Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Kurikulum
1. Pengertian dan Konsep Kurikulum
Kurikulum adalah perangkat pengalaman belajar yang akan didapat oleh
peserta didik selama ia mengikuti suatu proses pendidikan. Kurikulum dirancang
untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Keberhasilan dari suatu kurikulum
yang ingin dicapai sangat bergantung pada faktor kemampuan yang dimiliki oleh
seorang guru. Artinya, guru adalah orang yang bertanggung jawab dalam upaya
mewujudkan segala sesuatu yang telah tertuang dalam suatu kurikulum resmi
(Fujiawati, 2016: 17).
Menurut Rasyidin (2007, 94) ada 3 konsep kurikulum yaitu:
a. Kurikulum sebagai substansi
Suatu kurikulum dipandang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi
murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin
dicapai. Suatu kurikulum yang dapat menunjukkan kepada suatu dokumen
yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar mengajar,
sebagai hasil persetujuan bersama antara para penyusun kurikulum dan
pemegang kebijakan pendidikan dengan masyarakat
b. Kurikulum sebagai suatu system
Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem
pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup
struktur personalia, dan prosedur kerja bagaimana menyusun suatu kurikulum,
melaksanakan, mengevaluasi dan menyempurnakan. Hasil dari suatu sistem
kurikulum adalah tersusunya suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem
kurikulum adalah bagaimana memelihara kurikulum agar tetap dinamis
c. Kurikulum sebagai suatu bidang studi
Merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan
pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan
ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum. Mereka yang mendalami bidang
kurikulum mempelajari konsep-konsep dasar tentang kurikulum.
2. Fungsi Kurikulim
Pada bagian sebelumnya Anda telah mempelajari beberapa pengertian tentang
kurikulum. Dari beberapa pengertian tersebut Anda dapat memahami pengertian
kurikulum akan cenderung mengalami perubahan. Salah satu alasan perubahan
kurikulum adalah karena tuntutan perkembangan masyarakat. Suatu kurikulum
tidak mungkin akan berlaku sepanjang zaman. Perubahan cara pandang kita
terhadap peserta didik dan ilmu pengetahuan juga dapat menjadi penyebab
terjadinya perubahan kurikulum.
Sebagai suatu sistem, kurikulum merupakan bagian dari keseluruhan
kerangka organisasi sekolah atau sistem sekolah. Kurikulum sebagai suatu sistem
menyangkut penentuan semua kebijakan tentang kurikulum, susunan personalia,
dan prosedur pengembangan kurikulum, penerapan, evaluasi, dan penyempurnaan.
Kurikulum memiliki beberapa fungsi. Setidaknya ada 3 (tiga) fungsi kurikulum
yang dapat diidentifikasi: fungsi kurikulum bagi sekolah yang bersangkutan, fungsi
kurikulum bagi sekolah tingkat atasnya, dan fungsi kurikulum bagi masyarakat
3. Komponen Kurikulum
Secara garis besar, pengembangan kurikulum harus memperhatikan empat
komponen utama, yaitu tujuan, pengalaman belajar, organisasi pengalaman belajar,
dan sistem evaluasi. Pengembangan kurikulum harus dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan berikut:
a. Tujuan apa yang ingin dicapai?;
b. Pengalaman belajar apa yang dapat disajikan untuk mencapai tujuan tersebut?;
c. Bagaimana pengalaman belajar tersebut ditata dengan efektif dan efisien?;
d. Bagaimana dapat diketahui ketercapaian tujuan yang telah dirumuskan?
4. Komponen Pokok Kurikulum
a. Tujuan
Tujuan yang terdapat dalam kurikulum sekolah dapat meliputi dua tujuan, yaitu
tujuan sekolah dan tujuan bidang studi . Tujuan sekolah meliputi semua aspek
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diharapkan dapat dimiliki
oleh para lulusannya. Tujuan ini sering juga disebut sebagai tujuan institusional
