Anda di halaman 1dari 104

LAPORAN AKHIR

KULIAH KERJA NYATA TEMATIK (KKN-T)


PERIODE I TAHUN 2020

STRATEGI PEMERINTAH KABUPATEN PULANG PISAU DALAM


PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TERHADAP PENANGGULANGAN
KEBAKARAN LAHAN GAMBUT DI DESA PILANG

Oleh :
KELOMPOK G-06
NAMA NIM
Restu Yudhono GAB 116 023 (Koordinator)
Zainaf GAB 116 042 (Sekretaris)
Rosalita Cristin Sarungu GAB 116 064 (Bendahara)
Mia Sasmita GAB 116 037 (Anggota)
Maxdon Manalu GAB 116 122 (Anggota)
Putri Cahaya Purba GAB 116 005 (Anggota)
Kamiadi Pebrianus GAB 116 069 (Anggota)
Saputri Ahengni GAB 116 033 (Anggota)
Dafrosa Margaretha Telaumbanua GAB 116 014 (Anggota)
Sri Oktinar Dearni Saragih GAB 116 034 (Anggota)
Muhammad Al Fahri GAB 116 094 (Anggota)
Rahmad Agus Burhanudin GAB 116 106 (Anggota)
Sumarwan GAB 116 052 (Anggota)
Dwi Nurhasanah GAB 116 011 (Anggota)
Dina Marlena GAB 116 091 (Anggota)

Dosen Pembimbing : Suprayitno, S.AN., M.A.P


NIP.19900101 201803 1 001

LEMBAGA PENELITIAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kegiatan : Strategi Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau


Dalam Pemberdayaan Masyarakat Terhadap
Penanggulangan Lahan Gambut Di Desa Pilang
Kelompok : G-06
Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Presentase Tanggal : Juli 2020

Palangka Raya, 10 Juli 2020

Mengetahui,
Dosen Pembimbing Ketua Kelompok

Suprayitno, S.AN., M.AP Restu Yudhono


NIP.19900101 201803 1 001 NIM. GAB 116 023

Mengetahui :
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
UPR Ketua,

Dr. Ir. Aswin Usup, M.Sc


NIP. 19670427 199303 1 002

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas kehadirat-Nya lah kami
dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T)
Periode I Tahun 2020 dengan Judul “Strategi Pemerintah Kabupaten Pulang
Pisau dalam Pemberdayaan Masyarakat Terhadap Penanggulangan
Kebakaran Lahan Gambut di Desa Pilang” ini tepat pada waktunya.

Laporan ini telah kami susun dengan maksimal dengan harapan semoga
apa yang disampaikan dalam laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan bagi para pembaca mengenai keadaan Desa Pilang agar kedepannya apa
yang sudah diupayakan dapat mendapatkan perhatian berkelanjutan.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami meyakini


masih banyak kekurangan dalam laporan ini. Tak ada gading yang tak retak, oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi perbaikan laporan ini.

Palangka Raya, Juni 2020

Kelompok G-06

ii
RINGKASAN

Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah salah satu pilar perguruan tinggi dalam
program pengabdian masyarakat yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa, untuk
menerapkan prinsip kerjasama kelompok dari berbagai bidang kompetensi
akademik. Mahasiswa dilatih untuk mampu melakukan kerjasama dalam
kelompok dari berbagai bidang keilmuan, sehingga menjadi bersinegri dan
menjadi kekuatan besar pada saatnya nanti bagi bangsa Indonesia.
Kuliah Kerja Nyata merupakan wujud implementasi pengabdian kepada
masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa secara interdisipliner, institusional,
dan kemitraan sebagai salah satu bentuk kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi.
Pelaksanaan program dan kegiatan KKN harus seiring dengan kemajuan zaman
dan dinamika masyarakat maupun pemerintah, maka program KKN di Universitas
Palangka Raya (UPR) mulai tahun 2020 ini diarahkan pada pola KKN Tematik
(KKN-T) yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat dan keunggulan lokal.
Perencanaan dan pelaksanaan program kerja KKN-T ini merupakan langkah awal
dalam melaksanakan kegiatan dalam bentuk pemberdayaan masyarakat. Beberapa
program yang dilaksanakan yaitu; (1) Memberikan sosialisasi mengenai
pengelolaan lahan gambut serta penanggulangan kebakaran hutan dan lahan dalam
bentuk video kepada masyarakat. (2) Pemberian bibit buah-buahan. (3)
Pemasangan spanduk larangan membakar hutan dan lahan.
Secara umum hasil kegiatan ini telah sesuai dengan progaram KKN-T
yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Universitas Palangka Raya (UPR). Kami
menemui hambatan dan halangan pada beberapa kegiatan KKN-T. Penanganan
yang kami lakukan dengan berkoordinasi dengan anggota kelompok, pemerintah
desa. pihak yang terkait, dan pihak masyarakat sehingga diperoleh solusi sesuai
harapan dan sedapat mungkin tidak menggangu jadwal kegiatan sehingga program
tetap dapat berajalan dengan optimal dan terkoordinir.

iii
DAFTAR ISI

Halaman Depan
Lembar Pengesahan.............................................................................................i
Kata Pengantar.....................................................................................................ii
Ringkasan.............................................................................................................iii
Daftar Isi...............................................................................................................iv
Daftar Tabel.........................................................................................................vi
Daftar Gambar......................................................................................................vii
Daftar Lampiran...................................................................................................viii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang dan Permasalahan....................................................1
1.2. Tujuan Penyelenggaraan KKN-T......................................................4
1.3. Kegunaan...........................................................................................4
BAB II. TINJAUAN TEORITIS
2.1. Pengertian Strategi............................................................................5
2.2. Tipe-Tipe Strategi.............................................................................5
2.3. Pengertian Pemerintahan Daerah......................................................6
2.4. Pemberdayaan Masyarakat................................................................8
2.5. Strategi Pemberdayaan Masyarakat..................................................9
2.6. Partisipasi Masyarakat.......................................................................10
2.7. Lahan Gambut...................................................................................11
2.8. Penelitian Terdahulu.........................................................................14
BAB III METODOLOOGI PELAKSANAAN KKN TEMATIK
3.1. Waktu dan Tempat............................................................................17
3.2. Metode Dasar Pelaksanaan................................................................17
3.3. Alat dan Bahan yang Digunakan.......................................................18
3.4. Pihak yang Terlibat...........................................................................19
3.5. Cara Pengumpulan Data....................................................................19
3.6. Bentuk Pasrtisipasi Masyarakat........................................................19
3.7. Output yang Dapat Dicapai...............................................................19
iv
DAFTAR ISI
3.8. Tindak Lanjut Kegiatan.....................................................................20
BAB IV. KEADAAN UMUM LOKASI
4.1. Letak Administratif dan Geografis....................................................21
4.2. Struktur Pemerintahan.......................................................................24
4.3. Batas Wilayah...................................................................................28
4.4. Tata Guna Lahan...............................................................................29
4.5. Keadaan Penduduk (Jenis Kelamin, Usia, Pendidikan, Agama, Tenaga
Kerja...................................................................................................30
4.6. Keadaan Infrastruktur (Kelembagaan Sosial, Jalan, Jembatan,
Perdagangan, Angkutan)...................................................................47
BAB V. HASIL PENYELENGGARAAN KKN TEMATIK
5.1. Laporan Kemajuan
5.1.1. Rencana Program dan Pembagian Tim...................................60
5.1.2. Kondisi Awal Lokasi dengan Foto-foto Kegiatan...................60
5.1.3. Permasalahan yang Ditemukan...............................................71
5.1.4. Hubungan Tema dengan Judul yang Dipilih...........................71
5.2. Laporan Akhir
5.2.1. Pelaksanaan Kegiatan..............................................................72
5.2.2. Peran dan Partisipasi Masyarakat............................................73
5.2.3. Faktor Pendukung dan Penghambat........................................73
5.2.4. Upaya Mengatasi Masalah......................................................74
5.2.5. Keberhasilan Program.............................................................75
BAB VI. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
6.1. Kesimpulan........................................................................................76
6.2. Rekomendasi.....................................................................................76

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Informasi Geografis Desa Pilang............................................................22


Tabel 2. Orbitasi Desa Pilang................................................................................23
Tabel 3. Sejarah Pemerintahan dan Kepemimpinan Desa Pilang.........................27
Tabel 4. Klasifikasi Jumlah Penduduk Berdasarkan Wilayah...............................30
Tabel 5. Klasifikasi Jumlah Pendudukan Berdasarkan Kriteria Sejahtera............31
Tabel 6. Klasifikasi Penduduk Tahun 2020..........................................................32
Tabel 7. Jumlah KK Pertahun...............................................................................34
Tabel 8. Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia...............................35
Tabel 9. Klasifikasi Berdasarkan Usia.................................................................36
Tabel 10. Daftar Tenaga Pengajar / Pendidik Desa Pilang...................................38
Tabel 11. Data dan Jumlah Murid dan Siswa di SDN Pilang-1............................39
Tabel 12. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan..........................................39
Tabel 13. Data Kependudukan Berdasarkan Agama dan Kepercayaan
Tahun 2020............................................................................................................41
Tabel 14. Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Sebaran Wilayah......43
Tabel 15. Mata Pencaharian Masyarakat Desa Pilang..........................................45
Tabel 16. Kelembagaan Sosial Formal Desa Pilang.............................................48
Tabel 17. Kelembagaan Sosial Non Formal Desa Pilang......................................53
Tabel 18. Daftar Aset Desa...................................................................................54
Tabel 19. Industri Pengelolaan di Desa.................................................................57

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Administrasi Kabupaten Pulang Pisau.........................................21


Gambar 2. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Pilang.......................25
Gambar 3. Struktur Organisasi Badan Permusyawaratan Desa Pilang.................26
Gambar 4. Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Wilayah.....................................31
Gambar 5. Klasifikasi Jumlah Penduduk..............................................................33
Gambar 6. Jumlah Penduduk per Tahun...............................................................34
Gambar 7. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia...................................................37
Gambar 8. Penduduk Berdasarkan Pendidikan.....................................................40
Gambar 9. Data Kependudukan Berdasarkan Agama dan Keyakinan..................42
Gambar 10. Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian......................44
Gambar 11. Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan...................................46

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. LPJ Kegiatan KKN-T Kelompok G-06............................................77


Lampiran 2. Foto-Foto Kegiatan Pelaksanaan KKN-T Kelompok G-06..............80

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Dan Permasalahan

Ekosistem lahan gambut mempunyai peran penting dalam penyimpanan


unsur karbon di permukaan bumi ini. Indonesia beruntung memiliki luas lahan
gambut terluas ke-4 di dunia ini, yaitu sekitar 14,9 juta hektar. Keberadaan lahan
gambut saat ini terancam oleh pertambahan penduduk yang menuntut alih fungsi
lahan gambut menjadi lahan pertanian atau pemukiman. ini akan memaparkan
salah satu upaya pemerintah, melalui Badan Restorasi Gambut, dalam merangkul
pihak masyarakat sekitar lahan gambut di Provinsi Kalimantan Tengah untuk
lebih menjaga keberadaan ekosistem lahan gambut disana. Upaya tersebut
memerlukan informasi mengenai persepsi masyarakat di wilayah lahan gambut
dalam pengelolaan lahan gambut ini sekarang dan masa yang akan datang. Hasil
analisis menunjukkan bahwa diperlukan sosialisasi yang lebih gencar untuk
melaksanakan program pengelolaan lahan gambut secara bekelanjutan kepada
masyarakat Kalimantan Tengah. Melihat luasnya areal gambut yang rusak atau
terancam rusak itu. Pada Tahun 2016 Pemerintah membentuk Badan Restorasi
Gambut (BRG) melalui Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2016 tentang Badan
Restorasi Gambut.

Restorasi pada lahan gambut yang telah rusak perlu dilakukan dengan
perencanaan yang baik dan hati-hati. Untuk memperkuat upaya restorasi tersebut,
diperlukan suatu basis data berupa sistem tenurial masyarakat, kondisi sosial
ekonomi, data spasial dan tata kelola gambut masyarakat. Basis data ini berada
dalam skema Desa Peduli Gambut, yaitu kerangka program untuk intervensi
pembangunan pada desa-desa/kelurahan di dalam dan sekitar.

Badan Restorasi Gambut juga mengakui bahwa langkah penting dalam


memulihkan gambut adalah dengan memberikan akses ke masyarakat untuk bisa
memanfaatkan lahan gambut dan mendapat keuntungan ekonomi selain juga
menjaga agar tidak dibakar. Salah satu langkah yang bisa ditempuh untuk
melindungi lahan gambut sekaligus memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat di

1
2

sekitar gambut tersebut adalah lewat metode bio-cyclo-farming, yang


menggabungkan pertanian, peternakan, sambil mempertahankan lahan gambut.

