Anda di halaman 1dari 5

Khutbah I

‫ َو َخ َذ َل َم ْن َش ا َء ِم ْن َخ ْلقِ ِه‬،‫ض لِ ِه َو َك َر ِم ِه‬ ْ َ‫ق َم ْن َشا َء ِم ْن َخ ْلقِ ِه بِف‬ َ َّ‫اَ ْل َح ْم ُد هلِل ِ الَّ ِذيْ َوف‬
‫ َواَل َش بِ ْيهَ َواَل ِم ْث َل َواَل‬،ُ‫ْك لَ ه‬ َ ‫ َوأَ ْشهَ ُد أَ ْن اَّل إِ ٰلهَ إِاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِري‬.‫بِ َم ِش ْيئَتِ ِه َو َع ْدلِ ِه‬
‫ َوأَ ْش هَ ُد أَ َّن َس يِّ َدنَا َو َحبِ ْيبَنَا َو َع ِظ ْي َمنَا َوقَائِ َدنَا‬.ُ‫ض ا َء لَ ه‬ َ ‫ َواَل َح َّد َواَل جُثَّةَ َواَل أَ ْع‬،ُ‫نِ َّد لَه‬
‫ار ْك َعلَى‬ ِ َ‫ص ِّل َو َس لِّ ْم َوب‬ َ ‫ اَللهم‬.ُ‫ص فِيُّهُ َو َحبِ ْيبُ ه‬ َ ‫ َو‬،ُ‫َوقُ َّرةَ أَ ْعيُنِنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُه‬
‫ َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِإِحْ َس ا ٍن إِلَى‬،ُ‫ص حْ بِ ِه َو َم ْن َّوااَل ه‬ َ ‫ َو َعلَى آلِ ِه َو‬،ِ‫َس يِّ ِدنَا ُم َح َّم ِد ب ِْن َع ْب ِد هللا‬
ِ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِس ْي بِتَ ْق َوى هللا‬ ِ ‫ فَ إِنِّي أُ ْو‬،‫ أَ َّما بَ ْع ُد‬.ِ‫ َواَل َح ْو َل َواَل قُ َّوةَ إِاَّل بِاهلل‬،‫يَ ْو ِم ْالقِيَا َم ِة‬
‫ُون ٱهَّلل َ قِ ٰيَ ًما َوقُ ُع ودًا َو َعلَ ٰى ُجنُ وبِ ِه ْم‬ َ ‫ين يَ ْذ ُكر‬ َ ‫ ٱلَّ ِذ‬:‫ْال َعلِ ِّي ْال َع ِظي ِْم ْالقَائِ ِل فِ ْي ُمحْ َك ِم ِكتَابِ ِه‬
‫اب‬َ ‫ك فَقِنَا َع َذ‬ َ َ‫ت ٰهَ َذا ٰبَ ِطاًل ُس ب ٰ َْحن‬ َ ‫ض َربَّنَا َما َخلَ ْق‬ ِ ْ‫ت َوٱأْل َر‬ ِ ‫ُون فِى َخ ْل‬
ِ ‫ق ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬ َ ‫َويَتَفَ َّكر‬
)١٩١ :‫ار (ءال عمران‬ ِ َّ‫ٱلن‬
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua,
terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha
meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah subhanahu wa
ta’ala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari
segala yang dilarang dan diharamkan.
Hadirin yang dirahmati Allah
Kini kita telah memasuki Bulan Suci Ramadhan, akan tetapi musibah demi
musibah belum juga beranjak dari kita. Semakin hari semakin banyak
orang yang terinfeksi virus corona. Dari waktu ke waktu semakin banyak
orang yang meninggal karena terpapar virus ini. Maka dari itu, marilah kita
menjadikan musibah mewabahnya virus corona ini sebagai pelajaran bagi
kita semua. Kita yakin bahwa dalam setiap peristiwa pasti ada hikmahnya.
