PENCEMARAN UDARA
Kelompok II :
UNIVERSITAS MATARAM
2020
1
DAFTAR ISI
Daftar Isi............................................................................................................... 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah................................................................................... 3
C. Tujuan...................................................................................................... 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pencemaran Udara..................................................................................5
B. Struktur Atmosfer...................................................................................5
C. Komposisi gas dalam udara bersih........................................................7
D. Keseimbangan gas...................................................................................8
E. Sumber pencemar polusi udara.............................................................9
F. Konsentrasi polutan tertentu dalam satuan..........................................9
G. Dampak pencemaran udara...................................................................12
H. Kualitas udara berdasarkan pH air hujan...........................................17
I. Proses terjadinya pencemaran udara....................................................19
J. Mengukur polutan diudara....................................................................20
K. Tanaman indicator pencemaran udara.................................................20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................22
B. Saran.........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................23
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Udara adalah campuran gas yang terdapat di permukaan bumi dan mengelilingi
bumi. Sebagai mahluk hidup, udara sangat dibutuhkan. Tanpa udara maka seluruh
makhluk hidup yang ada dibumi tidak bisa hidup. Bahkan tanpa udara, kehidupan
dibumi mungkin tidak ada. namun bagaimana jika keadaan udara dibumi semakin
berubah dari waktu ke waktu disebabkan oleh banyak faktor sehingga mengakibatkan
pencemaran udara. Tentunya keseimbangan kehidupan dibumi akan terpengaruhi.
WHO menyatakan bahwa pencemaran udara merupakan risiko gangguan
kesehatan terbesar di dunia diperkirakan data tahun 2016 sekitar 6,5 juta orang
meninggal tiap tahun akibat paparan polusi udara. Pencemaran udara di Indonesia
mengakibatkan 16.000 kematian setiap tahunnya, 1 dari 10 orang menderita infeksi
saluran pernapasan atas dan 1 dari 10 anak menderita asma. Pencemaran udara
memiliki dampak terhadap kesehatan terutama gangguan pada saluran pernapasan,
penyakit jantung, tekanan darah tinggi, stroke, kanker berbagai organ tubuh, gangguan
reproduksi bahkan kematian.
Namun, akibat aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan, udara sering
kali menurun kualitasnya. Perubahan ini dapat berupa sifat-sifat fisis maupun kimiawi.
Perubahan kimiawi dapat berupa pengurangan maupun penambahan salah satu
komponen kimia yang terkandung dalam udara. Kondisi seperti itu lazim disebut
dengan pencemaran (polusi) udara Permasalahan polusi udara akibat emisi kendaraan
bermotor sudah mencapai titik yang mengkhawatirkan terutama di kota-kota besar,
contohnya adalah di kota Surabaya.
Pembahasan mengenai pencemaran udara kali ini tentunya tidak lepas dari
berbagai aspek yang harus kita ketahui tentang bagaimana dan apa saja dampak dari
pencemaran udara tersebut. Lebih jelasnya pembahasan mengenai pencemaran udara
ada pada bab selanjutnya.
B. Rumusan masalah
1. Apakah Pencemaran Udara?
2. Jelaskan bagaimanakah struktur atmosfer?
3. Deskripsikan bagaimana komposisi gas di udara bersih?
4. Deskripsikan apakah itu keseimbangan gas?
5. Identifikasikan apa saja sumber pencemar polusi udara?
6. Hitung konsentrasi polutan tertentu dalam satuan μg . m−3 dari ppm!
7. Jelaskan apa dampak pencemaran udara?
8. Buatlah kesimpulan tentang bagaimana kualitas udara berdasarkan pH air hujan!
9. Jelaskan bagaimana proses terjadinya pencemaran udara?
10. Jelaskan bagaimana cara mendeteksi dan mengukur polutan diudara?
11. Identifikasikan apa saja tanaman indikator pencemaran udara?
C. Tujuan
1. Mengetahui apakah itu pencemaran udara.
3
2. Dapat menjelaskan bagaimana struktur atmosfer.
3. Dapat mendeskripsikan komposisi gas di udara bersih.
4. Dapat mendeskripsikan keseimbangan gas.
5. Dapat mengidentifikasikan sumber-sumber pencemar polusi udara.
6. Dapat menghitung konsentrasi polutan tertentu dalam satuan μg . m−3 dari ppm.
7. Dapat menjelaskan dampak pencemaran udara.
8. Dapat menyimpulakan tentang kualitas udara berdarkan pH air hujan.
9. Dapat menjelaskan proses terjadinya pencemaran udara.
10. Dapat menjelaskan cara mendeteksi dan mengukur polutan di udara.
11. Dapat mengidentifikasikan tanaman-tanaman indikator pencemaran udara.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah masuknya atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya
ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan
sehingga menurunkan kualitas lingkungan. Dengan demikian akan terjadi gangguan
pada kesehatan manusia.