Program Desa Peduli Gambut meliputi kegiatan fasilitasi pembentukan


kawasan perdesaan, perencanaan tata ruang desa dan kawasan perdesaan,
identifikasi dan resolusi konflik, pengakuan dan legalisasi hak dan akses,
kelembagaan untuk pengelolaan hidrologi dan lahan, kerja sama antar desa,
pemberdayaan ekonomi, penguatan pengetahuan lokal dan kesiapsiagaan
masyarakat desa dalam menghadapi bencana kebakaran gambut. Agar program
dan tujuan BRG tepat sasaran, Desa Peduli Gambut (DPG) membutuhkan data
profil desa yang tidak hanya berupa peta (spasial), melainkan juga non spasial
(Profil manusia dari segi sosial, ekonomi dan potensi-potensi lainnya).

Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) yang ada di Kalimantan Tengah salah


satu desanya adalah Desa Pilang, yang terletak di Kecamatan Jabiren Raya,
Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah. Lahan gambut memiliki
fungsi ekosistem yang sangat penting. Ada 4 fungsi utama kawasan gambut yaitu:
1) gambut sebagai penyerap karbon, 2) gambut sebagai penyangga air, 3) gambut
sebagai tempat hidup berbagai jenis flora dan fauna yang unik, dan 4) gambut
sebagai tempat mencari mata pencaharian bagi masyarakat yang tinggal
disekitarnya.

Pasca kebakaran tahun 2015, Desa Pilang mengalami kebakaran lahan dan
hutan gambut yang cukup luas dan memberikan kerugian material dan non
material yang mempengaruhi mata pencaharian masyarakat. Masyarakat yang
mayoritas memiliki kebun karet yang berada pada areal gambut tipis mengalami
dampak secara langsung karena terbakarnya kebun yang dimiliki. Areal lahan
pertanian yang biasanya digunakan untuk menanam padi gunung atau padi lokal
menjadi lahan semak belukar yang ditumbuhi tumih dan galam karena tidak
ditanami kembali, dan sebagian mulai beralih fungsi menjadi lahan perkebunan
sengon dan sebagian besar terjadi peralihan kepemilikan ke masyarakat luar Desa
Pilang karena ketidakmampuan dalam pengelolaan.
Strategi yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau dalam
Pemberdayaan Masyarakat Terhadap Penanggulangan Lahan Gambut di Desa
Pilang belum terlihat. Hasil observasi sementara kelompok dapat disimpulkan
bahwa Desa Pilang pernah menerima bantuan dari Badan Restorasi Gambut
berupa pemberian bibit sengon yang tenryata dinilai masyarakat itu sangat efektif
jika ditanam di tanah liat namun jika di tanam di lahan gambut itu dapat
mengakibatkan daun sengon rontok pada usia tertentu, dan dengan sengon
tersebut menunjang perekomian masyarakat setempat namun masyarakat tidak
diberikan edukasi terkait pembudidayaan bibit sengon ini serta bantuan dari pihak
TNI berupa petak sawah yang tidak berhasil dikarenakan tingginya kadar air
dalam tanah gambut. Masyarakat setempat berharap Pemerintah Kabupaten
Pulang Pisau khususnya dapat memperhatikan untuk pemberdayaan masayarakat
di Desa Pilang dengan memberikan bantuan berupa tanaman buah-buahan yang
mana hasil dari tanaman tersebut dapat membantu perekomian masayarakat
setempat dan masyarakat juga berharap hasil dari pertanian buah-buahan tersebut
dapat dikelola oleh BumDes Pilang untuk dapat didistribusikan menjadi pakan
orang utan di penangkaran orang utan.

Program kegiatan yang ingin kelompok lakukan pada saat KKN-T Periode I
Tahun 2020 yaitu pemberian bibit buah-buahan dan membuat sebuah video yang
berisikan edukasi terkait lahan gambut serta larangan membakar hutan dan lahan
dan ajakan agar masyarakat dapat melestarikan lahan gambut kelompok lakukan
di Desa Pilang Kecamatan Jekan Raya Kabupaten Pulang Pisau.
1.2. Tujuan Penyelenggaraan KKN-T
Tujuan pelaksanaan KKN-T Periode I tahun 2020 dibagi menjadi tujuan
umum dan tujuan khusus, sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
 Terbentuknya alumni UPR yang mampu memetakan masalah yang dihadapi
oleh masyarakat dalam pembangunan desa.
 Menumbuhkan jiwa kepemimpinan yang peduli terhadap fenomena social.
 Mendekatkan Universitas Palangka Raya kepada masyarakat.
 Membantu pemerintah dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan
masayarkat.

2. Tujuan Khusus
 Membantu mengarahkan masyarakat untuk memecahkan permasalahan desa.
 Membantu masayarakat berpartisipasi terhadap penanggulangan kebakaran
lahan gambut.
 Upaya membentuk desa-desa binaan KKN Universitas Palangka Raya.
 Membantu meningkatkan kemampuan produk yang dihasilkan oleh
masyarakat bersaing dalam pemasaran.

1.3. Kegunaan
Dengan diadakannya kegiatan ini dapat menghasilkan sarjana yang
mampu menghayati permasalahan masyarakat dalam pembangunan dan mampu
memecahkannya secara pragmatis, menghasilkan siswa-siswi yang berpendidikan,
cerdas dan sehat. Menciptakan lingkungan yang bersih dari asap kebakaran lahan
gambut dan meningkatkan masyarakat terhadap kelesatarian lingkungan.
BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1. Pengertian Strategi


Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai
sasaran khusus dan saling hubungan dalam waktu dan ukuran. Secara umum
strategi merupakan suatu upaya atau cara untuk mencapai sebuah tujuan tertentu,
dan merupakan suatu rencana jangka panjang dalam mencapai tujuan (B.N.
Marbun dalam Jova Jalinsri 2015: 3).

Menurut David F.R Dalam Suprayitno et al (2009:230) Management


Strategi adalah seni pengetahuan dalam merumuskan, menerapkan dan
mengevaluasi keputusan lintas fungsional dengan tujuan untuk mencapai tujuan
yang ditentukan

Jain dalam Diota Prameswari (2014:1411) menyebutkan Setiap organisasi


membutuhkan strategi manakala menghadapi situasi :
a. Sumber daya yang dimiliki terbatas
b. Ada ketidakpastian mengenai kekuatan bersaing organisasi
c. Komitmen terhadap sumber daya tidak dapat diubah lagi
d. Keputusan-keputusan harus dikoordinasikan antar bagian sepanjang waktu
e. Ada ketidakpastian mengenai pengendalian inisiatif.

Dapat dikatakan bahwa strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang


berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah
aktivitas dalam kurun waktu tertentu.

2.2. Tipe-Tipe Strategi


Setiap organisasi pasti memiliki strategi untuk mencapai suatu tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Tipe strategi yang digunakan dalam suatu
organisasi tidaklah sama. Ada beberapa strategi yang digunakan dalam suatu
organisasi untuk mencapai suatu tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Berikut
tipe-tipe strategi (Jack Kooten dalam Kasmira 2020: 13), sebagai berikut:

5
6

1. Corporate Strategy (Strategi Organisasi)


Strategi ini berkaitan dengan perumusan misi, tujuan, nilai-nilai dan
inisiatif- inisiatif strategi yang baru. Pembatasan-pembatasan diperlukan
yaitu mengenai apa yang dilakukan dan untuk siapa.
2. Program Strategy (Strategi Program)
Strategi ini lebih memberi perhatian pada implikasi-implikasi strategi dari
program tertentu. Kira-kira apa dampaknya apabila suatu program tertentu
dilancarkan atau diperkenalkan (apa dampaknya bagi sasaran organisasi).
3. Resource Support Strategy (Strategi Pendukung Sumber Daya)
Strategi sumber daya ini memusatkan perhatian pada memaksimalkan
sumber-sumber daya esensial yang tersedia guna meningkatkan kualitas
kinerja organisasi.Sumber daya itu dapat berupa tenaga, keuangan,
teknologi, dan sebagainya.
4. Institusional Strategy (Strategi Kelembagaan)
Fokus dari strategi institusional ialah mengembangkan kemampuan
organisasi untuk melaksanakan inisiatif-inisiatif strategi.

2.3. Pengertian Pemerintahan Daerah


Secara etimologis pemerintah berasal dari kata pemerintah yaitu sebagai
berikut:
a. Perintah adalah perkataan yang bermaksud menyruh melakukan sesuatu.
b. Pemerintah adalah kekuasaaan perintah suatu negara, daerah atau badan yang
tertinggi yang memerintahkan suatu negara, contohnya seperti kabinet.
c. Pemerintah adalah manajemen tata kelola pemerintahan yang dilakukan oleh
pemerintah dan lembaga yang terkait guna mencapai tujuan negara tersebut.

Pemerintah berasal dari kata perintah yaitu perkataan, yang bermaksud


menyuruh melakukan sesuatu (Pranadjaja dalam, Noor Hayati 2019:9152).
Sedangkan pemerintah adalah orang, badan atau aparat yang mengeluarkan atau
memberi perintah .
Pemerintah dalam arti sempit yaitu perbuatan memerintah yang dilakukan
oleh eksekutif, yaitu presiden dibantu oleh para menterinya dalam rangka
mencapai tujuan negara. Sedangkan pemerintah dalam arti luas adalah perbuatan
memerintah yang dilakukan oleh legislatif, eksekutif, dan yudikatif dalam rangka
mencapai tujuan pemerintahan negara. Kepala daerah memiliki peran penting
untuk membawa manajemen pemerintah daerah sejalan dengan visi dan misi
sebagai target yang ingin dicapai (Suprayitno, 2018:246).
Selanjutnya, Daerah adalah lingkungan pemerintah : wilayah, daerah
diartikan sebagai bagian permukaan bumi; lingkungan kerja pemerintah, wilayah;
selingkup tempat yang dipakai untuk tujuan khusus. Berdasarkan Pasal 18 Ayat
(1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah
provinsi dibagi atas kabupaten dan kota. Daerah provinsi, kabupaten dan kota
mempunyai pemerintah daerah yang diatur dengan Undang-Undang No. 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Kemudian pada Pasal 1 Angka 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
Tentang Pemerintahan Daerah, menyatakan bahwa Pemerintahan daerah adalah
penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pemerintah daerah yang merupakan sub-sistem dari sistem
penyelenggaraan pemerintahan nasional memiliki kewenangan untuk mengatur
dan mengurus rumah tangganya sendiri. Kewenangan untuk mengatur dan
mengurus rumah tangga ini mengandung tiga hal utama didalamnya, yaitu:
pertama, Pemberian tugas dan wewenang untuk menyelesaikan suatu kewenangan
yang sudah diserahkan kepada Pemerintah Daerah; kedua, Pemberian
kepercayaan dan wewenang untuk memikirkan, mengambil inisiatif dan
menetapkan sendiri cara- cara penyelesaian tugas tersebut; dan ketiga, dalam
upaya memikirkan, mengambil inisiatif danmengambil keputusan tersebut
mengikutsertakan masyarakat baik
secara langsung maupun DPRD. Pemberian kewenangan pemerintah daerah untuk
menyelenggarakan pemerintahannya, dilaksanakan melalui suatu proses yang
disebut desentralisasi kepada daerah-daerah otonom atau dikenal dengan otonomi
daerah. Desentralisasi memiliki dua bentuk yaitu politik dan administratif.

2.4. Pemberdayaan Masyarakat


Secara etimologis pemberdayaan berasal dari kata dasar “daya” yang
berarti kekuatan atau kemampuan. Bertolak dari pengertian tersebut maka
pemberdayaan dapat dimaknai sebagai suatu proses menuju berdaya, atau proses
untuk memperoleh daya/ kekuatan/ kemampuan, dan atau proses pemberian daya/
kekuatan/ kemampuan dari pihak yang memiliki daya kepada pihak yang kurang
atau belum berdaya. Berkenaan dengan pemaknaan konsep pemberdayaan
masyarakat, Winarni mengungkapkan bahwa inti dari pemberdayaan adalah
meliputi tiga hal yaitu pengembangan (enabling), memperkuat potensi atau daya
(empowering), terciptanya kemandirian (Tri Winarni dalam, Fandayani Kapita
2017: 4).

