Anda di halaman 1dari 7

KOMPAS DAN SISTEM KEMUDI

1
1. DEVIASI MAGNETIS

Sebagaimana kita bahas pada bagian sebelumnya, pedoman magnet


memiliki bagian utama batang-batang magnet atau jarum-jarum magnet yang
disusun sejajar satu sama lain dan diletakkan pada satu bidang datar, serta
dapat berputar secara mendatar dengan bebas.
Kekuatan gaya magnetisme (magnetic force / ‘flux’) dari pada magnet
batang terpusat pada kutub-kutubnya (ujung-ujung magnet batang) sampai
dengan 1/12 x panjang magnet batang. Apabila dua magnet batang atau
lebih didekatkan, maka diantara mereka akan saling mempengaruhi, yaitu
bila kutub-kutub senama didekatkan akan terjadi gaya tolak-menolak, dan
apabila kutub-kutub yang berlawanan didekatkan, akan timbul gaya tarik-
menarik.
Magnetisme pada batang logam dapat bersifat tetap (permanent) dan dapat
juga sementara (induced). Pada magnetisme yang bersifat tetap, walau
pengaruh magnetisme dari suatu batang magnet lainnya dijauhkan, maka
batang logam itu masih tetap bermagnet. Namun logam dengan magnetisme
sementara, bila pengaruh magnet di jauhkan, sedikit demi sedikit induksi
magnetis akan hilang. Lamanya magnetisme bertahan pada logam tersebut
(retentivity) tergantung dari jenis logam yang diinduksi. Disini kita mengenal
beberapa istilah separti: besi keras, besi setengah keras, dan besi lunak.
Pada waktu pembangunan kapal, terjadi berbagai kegiatan separti
pengelasan, pukulan-pukulan keras pada massa besi, getaran-getaran,
pemindahan dan penempatan berbagai macam massa besi yang masing-
masing memiliki kekerasan yang berbeda. Pada akhirnya terbentuklah
magnetisme yang mempengaruhi penunjukan arah dari pada magnet batang
yang digunakan pada pedoman magnet kapal (induksi magnetisme).

Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang


KOMPAS DAN SISTEM KEMUDI

Pengaruh tersebut secara horizontal ada yang membujur kapal (batang B),
melintang kapal (batang C) dan secara vertical (batang R). Oleh karenanya 2
pedoman magnet tidak mampu menunjuk tepat pada arah utara-selatan
magnetik bumi. Sudut penyimpangan ini disebut ‘deviasi pedoman’
(deviasi).
Pengaruh tersebut ada yang bersifat tetap (permanent magnetism), semi
permanent atau sementara (induced, remanent magnetism), dan sekilas
(induced, transient magnetism).
Berikut ini adalah ringkasan pembagian magnetisme kapal:

Jenis Induksi di Sifat Pengaruh


induksi dalam
I Magnetisme Besi keras tetap (tidak dapat Gaya magnetisme
hilang sejak
permanen tetap ada di semua
kapal dibangun)
lintang
II Magnetisme Besi lunak Sekilas (cepat Gaya berobah
transient datang cepat menurut haluan kapal
hilang)
II Magnetisme Besi Sementara Timbul jika
I remanen setengah (lambat datang berhaluan sama dan
keras lambat hilang) cukup lama

Karena pengaruh magnetisme yang tidak beraturan, kemungkinan


besar deviasi pedoman menjadi sangat besar pada beberapa haluan, dan tidak
beraturan atau tidak merata pada setiap perobahan haluan kapal
Haluan pada saat pembangunan kapal sangat mempengaruhi induksi yang
terjadi. Haluan pembangunan kapal Utara atau Selatan lebih baik dibanding
dengan pembangunan pada haluan Timur atau Barat karena induksi

Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang


KOMPAS DAN SISTEM KEMUDI

magnetisme secara horizontal (H) pada arah batang magnetik menunjuk


utara selatan tidak terbentuk. 3
Kerugian deviasi yang terlalu besar dapat menyebabkan sulitnya
mengemudikan kapal dan menentukan posisi kapal dengan menggunakan
pedoman. Dan untuk mengatasi hal ini maka pedoman harus ditimbal.
Tujuan penimbalan pedoman adalah mengurangkan deviasi sebanyak  
mungkin.-memperkuat gaya arah pada pelbagai haluan dan sebanyak
mungkin membuat sama pada semua haluan.
Deviasi secara sederhana didefinisikan sebagai sudut yang dibentuk antara
arah Utara Magnet(UM) dengan arah Utara Pedoman Magnet(UP) di atas
kapal, sehingga Deviasi dengan kata lain adalah nilai kesalahan dari
pedoman Magnet itu sendiri. Deviasi dinamakan dengan Barat = Minus dan
Timur = Plus.