Setiap kejadian pasti ada maknanya. Setiap musibah pasti ada pelajaran
yang bisa dipetik darinya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

‫ت ٰهَ َذا ٰبَ ِطاًل‬


َ ‫َربَّنَا َما َخلَ ْق‬
Maknanya: “Ya Tuhan kami, kami bersaksi bahwa tidaklah Engkau
menciptakan semua ini sia-sia (melainkan mempunyai hikmah dan tujuan
di balik ciptaan itu semua)” (QS Al ‘Imran: 191).
Pada kesempatan khutbah yang singkat ini, khatib akan menyampaikan
khutbah dengan tema “menangkap makna di balik merebaknya virus
corona”.
Hadirin rahimakumullah
Sebagaimana diberitakan bahwa virus corona ini bisa menyerang siapa
pun. Tua, muda, kaya, miskin, laki-laki, perempuan, muslim, non muslim,
orang yang shalat, orang yang tidak shalat. Siapa pun tanpa terkecuali. Hal
ini mengingatkan kita akan apa yang ditanyakan Zainab binti Jahsy
radliyallahu ‘anhu kepada Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
ُ ِ‫أَنَ ْهل‬
َ ‫ك َوفِينَا الصَّالِح‬
‫ُون؟‬
Maknanya: “Apakah kita akan binasa, padahal di antara kita masih ada
orang-orang yang shalih?”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:

ُ َ‫نَ َع ْم إِ َذا َكثُ َر ْال َخب‬


‫ث‬
Maknanya: “Iya, jika dosa dan maksiat sudah banyak dilakukan” (HR
Muslim).
Melalui wabah virus corona, kita diingatkan bahwa dosa, maksiat, dan
kemungkaran telah mewabah di lingkungan kita, di masyarakat kita.
Melalui virus ini, kita juga ditegur bahwa banyak di antara kita yang acuh
tak acuh terhadap kemungkaran yang menjalar di tengah-tengah kita.
Kemungkaran, dosa dan maksiat itulah yang mengundang azab Allah
kepada kita semua. Kita diingatkan untuk lebih giat lagi dalam beramar
makruf dan bernahi mungkar. Tentu amar makruf kita harus dilandasi
ilmu sehingga kita dapat beramar makruf dengan cara yang makruf, dengan
cara yang baik, dan bernahi mungkar dengan cara yang tidak mungkar.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Melalui virus corona, kita juga diingatkan untuk semakin mendekatkan diri
kita kepada Allah dengan ibadah, dzikir dan lain sebagainya. Ibadah akan
menenteramkan jiwa dan menenangkan hati. Ketenteraman dan
ketenangan hati inilah yang menjadi salah satu faktor yang membuat daya
tahan tubuh kita semakin kuat dan sistem imun dalam tubuh kita bekerja
dengan baik. Seseorang yang daya tahan tubuhnya kuat, meskipun
terinveksi virus corona—kata para ahli—maka ia bisa sembuh dengan
sendirinya tanpa harus dirawat di rumah sakit. Kita diingatkan untuk
memperbanyak istighfar dan bertobat dari semua dosa yang pernah kita
lakukan. Karena musibah yang menimpa banyak orang seperti merebaknya
virus corona ini, yang shalih dan yang fasiq kena, tiada lain dikarenakan
banyaknya kemaksiatan yang menyebar di tengah-tengah masyarakat kita.
Hadirin yang dirahmati Allah
Melalui virus corona, kita juga diingatkan bahwa segala sesuatu tidak
terlepas dari takdir Allah. Virus ini dengan cepat telah menyebar ke 198
negara di dunia dan menginfeksi lebih dari 1,7 juta orang lebih. Angka ini
bisa saja terus bertambah dari hari ke hari. Segala ikhtiar sudah dilakukan.