Udara merupakan salah satu unsur alam yang pokok bagi makhluk hidup yang
ada di muka bumi terutama manusia. Tanpa udara yang bersih maka manusia akan
terganggu terutama kesehatannya yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian.
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi
di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan
tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
B. Struktur Atmosfer
Bumi memiliki lapisan gas yang disebut atmosfer yang berada pada ketinggian
0 km hingga 560 km dari atas permukaan Bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa
lapisan yang dapat dibedakan berdasarkan karakteristik seperti komposisi gas, suhu,
dan tekanan. Transisi antara lapisan yang satu dengan yang lain berlangsung bertahap.
Sebagai media lingkungan, atmosfer berfungsi untuk menampung berbagai
macam gas yang dihasilkan oleh aktivitas manusia seperti Oksigen, Karbon dioksida,
dan uap air. Keberadaan berbagai macam gas tersebut apabila sesuai kadar maka tidak
akan berpengaruh banyak terhadap aktivitas manusia namun sebaliknya apabila
keberadaan gas-gas tersebut melebihi ukuran yang seharusnya maka dikhawatirkan
dapat membahayakan umat manusia dan kehidupan di Bumi.
Perubahan musim yang tidak menentu akhir-akhir ini berpengaruh terhadap
kandungan uap air yang tersimpan pada atmosfer. Ketika di Indonesia terjadi musim
kemarau maka kandungan uap air yang ada di atmosfer akan menipis, sebaliknya
apabila di Indonesia sedang terjadi musim penghujan maka kandungan uap air di
atmosfer meningkat
1. Pengertian Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan udara yang berfungsi melindungi bumi dan
merupakan reaktor sangat besar tempat terjadinya berbagai reaksi antara berbagai
unsur dan senyawa yang diemisikan dari berbagai kegiatan di Bumi.
2. Sifat Atmosfer Bumi
a. Selimut gas tebal yang secara menyeluruh menutupi Bumi sampai ketinggian
560 km dari permukaan Bumi
b. Tidak mempunyai batas mendadak, tetapi menipis lambat laun dengan
menambah ketinggian.
c. Tidak berwarna, tidak berbau, tidak dapat dirasakan, tidak dapat diraba
(kecuali bergerak sebagai angin).
5
3. Lapisan Atmosfer Lapisan atmosfer terbagi menjadi enam lapisan yaitu :
a. Troposfer
Merupakan lapisan yang berada pada level yang terendah, campuran
gasnya paling ideal untuk menopang kehidupan di Bumi. Lapisan ini adalah
lapisan yang paling tipis (kurang lebih 15 km dari permukaan tanah). Dalam
lapisan ini hampir semua jenis cuaca, perubahan suhu yang mendadak, angin,
tekanan dan kelembaban yang kita rasakan sehari-hari berlangsung. Suhu
udara pada permukaan air laut berkisar antara 30° C dan semakin baik ke atas
maka suhu akan semakin turun. Setiap kenaikan 100 m akan berkurang sekitar
0,61 ° C (Teori Braak). Pada lapisan ini terjadi peristiwa cuaca seperti hujan,
angin, musim salju, kemarau dan berbagai fenomena cuaca yang lain.
b. Stratosfer
Lapisan kedua dari atmosfer adalah lapisan stratosfer. Stratosfer
terletak pada ketinggian antara 18-49 km dari permukaan bumi. Lapisan ini
ditandai dengan adanya proses inverse suhu, artinya suhu udara bertambah
tinggi seiring dengan kenaikan ketinggian dari permukaan bumi. Kenaikan
suhu udara berdasarkan ketinggian mulai terhenti yaitu pada puncak lapisan
stratosfer yang disebut dengan stratopause dengan suhu udara sekitar 0° C.