Konsep pemberdayaan masyarakat desa dapat dipahami juga dengan tiga


cara (Sutoroko dalam, Mikhael Wurangian 2018: 4) yaitu sebagai berikut:
1. Pemberdayaan dimaknai dalam konteks menempatkan posisi masyarakat.
posisi masyarakat bukanlah obyek penerima manfaat yang bergantung pada
pemberian pihak luar seperti pemerintah, melainkan dalam posisi sebagai
subyek yang berbuat secara mandiri.
2. Pemberdayaan adalah bagian dari paradigma pembagunan yang
memfokuskan perhatiannya kepada semua aspek yakni mulai dar aspek
intelektual, sumber daya manusia, aspek material dan fisik, dan aspek
manajerial. Aspek-aspek tersebut juga dikembangkan menjadi aspek sosial
budaya, ekonomi, politik, keamanan dan lingkungan.
3. Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk menciptakan atau
meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun
berkelompok.

Menurut Undang-undang No. 6 Tahun 2014 Pasal 12 Tentang desa,


pemberdayaan masyarakat desa adalah upaya pengembangan kemandirian dan
kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap,
keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya
melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan dan pendampingan yang sesuai
dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat desa.
Pemberdayaan masyarakat bisa dilakukan oleh banyak elemen seperti
pemerintah, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, pers, partai politik,
aktor masyarakat sipil, atau oleh organisasi masyarakat lokal sendiri.
Terdapat enam dimensi pengembangan atau pemberdayaan masyarakat
dan dimensi tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain (Jim Ife dan Frank
Tegoriero dalam Sri Widayanti 2012:91) yaitu sebagai berikut:
1. Pengembangan sosial
2. Pengembangan ekonomi
3. Pengembangan politik
4. Pengembangan budaya
5. Pengemabangan lingkungan
6. Pengembangan persoanal

Dalam situasi tertentu, tidak semua dimensi ini akan memiliki prioritas
yang setara. Masyarakat manapun akan mengembangkan ke-enam dimensi
tersebut untuk level-level yang berbeda.

2.5. Strategi Pemberdayaan Masyarakat


Strategi atau kegiatan yang dapat diupayakan untuk mencapai tujuan
pemberdayaan masyarakat yang dapat menjadi pertimbangan untuk dipilih dan
kemudian diterapkan (Usman dalam, Staf Pengajar FIS UNY 2011:2) Antara
Lain:
a. Strategi 1: Menciptakan Iklim, Memperkuat Daya, dan Melindungi.
Dalam upaya memberdayakan masyarakat dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu:
1) Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat
berkembang (enabling).
2) Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat (empowering).
3) Memberdayakan mengandung pula arti melindungi.

b. Strategi 2 : Program Pembangunan Pedesaan


Pemerintah di negara-negara berkembang termasuk Indonesia telah
mencanangkan berbagai macam program pedesaan, yaitu:
1) Pembangunan pertanian
2) Industrialisasi pedesaan
3) Pembangunan masyarakat desa terpadu,
4) Strategi pusat pertumbuhan

2.6. Partisipasi Masyarakat


Peningkatan partisipasi masyarakat merupakan salah satu bentuk
pemberdayaan masyarakat secara aktif yang berorientasi pada pencapaian hasil
dari kegiatan atau program yang dilakukan dalam masyarakat pedesaan (Roharjo
Adisasmita dalam Mustanir 2017:250). Pemberdayaan masyarakat adalah upaya
pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya masyarakat secara lebih efektif dan
efesien, baik dari:
a. Aspek input (SDM, dana, data, rencana, sarana, dan teknologi)
b. Aspek proses ( pelaksanaan, monitoring, dan pengawasan)
c. Aspek output (pencapaian sasaran, efektifitas, dan efisiensi.

Penyusunan rencana program kegiatan secara terarah dan sesuai dengan


kebutuhan masyarakat dan pelaksanaan program secara efektif dan efisien,
berarati distribusi dan alokasi jenis-jenis kegiatan dapat dilaksanakan secara
optimal (Diana
Conyers dalam Haryadi 2016: 170) ada tiga alasan mengapa partisipasi
masyarakat dalam pemberdayaan yaitu:
1. Partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi
mengenai kondisi, kebutuhan, dan sifat masyarakat setempat yang tanpa
kehadirannya suatu program atau proyek-proyek dari pemerintah akan
gagal.
2. Masyarakat akan lebih mempercayai program atau proyek dari pemerintah
jika dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaan. Karena mereka
akan lebih mengetahui seluk beluk program tersebut dan akan mempunyai
rasa memiliki terhadap program tersebut.
3. Partisipasi menjadi penting karena timbul anggapan bahwa merupakan suatu
hak demokrasi jika masyarakat dilibatkan dalam program tersebut.
Berangkat dari paparan diatas menunjukkan bahwa partisipasi dari
masyarakat dalam pelaksanaan sebuah program sangat diperlukan, karena
masyarakat pada yang akan melaksanakan program tersebut. Adanya keterlibatan
masyarakat dalam sebuah program pemberdayaan akan memungkinkan mereka
memiliki rasa tanggung jawab terhadap keberlanjutan program tersebut. Dengan
pendekatan partisipatif, diharapkan partisipasi, potensi, dan partisipasi masyarakat
dapat lebih tergali.

2.7. Lahan Gambut


Gambut secara harafiah diartikan sebagai tumpukan sisa tanaman yang
tertimbun dalam masa dari ratusan sampai bakan ribuan tahun. Menurut
Epistemologi gambut adalah material atau bahan organik yang tertimbun secara
alami dalam keadaan basah berlebihan atau jenuh air, bersifat tidak mampet dan
tidak atau hanya sebagian yang mengalami perombakan (Decomposed).
Lahan gambut merupakan suatu ekosistem lahan basah yang dibentuk oleh
adanya penimbunan atau akumulasi bahan organik di lantai hutan yang berasal
dari reruntuhan vegetasi di atasnya dalam kurun waktu lama. Akumulasi initerjadi
karena lambatnya laju dekomposisi dibandingkan dengan laju penimbunan
organik di lantai hutan yang basah atau tergenang. Seperti gambut tropis
lainnya,gambut di
Indonesia dibentuk oleh akumulasi residu vegetasi tropis yang kayaakan
kandungan lignin dan nitrogen.

2.7.1. Klasifikasi Lahan Gambut


Klasifikasi tanah gambut secara umum merupakan tanah organosol atau
histosol. Tanah organosol atau histosol adalah tanah yang memiliki lapisan bahan
organik dengan berat jenis dalam keadaan lembab < 0,1 g/cm3 dengan tebal > 60
cm atau lapisan organik dengan berat jenis > 0,1 g/cm3 dengan tebal > 40 cm.
Dachnowskii (1935) cit Darmawijaya (1990) membedakan klasifikasi tanah
organik menjadi tiga:
1. Tanah Gambut, mengandung bahan organik lebih dari 65%
2. Tanah Bergambut (peat soil), kandungan bahan organiknya antara 65% -
35%, dan
3. Tanah Humus, kandungan bahan organiknya antara 35% - 15%.

Menurut Najiyati et al. (1997) dan Muslihat (2003) lahan gambut dibagi
menjadi empat tipe berdasarkan kedalamannya, yaitu:

a. Lahan gambut dangkal, yaitu lahan dengan ketebalan gambut 50-100 cm,
b. Lahan gambut sedang, yaitu lahan dengan ketebalan gambut 100-200 cm.
c. Lahan gambut dalam, yaitu lahan dengan ketebalan gambut 200-300 cm dan
d. Lahan gambut sangat dalam, yaitulahan dengan ketebalan gambut lebih dari
300 cm.

Klasifikasi gambut berdasarkan kesuburannya dapat dibedakan menjadi tiga


yaitu:

a. Gambut eutrofik, merupakan gambut yang subur akan bahan mineral dan
basa- basa serta unsur hara lainnya. Hal ini di karenakan gambut eutrofik
biasanya menempati cekungan-cekungan kecil di rawa belakang sungai
sehingga mendapat kesuburan dari endapan sungai.
b. Gambut mesotrofik, merupakan gambut yang memiliki kandungan mineral
dan basa-basa yang sedang.
c. Gambut oligotrofik, merupakan gambut yang tidak subur karena miskin akan
mineral dan basa-basa. Gambut hemik dan saprik tergolong kedalam gambut
oligotrofik.

Berdasarkan lingkungan tempat terbentuk dan pengendapannya gambut di


Indonesia dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:

1) Gambut Ombrogen, dimana kandungan airnya hanya berasal dari air


hujan.Gambut jenis ini dibentuk dengan lingkungan pengendapan di mana
tumbuhan pembentuk yang semasa hidupnya hanya tumbuh dari air hujan,
sehingga kadar abunya adalah asli (inherent) dari tumbuhan itu sendiri.
2) Gambut topogen,dimana kandungan airnya hanya berasal dari air permukaan.
Jenis gambut ini diendapkan dari sisa tumbuhan yang semasa hidupnya
tumbuh dari pengaruh elemen yang terbawa oleh air permukaan tersebut.
Daerah gambut topogen lebih bermanfaat untuk lahan pertanian dibandingkan
dengan gambut ombrogen, karena gambut topogen relatif lebih banyak
mengandung unsur hara.

2.7.2 Upaya Penanggulangan Lahan Gambut Untuk Pencegahan Kebakaran


Hutan Dan Lahan

Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan masalah serius yang harus
dihadapi Indonesia setiap musim kemarau. Kebakaran hutan dan lahan sudah
menjadi bencana regional dan global karena dampaknya sudah menjalar ke
negara- negara tetangga. Gas-gas hasil pembakaran yang diemisikan ke atmosfer
(seperti CO2) tersebut telah berpotensi menimbulkan pemanasan global.

Demi terwujudnya kabupaten yang lestari, kebakaran hutan dan lahan


harus dicegah, tidak hanya sekedar dipadamkan. Kabupaten anggota LTKL yang
memilih komitmen pencegahan kebakaran hutan dan lahan telah memulainya
dengan berbagai program, seperti peningkatan kapasitas dan jumlah
Masyarakat Peduli
Api, serta pengembangan komoditas berkelanjutan yang bergantung dengan hutan
sekitar.

Salah satu program untuk pemanfaatan lahan gambut diantaranya dengan


menanam bibit sengon. Pengembangan tanaman sengon (Albizia chinensis) di
lahan gambut akan memberikan nilai tambah lebih bagi masyarakat setempat.
Secara alami sengon tumbuh di hutan di wilayah lembap dengan curah hujan
1.000-
5.000 mm per tahun. Pohon ini juga dapat tumbuh di hutan sekunder, di sepanjang
tepian sungai, dan di sabana, hingga ketinggian 1.800 meter di atas permukaan
laut.Sengon beradaptasi dengan di tanah-tanah miskin hara, ber-pH tinggi, atau
yang mengandung garam. Pohon ini juga tumbuh baik di tanah aluvial lateritik
dan tanah berpasir bekas tambang.

2.8. Penelitian Terdahulu

Nama Penulis dan


Tahun Hasil Penelitian
Judul Penelitian

Strategi Peran masyarakat dalam pencegahan dan


Pemberdayaan penanggulangan kebakaran lahan pertanian
Masyarakat Dalam
bergambut di Kalimantan Selatan melalui
Pencegahan Dan
Penanggulangan peningkatan kepedulian masyarakat, peningkatan

Kebakaran Lahan kemandirian dan kemitraan masyarakat, serta


2018
Pertanian Bergambut penumbuhkembangan ketanggapan masyarakat
Di Kalimantan
dalam pengawasan sosial.
Selatan
Faktor internal dan eksternal memengaruhi

pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan dan

penanggulangan kebakaran lahan pertanian.