Semua usaha telah dikerahkan. Seluruh upaya, baik lahir maupun batin,
sudah dikerjakan semaksimal dan seoptimal mungkin. Namun sampai detik
ini tiada siapa pun yang dapat menghentikan penyebaran virus corona. Hal
ini membuktikan bahwa apa pun yang diupayakan manusia, jika tidak
dikehendaki dan ditakdirkan Allah, pasti tidak akan terjadi. Karena apa
pun yang dikehendaki dan ditakdirkan Allah pasti terjadi, dan apa pun
yang tidak dikehendaki dan ditakdirkan Allah pasti tidak akan terjadi. Akan
tetapi keyakinan dan keimanan kita kepada takdir tidak boleh
menghentikan ikhtiar kita. Berikhtiar tidaklah menggoyahkan keimanan
kita kepada takdir. Karena kita tidak mengetahui apa yang Allah takdirkan
pada diri kita kecuali setelah terjadinya. Sebelum sesuatu terjadi, maka
tugas kita sebagai manusia adalah melakukan sebab dengan harapan kita
akan menghasilkan akibat. Jika kita sudah melakukan sebab tetapi pada
akhirnya tidak terjadi akibat, maka pada saat itulah kita baru mengetahui
bahwa Allah tidak menakdirkan apa yang kita inginkan dan upayakan.
Tugas kita selanjutnya apa?. Terus berikhtiar dan berusaha, siapa tahu di
waktu yang akan datang Allah mewujudkan dan menakdirkan apa yang
kita inginkan. Oleh karena itulah, pada waktu diberitahu bahwa di Syam
ada wabah penyakit, Sayyidina Umar bin Khattab radliyallahu ‘anhu yang
sudah di tengah perjalanan menuju Syam lantas memutuskan untuk
kembali ke Madinah. Saat ditanya:
‫أَفِ َرارًا ِم ْن قَ َد ِر هللاِ؟‬
Maknanya: “Apakah kita hendak lari menghindari takdir Allah?” Sayyidina
Umar menjawab:
ِ‫نَ َع ْم نَفِرُّ ِم ْن قَ َد ِر هللاِ إِلَى قَ َد ِر هللا‬
Maknanya: “Benar, kita menghindari suatu takdir Allah dan menuju takdir
Allah yang lain” (HR al-Bukhari).
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Melalui virus corona, kita diingatkan untuk tawakal kepada Allah. Tawakal
adalah menyerahkan hasil akhir ikhtiar kita kepada Allah. Karena kita
hanya bisa berusaha, tapi Allah-lah yang menentukan segalanya.
Melakukan tindakan-tindakan pencegahan supaya kita terhindar dari virus
corona tidaklah bertentangan dengan tawakal kepada Allah. Tawakal
dilakukan setelah ikhtiar yang maksimal dari kita. Dalam Shahih Ibnu
Hibban diceritakan bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam: Apakah aku melepas (tidak mengikat) untaku
dan bertawakal kepada Allah?. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab: “Ikatlah dan bertawakkal-lah kepada Allah” (HR Ibnu Hibban).
Hadirin, Virus corona dapat menginveksi siapa pun, apa pun profesi dan
status sosialnya. Tua, muda, kaya, miskin, pejabat, rakyat jelata bisa
terpapar virus ini. Virus corona telah merenggut lebih dari 190.465 jiwa di
seluruh dunia. Hal ini mengingatkan kita akan kematian. Siapa pun dia, di
mana pun dia tinggal, apa pun profesi dan jabatannya, pastilah akan
meninggalkan dunia yang fana’ ini. Kematian tidak bisa dimajukan atau
dimundurkan barang sesaat pun. Melalui virus corona kita juga diingatkan
akan kelemahan kita sebagai makhluk Allah. Sebagai makhluk yang lemah
yang memiliki banyak keterbatasan, tidak selayaknya kita menyombongkan
diri. Hanya oleh makhluk yang sangat kecil saja, banyak orang dibuat tak
berdaya, jatuh sakit dan bahkan meninggal dunia. Hanya Allah yang
Mahakuasa dan tidak terkalahkan. Sedangkan kita adalah makhluk-
makhluk lemah yang senantiasa membutuhkan Allah dalam setiap tarikan
nafas kita.