c. Mesosfer
d. Termosfer
e. Ionosfer
Lapisan ionosfer terletak sekitar 80 km sampai 450 km diatas
permukaan bumi. Dalam lapisan ini, molekul-molekul nitrogen dan oksigen
banyak melepaskan elektron setelah menyerap sinar ultraviolet. Akibatnya,
6
pada lapisan ini banyak terdapat ion-ion positif dan elektron bebas. Peristiwa
seperti ini disebut dengan ionisasi. Pada keadaan tertentu elektron bebas dapat
menumbuk ion positif. Akibat tumbukan tersebut, ion positif berubah menjadi
atom netral. Peristiwa seperti ini disebut rekombinasi. Ionosfer dapat
memantulkan gelombang radio, pemantulan tersebut dapat berlangsung
beberapa kali antara lapisan ionosfer dengan permukaan bumi
f. Eksosfer.
Eksosfer merupakan lapisan udara kelima, eksosfer terletak pada
ketinggian antara 800-1000 km dari permukaan bumi. Lapisan ini merupakan
lapisan atmosfer paling luar. Pada lapisan ini hampir tidak ada tekanan udara
dengan kata lain, berat udara pada lapisan ini sama dengan nol (tidak ada
pengaruh gravitasi bumi). Akibatnya, molekul-molekul gas pada lapisan ini
dapat meninggalkan atmosfer menuju luar angkasa.
4. Kelembaban Udara di Atmosfer Bumi
Kelembaban udara dapat digambarkan sebagai kelembaban mutlak yaitu
kandungan uap air yang sebenarnya di dalam udara. Kelembaban relatif
merupakan bentuk yang menunjukkan indikasi langsung dari potensi penguapan.
Jumlah uap air udara yang dapat ditampung tergantung kepada suhu.
D. Keseimbangan gas
Pada tabel komposisi udara, gas-gas penyusun udara tersebut mempunyai
jumlah masing-masing diudara, hal tersebut merupakan kondisi yang disebut
keseimbangan gas. Sebaliknya jika keseimbangan gas terganggu maka sangat
memungkinkan terjadinya pencemaran udara. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2
perbedaan dari komposisi udara bersih dengan udara yang tercemar. Di dalam udara
terkandung gas yang terdiri dari 78% nitrogen, 20% oksigen, 0,93% argon, 0,03%
karbon dioksida, dan sisanya terdiri dari neon, helium, metan dan hydrogen. Udara
terdiri dari 3 unsur utama, yaitu udara kering, uap air, dan aerosol. Kandungan udara
kering adalah 78,09% nitrogen, 20,95% oksigen, 0,93% argon, 0,04% karbon
dioksida, dan gas-gas lain yang terdiri dari neon, helium, metana, kripton, hidrogen,
xenon, ozon, radon. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan. Udara
yang masuk ke dalam tubuh mengandung berbagai gas seperti oksigen, karbon
dioksida, argon, nitrogen, dan uap air. Gas oksigen merupakan komponen paling
umum kedua dalam atmosfer bumi, menduduki 21,0% volume dan 23,1% massa
(sekitar 1015 ton) atmosfer.
Dalam udara terdapat oksigen (O2) untuk bernafas, karbondioksida untuk
proses fotosintesis oleh khlorofil daun dan ozon (O3) untuk menahan sinar ultra violet.
Gas-gas lain yang terdapat dalam udara antara lain gas-gas mulia, nitrogen oksida,
methana, belerang dioksida, amonia, hidrokarbon dan gas rumah kaca yang sekarang
ini menjadi perhatian besar dunia. Apabila susunan udara mengalami perubahan dari
susunan keadaan normal dan kemudian mengganggu kehidupan manusia, hewan dan
binatang serta tumbuhan, maka berarti udara telah tercemar.
Uap air di troposfer merupakan gas telusur yang paling penting karena
berperan sebagai faktor kunci dalam pengaturan dinamika troposfer dan merupakan
gas rumah kaca yang sangat kuat. Penelitian jangka panjang mengenai uap air di
troposfer tengah/atas menjadi fokus penelitian komunitas peneliti perubahan iklim
karena pada ketinggian tersebut uap air berperan sangat baik sebagai gas rumah kaca.
8
Terdapat dua jenis sumber pencemaran udara, yang pertama adalah
pencemaran akibat sumber alamiah (natural sources) seperti letusan gunung berapi
dan yang kedua berasal dari kegiatan manusia (anthropogenic sources) seperti yang
berasal dari transportasi, emisi pabrik, dan lain-lain. Pencemaran udara dapat terjadi
dimana-mana, seperti di dalam rumah, sekolah, dan kantor. Pencemaran seperti ini
sering disebut dengan pencemaran dalam ruangan (indoor pollution). Sedangkan
pencemaran di luar ruangan (outdoor pollution) berasal dari emisi kendaraan
bermotor, industri, perkapalan, dan proses alami oleh makhluk hidup.