atau tujuan kelembagaan. Tujuan bidang studi adalah penjabaran tujuan
institusional yang meliputi tujuan kurikulum ke dalam tujuan instruksional yang
terdapat dalam setiap bidang studi. Jabaran tujuan bidang studi akan tampak
dalam dokumen kurikulum, seperti Garis-garis Besar Program Pembelajaran
(GBPP) atau Standar Isi, yang memberi arahan tujuan bidang studi.
b. Isi
Isi program kurikulum adalah segala materi yang akan diberikan kepada peserta
didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi
kurikulum mencakup jenis-jenis bidang studi dan isi program masing-masing
bidang studi. Penentuan jenis bidang studi dilakukan dengan merujuk pada
tujuan instruksional sekolah. Hal inilah yang menjadikan bidang studi yang
diberikan pada suatu sekolah berbeda dengan sekolah yang lain.
c. Organisasi
Organisasi kurikulum merupakan struktur program kurikulum yang berupa
kerangka program pengajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.
Organisasi kurikulum dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu struktur
horisontal dan struktur vertikal. Struktur horisontal berhubungan dengan
pengorganisasian kurikulum dalam bentuk penyusunan bahan pengajaran.
Struktur vertikal berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum sekolah, yaitu
hubungan antara isi mata pelajaran pada jenjang tertentu dengan jenjang yang di
atasnya.
d. Strategi
Strategi dalam hal ini merujuk pada strategi pelaksanaan kurikulum di sekolah,
yang berkaitan dengan cara yang ditempuh dalam melaksanakan pengajaran,
penilaian, bimbingan dan konseling, pengaturan kegiatan sekolah secara
keseluruhan, pemilihan metode pengajaran, dan pemanfaatan media
pembelajaran.
5. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum
Mengingat bahwa kurikulum harus dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan
perkembangan zaman, pengembangan kurikulum selayaknya mengikuti prinsip-
prinsip tertentu.Pengembangan kurikulum harus memperhatikan prinsip-prinsip
beriku:
a. Prinsip Relevansi
Prinsip ini mengisyaratkan bahwa pengembangan kurikulum harus
memperhatikan relevansinya dengan kebutuhan peserta didik dan masyarakat,
baik kebutuhan pada masa kini maupun kebutuhan pada masa yang akan datang.
Perlu diingat bahwa pendidikan merupakan investasi jangka panjang sehingga
isi kurikulum yang diberikan pada masa kini harus juga dapat mengantisipasi
kebutuhan pada masa mendatang. Dengan kata lain, relevansi kurikulum perlu
berorientasi pada masa depan. Di samping menyesuaikan dengan kebutuhan
peserta didik dan masyarakat, pengembangan kurikulum juga harus relevan
dengan lingkungan peserta didik atau lingkungan sekolah.
b. Prinsip Efektivitas
Pengembangan kurikulum harus dirancang sedemikian rupa sehingga semua
kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik dapat mengarah pada tercapainya
tujuan yang telah dirumuskan. Materi pelajaran harus dikembangkan sesuai
dengan minat dan kebutuhan peserta didik, dan selanjutnya disampaikan dengan
menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mereka.
Mengingat bahwa subjek dalam pengembangan kurikulum adalah peserta didik,
dan bukan guru, maka peserta didiklah yang harus belajar dan mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Tugas guru adalah membantu mereka belajar, atau
sebagai fasilitator, yang membantu peserta didik agar dapat belajar dengan
efektif. Dengan kata lain, guru harus mampu memilih materi dan cara
penyampaian materi yang paling efektif yang sesuai dengan minat, kebutuhan,
dan karakteristik peserta didik agar mereka dapat mencapai tujuan pembelajaran
secara optimal.
c. Prinsip Efisiensi
Prinsip efisiensi mengarahkan pada pentingnya pengembangan kurikulum