Penulis : Hairi
Firmansyah dan
Mariani

Pengelolaan Wilayah Dengan melihat kondisi lapangan, sangat


Gambut Melalui direkomendasikan untuk melakukan suatu upaya
Pemberdayaan restorasi wilayah gambut di KHG Sungai
Masyarakan Desa Katingan
Pesisir Di Kawasan - Sungai Mentaya. Yaitu dengan melakukan
Hidrologis Gambut rewetting di areal gambut yang berkanal dan
Sungai Katingan pernah terjadi kebakaran. Revegetasi bagi
Dan Sungai Mentaya wilayah gambut yang tutupan vegetasinya sudah
Provinsi Kalimantan 2018 < 25%. Upaya restorasi juga harus dilakukan
Tengah dengan melibatkan masyarakat setempat.
Pembentukan desa-desa peduli gambut di sekitar
KHG Sungai Katingan - Sungai Mentaya akan
Penulis : Muhammad sangat efektif dalam upaya pengelolaan lahan
Ramdhan dan Zaenal gambut yang berkelanjutan di wilayah studi.
Arifin Siregar Terdapat 30 Desa yang tersebar di 6 Kecamatan
di lokasi kajian yang dapat dijadikan lokasi
pengelolaan wilayah gambut berkelanjutan bagi
KHG Sungai Katingan
- Sungai Mentaya di provinsi Kalimantan Tengah.
Analisis Budidaya 1. Dalam menganalisis budidaya dan produksi
Dan Produksi Kayu komponen yang digunakan pada PT.
Sengon Sebagai Perkebunan Nusantara XII (Persero) adalah
Bahan Baku kesesuaian lahan, persiapan lahan tanaman,
Plywood Untuk 2009 dan penegolahan komoditi kayu sengon.
Ekspor Pada Pt. Budidaya adalah penanaman kayu dengan
Perkebunan tujuan utamanya adalah untuk memperbaiki
Nusantara XII kondisi lingkungan disekitarnya.

(Persero)
2. Kegiatan produksi kayu sengon dimulai dari
pemanenan, penanganan pasca panen kayu
Penulis: Daniar Indah
sengon, dan penilaian tanaman kayu sengon.
Permata Putri
Pemanenan adalah memotong pohon tegakan
dan memotong batang menjadi bagian- bagian
(log) sesuai permintaan dengan tehnik khusus,
sehingga diperoleh produksi kayu dalam
jumlah optimal.
3. Budidaya kayu sengon yang dikembangkan
oleh PT Perkebunan Nusantara XII (Persero)
layak untuk dikembangkan. Hal ini
dikarenakan hasil yang diperoleh PT
Perkebunan Nusantara XII (Persero) dari
budidaya kayu sengon jauh lebih besar
dibandingkan jika investasi pada bank.
BAB III

METODOLOGI PELAKSANAAN KKN TEMATIK

3.1. Waktu dan Tempat


Pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata – Tematik (KKN-T)
Universitas Palangka Raya Periode I Tahun 2020 di Desa Pilang dari
tanggal 28 Mei 2020 sampai 30 Juni 2020.

3.2. Metode Dasar Pelaksanaan


Metode Dasar Pelaksanaan KKN-T Periode I Kelompok G-06 KHG
Sei Kahayan-Sei Sabangau Desa Pilang, Kecamatan Jabiren Raya,
Kabupaten Pulang Pisau menggunakan dua metode yaitu:
a) Study Literature
Studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan
metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta
mengelolah bahan penelitian. Studi literatur dilakukan dengan cara
menncari berbagai sumber tertulis, baik berupa buku-buku, arsip,
majalah, artikel, dan jurnal, atau dokumen-dokumen yang relevan
dengan permasalahan yang dikaji. Sehingga informasi yang didapat
dari studi kepustakaan ini dijadikan rujukan untuk memperkuat
argumentasi-argumentasi yang ada.

b) Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri
pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya
pada pengetahuan atau keyakinan pribadi (Sugiyono, 2016:157).
3.3. Alat dan Bahan yang Digunakan

Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan laporan :

Alat :
a. Laptop
b. Alat Tulis Kantor (ATK)
c. Printer

Bahan :

a. Buku
b. Kertas HVS
c. Peraturan Perundang-Undangan
d. Jurnal
e. Majalah
f. Artikel
g. Arsip
h. Dokumen-dokumen

Alat dan Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan program kerja :

Alat :

a. Cangkul
b. Polybag
c. Kayu
d. Spanduk

Bahan :

a. Bibit Buah-Buahan
3.4. Pihak yang Terlibat
Adapun pihak yang terlibat dakam pelaksanaan KKN-T kelompok G-06
yaitu:
a. Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)
b. Anggota Kelompok G-06
c. Kepala Desa Pilang/Aparatur Desa dan masyarakat Desa Pilang.

3.5. Cara Pengumpulan Data


Untuk memperoleh berbagai data mengenai Strategi Pemerintah
Kabupaten Pulang Pisau dalam pemberdayaan masyarakat terhadap
peanggulangan kebakaran lahan gambut di Desa Pilang. Maka adapun cara
pengumpulan data yang dilakukan oleh kelompok yaitu sebagai berikut:
a. Wawancara langsung kepada pihak terkait yaitu kepada Kepala Desa
Pilang/ aparatur Desa dan Kepada Masyarakat Desa Pilang.
b. Arsip, majalah, artikel, jurnal, dokumen-dokumen, media yang
digunakan oleh kelompok untuk mendukung data mengenai Strategi
Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau dalam pemberdayaan masyarakat
terhadap peanggulangan kebakaran lahan gambut di Desa Pilang.

3.6. Bentuk Partisipasi Masyarakat


Bentuk pastisipasi mayarakat Desa Pilang dalam penanggulangan
kebakaran hutan dan lahan yaitu dengan ikut serta dalam kelompok
Masyarakat Peduli Api (MPA) dan Masyarakt Pengelola Tabat (MPT).

3.7. Output yang Dapat Dicapai


Lahan gambut tetap terawat dan lestari dan dengan membudidayakan
buah- buahan dapat membantu perekonomian masyarakat setempat serta
mendukung program BumDes Pilang yaitu pemyediaan pakan orang utan.
3.8. Tindak Lanjut Kegiatan
Memberikan bantuan bibit buah-buaahan dan memberikan sosialisai
mengenai pengelolaan lahan gambut serta penanggulangan kebakaran
hutan dan lahan dalam bentuk video singkat kepada masyarakat.
BAB IV

KEADAAN UMUM LOKASI

4.1. Letak Administratif Dan Geografis

Lokasi Desa

Desa Pilang berada pada titik koordinat Lintang Selatan S02’29’14,3’ dan
Bujur Timur E.114’11’43,4’ dengan luas wilayah 33.113,36 Ha. Desa Pilang
terletak di tengah-tengah Ibukota Kabupaten Pulang Pisau dan Ibukota Provinsi
Kalimantan Tengah.

Gambar 1

Peta Adminisitrasi Kabupaten Pulang Pisau

21
22

Tabel 1

Wilayah Desa Pilang

Lintang S02’29’14,3’

Bujur E.114’11’43,4’

Batas Utara Desa Tumbang Nusa

Batas Timur Desa Lamunti Kapuas

Batas Selatan Desa Jabiren

Batas Barat Taman Nasional Sebangau

Luas Wilayah 33.113,36 Ha

Jarak dari Kecamatan 5 Km

Jarak dari Kabupaten 53 Km

Jarak dari Ibukota Provinsi 52 Km

Orbitasi Desa
Desa Pilang berada tepat diantara Ibukota Kabupaten Pulang Pisau dan
Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah. Lokasi dan Posisi yang berada tepat
ditengah–tengah memudahkan Desa Pilang untuk dapat melakukan koordinasi
Pemerintahan di Kabupaten, dan akses yang mudah mencapai Ibukota Provinsi.
Berikut gambaran orbitasi wilayah Desa Pilang :
Tabel 2
Orbitasi Desa Pilang

Keterangan Satuan Unit

Jarak Ke Ibu Kota Kecamatan 5 Km

Waktu Tempuh dengan Kendaraan Bermotor 7 Menit

Waktu Tempuh dengan Berjalan Kaki/Kendaraan 90 Menit


Non

Bermotor

Jarak Ke Ibu Kota Kabupaten/Kota 53 Km

Waktu Tempuh dengan Kendaraan Bermotor 45 Menit

Waktu Tempuh dengan Berjalan Kaki/Kendaraan 750 Menit


Non

Bermotor

Jarak Ke Ibu Kota Provinsi 52 Km

Waktu Tempuh dengan Kendaraan Bermotor 45 Menit

Waktu Tempuh dengan Berjalan Kaki/Kendaraan 750 Menit


Non

Bermotor

Kendaraan Umum Ke Ibu Kota Provinsi 1 Unit


4.2. Struktur Pemerintahan

Pemerintah Desa Pilang

Desa Pilang menjadi Desa Definitif setelah berubah dari Kampung sejak
Tahun 1976 pada masa kepemimpinan Pambakal atau Kepala Kampung Kasau.
Desa Pilang diperintah oleh Kepala Desa Bpk.Leson Idar (2015-2020), dibantu
oleh Sekdes PNS Bpk.Garutak. Badan Permusyawaratan Rakyat atau BPD
diketuai oleh Bp. Tri Boy dan dibantu oleh 4 Anggota BPD.
25

Struktur Pemerintahan Desa Pilang

Berikut struktur pemerintahan desa Pilang periode tahun 2015-2020.

GAMBAR 2
KEPALA DESA LESON IDAR

Niap. 161 001 107 12


SEKRETARIS DESA GARUTAK
NIP. 19650611 200701 1 023

Kepala Urusan TataUsaha & UmumKepalaUr usanKeua


Markel S.Mandey ngan MelinnPerencanaa n Rusli
KepalaUrusa

Kepala Seksi Pelayanan Pradana


Kepala Oskar
Seksi Kesejahtera an Pemerintah
Kepala Seksi Siangly an Farida Susanti

Ketua RT.01 KetuaRT.02 Sintuk Ketua RT.03 Jagau Efendi


Ketua RT.04 Apo U. Dehes
Junedi
Gambar 3

Struktur Organisasi Badan Permusyawaratan Desa Pilang

KETUA
TRIBOY
WAKILKETUA
SukmaWijaya
SEKRETARIS
Uan

ANGGOTA ANGGOTA
Tarung During
27

Tabel 3 Sejarah Pemerintahan dan Kepemimpinan Desa Pilang

Sejarah Kepemimpinan
No. Nama Masa
Pemimpi Kepemimp
n inan
--tidak tercatat secara resmi pada masa
1 -nn- .......sd penjajahan
1890 Belanda--
Proses pemilihan kepala Kampung secara
2 Kasau 1890-1923 penunjukkan atau mandat kepercayaan sistem
aklamasi
Proses pemilihan kepala Kampung secara
3 Daman 1923-1928 penunjukkan atau mandat kepercayaan sistem
aklamasi
Proses pemilihan kepala Kampung secara
4 Ali 1928-1946 penunjukkan atau mandat kepercayaan sistem
Bungai aklamasi
Proses pemilihan kepala Kampung secara
5 Tibat 1946-1965 penunjukkan atau mandat kepercayaan sistem
Unjung aklamasi
Proses pemilihan kepala Kampung secara
6 Arfin 1965-1966 penunjukkan atau mandat kepercayaan
Unjung sistem aklamasi
Perubahan kepemimpinan pada saat
7 Bakri 1966-1967 pemberontakan G.30S.PKI
Proses pemilihan kepala Kampung secara
8 Tumbai 1967-1976 penunjukkan atau mandat kepercayaan sistem
aklamasi, mmelaksanakan kepemimpinan
sebagai Kepala kampung selama hampir 2 kali
periode pemerintahan Kepala Desa.
Perubahan dari Kampung menjadi Desa,
9 Athel. T. 1976-1995 proses pemilihan Kepala Desa melalui
Labih proses pemilihan secara
demokrasi, memerintah selama hampir 4
kali periode masa kepemimpinan Kepala
Desa.
Proses pemilihan Kepala Desa melalui proses
10 Duwik D. 1995-2003 pemilihan secara demokrasi
Bahan
Proses pemilihan Kepala Desa melalui
11 Aman 2003-2014 proses pemilihan secara demokrasi,
menjabat selama 11 Tahun untuk 2 kali
periode pemerintahan
Proses transisi untuk pemilihan Kepala Desa
12 Garutak 2014 menyesuaikan dengan pemilihan serentak
Kepala Desa di Kabupaten Pulang Pisau
transisi

Wilayah Desa Pilang terbagi menjadi 4 RT antara lain sebagai berikut:

a. RT.01 dengan Ketua RT. Bpk.Junedi, jumlah penduduk 611 KK

b. RT.02 dengan Ketua RT Bpk.Sintuk, jumlah penduduk 285 KK

c. RT.03 dengan Ketua RT.Bpk.Jagau Effendi, jumlah penduduk 376 KK

d. RT.04 dengan Ketua RT Bpk.Apo, jumlah penduduk 454 KK

Seiring dengan pengembangan status desa dari desa Swadaya menjadi desa
Swakarya, Desa Pilang mendapatkan penambahan 1 Perangkat Desa. Proses
pemilihan perangkat Desa melalui seleksi yang dilakukan secara terbuka sesuai
dengan amanat Peraturan Pemerintah mengenai Pengangkatan dan Pemberhentian
Perangkat Desa. Jumlah Kaur ada 3 dan Kasie ada 3 yang membantu pelaksanaan
pelayanan umum desa.

