Anda di halaman 1dari 4

Sebelum membicarakan tentang profesionalisme dalam kepribadian dipahami lebih

dahulu tentang beberapa pengertian profesi dan profesional. Ada beberapa pengertian
dari profesi, yaitu :

Menurut De George :
Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan
nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian dengan landasan moral yang
religius Gilley Dan Eggland (1989) mendefinisikan profesi sebagai bidang usaha manusia
berdasarkan pengetahuan, dimana keahlian dan pengalaman pelakunya diperlukan oleh
masyarakat.

Sedangkan menurut De George,


Profesional adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup
dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang
profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu
atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara
orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senangsenang, atau
untuk mengisi waktu luang.

Pemahaman Profesional:
Seseorang yang melakukan suatu (kegiatan, aktivitas, usaha, pekerjaan) yang dilakukan untuk
mendapatkan (nafkah, kesenangan) atau memberi (konstribusi) dengan mengandalkan (keahlian,
keterampilan, kemahiran) yang tinggi dengan melibatkan komitmen pribadi (moral) yang
mendalam.
 
Profesionalisme:
Lebih mengarah pada (spirit, jiwa, sikap, karakter, semangat, nilai) yang dimiliki dari seorang
yang profesional.
 
Tanpa profesionalisme sebuah institusi, sebuah organisasi, sebuah perusahaan tidak akan
bertahan lama dan langgeng, karena jiwa profesionalisme inilah yang menghidupkan setiap
aktivitas-aktivitas yang ada didalamnya. Julukan profesional sebenarnya bukan label yang kita
berikan untuk diri sendiri melainkan penilaian orang lain atas kinerja dan peforma yang kita
tampilkan.
 
7 Strategi menjadi Pribadi yang profesional:
 
1. Kembangkan keahlian (Expert)
Untuk menjadi seorang yang profesional tidak cukup hanya lewat pendidikan formal, diperlukan
lebih dari sekedar gelar akademis. Kita perlu melalui proses pembelajaran dan pengembangan
diri yang terus menerus. Kita harus menggali potensi dan kemampuan kita dan terus
dikembangkan sampai kita menjadi ahli. Fokus pada kekuatan kita dan bukan pada kelemahan
kita, lakukan eksplorasi (organisasi sebagai sarana), sadari setiap kita punya keunikan dan
kekhususan jadi kita perlu inves waktu untuk mengembangkannya. Hal ini butuh ketekunan,
usaha, kerja keras, kemauan yang kuat dan inisiatif. Terus tingkatkan pemahaman kita lewat
seminar, buku, audio, latihan.
 
2. Mahir membangun hubungan (Relationship)
Kemampuan kita membangun hubungan (bersosialisasi) dengan orang lain sangat menentukan
keberhasilan kita dalam kehidupan. Ini berlaku dalam setiap aspek kehidupan seperti: pergaulan,
organisasi, dunia usaha, pekerjaan, keluarga. Makanya tidak heran sejumlah studi ilmiah
menyimpulkan 85% kunci sukses ditentukan bukan dari keahlian/keterampilan teknis melainkan
kemahiran dalam menjalin hubungan baik dengan orang lain. Bila anda ingin menjadi seorang
yang profesional dalam hidup ini, apapun tujuan dan bidang yang anda pilih, anda harus belajar
membina hubungan yang baik dengan orang banyak dari berbagai kalangan. Karena masyarakat
mungkin masih bisa menerima orang yang tidak punya keahlian khusus tapi mereka sulit
menerima orang yang tidak bisa berhubungan baik dengan orang lain.
 
3. Tingkatkan kemampuan berkomunikasi (Communicator)
Seberapa jauh dan dalamnya suatu hubungan dapat terjalin ditentukan oleh komunikasi. 90%
penyebab hancurnya suatu hubungan pernikahan, pertemanan, organisasi, bisnis, diakibatkan
komunikasi yang salah. Komunikasi yang baik harus bersifat dua arah. Seorang komunikator
yang handal adalah seorang pendengar yang baik. Seorang yang profesional harus mampu
mengkomunikasikan suatu hal dengan jelas dan tepat pada sasaran.
 
