Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

QIRO’ATUL QUR’AN

Dosen Pengampu : Drs. H. Sulaimi, Msi


Mata Kuliah : Ulumul Qur’an

MASNUHUN

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM WALI MSEMBILAN


STA WS SEMARANG
2017
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT. Atas limpahan
Rahmat, Taufiq dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaiakn penulisan makalah
ini.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang’’Qira’atul
Qur’an ‘'
Kami tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan kepada kami, juga kepada semua pihak yang telah mambrikan
bantuan baik langsung ataupun tidak langsung dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan demi
perbaikan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Amin……

Pekalongan, Desember 2017

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. 1


KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................4


A. Latar Belakang ............................................................................................4
B. Rumusan Masalah .......................................................................................4
C. Tujuan .........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................6
A. Pengertian Qiro’ati qur’an ...........................................................................6
B. Penyebab munculnya Qiro’atul qur’an .......................................................7
C. Syarat sah qiraat ..........................................................................................8
D. Macam - macam Qiro’atul qur’an ...............................................................9
E. Hikmah mempelajari Qiro’atul qur’an ....................................................10
BAB III PENUTUP ...............................................................................................11
A. Kesimpulan .........................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Salah satu cabang ilmu al qur’an adalah qiroatul qur’an, hal ini seperti yang kita
ketahui Al-Qur’an diturunkan dengan berbahasa Quraisy yang mana merupakan bahasa
persatuan bangsa Arab. Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan Allah swt. kepada
Nabi Muhammad saw. disampaikan secara mutawatir, bernilai ibadah bagi umat
muslim yang membacanya dan ditulis dalam mushaf.[1] Dalam membaca Al-Qur’an
diperlukan qiraah, agar bacaan yang dibaca memiliki keindahan. Qiraah menyangkut
cara pengucapan lafal, kalimat, dan dialek kebahasaan Al-Qur’an.
Namun, meskipun demikian bangsa Arab terdiri dari berbagai suku yang
memiliki ciri-ciri atau perbedaan dalam dialek (lahjah) antara suku yang satu dengan
suku yang lain. Hal ini dikarenakan perbedaaan kondisi alam, seperti letak geografis,
dan juga sosio kultural dari masing-masing suku. Perbedaan dialek inilah yang juga
menimbulkan lahirnya bermacam-macam bacaan (qira’ah) dalam melafalkan Al-
Qur’an.
Namun, seperti yang kita ketahui ilmu Qiro’atul Qur’an tidak banyak dipelajari,
hanya kalangan tertentu saja yang mempelajarinya seperti kalangan akademisi. Hal
tersebut disebabkan karena ilmu ini tidak mempelajari masalah yang berkaitan dengan
aspek kehidupan manusia. Namun, ilmu ini merupakan ilmu yang bermanfaat dalam
menggali, menjaga, dan mengajarkan berbagai “cara membaca” Al-Qur’an yang sesuai
dengan anjuran Rasulullah. Dan hal lain yang tidak kalah penting adalah pengetahuan
tentang qira’ah berperan penting dalam memahami perbedaan penafsiran terhadap Al-
Qur’an. Sehingga dalam makalah ini akan dibahas tentang Qiro’atul Qur’an.

B. Rumusan masalah
1. Apakah pengertian Qira’atul Qur’an?
2. Apa yang menyebabkan mulculnya qira’at?
3. Ada berapakah macam Qira’at?
4. Syarat syarat sahnya qira’at?
5. Apa manfaat dan hikmahnya mempelajari qira’at?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian qiroatul qur’an.