4.3. Batas Wilayah


Luas Wilayah Desa Pilang adalah 33.133,36 Ha atau sekitar 180 KM²
membentang sepanjang Jalur Sungai Kahayan dari Utara ke Selatan dengan Panjang
mencapai 10 Km, dan dari Timur ke Barat sepanjang 18 Km.

Desa Pilang berbatasan dengan 2 Wilayah Desa di Kecamatan Jabiren Raya


yaitu Desa Tumbang Nusa di bagian Utara handel dengan Titik Koordinat
LintangSelatan S.02.30.084– dan Bujur Timur E.114.11.434, dan Desa Jabiren di
bagian Selatan Desa yang ditandai dengan patok batas wilayah desa yang dikuatkan
juga dengan batas aliran sungai atau handel dengan Titik KoordinatLintang Selatan =
S.02.27.512 – dan Bujur Timur E.114.11.140.
Bagian Timur Desa Pilang berbatasan langsung dengan Desa Lamunti
Kecamatan Mantangai Kabupaten Kapuas, dan sebelah Barat berbatasan langsung
dengan Taman Nasional Sebangau. Batas antara Desa Pilang dengan Taman Nasional
Sebangau adalah Parit Kanal eks PLG yang membelah dua wilayah , dan batas Timur
desa Pilang adalah batas administrasi yang sudah ditetapkan oleh Kabupaten sebagai
wilayah administrasi Kabupaten Pulang Pisau.

Batas antara Desa Pilang dan Desa Jabiren disisi bagian barat Sungai Kahayan
masih menjadi pembahasan antara kedua desa walaupun sudah dilakukan pemetaan
tapal batas. Begitu pula sisi utara yang berbatasan dengan Desa Tumbang Nusa sisi
bagian barat jalur Sungai Kahayan.

4.4. Tahan Guna Lahan


Lahan dan Kebun
Desa Pilang merupakan bagian dari bentang Ekosistem Hutan Rawa Gambut.
Populasi Flora dan Fauna hutan rawa gambut juga terdapat di Desa Pilang. Namun
seiring dengan terjadinya kebakaran hutan pada tahun 2015, kondisi dan aktifitas
kegiatan masyarakat atau eksplorasi korporasi dari perkebunan dan HPH di wilayah
lain, menyebabkan kondisi flora dan fauna sampai saat ini mengalami banyak
kemunduran dan sebagian besar Flora atau Fauna menuju kearah kepunahan di Desa
Pilang.
4.5. Keadaan Penduduk (Jenis Kelamin, Usia, Pendidikan, Agama, Tenaga
Kerja)

JumlahPenduduk

Desa Pilang berpenduduk 1.687 Jiwa yang terdiri dari 866 Laki-laki dan 821
Perempuan dengan jumlah KK 455. Mata Pencaharian utama masyarakat adalah
Usaha Tani Karet. Selain itu juga melakukan kegiatan pekerjaan penambangan pasir
dan usaha wiraswasta lainnya.

Tabel 4

Klasifikasi Jumlah Penduduk berdasarkanWilayah

KK KKLak Penduduk Penduduk Jumlah


Wilayah KK
Perempuan i Laki Laki Laki Perempuan Jiwa
RT.01 155 10 145 236 238 474
RT.02 87 4 83 135 120 255
RT.03 86 12 74 223 152 375
RT.04 115 13 102 176 189 365
443 39 404 770 699 146
9

Sumber data : Prodeskel 2019


Gambar 4

Data Jumlah Penduduk berdasarkan Wilayah

Klasifikasi Tingkat kesejahteraan penduduk berdasarkan kriteria klasifikasi


dari Badan Pusat Statistik, jumlah Kepala Keluarga di Desa Pilang terbagi seperti
tertera pada tabel berikut :

Tabel 5

Klasifikasi Jumlah Penduduk berdasarkan KriteriaSejahtera

Klasifikasi KK Jumlah
KK
Peserta Program Keluarga Harapan / PKH Thn 52
2019-2020
Keluarga Prasejahtera (KK)
Keluarga Sejahtera 1 (KK)
Keluarga Sejahtera 2 (KK)
Keluarga Sejahtera 3 (KK)
Keluarga Sejahtera 3+ (KK)
Jumlah Kepala Keluarga 443
Sumber data : Prodeskel 2019

Tabel 6

Klasifikasi Penduduk Tahun 2020

Cacat Mental
Cacat Tubuh
Jumlah Jiwa
KK Laki Laki

AnakYatim
Anak Yatim
Perempuan
Perempuan

Anak Piatu
Penduduk

Penduduk
Laki Laki
Wilayah

Lansia

Janda
Piatu
KK

KK

RT. 15 10 145 23 238 474 5 1 1 10 7 13


01 5 6 0
0
RT. 87 4 83 13 120 255 1 4
02 5
RT. 86 12 74 22 152 375 4 1 3 11 2 11 0
03 3 9
RT. 11 13 102 17 189 365 1 5 13
04 5 6 1
44 39 404 77 699 146 1 2 1 38 2 18 13
3 0 9 1 9
0
Gambar 5

Klasifikasi Jumlah Penduduk

Jumlah Penduduk Desa Pilang sejak Tahun 2015 sampai dengan tahun 2018
mengalami penurunan populasi atau jumlah jiwa dikarenakan perpindahan domisili,
tetapi mengalami pertambahan Jumlah Kepala Keluarga sebanyak 0.91%.
Tabel 7

Jumlah KK Pertahun

No. Tahun Jumlah Jumlah


KK Jiwa
1 Tahun 2019 / 2020 443 1469
2 Tahun 2018 / 2019 455 1577
3 Tahun 2017 / 2018 445 1675
4 Tahun 2016 / 2017 443 1681
5 Tahun 2015 / 2016 441 1687

Laju pertumbuhan penduduk dapat digambarkan dalam grafik pertumbuhan penduduk


seperti dibawah ini:

Gambar 6

Jumlah Penduduk per Tahun

Desa Pilang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang rendah apabila


dibandingkan data jumlah penduduk dalam tingkat Kecamatan yang berjumlah : 8154
pada tahun 2016 ( sumber data BPS ; Kecamatan Jabiren Dalam Angka) hanyalah 20,7
% dari jumlah Penduduk seluruh Kecamatan Jabiren Raya.

Tabel 8

KOMPOSISI
PENDUDUK
BERDASARKAN
KLASIFIKASI USIA
RT RT R R
. .02 T T
01 . .0
0 4
3
Usia La Perempua Usia(Thn L Peremp Usia L Perem Usia( L Perempu
(Thn) k n ) a uan ( a puan T a an
i ki Thn) ki hn) ki
0-6 23 34 0-6 7 5 0- 33 35 0-6 27 12
6
7-12 21 23 7-12 17 12 7- 7-12 17 24
12 25 27
13-18 23 30 13-18 11 9 13 35 38 13- 34 29
- 18
18
19-25 22 13 19-25 14 7 19 20 25 19- 38 46
- 25
25
26-40 51 52 26-40 33 36 26 20 26 26- 30 37
- 40
40
41-55 42 40 41-55 26 24 41 26 27 41- 9 11
- 55
55
56-65 20 32 56-65 15 13 56 10 10 56- 16 13
- 65
65
65-75 15 22 65-75 8 9 65 6 9 65- 6 7
- 75
75
>75 6 5 >75 2 7 >7 0 3 >75 5 4
5
223 25 133 122 175 200 182 183
1
JUML 47 2 3 3
5 7 6
AH 5 5 5
1
4
6
9
Klasifikasi Penduduk berdasarkan Kelompok Usia
Sumber data : Prodeskel 2019

Tabel 9

Klasifikasi Berdasarkan Usia

KLASIFIKASI BERDASARKAN USIA


Usia Laki-Laki Perempuan
(Thn)
0-6 90 86
7-12 80 86
13-18 103 106
19-25 94 91
26-40 134 151
41-55 103 102
56-65 61 68
65-75 35 47
>75 13 19
713 756
JUMLAH
1469
Sumber data : Prodeskel 2019
Gambar 7

Jumlah Penduduk berdasarkan Usia

Data Pendidikan

Desa Pilang memiliki sarana pendidikan di tingkat dasar yaitu SDN-1 Pilang.
Kapasitas dan daya tampung bangunan gedung adalah 6 Kelas. Disamping SD, ada
juga 1 Unit TK yang dibangun sejak tahun 2010 dan PAUD yang baru dibangun
tahun 2017.

Pendidikan rata-rata penduduk usia lanjut adalah tamatan SD, dan sedikit
ditemukan anak remaja yang tidak lulus SLTP. Pelajar yang melanjutkan pendidikan
di SLTP/Sederajat dan SLTA/Sederajat melanjutkan pendidikan ke Kecamatan
Jabiren atau ke Palangka Raya, karena tidak terdapat SLTP dan SLTA di Desa pilang.
Sarana Pendidikan yang terdapat di Desa Pilang yaitu 1 Unit SD dan 1 Unit TK.
PAUD dalam proses pembangunan lanjutan APBDes tahun anggaran 2018.

Guru dan tenaga pengajar di Desa Pilang sebagian besar adalah warga
penduduk Desa Pilang atau Tenaga Pengajar yang kemudian bertugas dan menetap
menjadi warga Desa Pilang. Berikut Daftar Tenaga Pengajar / Pendidik yang bertugas
di desa Pilang :

Tabel 10

Daftar Tenaga Pengajar / Pendidik DesaPilang

No. Nama Status Nama Sekolah Lama


PNS/Honor?Tenaga Bertugas
Bantu
1 Paris, S.pd PNS TK TUNAS
HARAPAN
2 Santi Noriyah HONOR TK TUNAS 6 Tahun
HARAPAN
3 Natalia HONOR TK TUNAS 4 Bulan
HARAPAN
4 Rudi, S.pd PNS SDN PILANG- 26 tahun
1
5 Rada L.Suan, PNS SDN PILANG- 37 tahun
S.pd 1
6 Eker, S.pd PNS SDN PILANG- 33 tahun
1
7 Sari Kamala PNS SDN PILANG- 33 tahun
Dewi, S.AG 1
8 Haratie, S.pd K PNS SDN PILANG- 31 tahun
1
9 Sarahmi Batik, PNS SDN PILANG- 31 tahun
S.pd 1
10 Meliatie, S.pd PNS SDN PILANG- 32 tahun
1
11 Simpei Eliatie, PNS SDN PILANG- 14 tahun
S.pd 1
12 Adi Sucipto, PNS SDN PILANG- 18 tahun
S.pd.,SD.MM 1
13 Ainu Jariah, PNS SDN PILANG- 8 tahun
S.pd.i 1
14 Yuneweti, S.pd PNS SDN PILANG- 13 tahun
1
15 Gustrina Santa, PNS SDN PILANG- 3 tahun
S.AG 1
16 Alpianor, S.pd HONOR SDN PILANG- 1,5
1 tahun
17 Ust. Kepala Sekolah TKA TPA Duratun 12
Supiansyah – Gurus Nasihin Tahun
Swasta
18 Sintia Gurus Swasta TPA Duratun 12
Anggreini Nasihin Tahun
19 Muhammad Gurus Swasta TPA Duratun 12
Juanda Nasihin Tahun
20 Ani Safitri Gurus Swasta TPA Duratun 12
Nasihin Tahun
21 Hakul Yakin Gurus Swasta TPA Duratun 12
Nasihin Tahun
22 Syafantur Gurus Swasta TPA Duratun 12
Rasyidah Nasihin Tahun

Tabel 11
Data dan Jumlah Murid dan Siswa di SDN Pilang-1

No. Tahun Jumlah Murid Jumlah Lususan


kelas 1-6
1 2018/2019 154 2
7
2 2017/2018 170 3
2
3 2016/2017 167 2
8
Sumber data : Dapodik

Tabel 12
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan

KLASIFIKASI PENDUDUK BERDASARKAN TINGKAT


PENDIDIKAN
WILA
PENDIDIKAN JUMLA YAH
H RT.01 RT.02 RT.03 RT.04
L P L P L P L P
Belum Sekolah/Balita
+Tidak Tamat SD 582 28 9 20 10
+Buta 1 1 0
Huruf
SD + Sedang Sekolah 319 42 5 3 32 4 3 36 53
2 4 0 0
SLTP + Sedang 238 27 3 2 16 2 2 40 49
Sekolah 0 7 9 0
SLTA + Sedang 253 20 1 2 19 2 2 80 47
Sekolah 3 8 6 0
Diploma II 17 2 5 6 4
Diploma III / Akademi 23 2 4 3 4 10
S-1 / S-2 37 3 6 1 1 13 13
Jumlah 1469

Gambar 8
Penduduk BerdasarkanPendidikan
Etnis , Bahasa dan Agama

Desa Pilang merupakan desa dengan penduduk asli suku dayak yang
mendominasi wilayah. Akses masyarakat etnis dan suku lainnya untuk tinggal dan
menetap didalam wilayah desa Pilang sangat terbuka lebar. Hal ini dapat dilihat dari
hadirnya beberapa etnis dan suku yang tinggal dan menetap menjadi penduduk warga
Desa Pilang.