Hadirin yang dirahmati Allah
Melalui virus corona kita juga diingatkan bahwa pengetahuan manusia
tidaklah mampu menjangkau segala sesuatu. Pengetahuan manusia ada
batasnya dan tidak sempurna. Allah-lah Sang Pemilik semua ilmu. Allah-
lah yang Maha Mengetahui segala sesuatu. Obat penawar atau vaksin
untuk virus corona sampai detik ini belum ditemukan. Beberapa penyakit
yang lain. Seperti aids juga sampai saat ini belum ditemukan obatnya.
Padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan:
َ َ‫ أَ ْو َخل‬- ‫ إِاَّل أَ ْن َز َل‬- ‫ أَ ْو لَ ْم يَ ْخلُ ْق َدا ًء‬- ‫إِ َّن هللاَ لَ ْم يُ ْن ِزلْ َدا ًء‬
‫ لَهُ َد َوا ًء َعلِ َمهُ َم ْن‬- ‫ق‬
‫ت‬ ُ ‫ ال َم ْو‬:‫ال‬َ َ‫ُول هَّللا ِ َو َما السَّا ُم؟ ق‬
َ ‫ يَا َرس‬:‫ قَالُوا‬،‫ َو َج ِهلَهُ َم ْن َج ِهلَهُ إِاَّل السَّا َم‬،ُ‫َعلِ َمه‬
Maknanya: “Sesungguhnya Allah tidaklah menciptakan penyakit kecuali Ia
pasti menciptakan obat untuknya, kecuali kematian” (HR al-Hakim dalam
al-Mustadrak).
Hadirin yang dirahmati Allah
Virus corona mengingatkan kepada kita untuk selalu menjaga kesucian dan
kebersihan. Penelitian membuktikan bahwa menjaga kebersihan adalah
salah satu tindakan preventif yang efektif untuk menangkal berbagai virus,
kuman dan bakteri yang membahayakan tubuh kita. Islam menganjurkan
kita untuk hidup bersih dan suci melalui wudlu yang wajib maupun wudlu
sunnah, mandi wajib dan sunnah, menyucikan benda yang terkena najis
dan lain sebagainya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
َ‫يف يُ ِحبُّ النَّظَافَة‬
ٌ ‫إِ َّن هللاَ نَ ِظ‬
Maknanya: “Sesungguhnya Allah Mahasuci dari segala kekurangan, dan
mencintai kebersihan (badan dan pakaian)” (HR at-Tirmidzi)
Hadirin yang dirahmati Allah
Virus corona juga mengingatkan kita akan arti penting sabar dan syukur.
Bersyukur apabila kita dihindarkan dari segala macam musibah dan
bersabar pada saat kita ditimpa musibah. Syukur dan sabar adalah senjata
bagi seorang mukmin dalam mengarungi kehidupan. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
َ َ‫ك ألَ َح ٍد إِالَّ لِ ْل ُم ْؤ ِم ِن إِ ْن أ‬
ُ‫صابَ ْته‬ َ ‫َع َجبًا ألَ ْم ِر ْال ُم ْؤ ِم ِن إِ َّن أَ ْم َرهُ ُكلَّهُ لَهُ َخ ْي ٌر َولَي‬
َ ِ‫ْس َذل‬
ُ‫ان َخيْراً لَه‬ َ ‫صبَ َر فَ َك‬َ ‫ضرَّا ُء‬ َ ُ‫صابَ ْته‬َ َ‫ان َخ ْيرًا لَهُ َوإِ ْن أ‬ َ ‫َسرَّا ُء َش َك َر فَ َك‬
Maknanya: “Sungguh menakjubkan perkara orang mukmin, sesungguhnya
seluruh perkaranya adalah baik baginya, dan hal itu tidak dimiliki oleh
siapa pun kecuali oleh orang mukmin. Jika diberi sesuatu yang
menggembirakan, ia bersyukur, maka hal itu merupakan kebaikan baginya,
dan apabila ia ditimpa suatu musibah ia bersabar, maka hal itu juga baik
baginya” (HR Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
ٌ‫ْس َعلَ ْي ِه َخ ِط ْيئَة‬ ِ ْ‫ظه ِْر اأْل َر‬
َ ‫ض لَي‬ َ ‫َو َما يَ َزا ُل ْالبَاَل ُء بِ ْال َع ْب ِد َحتَّى يَ ْم ِش َي َعلَى‬
Maknanya: “Bala’ akan terus menimpa seorang hamba sehingga ia berjalan
di atas muka bumi dalam keadaan tidak mempunyai dosa sama sekali” (HR
Ahmad dan lainnya).