4
2. Mengetahui latar belakang timbulnya perbedaan qira’atul qur’an.
3. Mengetahui penyebab munculnya qira’at.
4. Mengetahui macam macam qira’at.
5. Mengetahui syarat sahnya qira’at.
6. Mengetahui manfaat dan hikmahnya mempelajari qira’at.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian qira’atul qur’an


Secara etimologi (bahasa) lafal qira’at (‫قراءة‬ ) merupakan bentuk masdar (verbal
noun) dari ( ‫رأ‬O‫ق‬ ).[2]  yang  berarti bacaan, dengan demikian qir’at adalah bacaan atau
cara membaca.[3] Sedangkan menurut terminologi (istilah), terdapat berbagai pendapat
para ulama yang sehubungan dengan pengertian qira’at ini.
1. Al-zarqon
Suatu mazhab yang dianut oleh seorang imam  pasti memiliki qiro’at  yang
berbeda dengan lainnya dalam pengucapan al-quran  alkarim serta sepakat  riwayat-
riwayat dan jalur-jalur dari padanya,baik  perbedaan ini dalam penggucapan huruf-
huruf maupun dalam pengucapan keadaan-keadaannya.
Defenisi diatas mengantung tiga unsur pokok,pertama Qira’at di sini di
maksudkan menyangkut ayat-ayat di mna cara membaca Al-Quran berbeda dari satu
imam dengan imam Qira’at lainnya.kedua,cara bacaan yang di anut dalam suatu
mashab Qita’at di dasarkan atas riwayat dan bukan atas kias atau
ijtihat.ketiga,perbedaan antara qira’at-qira’at bias terjadi pengucapan huruf-huruf
dan pengucapan dalam berbagai keadaan.
2. Ibn Al-Jazari
Qira’at adalah pengetahuan tentang cara-cara melapalkan kalimat-kalimat
Al-Quran dan perbedaannya dengan membangsakannya kepada penukilnya.
3. Al-Zarkasyi
Qira’at yaitu perbedaan lapal-lapal Al-Quran, baik menyangkut huruf-huruf
maupun cara pengucapan huruf-huruf tersebut seperti takhfif, tasydid, dan lain-lain.
Pengertian Qira’at yang di kemukakan oleh Al-Zarkasyi di atas hanya
terbatas pada lapal-lapal Al-Quran yang memiliki perbedaan dalam lingkup yang
lebih luas yang mencakup pula lapal-lapal Al-Quran yang tidak memiliki perbedaan
Qira’at artinya lapal-lapal Al-quran tanda sukun), fashl, (memisahkanhuruf),
washl(menyambungkan huruf), ibdal (menggantikan huruf-huruf atau lafal
tertentu) ,dan lain-lain yang diperoleh melalui indra pendengaran.
4. Shihabuddin al-Qusthalani
Qira’at yaitu suatu ilmu untuk mengetahui kesepakatan serta perbedaan para
ahli Qira’at (tentang cara mengucapkan lapal-lapal Al-Quran)seperti yang

6
menyangkut aspek kebahasaan, I’rob,  hazf, isbat, fashl, washl, yang di peroleh
dengan cara periwayatan.
Jadi dari defenisi yang di kemukakan oleh Al-Dimiyathi dan Al-Qusthalani
di atas tanpak bahwa Qira’at  Al-Quran itu di peroleh melalui mendengar
langsungdari bacaan Nabi SAW, atau sebagai mana di ucapakan oleh para sahabat
di hadapan Nabi SAW, lalui beliau men taqrir kannya.
Qira’at adalah suatu madzhab cara pelafalan Al-Quran  yang dianut salah
seorang imam berdasarkan sanad-sanad yang bersambung kepada Rasulullah Saw
5. Mana’Khalil Al-Qattan
Qira’at adalah jamak dari Qira’ah yang berarti bacaan,dan ia adalah masdar
dari qara’a menurut istilah ilmiyah Qira’at adalah salah satu mashab atau
(alirannya)pengucapan Quran yang di pilih oleh salah seorang imam qara’a sebagai
suatu mashab yang berbeda dengan mashab lainnya.
Qira’atul qur’an adalah bentuk bacaan untuk membaca al qur’an dengan
berbaga imacam macam madzab.