Tabel 13

KLASIFIKASI PENDUDUK BERDASARKAN AGAMA


Agam Jumlah Wilayah
a RT.01 RT RT RT.04
.02 .03
Islam 722 301 10 12 194
6 1
Kristen Protestan 543 109 12 17 139
0 5
Katholik 74 29 28 8 9
Hindu Kaharingan 130 35 1 71 23
Budha 0 0 0 0 0
Lainnya 0 0 0 0 0
1469

Sumber data : Prodeskel 2018

Data Kependudukan berdasarkanAgama dan Kepercayaan Tahun 2020

Agama dan keyakinan masyarakat di Desa Pilang, mayoritas adalah Muslim


dengan jumlah 44,6% dari penduduk desa Pilang, dan kemudian Kristen yang
berjumlah 39, 6% penduduk Desa Pilang.
Gambar 9

Data Kependudukan berdasarkan Agama dan Keyakinan

Bahasa yang umum digunakan oleh masyarakat Desa Pilang adalah Bahasa
Dayak Ngaju/Bahasa Dayak Kapuas. Namun untuk berbagai kondisi ketika
melakukan interaksi dengan suku banjar, maka bahasa banjar yang digunakan sebagai
bahasa percakapan.

Data Mata Pencaharian

Masyarakat Desa Pilang sebagian besar memiliki lahan kebun karet dengan
persentase 75,8% dari jumlah penduduk Desa Pilang. Sebagai mata pencaharian
utama, pemilik lahan memanfaatkan lahan untuk ditanami tanaman perkebunan karet,
tanaman buah dan rotan, serta tanaman perkebunan lainnya seperti sengon dan
tanaman lainnya. Seperti dalam tabel mata pencaharian dibawah ini.
Tabel 14

Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di SebaranWilayah

KLASIFIKASI PENDUDUK
BERDASARKAN PEKERJAAN
Pekerjaan Jumlah RT.0 RT.0 RT.0 RT.0
1 2 3 4
Buruh Tani / 94 90 2 2
Buruh Lepas
Karyawan 1 1
Honor
Kepala Desa 1 1
Pengrajin 56 17 24 2 13
Mekanik 5 5
IRT 404 155 73 80 96
Nelayan / 22 12 9 1
Perikanan
Pegawai Negeri 20 4 2 1 13
Sipil / Guru /
TNI / Polri
Perawat / 3 1 1 1
Bidan
Petani / 472 60 87 215 110
Pekebun
Wiraswasta+ 25 15 10
Peternak
Balita + Usia 366 120 66 64 116
Sekolah dan
Lansia
474 255 375 365
1469 14
69
Gambar 10
Klasifikasi Penduduk Berdasarkan MataPencaharian

Data Perekonomian

Masyarakat Desa Pilang sebagian besar memiliki lahan kebun karet dengan
persentase 75,8% dari jumlah penduduk Desa Pilang. Sebagai mata pencaharian
utama, pemilik lahan memanfaatkan lahan untuk ditanami tanaman perkebunan karet,
tanaman buah dan rotan, serta tanaman perkebunan lainnya seperti sengon dan
tanaman lainnya. Seperti dalam tabel mata pencaharian dibawah ini.
Tabel 15

Mata PencaharianMasyarakat Desa Pilang

Pekerjaan Jumlah Persentase Jumlah


Buruh Tani / Buruh Lepas 94 6,40%
Karyawan Honor 1 0,07%
Kepala Desa 1 0,07%
Pengrajin 56 3,81%
Mekanik 5 0,34%
IRT 404 27,50%
Nelayan / Perikanan 22 1,50%
PNS / Guru / TNI / Polri 20 1,36%
Perawat / Bidan 3 0,20%
Petani / Pekebun 472 32,13%
Wiraswasta+ Peternak 25 1,70%
Balita + Usia Sekolah dan 366 24,91%
Lansia
JUMLAH 1469 100,00%
Gambar 11

Klasifikasi Penduduk BerdasarkanPekerjaaan

Sebanyak 472 warga penduduk Desa Pilang memilih pekerjaan utama sebagai
petani/pekebun karet dengan persentase sejumlah 32,13%. Kemudian sebagian ada
yang melakukan kegiatan sebagai nelayan tangkap yang dilakukan oleh kelompok
laki- laki dalam rumah tangga nelayan, dan kelompok perempuan melaksanakan
sebagian kegiatan pertanian padi lokal dan sayur-sayuran dalam kapasitas rumah
tangga.
4.6. Keadaan Infrastruktur
Kelembagaan Desa Lembaga Sosial Formal
Kelembagaan/Organisasi Desa Pilang secara formal berjumlah 14. Proses
pembentukan kelembagaan secara umum dilakukan dengan musyawarah yang
dibuktikan dengan terbentuknya pengurus kelembagaan tersebut.

Pembentukan kelembagaan ada yang memang berdasarkan kesepakatan


kelompok atau memang sudah menjadi ketetapan Peraturan Daerah dan Peraturan
Pemerintah dengan Surat Keputusan Pembentukan yang disahkan oleh Instansi
tertentu.
48

Tabel 16

Kelembagaan Sosial Formal Desa Pilang

TahunP SK Anggota Kedekatan


No
Lembaga embentu Pembentukan dan Peran/Manfaat dengan
.
kan – AD-ART Pengurus Masyarakat
Peran BPD Hubungan BPD
SK Bupati, 5 Orang cukup besar dengan masyarakat
1995 Melalui Anggota dalam akses
BPD =Badan tidak terlalu dekat
Permusyawara Pemilihan informasi
1 tan Desa kegiatan
pembangunan
desa
bagi masyarakat
Peran RT Hubungan RT
sangat besar dengan
- SK Kepala 4 Orang RT masyarakat
Desa bagi
RT masyarakat sangat dekat
2 =Rukun dengan
Tetangga dalam proses masyarakat
pelayanan
kegiatan
masyarakat
3 Orang Peran Mantir Hubungan Mantir
SK Bupati dan (Mantir adat dalam dengan masyarakat
2013 Kadamangan Turut cukup dekat dalam
3 Mantir Adat prosesi hukum
A.Dilai, Ipi adat dan hal
masalah adat
dan Iber penegakkan
Jaman) hukum adat
PKK = Peran PKK Hubungan dengan
Pembinaan dalam masyarakat jauh
1995 SK Kepala 25 Orang menggerakkan karena PKK
Kesejahter
Desa kegiatan dianggap tidak eksis
a an
4 Keluarga perempuan /
pemberdayaan
masyarakat
kurang
banyak
dilakukan
4 Orang Hubungan dengan
dengan Peran Karang masyarakat agak
Karang SK Kepala pengurus Taruna dalam jauh karena belum
1995
Taruna Desa Uan, Gupri menggerakan ada kegiatan selain
5 kegiatan pemuda kegiatan olahraga
dan
Alphianoor hanya dalam
kegitan olahraga
saja
Hubungan
Gapoktan = SK dari 2 Orang Belum ada Gapoktan dalam
Gabungan 2016 Dinas Idar.T.Labih peran yang hubungan
6
Kelompok Pertanian dengan Uduh besar bagi kemasyarakatan
Tani A.Bungai kelompok masih jauh
tani keberadaanya
20 Orang Peran MPA Hubungan dengan
7 MPA / SK Kepala dengan dianggap hanya
2016 masyarakat masih
Masyaraka Desa Pengurus sekedar jauh
t Peduli Garutak, melakukan proses
Api Melin, Rusli pencegahan
kebakaran lahan
MPT/ 10 Orang, Peran MPT Hubungan dengan
Masyaraka SK Kepala Diketuai oleh dianggap hanya masyarakat masih
2017 Desa sekedar
t Tri Boy jauh
8 Pengelola Setiawan melakukan
Tabat proses
pencegahan
kebakaran lahan
BUMDES = Peran BUMDES Hubungan dengan
Badan SK Kepala karena masyarakat cukup
2016 Desa 3 Orang melakukan
Usaha dekat
9 kegiatan usaha
Milik Desa
yang melibatkan
Masyarakat
LPHD = Hubungan dengan
Lembaga 2017 SK Kepala 25 Orang Peran LPHD masyarakat masih
10 Pengelola jauh
Desa masih belum
Hutan ada
Desa
LPMD =
Lembaga 3 Orang Peran yang
dengan sangat besar Hubungan dengan
Pemberda 1960 SK Kepala masyarakat masih
y aan Desa pengurus tetapi belum
11 Martono, dilaksanakan jauh
Masyarakat
desa Kurnedi secara nyata
dalam berbagai
kegiatan
30 orang
Destana / SK Kepala Desa dengan Belum Hubungan dengan
Desa 2015 Pengesahan dari Pengurus banyak masyarakat masih
Tangguh BPBD Sintung, berperan jauh
Bencana Nurdin, Neni dalam
12
berbagai
kegiatan
masyarakat
TK/TPA = 6 orang Hubungan dengan
Tempat Ijin Kementrian dengan Ketua Peran masyarakat cukup
2006 Agama Ust.Supiansy pendidikan
13 Pendidika dekat
Ah Agama
n Alquran
Islam

Linmas = 1960 SK Kepala 6 orang Berperan dalam Hubungan dengan


Perlindunga Desa anggota keamanan desa masyarakat cukup
14 n dengan dekat
Masyaraka pengurus
t Kardianto
Posyandu = Hubungan dengan
5 orang masyarakat cukup
Pos 1971 SK Kepala anggota Peran dalam
15 Pelayana dekat
Desa pengurus kegiatan Gizi
n Terpadu Balita
Organisasi LPHD atau Lembaga Pengelola Hutan Desa terbentuk melalui
SK Kepala Desa pada Tahun 2017 yang terdiri dari 25 Pengurus yang bertujuan
untuk menjadi pelaksana pengelolaan areal Hutan Desa yang diusulkan melalui
Dirjen PSKL / Perhutanan Sosial Kementrian Lingkungan kepada Kementrian
Kehutanan dan Lingkungan Hidup untuk penentapan areal dan penguasaan selama
30 Tahun dengan berkewajiban membuat Program Rencana Kegiatan Pengelolaan
Hutan Desa Jangka Menengah dan membuat Rencana Pengelolaan Hutan Desa
setiap Tahun sesuai dengan program Pengelolaan Jangka Menengah yang ada.

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa dibentuk pada era tahun 1960.


Keberadaan LPMD pada masa rezim orde baru masih berjalan dengan baik, dan
melahirkan berbagai kelembagaan sosial formal di masyarakat seperti PKK,
Karang Taruna, dan Linmas. Pergantian Rezim orde baru ke rezim reformasi,
keberadaan LPMD nyaris tidak berfungsi sama sekali dan tergantikan dengan
keberadaan dan fungsi Badan Permusyawaratan Desa.

Lembaga Sosial Non Formal


Proses pembentukan organisasi atau kelembagaan sosial non formal pada
umumnhya adalah menyesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan pembentukan.
Proses musyawarah hanya menjadi sarana untuk menentukan kepengurusan atau
pemilihan pengurus.

Organisasi atau kelembagaan sosial nonformal ini pada umumnya


didirikan untuk maksud dan tujuan melaksanakan kegiatan tertentu yang menjadi
syarat kegiatan tersebut.

Proses kemudian dilanjutkan dengan melengkapi berbagai syarat yang


dibutuhkan untuk berdirinya kelompok organisasi atau kelembagaan sesuai
dengan syarat yang ditentukan oleh inisiator atau syarat-syarat yang ditetapkan
sebagai kelengkapan organisasi atau kelembagaan untuk mencapai tujuan tertentu
yang pada umumnya adalah untuk melaksanakan kegiatan tertentu.