Bala’ dan musibah, termasuk terpapar virus corona, yang menimpa seorang
mukmin jika dihadapi dengan penuh kesabaran, maka dosanya akan
dihapus dan diangkat derajatnya.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Virus corona juga mengingatkan kita akan pentingnya belajar ilmu,
terutama ilmu agama. Karena orang yang tidak berilmu, maka ia tidak akan
bisa menyikapi musibah dengan benar sesuai tuntunan Islam. Tanpa ilmu,
kita tidak akan bisa menjaga kesucian dan kebersihan sebagaimana
mestinya. Tanpa ilmu, kita tidak akan bisa bertawakal dengan benar. Tanpa
ilmu, kita tidak akan bisa memetik hikmah, makna dan pelajaran dari
setiap kejadian. Hadirin yang dirahmati Allah, Demikian khutbah yang
‫‪singkat ini. Mudah-mudahan bermanfaat dan membawa barakah bagi kita‬‬
‫‪semua. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.‬‬
‫‪.‬أَقُ ْو ُل قَ ْولِ ْي ٰه َذا َوأَ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ لِ ْي َولَ ُك ْم‪ ،‬فَا ْستَ ْغفِر ُْوهُ‪ ،‬إِنَّهُ هُ َو ْال َغفُ ْو ُر الر ِ‬
‫َّح ْي ُم‬
‫‪Khutbah II‬‬

‫هّٰلِل‬
‫إِ َّن ْال َح ْم َد ِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِعينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ‪َ ،‬ونَع ُْو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشر ُْو ِر أَ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن َسيِّئَا ِ‬
‫ت‬
‫ي لَهُ‪َ ،‬وأَ ْشهَ ُد أَ ْن اَّل إِ ٰلهَ إِاَّل هللاُ‬ ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَاَل هَا ِد َ‬ ‫أَ ْع َمالِنَا‪َ ،‬م ْن يَ ْه ِد هللاُ فَاَل ُم ِ‬
‫صلِّ َو َسلِّ ْم َع ٰلى‬ ‫ْك لَهُ‪َ ،‬وأَ ْشهَ ُد أَ َّن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُهُ‪ ،‬اَللهم َ‬ ‫َوحْ َدهُ اَل َش ِري َ‬
‫ض‬ ‫ق ْال َو ْع ِد اأْل َ ِمي ِْن‪َ ،‬و َع ٰلى إِ ْخ َوانِ ِه النَّبِيِّي َْن َو ْال ُمرْ َسلِي َْن‪َ ،‬وارْ َ‬ ‫َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ِد ِن الصَّا ِد ِ‬
‫َّاش ِدي َْن‪ ،‬أَبِ ْي بَ ْك ٍر‬ ‫ت الطَّا ِه ِري َْن‪َ ،‬و َع ِن ْال ُخلَفَا ِء الر ِ‬ ‫آل ْالبَ ْي ِ‬ ‫ت ْال ُم ْؤ ِمنِي َْن‪َ ،‬و ِ‬ ‫اللهم َع ْن أُ َّمهَا ِ‬
‫ك َوال َّشافِ ِع ِّي َوأَحْ َم َد‬ ‫ان َو َعلِ ٍّي‪َ ،‬و َع ِن اأْل َئِ َّم ِة ْال ُم ْهتَ ِدي َْن‪ ،‬أَبِ ْي َحنِ ْيفَةَ َو َمالِ ٍ‬ ‫َو ُع َم َر َو ُع ْث َم َ‬
‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِس ْي بِتَ ْق َوى هللاِ‬ ‫َو َع ِن اأْل َ ْولِيَا ِء َوالصَّالِ ِحي َْن‪ .‬أَ َّما بَ ْع ُد‪ ،‬فَيَا أَيُّهَا ْال ُم ْسلِ ُم ْو َن‪ ،‬أُ ْو ِ‬