1) Sumber bergerak : sumber emisi yang bergerak atau tetap pada suatu tempat yang
berasal dari kendaraan bermotor
2) Sumber bergerak spesifik : serupa dengan sumber bergerak namun berasal dari
kereta api, pesawat terbang, kapal, laut dan kendaraan berat lainnya.
3) Sumber tidak bergerak : sumber emisi yang tetap pada suatu tempat. Biasanya
berasl dari pabrik-pabrik industry.
4) Sumber tidak bergerak spesifik : serupa dengan sumber tidak bergerak namun
berasal dari kebakaran hutan dan pembakaran sampah.
5) Sumber gangguan : sumber pencemar yang menggunakan media udara atau padat
untuk penyebarannya, sumber ini berupa dari kebisingan, getaran, kebauan dan
gangguan lain.
Nurdin, et.al (2004) bahwa pengklasifikasian atau penggolongan pencemaran
berdasarkan WHO, yakni pencemaran udara atas sumber tidak bergerak, sumber
bergerak dan sumber dalam ruangan.
ppm x BM X 103
μg/m3 =
24,5
9
BM = berat molekul
Metode sampling polutan udara dibagi dalam dua jenis yang umum yaitu
dengan sampling udara ambien dan sampling sumber. Kedua jenis tersebut
mempunyai tujuan masing-masing. Udara ambien adalah udara bebas di permukaan
bumi pada lapisan troposfer yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia
dan mahkluk hidup lain termasuk ekosistem atau lingkungannya. Titik pemantauan
kualitas udara ambien ditetapkan dengan mempertimbangkan :
1. Faktor meteorologi, yaitu arah dan kecepatan angin dominan serta temperatur dan
kelembapan udara.
2. Faktor geografi seperti topografi.
3. Tata guna lahan.
Arah dan kecepatan angin digunakan untuk memperkirakan pola dispersi gas
pencemar udara. Perubahan arah dan kecepatan angin menunjukan arah penyebaran
dan fluktuasi konsentrasi zat pencemar di atmosfir.
Q = n x FE
Dengan :
FE = faktor emisi.
1. Pergerakan udara
2. Stabilitas atmosfer
3. Arah dan Kecepatan angin.
10
Kecepatan angin yang dekat dengan permukaan tanah pada umunya
lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan angin pada permukaan yang lebih
tinggi, seperti bukit, pohon, dan bangunan. Pada bagian ini, hubungan antara
ketinggian dan kecepatan angin dapat ditunjukkan pada rumus:
p
z
U = u0 ( )
z0
Q −1 y 2
C=
2π U σy σz
exp (
2 σ y2
¿
)
Dimana :
π = 3,14159.
11
H = Tinggi stack efektif, (m) yang dihiting dari h+Δh
12
ppm)
≤ 100 ppm Sebentar Dianggap aman
± 30 ppm 8 jam Menimbulkan pusing dan mual
± 1000 ppm 1 jam Pusing dan kulit berubah menjadi
kemarah-merahan
± 1300 ppm 1 jam Kulit menjadi merah tua dan rasa
pusing yang hebat
¿ 1300 ppm 1 jam Lebih hebat sampai kematian
Gas SO2 berbau tajam dan tak mudah terbakar. Gas SO 3 sangat reaktif.
Dengan uap air dari udara:
13
SO2 + H2O → H2SO3
14
Hidrokarbon bereaksi dengan NO2 dan O2 mengahasilkan PAN (Peroxy
Acetyl Nitrates). Campuran PAN dengan gas CO dan O 3 disebut kabut foto
kimia (Photo Chemistry Smog) yang dapat merusak tanaman. Daun menjadi
pucat karena selnya mati. Jika hidrokarbon bercampur bahan lain toksitasnya
akan meningkat.
Penyakit silikosis Disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas (SiO2). Dapat
terjadi pada daerah pabrik besi dan baja, keramik, pengecoran beton, bengkel
yang mengerjakan besi (mengikir/ menggerinda), penambangan bijih besi,
timah putih dan batubara. Bila sudah parah penyakit ini dapat diikuti hipertropi
jantung sebelah kanan yang mengakibatkan kegagalan kerja jantung.