yang mencakup hal-hal esensial. Dengan perkembangan teknologi dan ilmu
pengetahuan, maka ruang lingkup materi pelajaran akan semakin luas dan
semakin banyak. Dengan jumlah alokasi waktu yang tetap sama maka yang
harus diperhatikan dalam pengembangan kuriukulum adalah penetapan materi
esensial, metode dan media belajar yang sesuai, serta alat asesmen yang tepat.
Semua ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan dalam
waktu belajar yang terbatas. Metode pembelajaran yang menekankan pada
pengembangan keterampilan proses atau keterampilan problem solving,
misalnya, dapat membantu peserta didik menemukan sendiri cara-cara mencapai
tujuan belajar mereka.
d. Prinsip Fleksibilitas
Prinsip ini menekankan pada pentingnya kurikulum memiliki sifat fleksibel,
yaitu dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan lingkungan tempat sekolah
berada. Oleh karenanya, selain memuat isi kurikulum yang bersifat inti, yang
berlaku secara nasional, kurikulum juga perlu mengakomodasi kebutuhan daerah
(lokal), sehingga memungkinkan pengembangan kurikulum yang berbeda dari
satu daerah dengan daerah yang lain sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
masing-masing.
B. Silabus Pendidikan
1. Pengertian Silabus
Istilah lain yang sangat dekat dengan kurikulum adalah silabus. Perbedaan
antara kurikulum dan silabus tidak begitu jelas. Pengembangan Kurikulum &
Pembelajaran Bahasa Inggris Secara umum, silabus didefinisikan sebagai hasil
penjabaran kurikulum ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan
pengembangan penilaian. Beberapa ahli dan pengembang kurikulum bahkan
menggunakan istilah kurikulum dan silabus secara bergantian (interchangeable),
walaupun kurikulum dianggap lebih luas dari silabus, dan bukan sebaliknya.
Secara eksplisit, tentang istilah kurikulum dan silabus.
Silabus pada dasarnya merupakan rencana pembelajaran jangka panjang
pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran tertentu yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.
Silabus sebagai suatu rencana pembelajaran diperlukan sebab proses
pembelajaran di sekolah dilaksanakan dalam jangka waktu yang sudah
ditentukan. Selain itu, proses pembelajaran sendiri pada hakikatnya merupakan
suatu proses yang ditata dan diatur sedemikian rupa menurut langkah-langkah
tertentu agar dalam pelaksanaannya dapat mencapai hasil yang diharapkan dan
kompetensi dasar dapat tercapai secara efektif.
Memperhatikan hal di atas, salah satu peran yang harus dilakukan pengawas
sekolah adalah bagaimana mengarahkan pihak pengelola sekolah, khususnya
guru, agar dalam penyusunan silabus didasarkan atas pertimbangan yang matang
supaya siswa memiliki pengalaman belajar yang bermakna. Silabus yang
dikembangkan dengan tepat dan efektif akan sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan pelaksanaan pembelajaran. Komponenkomponen dalam silabus
tersebut harus disusun dan dikembangkan secara sistematis dan sistemik, dan
dalam pengembangannya harus berorientasi pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang telah dikembangkan oleh BSNP.
2. Manfaat Silabus
Dengan memperhatikan beberapa pengertian di atas, pada dasarnya silabus
merupakan acuan utama dalam suatu kegiatan pembelajaran. Beberapa manfaat
dari silabus ini, di antaranya:
a. Sebagai pedoman/acuan bagi pengembangan pembelajaran lebih lanjut, yaitu
dalam penyusunan RPP, pengelolaan kegiatan pembelajaran, penyediaan
sumber belajar, dan pengembangan sistem penilaian.
b. Memberikan gambaran mengenai pokok-pokok program yang akan dicapai
dalam suatu mata pelajaran.
c. Sebagai ukuran dalam melakukan penilaian keberhasilan suatu program
pembelajaran.
d. Dokumentasi tertulis (witten document) sebagai akuntabilitas suatu program
pembelajaran