B. Penyebab munculnya Qira’atul qur’an


Qira’at sebenarnya telah muncul sejak zaman Nabi walaupun pada saat itu
qira’at bukan merupakan sebuah disiplin ilmu, ada beberapa riwayat yang dapat
mendukung asumsi ini, yaitu :
Suatu ketika Umar bin Khattab menemukan perbedaan cara membaca ayat al-
Qur’an dengan Hisyam. Kemudian peristiwa perbedaan membaca ini mereka laporkan
ke Rasulullah Saw. Maka beliau menjawab dengan sabdanya,

ُ‫سبْعَةِ أَحْرُفٍ فَاقْرَءُوا مَاتَيَسَّرَمِنْه‬


َ ‫إِنَّ هذَا القُرْآنَ أُنْزِلَ عَلَى‬
Artinya :“ Sesungguhnya Al-Qur’an ini diturunkan dalam tujuh huruf, maka bacalah
oleh kalian apa yang kalian anggap mudah.dari tujuh huruf itu.”[4]
Imam Bukhori juga meriwayatkan dari Ibn Abbas r.a ;“ sesungguhnya
Rasulullah saw bersabda :” Malaikat jibril telah membacakan al-Qur’an kepadaku
dengan satu cara membaca,tetapi saya meminta dia mengulanginya, sehingga saya
selalu minta dia menambah cara bacaanya, dan diapun selalu menambah bacaan
kepadaku sehingga sampai berjumlah tujuh bacaan”.[5]
Menurut catatan sejarah, timbulnya penyebaran qira’at dimulai pada masa
tabi’in, yaitu pad awal abad II H, tatkala para qari’ tersebar di berbagai pelosok, telah
tersebar di berbagai pelosok. Mereka lebih suka mngemukakan qira’at gurunya
daripada mengikuti qira’at imam-imam lainnya. Qira’at-qira’at tersebut diajarkan

7
secara turun-menurun dari guru ke murid, sehingga sampai kepada imam qira’at baik
yang tujuh, sepuluh atau yang empat belas. Timbulnya sebab lain dengan penyebaran
qori’-qori’ ke berbagai penjuru pada masa Abu Bakar, maka timbullah qira’at yang
beragam. Lebih-lebih setelah terjadinya transpormasi bahasa dan akulturasi akibat
bersentuhan dengan bangsa-bangsa bukan arab, yang pada akhirnya perbedaan qira’at
itu berada pada kondisi itu secara tepat.

C. Macam macam qira’at


1. Qira’at Sab’ah (Qira’at tujuh)
Yang dimaksud dengan qira’at sab’ah adalah tujuh versi qiraat yang
dinisbatkan kepada para Imam Qira’at yang berjumlah tujuh orang. Sebagian ulama
berpendapat bahwa qira’at sa’bah ini mutawatir. Dan tujuh orang tersebut antara
lain:[6]
a. Abdullah bin Katsir ad-Dari
b. Nafi’ bin Abdurahman.
c. Abdullah ibn Amir  al-Yashibi
d. Abu Amar
e. Hamzah
f. Ashim
g. Abu Hasan Ali ibn Hamzah al-Kisa’i
2. Qira’at Syazzat
Yang dimaksud dengan qira’at syazzat adalah sebagaimana yang telah
dikemukakan oleh sebagian ulama yaitu qira’at yang sanad-nya sahih, sesuai
dengan kaidah bahasa Arab, akan tetapi menyalahi rasm al-Mushaf. Sebagian ulama
berpendapat bahwa qira’at syazzat ini tidaklah mutawatir.