52
53

Table 17
Kelembagaan Sosial Non Formal Desa Pilang

Tahun SK Anggota Kedekatan


Peran/
No. Lembaga Pembe Pembentukan – dan dengan
Manfaat
ntukan AD-ART Pengurus Masyarakat
SPB/SP 1975 Majelis Jemaat Pengurus Peran Cukup dekat
W/ GKE SPP/R dan dalam dengan kegiatan
SPP/R SPW atau pelayanan masyarakat
1
(organis SPB ibadah
asi sosial
Gereja)
RKM / 2006 Penunjukkan Pengurus Peran Cukup dekat
Rukun dari Pengurus Salman dan dalam dengan kegiatan
Kemati Masjid Azubair pelayana masyarakat
2
an n
Muslim Kematia
n Muslim
Yasssinan 2006 - 60 orang Peran Cukup dekat
dalam dengan kegiatan
3
pelayanan masyarakat
ibadah

Aset Desa

Dalam perkembangannya melaksanakan pembangunan desa, tercatat


beberapa aset kekayaan milik desa yang sepenuhnya dipergunakan sebagai
sarana dan prasarana sosial, umum dan inventaris desa.

Tabel 18
Daftar Aset Desa

No. Uraian Jumla Kondisi Keterangan


Aset h
A Prasarana Jalan
Jembatan
1 Jalan T. P.800 Baik dan Aspal 2017
Tambuang M Layak
2 Jalan Perintis P.800 Baik dan Aspal 2017
M Layak
3 Jalan P.1 Km Baik dan Pengerasan Tahun 2017
Hapakat Layak
4 Jalan Baik dan Cor Beton Tahun 2017
A.Bungai Layak
5 Jalan Syahril P.800 Baik dan Cor Beton Tahun 2017
noor / Miar M Layak
Hayak
6 Jalan Adi P.800 Baik dan Pembangunan Thn 2016
Sucipto M Layak
7 Jalan Handel P.800 Baik dan Pembangunan sejak
Buta M Layak Tahun 2013
8 Jalan P.800 Baik dan Pembangunan sejak
Kaliwang M Layak Tahun 2013
9 Jalan Pa Idar P.800 Baik dan Pembangunan sejak
M Layak Tahun 2013
10 Jalan Aman P.800 Baik dan Pembangunan Thn 2013
M Layak
11 Jalan P.800 Baik dan
Hermanto M Layak
12 Jalan Piaren P.800 Baik dan Pembangunan Thn 2013
M Layak
13 Jalan Jalan P.1 Km Baik dan Pembangunan sejak
Gita Ayu Layak Tahun 2013
14 Jalan P.1 Km Baik dan Pembangunan Thn 2016
Kahanjak -1 Layak
15 Jembatan P.200 Baik dan Rehabilitasi Tahun 2015-
Titian-RT.01 M Layak 2016
16 Jembatan P.300 Baik dan Rehabilitasi Tahun 2015-
Titian-RT.02 M Layak 2016
17 Jembatan P. 1 Baik dan Rehabilitasi Tahun 2015-
Titian-RT.03 KM Layak 2016
B Gedung Bangunan / Tanah
1 Gedung Paud 1 Baik dan Dibangun Tahun 2017
Layak
2 Gedung 1 Baik dan Dibangun Tahun 2017
Sanggar Seni Layak
3 Pos 4 Baik dan Dibangun Tahun 2015
Kamling Layak
RT 01,
RT.02,
RT.03,
RT.04
4 Tanah L. Belum -
Desa 100 Terpelih
RT.02 M ara
Lapan P.100
gan M
5 Pos - Baik dan Baru dibangun tahun 2017
Menara Layak
Pantau
Kebaka
ran
C Peralatan Pakai

1 Aset DD Baik dan Pembelian Tahun 2017


Tend Tah Layak
a un
Kurs 201
i 8
BU
MD
ES
(2 Unit
Tenda
kurisi
300)
2 Mesin 15 Unit Baik dan Pembelian Tahun 2015-
Pompa Layak 2016
Pem
adam
dan
Peral
atan
3 Alat Bor 2 Unit Baik dan Pembelian Tahun 2015-
Layak 2016
4 Bed Lipat 2 Unit Baik dan Pembelian Tahun 2015-
Layak 2016
5 Sound 1 Unit Baik dan Pembelian Tahun 2015-
System Layak 2016
6 Kursi 14 Unit Baik dan Pembelian Tahun 2015-
Layak 2016
7 Peralatan 2 Unit Baik dan Pembelian Tahun 2015-
Kantor Layak 2016
( Komputer
2
Unit)
8 Pera 2 Unit Baik dan Pembelian Tahun 2015-
latan Layak 2016
Kant
or
(Le
mari
2)
9 Peralatan 6 Unit Baik dan Pembelian Tahun 2015-
Kantor Layak 2016
(Meja
Kerja 6)
10 Pera 3 Unit Baik dan Pembelian Tahun 2015-
latan Layak 2016
Kant
or
(Pri
nter
3
Unit
)
11 Dispencer 1 1 Unit Baik dan Pembelian Tahun 2015-
Unit Layak 2016

12 Kipas Angin 2 Unit Baik dan Pembelian Tahun 2015-


1 unit Layak 2016

13 Kursi Tamu 3 Unit Baik dan Pembelian Tahun 2015-


3 Unit Layak 2016

14 TV dan 1 Unit Baik dan Pembelian Tahun 2015-


Parabola Layak 2016

15 Gedung 1 Unit Baik dan Pembelian Tahun 2018


Posyandu Layak

16 Gedung 1 Unit Baik dan Pembelian Tahun 2017-


Sanggar Seni Layak 2016

17 Perlengkapan 1 Set Baik dan Pembelian Tahun 2018


Posyandu Layak

18 Perlengka 1 set Baik dan Pembelian Tahun 2018


pan Layak
Sanggar
Seni
19 Mesin 2 Unit Baik dan Pembelian Tahun 2019
Jahit Layak
Kelompo
k Jawet
Pahari
Industri Perdagangaan Penggelolaan Desa

Tabel 19

Industri pengolahan di desa

Sektor Industri dan Jumlah Pelaku Kela Hasil Pemasaran


s Olahan
Usaha
Usah Produk
a
Peternakan Ayam Kerja sama usaha dengan pengusaha peternakan dari
luar desa. Pemasaran dan produksi dilakukan oleh
pengusaha. Pemilik peternakan hanya menyediakan
kandang dan melakukan pemeliharaan.
a. Peternakan Perorangan 6 orang
b. Buruh Usaha 12orang Ayam
Peternakan Kota
Kecil Pedaging Palangkaray
c. Pemilik Usaha 3 orang /ayam
Broiler a dan
Peternakan Banjarmasi
n
Perikanan Tangkap Pemasaran melalui pengumpul di desa
a) Nelayan 27orang Kecil Ikan sungai Wilaya
sesuai h desa
musim dan
Palang
karaya
b) Buruh Usaha Perikanan -
Kehutanan/ Kayu Halaban Hanya sebagai pengumpul kecil yang kemudian
menjual hasilnya kepada pengumpul besar untuk
disalurkan pada prosesor diluar daerah.
a. Pengumpul Hasil Hutan 1 orang
Kayu Penebanga
b. Buruh Usaha Pengolahan 7 orang n kayu
Kota
Hasil Hutan Kecil areal
pinggiran Palangkaray
c. Pemilik Usaha 1 orang , jenis a dan
Pengolahan Hasil Hutan gelam Banjarmasi
dan n
halaban
Sektor Industri dan Jumlah Kel Hasil Pemasaran
Pelaku as Olahan
Usaha Usa Produk
ha
Pertambangan dan Melakukan kegiatan penambangan di areal tertentu sesuai izin
Bahan Galian C kemudian hasilnya ditampung oleh distributor pembeli atau
sesuai pesanan.
a) Penambang 6 orang
Galian C Usaha Wilayah desa dan Kab
Perorangan penamban Pulangpisau / Kota
b) Buruh 120orang Kel ga n pasir Palangkaraya dan Banjarmasin
Usaha as galian C atau Luar Pulau Jawa
Pertamba Ke dengan
ngan cil izin IUP
c) Pemilik 6 orang
Usaha
Pertamba
ngan
Industri Kecil & Kerajinan Rumah Tangga
a. Montir 4 orang
b. Tukang batu 3 orang
c. Tukang kayu 12orang Industri rumah tangga, pemasaran di dalam desa.
d. Tukang kue 6 orang
Mengolah rotan mentah
menjadi bahan baku.
Pengra Bahan baku kemudian
e. Tukang anyaman jin diolah jadi produk
/pengrajin 35orang -
keraji kerajinan berupa tikar, tas,
nan topi dll untuk
anyam dipasarkan sesuai dengan
an pesanan.

rotanS
igi.
Industri Menengah dan Besar
a. Karyawan 15orang Karyawan Konservasi Orang Utan
perusahaan
swasta
b. Karyawan 1 orang -
perusahaan /
pemerintah
Jasa -
a) Pegawai Negeri 19 orang -
Sipil
b) POLRI /TNI 1 orang -
c) Bidan 3 orang -
swasta /
Kampun
g
d) Pensiunan PNS 2orang -
P`enggilingan Padi
Memilikipenggilinga 3 orang Usa Sudah tidak Jasa penggilingan gabah untuk
npadi ha berproduksi masyarakat dan sawah pribadi
Kec
il
BAB V

HASIL PENYELENGGARAAN KKN TEMATIK

5.1. Laporan Kemajuan


5.1.1. Rencana Program dan Pembagian Tim
Rencana Program Kerja
1. Pemberian bibit buah-buahan.
2. Sosialisasi mengenai pengelolaan lahan gambut serta penanggulangan
kebakaran hutan dan lahan dalam bentuk video kepada masyarakat.
3. Pemasangan spanduk dilarang membakar hutan dan lahan.
Pembagian Tim :
1. Restu Yudhono, Kamiadi Pebrianus, Dafrosa Margaretha Telaumbanua,
Sri Oktinar Dearni Saragih, Rosalita Cristin Sarungu, Rahmad Agus
Burhanudin, Sumarwan Survei Lokasi KKN-T.
2. Dina Marlena, Saputri Ahengni, membuat spanduk kegiatan KKN-T.
3. Mia Sasmita, Muhammad Al Fahri, membeli perlengkapan KKN-T.
4. Maxdon Manalu, Putri Cahaya Purba, Zainaf, Dwi Nurhasanah, membagi
bantuan bibit buah-buahan kepada masyarakat.

5.1.2. Kondisi Awal Lokasi dengan Foto-foto Kegiatan

Lahan Gambut yang masih semak belukar

60
61

Kunjungan Pertama Kelompok ke Lokasi KKN Desa Pilang


dan pengumpulan data dasar
Kunjungan Kedua Kelompok ke Lokasi KKN Desa Pilang dan
pengumpulan data lanjutan
Diskusi Kelompok Membahas Judul
Diskusi Kelompok Membahas Judul untuk diusulkan ke pihak
LPPM
Diskusi Kelompok pembuatan laporan kemajuan dan membahasa program kerja

Diskusi Kelompok pembuatan laporan kemajuan dan


membahasa program kerja
Diskusi Kelompok pembuatan laporan kemajuan dan membahas
program kerja

Diskusi Kelompok pembuatan laporan kemajuan dan membahas


program kerja
Diskusi Kelompok pembuatan laporan kemajuan dan membahas
program kerja

Diskusi Kelompok pembuatan laporan kemajuan dan membahas


program kerja
Penyerahan Bibit Buah-buahan pada Ketua RT 01

Penyerahan Bibit Buah-buahan pada Ketua RT 02


Penyerahan Bibit Buah-buahan pada Ketua RT 03

Penyerahan Bibit Buah-buahan pada Ketua RT 04


Diskusi Bersama Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)

5.1.3. Permasalahan yang Ditemukan


Masyarakat di Desa Pilang tidak mempunyai banyak lahan sepetak
untuk berkebun sehingga sangat berdampak terhadap pemberdayaan
masyarakat di Desa tersebut, dan juga dimana rendahnya tanah sehingga
mudah terendam air.

5.1.4. Hubungan Tema dengan Judul yang Dipilih


Hubungan tema Pengembangan kebijakan untuk menghadapi
keadaan darurat bencana untuk penguatan social resilence dan sosial safety
dan atau solidaritas social di KHG di Kalimantan Tengan dengan Judul
Strategi Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau dalam Pemberdayaan
Masyarakat terhadap Penanggulangan Lahan Gambut di Desa Pilang.
Sejauh mana sudah kebijakan yang telah dibuat oleh Pemerintah
Kabupaten Pulang Pisau dalam memberdayakan masyakarakat di Desa
Pilang untuk menghadapi kebakaran hutan gambut dalam penguatan social
resilence dan social safety.

