehingga peserta didik tidak merasa bosan dengan materi yang guru ajarkan.
Tidak semua seorang guru mampu melaksanakan hal tersebut ada seorang guru dalam hal
mengajar materi yang mereka berikan kurang menarik sehingga menimbulkan kesan membosankan
atau ada seorang guru yang saat mengajar dalam kelas terasa tegang sehingga menimbulkan efek
negatif bagi siswa dan siswa kurang merasa tertarik dengan pelajaran tersebut dan malas belajar
sehingga mendapatkan nilai rendah dari pelajaran tersebut, sebagai seorang Guru wali kelas hal apa
yang kita lakukan agar siswa ini tetap merasa nyaman dalam segala pelajaran dan tetap rajin belajar
menurut saya hal yang dapat dilakukan selain yang saya sebutkan diatas yaitu memberikan penjelasan
sederhana dan mudah dipahami serta mengevaluasi cara mengajar, dengan menemukan celah
masalahnya sehingga kita dapat mengoptimalkan pengajaran selanjutnya agar dalam proses
pembelajaran siswa lebih aktif dan termotivasi untuk belajar. Untuk itulah perlu adanya stategi atau
cara khusus yang diterapkan guru
2. Menurut Skinner, pemberian hukuman kepada peserta didik bukan merupakan teknik yang baik
dalam proses pembelajaran. Jadi penguatan seperti apa yang di berikan kepada peserta didik selain
hukuman ?
Pembahasan:
Pemberian penguatan yang dimaksud adalah segala bentuk respon dari guru, apakah bersifat
verbal ataupun nonverbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkh
laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi si penerima atas
perbuatannya sebagi suatu tindak dorongan ataupun koreksi yang bersifat positif. Misalnya pemberian
motivasi kepada siswa atau misalnya teguran halus. Ketika di sekolah biasanya ada beberapa siswa
yang memiliki perilaku negatif, lalu Guru akan memberikan teguran secara halus, teguran halus ini
biasanya langsung memberikan respon yang baik bagi teman saya. Namun tak dapat di pungkiri juga
ada peserta didik yang menganggap teguran ini hanya masuk telinga kanan keluar telinga kiri, ketika
peserta didik ini melalakukan hal negatif keseringan dan hanya menganggap sepeleh teguran halus dari
guru maka biasanya guru akan memberikan ancaman yang menimbulkan dapat negatif bagi siswa
tersebut misalkan; Guru ini mengancam untuk tidak memberikan nilai bagi siswa ini.
3. Menurut teori behavioristik, apa yang terjadi di antara stimulus dan respon dianggap tidak penting
untuk diperhatikan. Berdasarkan kalimat tersebut hal apa yang dianggap tidak penting untuk
diperhatikan antara stimulus dan respon? dan mengapa hal tersebut dianggap tidak penting?
Pembahasan:
Hal tersebut dianggap tidak penting karena pada teori ini hanya berfokus pada hasil belajar siswa
yang tidak memperhatikan proses selama siswa belajar. Behavioristik memandang bahwa belajar
merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antar stimulus dan respon
(Robert, 2014). Sehingga, dapat kita pahami bahwa belajar merupakan bentuk dari suatu perubahan
yang dialami peserta didik dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru
sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Contohnya peserta didik sebelum belum bisa
membaca sang guru memberikan stimulus dengan mengajarkan ejaan dan mengenalkan huruf-huruf
dan respon peserta didik yaitu peserta didik ini mampu membaca dengan baik.
4. Dalam teori behavioristik menjelaskan bahwa seseorang dikatakan belajar jika memberi respon dari
stimulus yang diberikan. Bagaimana jika respon yang diberikan tidak berkaitan atau tidak sesuai
dengan yang diharapkan, apakah itu juga bisa dikatakan belajar?
Pembahasan:
Seseorang telah dianggap belajar apabila mampu menunjukkan perubahan tingkahlaku. apabila
seseorang tersebut belum menunjukkan perubahan tingkah laku maka belum dikatakan sebagai belajar.
guru sebagai pendidik memberikan rangsangan, maka siswa akan bereaksi dan menanggapi rangsangan
tersebut. Sehingga hubungan stimulus-respons menimbulkan kebiasaan-kebiasaan otomatis belajar
sehingga prilaku siswa tersebut berubah. Dari perubahan tingkah laku menuju baik dari para siswa, jika
tingkah laku itu dilakukan terus menenrus akan menjadi karakter pribadi anak tersebut.
5. Menurut Thorndike, perubahan tingkah laku merupakan akibat dari kegiatan belajar yang berwujud
konkrit. yaitu dapat diamati atau berwujud tidak konkrit yaitu tidak dapat diamati. Bagaimana contoh
dari perubahan yang berwujud tidak konkrit pada peserta didik ?
Pembahasan:
Kegiatan belajar berwujud kongrit itu yang wujud perubahannya nampak contohnya : perubahan
perilaku kurang sopan menjadi lebih sopan, yang tampak pada cara peserta didik menyapa gurunya.
Sedangkan berwujud tidak kongrit itu tidak bisa di amati, contohnya : tingkah laku yang ada dalam
hatinya, dari pembohong menjadi tidak berbohong, itu tidak dapat kita ketahui dengan pasti apakah dia
benar-benar tidak berbohong, atau pura-pura jujur.
6. Apakah peserta didik yang mendapat nilai ujian tinggi namun hasil dari contekan dapat dikatakan
bentuk belajar menurut teori behavioristik? Apa yang membedakan proses belajar dan hasil belajar
menurut teori behavioristik?
Pembahasan:
Menyontek merupakan perilaku yang termasuk dalam hal "tidak penting" untuk di perhatikan
dalam proses belajar. Karena teori ini lebih mengutamakan hasil belajar, bukan prosesnya.
7. Bagaimana contoh penguatan positif sebagi stimulus yang baik untuk siswa ?
Pembahasan:
Positive reinforcement yang dapat diberikan oleh guru dapat bermacam" bentuknya antara lain,
penguatan verbal, penguatan gestural, penguatan kegiatan, penguatan mendekati, penguatan sentuhan,
dan penguatan tanda. Penguatan verbal berkaitan dengan ucapan guru untuk merespon tingkah laku
siswa, misalnya saja memberikan pujian berupa bagus, benar, atau tepat kepada siswa yang rajin.
Penguatan gestural sangat berkaitan erat dengan gerakan tubuh guru, misalnya saja guru memberikan
tepuk tangan, acungan jempol, senyuman atau mimik muka yang cerah.