Penyakit asbestosis Disebabkan oleh debu/serat asbes (campuran berbagai
silikat terutama magnesium silikat). Dapat terjadi di daerah pabrik/industri
yang menggunakan asbes, pabrik pemintalan serat asbes, pabrik yang beratap
asbes, dan lain-lain.
Penyakit Bisinosis Disebabkan oleh debu/serat kapas. Dapat terjadi pada
daerah pabrik pemintalan kapas/tekstil, pembuatan kasur atau jok kursi.
Penyakit ini dapat diikuti bronkitis kronis.
15
Penyakit antrakosis Disebabkan oleh debu batubara. Dapat terjadi pada daerah
tambang batubara, penggunaan batubara pada tanur besi, lokomotif (stoker),
kapal laut bertenaga batubara, pekerja boiler pada PLTU bertenaga batubara.
Penyakit Beriliosis. Disebabkan oleh debu logam berilium yang dapat berupa
logam murni, oksida, sulfat, atau halogenida. Dapat terjadi pada daerah industri
logam campur berilium-tembaga, pabrik fluoresen, pabrik pembuat tabung
radio, pengolahan bahan penunjang industri nuklir.
B. Dampak pencemaran udara bagi lingkungan
Bahan polutan bersifat asam, akan menyebabkan terjadinya hujan asam. Hujan
asam memberikan dampak negatif berupa air yang bersifat asam, karena lingkungan
kemasukan ion hidrogen yang berasal dari asam sulfat (H2SO4) atau asam nitrat
(HNO3). Bahan polutan udara yang potensial untuk membentuk asam adalah :
SO2 (→H2SO4)
NO2 (→HNO3), dan
NH3 (→HNO3).
Sebagian besar NO2 dan SO2 dikeluarkan oleh instalasi pembangkit listrik dan
industri berat bersama dengan gas bersuhu tinggi melalui cerobong asap. Oleh karena
itu sebaiknya tinggi cerobong asam termasuk plum rise mencapai ketinggian 500-1000
m. Dampak pencemaran udara yaitu Gas Rumah Kaca (CH4, CO2 dan N2O). Adanya
lapisan ozon yang rusak, maka sifat ozon sebagai penyaring sinar ultra violet tidak
akan berfungsi, sehingga sinar ultra violet yang tidak tersaring oleh lapisan ozon akan
terus ke bumi dan merusak kulit manusia seperti iritasi dan kanker kulit.
Adanya gas rumah kaca disertai rusaknya lapisan ozon di stratosfir menaikkan
suhu bumi yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah karbondioksida (CO 2), CH4
dan N2O di udara yang biasa disebut efek rumah kaca. Kadar CO 2 pada 100 tahun
yang lalu sebesar 290 ppm. Setiap 40 tahun akan terjadi perubahan iklim di muka
bumi, dengan ditandai naiknya suhu bumi sebesar 0,50 C setiap 40 tahun. Apabila
kenaikan kadar CO2 tidak dicegah maka suhu bumi dapat cepat naik dan memberikan
16
efek mencairnya gunung es di kutub. Akibat cairnya gunung es di kutub membuat
permukaan air laut naik, sehingga garis pantai akan bergeser naik.
Hujan secara alami bersifat asam, dan semakin bertambah nilai keasamannya
karena penambahan konsentrasi polutan di udara. Maka hujan tersebut yang dikenal
dengan istilah hujan asam (Dubey, 2013). Dalam air hujan, nilai pH 5,60 adalah batas
normal dari keasaman air hujan. Jadi ketika pH air hujan berada dibawah nilai 5,60,
hujan tersebut dikatakan sebagai hujan asam, karena memiliki nilai keasaman air hujan
di bawah 5,60 (Budiwati, 2009). Keasaman air hujan berhubungan erat dengan
konsentrasi SOx dan NOx yang terlarut didalam air hujan. Semakin tinggi konsentrasi
SOx dan NOx, maka dapat mengakibatkan semakin asam nilai keasaman air hujan.