5.2. Laporan Akhir


5.2.1. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan yang telah diprogramkan oleh mahasiswa/i kelompok G-


06 di desa Pilang telah terlaksana pada tanggal 18 Juni 2020. Adapun
program yang telah terlaksana yaitu sebagai berikut:

1. Pemberian bantuan bibit buah-buahan kepada masyarakat Desa Pilang


Pemberian bantuan bibit buah-buahan kepada masyarakat desa
pilang merupakan upaya anggota kelompok G-06 untuk mengundang
partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan dataran rendah lahan gambut
sehingga dapat bernilai ekonomis. Selain itu dengan adanya pemberian
bibit buah-buahan kepada masyakat diharapkan dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat dalam penyediaan pakan orang utan.

2. Sosialisasi mengenai pengelolaan lahan gambut serta penanggulangan


kebakaran hutan dan lahan dalam bentuk video kepada masyarakat
Pada tahun 2015 desa pilang mengalami kebakaran hutan yang
sangat besar dan dari bencana kebakaran tersebut berdampak pada
berbagai aspek sosial-ekonomi masyarakat. oleh karena itu perlu adanya
sosialisasi kepada masyarakat desa pilang mengenai bahaya dan dampak
yang akan ditimbulkan akibat kebakaran hutan dan lahan gambut. Selain
merusak ekosistem gambut juga berdampak pada kanekaragaman hayati
yang ada didesa Pilang. Karena pandemi virus corona yang masih terus
melanda dunia dan tak terkecuali Provinsi Kalimantan Tengah
menghambat kegiatan kelompok untuk melaksanakan sosialisasi secara
langsung kepada
masyarakat maka kelompok berinisiatif melaksanakan sosialisasi
mengenai pengelolaan lahan gambut serta penanggulangan kebakaran
hutan dan lahan dalam bentuk video kepada masyarakat, harapannya dapat
meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengelola, dan
menjaga hutan agar tetap lestari.

5.2.2. Peran dan Partisipasi Masyarakat


Pelaksanaan program Pemberian bantuan bibit buah-buahan dan
sosialisasi mengenai pengelolaan lahan gambut serta penanggulangan
kebakaran hutan dan lahan dalam bentuk video disambut baik oleh
masyarakat Desa Pilang. Beberapa masyarakat memberikan saran
mengenai program yang akan dilaksanakan selain itu masyarakat
memberikan saran mengenai bibit buah-buahan yang cocok untuk
ditanami di tempat tersebut dan juga memberikan pemahaman kepada
kelompok mengenai morfologi tanah di desa Pilang serta kendala-kendala
yang dihadapi masyarakat dalam pengelolaan lahan gambut, agar
kelompok bisa tepat sasaran dalam melaksanakan program.

5.2.3. Faktor Pendukung dan Penghambat


Adapun faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan
program ini adalah sebagai berikut:

No. Program Pendukung Penghambat

Dataran rendah lahan Masyarakat Desa Pilang


gambut sangat cocok untuk masih kekuarangan lahan
Pemberian bantuan ditanami buah-buahan untuk dimanfaatkan sebagai
1. bibit buah-buahan karena kondisi lahan tempat untuk penanaman
kepada masyarakat desa gambut didesa Pilang pohon yang bernilai
Pilang tergolong rendah maka ekonomis.
program tersebut tepat
untuk dilaksanakan. selain
itu adanya partisipasi dari
masyarakat dan perangkat
desa dalam pelaksaan
prgram.

Sosialisasi mengenai
pengelolaan lahan Seharusnya sosialisasi lebih
Adanya partisipasi dari
gambut serta tepat dan efektif
masyarakat dan perangkat
penanggulangan dilaksanakan secara
desa dalam mendukung
kebakaran hutan dan langsung akan tetapi karena
2. penanggulangan kebakaran
lahan dalam bentuk situasi masih belum
hutan dan lahan serta
video pendek kepada mendukung hal ini
merespon dengan baik
masyarakat disebabkan oleh pandemi
himbauan tersebut.
COVID-19

5.2.4. Upaya Mengatasi Hambatan


Adapun upaya dari kelompok G-06 mengatasi hambatan dalam
pelaksanaan program adalah sebagai berikut:

No Hambatan Upaya

Masyarakat desa Pilang masih Kelompok mencari bibit buah-


kekurangan lahan untuk buahan yang dapat bisa
1. dimanfaatkan sebagai tempat dipekarangan rumah sehingga
untuk penanaman pohon yang tidak membutuhkan lahan yang
bernilai ekonomis. cukup luas.
Seharusnya sosialisasi lebih
tepat dan efektif dilaksanakan
Membuat video singkat, padat,
secara langsung akan tetapi
2. dan jelas serta mudah dipahami
karena situasi masih belum
masyarakat.
mendukung hal ini
disebabkan oleh pandemi
COVID-19

5.2.5. Keberhasilan Program

No Program Keberhasilan

Pemberian bantuan bibit buah-


Pemanfaatan dataran rendah
1. buahan kepada masyarakat desa
lahan gambut
Pilang

Kegiatan sosialisasi dalam


Penanggulangan kebakaran bentuk video singkat kepada
2.
hutan dan lahan masyarakat dan pemasangan
spanduk larangan membakar
BAB VI

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

6.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami ambil dari kegiatan KKN-T di Desa
Pilang yaitu sebagai berikut :
1. Program Kuliah Kerja Nyata Tematik yang telah terencana dapat
berjalan dengan baik sesuai dengan tema yang sudah ditentukan.
2. Meningkatkan ilmu pengetahuan dan pengalaman serta wawasan yang
tidak didapatkan di bangku kuliah yang dapat menjadi bekal di dunia
bermasyarakat maupun dalam kehidupan sehari-hari.
3. Memberikan sosialisasi mengenai pengelolaan lahan gambut serta
penanggulangan kebakaran hutan dan lahan dalam bentuk video
kepada masyarakat.
4. Membantu perekonomian masyarakat Desa Pilang dengan memberikan
bantuan bibit buah-buahan.
5. Memahami dan mendapatkan bagaimana pentingnya kerja sama tim
dalam kelompok sehingga program menjadi sasaran dapat terlaksana
dengan baik dan sesuai yang diharpakan.

6.2. Rekomendasi
1. Diharapkan masyarakat Desa Pilang dapat melanjutkan program-
program yang telah dirintis oleh Mahasiswa KKN-T Kelompok G-06.
2. Diharapkan untuk kedepannya agar terjalin kerjasama antar
masyarakat dan pemerintah Desa untuk mendukung
pemberdayaan masyarakat Desa Pilang.
3. Diharapkan untuk kedepannya agar masyarakat ikut berperan aktif
dalam pengelolaan lahan gambut serta penanggulangan kebakaran
hutan dan lahan.

76
77

Lampiran 1 LPJ Pelaksanaan KKN-T Kelompok G-06 di Desa Pilang

Daftar Rekapitulasi Penggunaan Biaya Operasional Pelaksanaan Kegiatan KKN


Desa Pilang, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau.

No. Penggunaan Satuan Volume Harga Jumlah (Rp)


Satuan (Rp)

1. Bibit Buah 35 Pohon Rp. 30.000 Rp. 1.050.000

2. Spanduk 4 Lembar Rp. 60.000 Rp. 240.000

3. Kayu Reng Meranti Ukuran 10 Batang Rp. 10.000 Rp. 100.000


3x5

4. Kayu Reng Meranti Ukuran 5 Batang Rp. 7.000 Rp. 35.000


2x3

5. Kayu Reng Mahoni Ukuran 6 Batang Rp. 5.000 Rp. 30.000


2x3

6. Paku 6 Ons Rp. 2.500 Rp. 15.000

7. Tali Tambang 1 Gulung Rp. 10.000 Rp. 10.000

8. Ring/Karet Seng 4 Ring Rp. 2.500 Rp. 10.000

9. Cutter 1 Buah Rp. 10.000 Rp. 10.000

Jumlah Rp. 1.500.000

Satu Juta Lima Ratus Ribu Rupiah


Lampiran nota :
Lampiran 2 Foto-Foto Kegiatan Pelaksanaan KKN-T Kelompok G-06
DAFTAR PUSTAKA

Buku:
Sugiyono.2016. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: ALFABETA.

Sumber Lainnya:
Kapita, F., Johannis, E.K., Johny, P,L. 2017. Peran Kepala Desa Dalam
Pemberdayaan Masyarakat Di Desa Wayafli Kecamatan Maba Kabupaten
Halmahera Timur. Jurnal Eksekutif. 1(1). 1-14.

Firmansyah, H., Mariani. 2018. Strategi pemberdayaan masyarakat dalam


pencegahan dan penanggulangan kebakaran lahan pertanian bergambut di
Kalimantan Selatan. Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah.
3(2). 471-475.
Haryadi, Ahmad. 2016. Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah
Perencanaan Pembangunan Di Kelurahan Silae Kecamatan Ulujadi Kota
Palu. Jurnal Katalogis. 4(3). 168-180.

Hayati, N., Enos, P., Santi, R. 2019. “Pengelolaan Aset Desa Dalam Upaya
Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat Di Desa Suliliran Baru
Kecamatan Paser Belengkong Kabupaten Paser”. Jurnal Administrasi Negara.
7(3). 9148-9162.

Indah, Permata. 2009. Analisis budidaya dan produksi kayu sengon sebagai
bahan baku plywood untuk ekspor pada PT. Perkebunan Nusantara XII
(persero) Surabaya. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Bisnis International.
Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Jalinsri, Jova. 2015. Strategi Pemerintah Desa Dalam Pemberdayaan Kelompok
Tani Di Desa Popontolen Kecamatan Tumpaan Di Kabupaten Minahasa
Selatan. Jurnal Politico. 4(1). 1-11.
Kasmira. 2020. Strategi Pemerintah Dalam Pembangunan Infrastruktur Jalan Di
Kabupaten Gowa (Universitas Muhammadiyah Makassar).” Skripsi. FISIP. Ilmu
Administrasi Negara. Universitas Muhammadiyah, Makassar. hlm 13.

Mustanir, A., Partisan, A. 2017. Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah


Rencana Pembangunan Di Kelurahan Kanyuara Kecamatan Watang
Sidenreng Kabupaten Sidenreng Rappang. Jurnal Politik Profetik. 5(2).
248-261.

Panitia KKN-T UPR Periode I. 2020. ”Pedoman Teknis Penyelenggaraan


KULIAH KERJA NYATA – TEMATIK (KKN-T) “DESK STUDY”
Universitas
Palangka Raya Periode I Tahun 2020.”
Prameswari, D.F., Dewa, K.D. 2014. “Strategi Pengembangan Industri Kerajinan
Bokor Aluminium di Desa Menyali Kabupaten Buleleng Bali”. Jurnal Ilmiah
Akuntansi dan Humanika. 4(1). 1407-1427.
Ramdhan, M., Zaenal, A.S. 2018. Pengelolaan Wilayah Gambut Melalui
Pemberdayaan Masyarakat Desa Pesisir Di Kawasan Hidrologis Gambut
Sungai Katingan Dan Sungai Mentaya Provinsi Kalimantan Tengah. 14(3)
DOI: http://dx.doi.org/10.15578/segara.v14i3.6416
Staf Pengajar FIS UNY. 2011. Pemberdayaan Masyarakat. 1-8.

Suprayitno, S., Putri, F.P.P., Triyani, T. (2019). Strategy on the National Unity
and Politics Agency (KESBANGPOL) in Maintaining Ethnicity and
Religious Relations Based on Huma Betang Philosophy in Central
Kalimantan. Budapest Internasional Research And Critics InstituteJournal
(Birci-Journal). 2(3). 229-238. DOI: https://doi.org/10.33258/birci.v2i4.629

Suprayitno, S., Riamona, S.T., Ira, Z. (2018). The Strategy to Increase the
Regional Revenue (PAD) of the Government of Central Kalimantan through
the Governor Regulation No. 16/2018. Policy & Governance Review . 2(3).
245- 260. DOI: https://doi.org/10.30589/pgr.v2i3.100

Widayanti, Sri. 2012. Pemberdayaan Masyarakat: Pendekatan Teoritis. Jurnal


Ilmu Kesejahteraan Sosial. 1(1). 87-102.

Wurangian, Mikhael. 2018. Strategi Pemerintah Desa Dalam Pemberdayaan


Masyarakat. Jurnal Politik. 7(2). 1-12.

Peraturan Perundang-Undangan:

Peraturan Presiden Indonesia Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Badan Restorasi


Gambut.

Profil Desa Peduli Gambut Desa Pilang, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten
Pulang Pisau.
Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Anda mungkin juga menyukai