‫صاَل ِة َوال َّساَل ِم‬ ‫ْال َعلِ ِّي ْال َع ِظي ِْم فَاتَّقُ ْوهُ‪َ ،‬وا ْعلَ ُم ْوا أَ َّن هللاَ أَ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر َع ِظي ٍْم‪ ،‬أَ َم َر ُك ْم بِال َّ‬
‫صلُّوا‬ ‫ين آ َمنُوا َ‬ ‫ون َعلَى النَّبِ ِّي يَا أَيُّهَا الَّ ِذ َ‬ ‫ُصلُّ َ‬
‫ال‪ :‬إِ َّن هَّللا َ َو َماَل ئِ َكتَهُ ي َ‬ ‫َع ٰلى نَبِيِّ ِه ْال َك ِري ِْم فَقَ َ‬
‫ٰ‬
‫صلَّي َ‬
‫ْت‬ ‫صلِّ َع ٰلى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َع ٰلى آ ِل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِي ًما‪ ،‬اَللّهُ َّم َ‬
‫ار ْك َع ٰلى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َع ٰلى آ ِل‬ ‫آل َسيِّ ِدنَا إِب َْرا ِه ْي َم َوبَ ِ‬ ‫َع ٰلى َسيِّ ِدنَا إِب َْرا ِه ْي َم َو َع ٰلى ِ‬
‫ت َع ٰلى َسيِّ ِدنَا إِب َْرا ِه ْي َم َو َع ٰلى آ ِل َسيِّ ِدنَا إِ ْب َرا ِه ْي َم‪ ،‬فِ ْي ْال َعالَ ِمي َْن‬ ‫َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْك َ‬
‫ت اأْل َحْ يَا ِء‬ ‫ٰ‬
‫وال ُم ْؤ ِمنِي َْن َو ْال ُم ْؤ ِمنَا ِ‬
‫ت ْ‬ ‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪ .‬اَللّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِمي َْن َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬ ‫إِنَّ َ‬
‫ت‪ ،‬اللهم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالبَاَل َء َو ْالغَاَل َء َو ْال َوبَا َء َو ْالفَحْ َشا َء َو ْال ُم ْن َك َر َو ْالبَ ْغ َي‬ ‫ِم ْنهُ ْم َواأْل َ ْم َوا ِ‬
‫صة ً‬ ‫ف ْال ُم ْختَلِفَةَ َوال َّش َدائِ َد َو ْال ِم َح َن‪َ ،‬ما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَ َن‪ِ ،‬م ْن بَلَ ِدنَا هَ َذا َخا َّ‬ ‫َوال ُّسي ُْو َ‬
‫إن هللاَ يَأْ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل‬ ‫ك َعلَى ُكلِّ َش ْي ٍء قَ ِد ْي ٌر ِعبَا َد هللاِ‪َّ ،‬‬ ‫ان ْال ُم ْسلِ ِمي َْن َعا َّمةً‪ ،‬إِنَّ َ‬ ‫َو ِم ْن ب ُْل َد ِ‬
‫َواإْل حْ َسا ِن َوإِ ْيتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَى ويَ ْنهَى َع ِن الفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َوالبَ ْغ ِي‪ ،‬يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم‬
‫تَ َذ َّكر ُْو َن‪ .‬فَاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكر ُْوهُ َعلَى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َواسْأَلُ ْوهُ ِم ْن فَضْ لِ ِه‬
‫ْط ُك ْم َواتَّقُ ْوهُ يَجْ َعلْ لَ ُك ْم ِم ْن أَ ْم ِر ُك ْم َم ْخ َرجًا‪َ ،‬ولَ ِذ ْك ُر هللاِ أَ ْكبَ ُر‬ ‫‪.‬يُع ِ‬

Anda mungkin juga menyukai