17
Keasaman air hujan tergantung pada konsentrasi anion dari pada konsentrasi
kation. Nilai pH yang asam menunjukkan adanya asam kuat (sulfat maupun nitrat),
sedangkan pH netral atau basa mengindikasikan netralisasi asam oleh senyawa
karbonat, debu atau amonium. pH meter merupakan peralatan yang sangat cocok
digunakanuntuk pengukuran nilai keasaman air hujan (Chungtai et al., 2014). Hasil
pengukuran pH, pH 5,60, dimana hujan dikatakan sebagai hujan asam ketika pH hujan
berada di bawah nilai pH 5,60.
Keasaman nilai pH air hujan daerah tersebut sangat erat kaitannya dengan
banyaknya kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil, dimana sumber
sulfur dan nitrat yang merupakan agen dominan keasaman air hujan dihasilkan dari
pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil.Rendahnya nilai pH juga dapat
disebabkan terbawanya pencemar udara dari pusat kota. Rendahnya nilai pH yang
berada di bawah ambang batas nilai pH 5,60, menunjukkan peranan konsentrasi sulfat
dan nitrat yang terkandung di dalam air hujan. Sedangkan pH netral –basa (nilai pH >
7) yang diperoleh akibat tingginya nilai senyawa asam (sulfat dan nitrat) dan basa
(kalsium dan amonium) yang terkandung dalam air hujan, bukan merupakan suatu
kondisiyang baik, namun perlu perhatian khusus dan penelitian lebih lanjut terhadap
sumber-sumber emisi dari senyawa asam dan basa pada daerah tersebut..
> 7 : pH basa
6.1 - 7 : Air hujan sangan baik, cenderung netral seperti air permukaan
5.6 - 6 : pH air hujan ideal
4.1 - 5.5 : Hujan asam
3 - 4 : Hujan asam (tinggi)
< 3 : Hujan asam (ekstrem) (sumber, BMKG)
18
Kegiatan industri dan transportasi yang merupakan bagian kegiatan
pembangunan yang menjadi sumber pencemaran udara dan paling dominan dewasa
disamping sumber lainnya seperti kebakaran hutan. Hal ini menjadi masalah bagi
kehidupan manusia, terutama yang tinggal kotakota besar yang banyak industri dan
padat transportasi bermotor yang kesemuanya mengeluarkan gas atau partikel yang
dapat menyebabkan pencemaran udara.
Zat-zat pencemar udara utama yang berasal dari kegiatan manusia adalah sebagai
berikut:
Gas nitrogen oksida merupakan gas yang berasal dari transportasi laut. Gas
nitrogen oksida terbentuk atas tiga fungsi yaitu, suhu, waktu reaksi, dan konsentrasi
oksigen. Ada tiga teori yang mengemukakan terbentuknya NOx, yaitu:
a. Thermal NOx, proses ini disebabkan gas nitrogen yang beroksidasi pada suhu tinggi
pada ruang bakar (> 1800 K). thermal NO x ini didominasi oleh emisi NO (NO x→
NO + NO2).
b. Prompt NOx, formasi NOx ini akan terbentuk cepat pada zona pembakaran.
c. Fuel NOx, NOx formasi ini terbentuk karena kandungan N dalam bahan bakar.
Kira-kira 90% dari emisi NOx adalah disebabkan proses thermal NOx, dan
tercatat bahwa penggunaan HFO (Heavy Fuel Oil), bahan bakar yang biasa digunakan
di kapal, menyumbangkan emisi NOx sebesar 20-30%.
HydroCarbon (HC)
Partikel debu dalam emisi gas buang terdiri dari bermacam-macam komponen.
Bukan hanya berbentuk padatan tapi juga berbentuk cairan yang mengendap dalam
partikel debu. Pada proses pembakaran debu terbentuk dari pemecahan unsur
hidrokarbon dan setelah proses oksidasi. Dalam debu tersebut terkandung debu sendiri
dan beberapa kandungan metal oksida. Dalam kelanjutan proses ekspansi di atmosfir,
kandungan metal dan debu tersebut membentuk partikulat. Beberapa unsur kandungan
partikulat adalah karbon, SOF (Soluble Organic Fraction), debu, SO4, dan H2O.
Sebagian benda partikulat keluar dari cerobong pabrik sebagai asap hitam teba, tetapi
yang paling berbahaya adalah butiran-butiran halus sehingga dapat menembus bagian
terdalam paru-paru.