8
Adapun macam-macam qira’at berdasarkan penelitian Al-jazari, yang
berdasarkan kualitas qira’at dapat di kelompokkan dalam lima bagian yaitu :[7]
a. Qira’at mutawatir yakni qira’ah yang di sampaikan sekelompok orang mulai
dari sampai akhir sanad, yakni tidak mungkin bersepakat untuk berbuat dusta.
b. Qiraah masyhur, yakni yang memiliki sanad sahih, tetapi tidak sampai pada
kulitas mutawatir, sesuai kaidah bahasa arab dan tulisan mushaf utsmani,
masyhur di dikalangan qurra; di baca sebagaimana ketentuan yang tela
ditetapaka  Al-jazari, dan tidak termasuk Qira’ah yang keliru dan meyimpang.
c. Qira’ah ahad, yakni yang memiliki sanad sahih,tetapi meyalahi tulisan
mushaf,utsmani dan kaidah bahasa arab, tidak memiliki kemashuran dan tidak di
baca sebagiamana ketentuan yang telah di tetapkan  Al-jazari.
d. Qira’ah ayadz(meyimpang) Yakni sanadnya tidak sahih.
e. Qira’ah maudhu’(palsu)
f. Qira’ah yang meyerupai hadits mudraj(sisipan)yakni adanya peyisipan pada
bacaan denga tujuan penafsiran.

D. Syarat syarat sahnya qira’at


Qira’at bukanlah hasil dari ijtihad para ulama, karena ia bersumber dari
Rasulullah  SAW. Namun untuk membedakan mana qira’at yang berasal dari
Rasulullah SAW dan mana yang bukan, maka para ulama menetapkan pedoman atau
persyaratan tertentu. Ada 3 persyaratan bagi qira’at al-Qur’an untuk dapat digolongkan
sebagai qira’at shahih, yaitu:[8]

1. ‫صِحَّةُ السَّنَد‬ , harus memiliki sanad yang shahih yang bersambung kepada

Rasulullah saw

2.  ِ‫مُطَابِقَةُ الرَّسْم‬, harus sesuai dengan rasm mushaf salah satu mushaf Utsmani
3.  ِ‫العَرَبِيَّة‬ ُ‫مُوَافِقَة‬ , harus sesuai dengan kaidah Bahasa Arab.
Jika salah satu dari persyaratan ini tidak terpenuhi, maka qira’at itu dinamakan
qira’at yang lemah, syadz atau bathil sehingga tidak boleh digunakan.

E. Manfaat dan hikmah dalam mempelajari qira’ah


1. Untuk memberi kemudahan belajar qira’at bagi umat islam.
2. Supaya dalam belajar qira’at bisa tepat dan jelas.
3. Menguatkan ketentuan hukum yang telah disepakati para ulama

9
4. Menarjih hukum yang diperselisihkan para ulama
5. Menggabungkan dua ketentuan hukum yang berbeda

  

  

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Qiraah adalah ilmu yang mempelajari tata cara pengucapan lafal, kalimat, dan
dialek kebahasaan Al-Qur’an, baik yang disepakati maupun yang masih diperdebatkan
para ahli qiraah.
Qira’at adalah perbedaan cara mengucapkan lafazh-lafazh Al-Quran yang baik
menyangkut hurufnya atau cara pengucapan huruf-huruf.
Qira’at memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap penetapan suatu hukum
akibat perbedan kata, huruf dan cara baca.     dengan adanya qira’atul Qur’an ini maka
dapat memudahkan umat islma untuk membanyanya sesuai dengan yang ia pehami.
Karena Rosulullah Saw, memperbolahkan pembacaan al-qur’an yang tidak sesuai
dengan  pertama kali Al-qur’an itu diturunkan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anwar Rosihin, Ulumul Qur’an, Bandung, Pustaka Setia, 2006

http://www.referensimakalah.com/2013/05/qira-al-quran-dan-macam-
macamnya_1098.html
http://www.slideshare.net/laylarahmatienastudent/2013/05/ulumul-quran.html
http://www.qiraatcompetition/2013/04.com
http://fadelcastro22.blogspot.co.id/2012/10/qiroatul-quran-makalah-ini-ditujukan.html
http://ridwan202.wordpress.com/istilah-agama/qiraatul-quran.com

12

Anda mungkin juga menyukai