4. Hasilkan yang terbaik (Excellent)
Seorang profesional sejati akan selalu berusaha menghasilkan karya yang berkualitas tinggi dan
kinerja yang maksimal. “Profesional don’t do different thing, they do thing differently”. Untuk
menjadi profesional kita harus terus mencoba memberikan dan mengerjakan lebih dari apa yang
diharapkan. Waktu kita lakukan suatu kegiatan, project, kerjaan, tugas hasilkan yang terbaik.
Jangan puas dengan rata-rata kejar hasil yang excellent. Lakukan yang terbaik hari ini untuk
bayaran hari esok. Pikirkan selalu (Mindset) apa yang dapat saya lakukan untuk add value bukan
apa yang saya bisa peroleh.
 
5. Berpenampilan menarik (Good Looking)
First impression is very important! Karena orang akan menilai kita 10 detik pertama apakah
mereka bisa menerima kita atau tidak. Sama halnya kalau kita mau beli barang lihat packaging
dulu, mau nonton film lihat preview dulu, mau masuk toko lihat dekor yang paling menarik.
Penampilan menarik tidak harus mahal, anda hanya perlu kreatifitas dalam menata penampilan
diri anda.
 
6. Kehidupan yang seimbang (Balance of life)
Seorang profesional harus mampu atur prioritas dan menjalankan berbagai peran. Setiap kita
mungkin memiliki banyak peran dalam hidup ini seperti: sebagai anak, ayah, anggota organisasi,
ketua, sales, karyawan. Kita harus dapat berfungsi dengan benar sesuai dengan peran yang kita
jalankan jangan sampai tercampur aduk. Hidup ini harus dijaga agar seimbang dalam berbagai
aspek.
 
7. Memiliki nilai moral yang tinggi (Strong Value)
Untuk menjadi seorang yang profesional sejati kita harus memiliki nilai moral yang tinggi. Hal
ini yang akan membedakan setiap kinerja, usaha, karya dan kegiatan yang kita lakukan dengan
orang lain. Sementara orang lain kompromi, menggunakan cara-cara yang tidak etis untuk
mencapai tujuannya kita tetap berpegang pada prinsip yang benar. Diluar sana ada begitu banyak
cara-cara pintas dan penyimpangan yang terjadi, oleh karena itu kita harus mampu
mempertahankan sikap profesionalisme. Perlahan-lahan masyarakat akan menyadari bahwa anda
berbeda dengan yang lainnya.
 

Profesionalisme dapat diartikan suatu watak yang diwujudkan dalam suatu tingkah laku,
suatu tujuan dalam menjalankan profesi yang akan menghasilkan kualitas terbaik dari
pekerjaannya.

Ada beberapa ciri profesionalisme, yaitu: a. Profesionalisme menghendaki sifat mengejar


kesempurnaan hasil (perfect result), sehingga kita di tuntut untuk selalu mencari
peningkatan mutu. b. Profesionalisme memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja
yang hanya dapat diperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan. c. Profesionalisme
menuntut ketekunan dan ketabahan, yaitu sifat tidak mudah puas atau putus asa sampai
hasil tercapai. d. Profesionalisme memerlukan integritas tinggi yang tidak tergoyahkan
oleh “keadaan terpaksa” atau godaan iman seperti harta dan kenikmatan hidup. e.
Profesionalisme memerlukan adanya kebulatan fikiran dan perbuatan, sehingga terjaga
efektivitas kerja yang tinggi. Komponen-Komponen yang sangat diperlukan dalam
menjalankan kompetensi Profesional, antara lain : a. Kompetensi Individu yang meliputi
inisiatif, dipercaya, motivasi, dan kreatif

Anda mungkin juga menyukai