J. Mendeteksi dan mengukur polutan diudara
Pengukuran tingkat gas polutan pada udara dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai macam cara salah satu diantaranya dengan menggunakan
tabung detector gas. Sistem tabung detector gas adalah suatu pengambilan sampel
yang dilengkapi sistem pembacaan terukur untuk menentukan seberapa kadar
konsentrasi gas dan uap air dengan cepat dan mudah. Tabung detector gas merupakan
tabung kaca tipis yang berisi deteksi reagent. Reagent adalah suatu zat kimia yang
digunakan dalam reaksi untuk medeteksi, mengukur, meneliti, atau memproduksi
bahan lainnya. Tabung detector gas digunakan dengan cara mengalirkan gas yang
akan dideteksi melalui ujung yang satu ke ujung lainnya. Hasil pengukuran dibaca
dengan cara melihat panjang warna yang muncul pada permukaan indicator. Satu buah
tabung dikhuskan untuk satu jenis gas tertentu sehingga untuk mendeteksi beberapa
zat yang terkandung dalam udara diperlukan bebrapa buah tabung.
20
hadirnya satu atau beberapa kontaminan di dalam udara atmosfir di luar, seperti debu,
gas, kabut, bau-bauan, asap atau debu dalam kuantitas yang banyak berbagai sifat
sehingga dapat menimbulkan gangguan-gangguan terhadap kehifupan manusia,
tumbuhan ataupun hewan.
Mekanisme masuknya polutan ke dalam daun umumnya terjadi pada siang hari
saat daun melepas uap air dan mengambil CO2, serta gas lainnya termasuk polutan
yang ada di daun melalui stomata. Banyaknya stomata dalam satu satuan luas daun
menentukan masuknya gas pencemar yang terserap oleh tanaman. Kadar klorofil pada
daun tanaman dapat digunakan sebagai indicator penyerap polusi udara. Kemampuan
tanaman dalam menyerap polusi udara bersamaan saat penyerapan CO2 yang akan
digunakan dalam proses fotosintesis.
Debu yang menempel pada vegetasi dapat menutupi stomata daun yang sedang
menutup atau terbuka. Partikel debu yang menempel pada helaian daun dapat merusak
jaringan tumbuhan tertentu. Partikel yang paling berpengaruh terhadap tanaman adalah
dalam bentuk debu, dimana jika debu semen bergabung dengan uap air ataupun air
hujan gerimis akan terbentuk lapisan kerak pada permukaan daun. Lapisan ini
terbentuk karena debu semen mengandung kalsium silikat yang dapat menggangu
proses fotosintesis pada tanaman karena menghambat masuknya sinar matahari dan
terhalangnya pertukaran CO2 dengan atmosfer melalui stomata.
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pencemaran udara adalah masuknya atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya
ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan
sehingga menurunkan kualitas lingkungan. Pencemaran udara hubungannya dengan
atmosfer yaitu sebagaimana atmosfer berfungsi yaitu untuk menampung berbagai
macam gas yang dihasilkan oleh aktivitas manusia seperti Oksigen, Karbon dioksida,
dan uap air. Jika gas-gas yang ada di atmosfer keseimbangannya terganggu oleh
aktivitas manusia maka akan terjadi pencemaran udara.
Keseimbangan gas-gas yang berada di udara tersusun dengan komposisi dan
persentasenya masing. Kondisi tersebut memiliki tujuan tersendiri untuk menjaga
kestabilan gas-gas tersebut di atmosfer bumi. Selain itu perlunya menjaga kekonstanan
udara juga sangat berpengaruh bagi keseimbangan gas supaya keseimbangan tersebut
tidak terganggu dan mengakibatkan pencemaran udara. Namun, sekarang pencemaran
udara sudah semakin tinggi dari waktu kewaktu. Hal tersebut terjadi dikarenakan
adanya sumber-sumber yang menyebabkan terbentuknya polutan. Kebanyakan
sumber-sumber tersebut diakibatkan oleh aktivitas manusia sendiri. Adanya polutan
dapat diukur dam diidentifikasikan dengan perhitungan tertentu dengan satuan μg . m−3
, maka akan dapat diidentifikasikan seberapa konsentrasi polutan yang ada pada suatu
daerah. Polutan sendiri mempunyai jenisnya masing-masing. Polutan dapat juga
diidentifikasikan dengan cara-cara dan alat-alat tertentu.