3. Prinsip pengembangan silabus


Dalam pengembangan silabus perlu dipertimbangkan beberapa prinsip.
Prinsip tersebut merupakan kaidah yang akan menjiwai pelaksanaan kurikulum
tingkat satuan pendidikan. Terdapat beberapa prinsip yang harus dijadikan dasar
dalam pengembangan silabus ini, yaitu: ilmiah, relevan, sistematis, konsisten,
memadai/adequate, aktual/kontekstual, fleksibel, dan menyeluruh.
Penjelasan dari prinsip-prinsip tersebut yaitu:
a. Ilmiah, maksudnya bahwa keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi
muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara
keilmuan. Mengingat silabus berisikan garis-garis besar isi/materi pembelajaran
yang akan dipelajari siswa, maka materi/isi pembelajaran tersebut harus
memenuhi kebenaran ilmiah. Untuk itu, dalam penyusunan silabus disarankan
melibatkan ahli bidang keilmuan masing-masing mata pelajaran agar materi
pembelajaran tersebut memiliki validitas yang tinggi.
b. Relevan, maksudnya bahwa cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan
penyajian materi dalam silabus harus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik,
intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.
c. Sistematis, maksudnya bahwa komponen-komponen dalam silabus harus saling
berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi. Silabus pada
dasarnya merupakan suatu sistem, oleh karena itu dalam penyusunannya harus
dilakukan secara sistematis.
d. Konsisten, maksudnya bahwa dalam silabus harus nampak hubungan yang
konsisten antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar,
sumber belajar, dan sistem penilaian.
e. Memadai, maksudnya bahwa cakupan indikator, materi pokok, pengalaman
belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup memadai untuk menunjang
pencapaian kompetensi dasar yang pada akhirnya mencapai standar kompetensi.
f. Aktual dan Kontekstual, maksudnya bahwa cakupan indikator, materi pokok,
pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan
perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan
peristiwa yang terjadi.
g. Fleksibel, maksudnya bahwa keseluruhan komponen silabus dapat meng-
akomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang
terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
h. Menyeluruh, maksudnya bahwa komponen silabus mencakup keseluruhan ranah
kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).
4. Komponen Silabus
Secara garis besar, silabus mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar,
indikator, materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran. Hubungan logis antar
berbagai komponen dalam silabus dari setiap mata pelajaran merupakan langkah
yang harus dipersiapkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Beberapa
komponen yang harus ada dalam silabus adalah sebagai berikut.

a. Identitas Mata Pelajaran


b. Identitas Sekolah, memuat nama satuan pendidikan dan kelas.
c. Kompetensi Inti (KI), merupakan gambaran mengenai kompetensi dalam aspek
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari oleh peserta didik
untuk jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran.
d. Kompetensi Dasar (KD), merupakan kemampuan spesifik yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran.
e. Indikator pencapaian kompetensi, adalah perilaku yang dapat diukur atau
diamati untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang
menjadi acuan penilaian mata pelajaran.
f. Materi Pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedut yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indicator pencapaian
kompetensi.
g. Pembelajaran, adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
h. Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
i. Alokasi Waktu, sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum
untuk satu semester atau satu tahun.
j. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau
sumber belajar lain yang relevan.

Berikut penjelasan masing-masing komponen silabus tersebut.


a. Kompetensi Inti

Kompetensi Inti (KI) adalah tingkat kemampuan untuk mencapai Standar


Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki peserta didik pada setiap tingkat kelas
atau program yang menjadi landasan Pengembangan Kompetensi Dasar.
Kompetensi inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk
kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang dinyatakan telah
menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu.Kompetensi Inti
mencakup empat dimensi yang mencerminkan : (1) sikap spiritual; (2) sikap
sosial; (3) pengetahuan; (4) dan keterampilan. Keempat dimensi tersebut
dirancang sebagai pengintegrasi muatan pembelajaran, mata pelajaran, atau
program dalam mencapai Standar Kompetensi Lulusan.

b. Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar (KD) adalah kemampuan untuk mencapai Kompetensi


Inti yang harus diperoleh peserta didik melalui pembelajaran. Kompetensi dasar
berisi sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata
pelajaran tertentu, sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam
suatu pelajaran. Di dalam setiap rumusan Kompetensi Dasar, terdapat unsur
kemampuan berpikir yang dinyatakan dalam kata kerja dan materi. Kompetensi
Dasar berisi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada
kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik.

c. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator pencapaian kompetensi merupakan ukuran, karakteristik, ciri-ciri,


proses yang menggambarkan ketercapaian suatu Kompetensi Dasar. Indikator
dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur,
misalnya : mengidentifikasi, menghitung, membedakan, menceritakan,
menyimpulkan, mempraktikkan, mendeskripsikan, dan mendemonstrasikan.
Guru dapat mengembangkan setiap kompetensi dasar menjadi dua atau lebih
indikator pencapaian hasil belajar sesuai keluasan dan kedalaman kompetensi
dasar tersebut. Indikator merupakan penanda pencapaian Kompetensi Dasar
yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan

d. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dalam mengembangkan Silabus Kurikulum


2013 dapat dilakukan dengan pendekatan saintifik. Selain itu juga melalui
berbagai model pembelajaran dan strateginya, disesuaikan dengan karakteristik
mata pelajaran dan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut.