Setelah melakukan diskusi kami menarik kesimpulan bahwa :


Setiap anak memiliki passion yang berbeda, maka dari itu kita tidak bisa menuntut peserta didik
untuk menyukai semua mata pelajaran. Ada anak yang cenderung lebih menyukai seni ada yang lebih
suka matematika. Jadi sebagai calon pengajar kita harus mengenali karakter dari setiap peserta
didiknya. Untuk itulah perlu adanya strategi atau cara khusus yang diterapkan guru. Pemberian
hukuman kepada siswa dianggap kurang efektif, maka dari itu guru bisa menggantinya dengan
memberikan motivasi atau teguran kepada siswa apabila berperilaku negatif. Behavioristik memandang
bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antar stimulus
dan respon.
Peserta didik dianggap telah melakukan belajar jika dapat menunjukkan perubahan tingkah
lakunya Menurut teori behavioristik seseorang telah dianggap belajar apabila mampu menunjukkan
perubahan tingkahlaku. Apabila seseorang tersebut belum menunjukkan perubahan tigkah laku maka
belum dikatakan sebagai belajar. Guru sebagai pendidik memberikan rangsangan, maka siswa akan
bereaksi dan menanggapi rangsangan tersebut. Sehingga hubungan stimulus-respons menimbulkan
kebiasaankebiasaan otomatis belajar sehingga prilaku siswa tersebut berubah. Dari perubahan tingkah
laku menuju baik dari para siswa, jika tingkah laku itu dilakukan terus menenrus akan menjadi karakter
pribadi anak tersebut.

Anda mungkin juga menyukai