Adanya pencemaran udara tentunya mempunyai dampak yang sangat besar
terutama bagi kesehatan dan lingkungan. Jika dampaknya sudah ke kesehatan manusia
tentunya sangat merugikan manusia, padahal pencemaran udara disebabkan oleh
aktivitas manusia sendiri. Namun disamping hal tersebut, ada beberapa tanaman yang
merupakan indicator pencemaran udara. Kemampuan tanaman dalam menyerap dan
mengakumulasi polutan dipengaruhi karakteristik morfologi daun, seperti ukuran,
bentuk, dan tekstur daun. Sehingga produktivitas dari tanaman indicator tersebut
sangat membantu untuk menguranginya pencemaran udara.
B. Saran
Pembahasan mengenai pencemaran udara ini diharapkan membuka kesadaran
kita untuk mengurangi aktivitas yang mengakibatkan terbentuknya polutan. Hal
tersebut dapat kita lakukan dengan hal kecil seperti memperbanyak jalan kaki,
bersepeda, menanam tanaman penangkal polusi udara, menghindari pembakaran
sampah, berhenti merokok dan hemat listrik serta mengurangi aktivitas-aktivitas lain
yang menyebabkan terbentuknya polusi.
22
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Jainal., Ferawati Artauli Hasibuan. 2010. “Pencemaran Udara Dalam Antisipasi
Teknis Pengelolaan Sumberdaya Lingkungan”. Jurnal Smartek. (8) 2 : 120 – 129.
Allen, Andrew T. 1998. Atmospheric Dispersion Models. Air Quality Control Handbook.
New York: Mcgraw-Hill.
Ambarsari, Novita. 2010. “Kajian Pengaruh Uap Air Terhadap Perubahan Iklim”. Jurnal
Berita Dirgantara. 11 (3) : 93-98.
Damara, Diken Yus., Irawan Wisnu Wardhana , Endro Sutrisno. 2017. “Analisis Dampak
Kualitas Udara Karbon Monoksida (Co) Di Sekitar Jl. Pemuda Akibat Kegiatan Car
Free Day Menggunakan Program Caline4 Dan Surfer (Studi Kasus: Kota Semarang)”.
Jurnal Teknik Lingkungan.(6) 1. (1-14).
Handriyono, Rachmanu Eko., Arie Dipareza Syafei. 2015. Pemodelan Dispersi No 2 Dari
Sumber Garis Menggunakan Aplikasi Open Source R Berdasarkan Model Gauss
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII : (1-8).
Hidayat, Fajri; Gresia Putri; Handi, Yanti Purnama; Melda, Yunita Sari. 2018.”Karekteristik
Stomato Pada Daun Tumbuhan Filicium decipiens L. di Sekitar PT Semen Padang
sebagai Indikator Pencemaran Udara”.
Nurmaningsih, Dyah Ratri. 2018. Analisis Kualitas Udara Ambien Akibat Lalu Lintas
Kendaraan Bermotor Di Kawasan Coyudan, Surakarta. Al-Ard: Jurnal Teknik
Lingkungan. (3) 2. (46-53).
Sandri Linna Sengkey., Freddy Jansen, Steenie Wallah. 2011. Tingkat Pencemaran Udara Co
Akibat Lalu Lintas Dengan Model Prediksi Polusi Udara Skala Mikro. Jurnal Ilmiah
Media Engineering. (1) 2. (119-126).
Sugiarti. 2009. “Gas Pencemar Udara Dan Pengaruhnya Bagi Kesehatan Manusia Air
Pollutan Gasses and The Influence of Human Healt”. Jurnal Chemica. 10 (1) : 50-58.
Syarifah, Nahdiya., Abdu Fadli Assomadi. 2012. Pemodelan Dispersi Sulfur Dioksida (So2)
Dari Sumber Titik Majemuk Dengan Modifikasi Model Gauss Di Jalan Pagesangan
Raya Surabaya Selatan. Scientific Conference Of Environmental Technology IX –
2012. Advances in Agricultural and Municipal Waste Technology to Anticipate Food
and Energy Crisis. (1-6).
23
Widodo, Slamet ., M.Miftakhul Amin., Adi Sutrisman .,dkk. 2017. “Rancang Bangun Alat
Monitoring Kadar Udara Bersih Dan Gas Berbahaya Co, Co2, Dan Ch4 Di Dalam
Ruangan Berbasis Mikrokontroler”. Jurnal Pseudocode. 4(2) : 105-119.
Yusrianti. “Studi Literatur Tentang Pencemaran Udara Akibat Aktivitas Kendaraan Bermotor
Di Jalan Kota Surabaya”. Jurnal Teknik Lingkungan.1 (1) : 1-20.
24