Penyebab terjadinya deviasi pada Pedoman Magnet


Deviasi muncul karena adanya kesalahan Pedoman Magnet di atas kapal
yang tidak menunjuk tepat ke Arah Utara Magnet. Nilai kesalahannya inilah
yang membentuk sudut yang selanjutnya disebut Deviasi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Deviasi adalah nilai total daripada kesalahan
Pedoman Magnet yang ada di atas kapal. Besar kecilnya pun sangat
tergantung dari beberapa hal seperti :
1. Tempat(Pengaruh medan magnet di daerah itu),
2. Haluan yang tetap dalam waktu lama (Berlayar dengan haluan tetap
tentu akan menimbulkan gangguan pada penunjukan Pedoman Magnet),
3. Muatan (jika memuat muatan yang memiliki massa besi yang tinggi
sehingga mampu mempenagruhi kinerja dari Pedoman Magnet),
4. Dll

Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang


KOMPAS DAN SISTEM KEMUDI

4
Tujuan menghitung Nilai Deviasi suatu Pedoman Magnet :
Kenapa nilai dari deviasi harus kita cari, bahkan dalam penerapannya nilai
dari deviasi setiap akhir jaga laut harus selalu dicatat di dalam "Deck Log
Book". Bisa dibayangkan betapa pentingnnya nilai devasi ini.
Seperti yang penulis katakan di atas, bahwa Deviasi adalah nilai kesalahan
dari Pedoman Magnet yang digunakan di atas kapal. Itulah kenapa nilainya
harus diketahui sehingga pada saat akan menggunakan Pedoman Magnet,
maka kesalahan penunjukannya dapat dikoreksi menggunakan nilai
Deviasinya untuk selanjutnya mendapatkan arah sejati atau arah yang
sebenarnya.
Jadi ketika terjadi Black Out atau masalah darurat lain di atas kapal yang
mana menyebabkan Alat-alat navigasi utama rusak, kita masih dapat
menggunakan Pedoman Magnet sebagai penunjuk arah dengan perhitungan
nilai-nilai koreksinya terlebih dahulu.

Cara mendapatkan nilai Deviasi dari suatu Pedoman Magnet :


Salah satunya adalah dapat dilihat dari Deviation Card yang biasanya
ditempelkan di anjungan. Di bawah ini adalah contoh dari Kartu deviasi
(Deviation Card).

Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang


KOMPAS DAN SISTEM KEMUDI

Deviasi dapat juga dicari nilainya dengan menghitung perbedaan penunjukan


antara Baringan Sejati dan Baringan Pedoman, adapun caranya adalah
sebagai berikut :

Yang harus dihitung pertama kali adalah Sembir atau kesalahan penunjukan
Pedoman Magnet (masih ada pengaruh Variasi)

Baringan Sejati (BS) - Baringan Pedoman (BP) = Sembir (salah tunjuk)


Sembir (Salah Tunjuk) = Variasi + Deviasi, maka
Deviasi = Sembir – Variasi (telah diketahui sebelumnya dari Peta laut).

Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang


KOMPAS DAN SISTEM KEMUDI

Yang paling penting dari pembahasan kita pada kesempatan ini adalah
agar kita mampu menerapkan Variasi dan Deviasi di atas kapal apabila ingin 6
mendapatkan arah yang sebenarnya menggunakan Pedoman Magnet. Di
bawah ini penulis sediakan satu contoh sederhana yang mengaitkan
hubungan antara Variasi dan Deviasi serta Pedoman Magnet di atas kapal.
Contoh kasus,
Soal :
Baringan sejati (baringan di peta) sebesar 270ᵒ
(Derajat), Baringan Pedoman Magnet (pada titik baringan yang sama)
menunjukkan 277ᵒ (Derajat), Variasi di peta menunjukkan 5ᵒ (Derajat)
Timur. Berapakah Nilai Deviasi dari Pedoman Magnet tersebut ?
Jawaban :
Diketahui : BS = 270ᵒ
BP = 277ᵒ
V = 5ᵒ (Timur)
Ditanyakan : D = ???
Nilai Deviasi = { (BS – BP) – V }
Nilai Deviasi = { (270ᵒ – 277ᵒ) - 5ᵒ }
Nilai Deviasi = { -7ᵒ (Barat) - 5ᵒ (Timur) }
Nilai Deviasi Pedoman Magnet tersebut = -12ᵒ (Barat)
Jadi nilai kesalahan Pedoman Magnet sebesar -12ᵒ (Barat).
Selanjutnya adalah bagaimana menggunakan nilai-nilai yang sudah kita
dapatkan tadi. Misalnya kita akan Mengarahkan kapal ke haluan 280ᵒ,
dengan menggunakan Pedoman Magnet maka kita harus memutar kemudi ke
haluan = HS – D
= 280ᵒ – ( -12ᵒ )
= 292ᵒ

Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang


KOMPAS DAN SISTEM KEMUDI

Dari perhitungan di atas kita lihat betapa pentingnya kita mengetahui


besar nilai Variasi dan Deviasi untuk dapat menggunakan Pedoman Magnet 7
sebagai penunjuk arah.
Demikian ulasan sederhana dari istilah Deviasi dalam dunia pelayaran,
semoga bermanfaat dan selamat beraktifitas kembali !!!

Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

Anda mungkin juga menyukai