5. Prosedur Pengembangan Silabus


Untuk memperoleh silabus yang berkualitas dan sesuai dengan prinsipprinsip
sebagaimana telah diuraikan di atas, diperlukan prosedur pengembangan silabus yang
tepat. Prosedur pengembangan silabus yang disarankan yaitu melalui tahapan:
perancangan, validasi, pengesahan, sosialisasi, pelaksanaan, dan evaluasi. Secara
singkat, langkah-langkah pengembangan silabus dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Perancangan (Design)
Tahap ini diawali dengan kegiatan menganalisis standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang terdapat dalam standar isi, dilanjutkan dengan menetapkan
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, jenis penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang diperlukan.
Produk dari tahap ini yaitu berupa draf awal silabus untuk setiap mata pelajaran
(disarankan dalam bentuk matriks agar memudahkan dalam melihat hubungan
antar komponen).
b. Validasi.
Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah draf awal silabus yang telah
disusun itu sudah tepat atau masih memerlukan perbaikan dan penyempurnaan
lebih lanjut, baik berkenaan dengan ruang lingkup, urutan penyajian, substansi
materi pokok, maupun cakupan isi dalam komponenkomponen silabus yang
lainnya. Tahap validasi bisa dilakukan dengan cara meminta tang-gapan dari
pihak-pihak yang dianggap memiliki keahlian untuk itu, seperti ahli disiplin
keilmuan mata pelajaran. Apabila setelah dilakukan validasi ternyata masih banyak
hal yang perlu diperbaiki, maka sebaiknya secepatnya dilakukan penyempurnaan
atau perancangan ulang sampai diperoleh silabus yang siap diimplementasikan.
Hal ini terutama sekali apabila silabus itu dikembangkan oleh suatu tim yang
dibentuk dari perwakilan beberapa sekolah yang hasilnya akan dijadikan acuan
oleh guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
c. Pengesahan
Tahap ini dilakukan sebelum silabus final dimplementasikan dengan tujuan
agar memperoleh pengesahan dari pihak yang dianggap kompeten. Tahap
pengesahan ini merupakan pertanda bahwa silabus tersebut secara resmi sudah bisa
dijadikan pedoman oleh guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran,
melaksanakan proses pembelajaran, dan penilaian.
d. Sosialisasi
Tahap ini dilakukan terutama apabila silabus dikembangkan pada level yang
lebih luas dan dilakukan oleh tim yang secara khusus dibentuk dan dipercaya
untuk mengembangkannya. Silabus final yang dihasilkan dan telah disahkan perlu
disosialisasikan secara benar dan tepat kepada guru sebagai pelaksana kurikulum.
e. Pelaksanaan.
Tahap ini merupakan kulminasi dari tahap-tahap sebelumnya yang diawali
dengan kegiatan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran sampai dengan
pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.
f. Evaluasi
Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah silabus yang telah
dikembangkan itu mencapai sasarannya atau sebaliknya. Dari hasil evaluasi ini
dapat diketahui sampai dimana tingkat ketercapaian standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Dengan demikian, silabus dapat segera
diperbaiki dan disempurnakan.
DAFTAR PUSTAKA

Fujiawati, Fuja. S. 2016. Pemahaman Konsep Kurikulum Pembelajaran dengan Peta


Konsep bagi Mahasiswa Pendidikan Seni. Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni 1(1): 17.
http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JPKS/article/download/849/666. Diakses pada 27
Agustus 2020.

Niron, Maria Dominika. 2009. Pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran dalam KTSP. Yogyakarta: Universitas Negri Yogyakarta

Tjokrosujoso, H., Antoro, S.D., & Pantow, J.B. 2002. Curriculum and Material
Development. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Rusyidi, Waini. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: PT. Imperial Bhakti Utama

Anda mungkin juga menyukai