Oleh :
KELOMPOK G-06
NAMA NIM
Restu Yudhono GAB 116 023 (Koordinator)
Zainaf GAB 116 042 (Sekretaris)
Rosalita Cristin Sarungu GAB 116 064 (Bendahara)
Mia Sasmita GAB 116 037 (Anggota)
Maxdon Manalu GAB 116 122 (Anggota)
Putri Cahaya Purba GAB 116 005 (Anggota)
Kamiadi Pebrianus GAB 116 069 (Anggota)
Saputri Ahengni GAB 116 033 (Anggota)
Dafrosa Margaretha Telaumbanua GAB 116 014 (Anggota)
Sri Oktinar Dearni Saragih GAB 116 034 (Anggota)
Muhammad Al Fahri GAB 116 094 (Anggota)
Rahmad Agus Burhanudin GAB 116 106 (Anggota)
Sumarwan GAB 116 052 (Anggota)
Dwi Nurhasanah GAB 116 011 (Anggota)
Dina Marlena GAB 116 091 (Anggota)
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Ketua Kelompok
Mengetahui :
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
UPR Ketua,
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas kehadirat-Nya lah kami
dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T)
Periode I Tahun 2020 dengan Judul “Strategi Pemerintah Kabupaten Pulang
Pisau dalam Pemberdayaan Masyarakat Terhadap Penanggulangan
Kebakaran Lahan Gambut di Desa Pilang” ini tepat pada waktunya.
Laporan ini telah kami susun dengan maksimal dengan harapan semoga
apa yang disampaikan dalam laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan bagi para pembaca mengenai keadaan Desa Pilang agar kedepannya apa
yang sudah diupayakan dapat mendapatkan perhatian berkelanjutan.
Kelompok G-06
ii
RINGKASAN
Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah salah satu pilar perguruan tinggi dalam
program pengabdian masyarakat yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa, untuk
menerapkan prinsip kerjasama kelompok dari berbagai bidang kompetensi
akademik. Mahasiswa dilatih untuk mampu melakukan kerjasama dalam
kelompok dari berbagai bidang keilmuan, sehingga menjadi bersinegri dan
menjadi kekuatan besar pada saatnya nanti bagi bangsa Indonesia.
Kuliah Kerja Nyata merupakan wujud implementasi pengabdian kepada
masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa secara interdisipliner, institusional,
dan kemitraan sebagai salah satu bentuk kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi.
Pelaksanaan program dan kegiatan KKN harus seiring dengan kemajuan zaman
dan dinamika masyarakat maupun pemerintah, maka program KKN di Universitas
Palangka Raya (UPR) mulai tahun 2020 ini diarahkan pada pola KKN Tematik
(KKN-T) yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat dan keunggulan lokal.
Perencanaan dan pelaksanaan program kerja KKN-T ini merupakan langkah awal
dalam melaksanakan kegiatan dalam bentuk pemberdayaan masyarakat. Beberapa
program yang dilaksanakan yaitu; (1) Memberikan sosialisasi mengenai
pengelolaan lahan gambut serta penanggulangan kebakaran hutan dan lahan dalam
bentuk video kepada masyarakat. (2) Pemberian bibit buah-buahan. (3)
Pemasangan spanduk larangan membakar hutan dan lahan.
Secara umum hasil kegiatan ini telah sesuai dengan progaram KKN-T
yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Universitas Palangka Raya (UPR). Kami
menemui hambatan dan halangan pada beberapa kegiatan KKN-T. Penanganan
yang kami lakukan dengan berkoordinasi dengan anggota kelompok, pemerintah
desa. pihak yang terkait, dan pihak masyarakat sehingga diperoleh solusi sesuai
harapan dan sedapat mungkin tidak menggangu jadwal kegiatan sehingga program
tetap dapat berajalan dengan optimal dan terkoordinir.
iii
DAFTAR ISI
Halaman Depan
Lembar Pengesahan.............................................................................................i
Kata Pengantar.....................................................................................................ii
Ringkasan.............................................................................................................iii
Daftar Isi...............................................................................................................iv
Daftar Tabel.........................................................................................................vi
Daftar Gambar......................................................................................................vii
Daftar Lampiran...................................................................................................viii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang dan Permasalahan....................................................1
1.2. Tujuan Penyelenggaraan KKN-T......................................................4
1.3. Kegunaan...........................................................................................4
BAB II. TINJAUAN TEORITIS
2.1. Pengertian Strategi............................................................................5
2.2. Tipe-Tipe Strategi.............................................................................5
2.3. Pengertian Pemerintahan Daerah......................................................6
2.4. Pemberdayaan Masyarakat................................................................8
2.5. Strategi Pemberdayaan Masyarakat..................................................9
2.6. Partisipasi Masyarakat.......................................................................10
2.7. Lahan Gambut...................................................................................11
2.8. Penelitian Terdahulu.........................................................................14
BAB III METODOLOOGI PELAKSANAAN KKN TEMATIK
3.1. Waktu dan Tempat............................................................................17
3.2. Metode Dasar Pelaksanaan................................................................17
3.3. Alat dan Bahan yang Digunakan.......................................................18
3.4. Pihak yang Terlibat...........................................................................19
3.5. Cara Pengumpulan Data....................................................................19
3.6. Bentuk Pasrtisipasi Masyarakat........................................................19
3.7. Output yang Dapat Dicapai...............................................................19
iv
DAFTAR ISI
3.8. Tindak Lanjut Kegiatan.....................................................................20
BAB IV. KEADAAN UMUM LOKASI
4.1. Letak Administratif dan Geografis....................................................21
4.2. Struktur Pemerintahan.......................................................................24
4.3. Batas Wilayah...................................................................................28
4.4. Tata Guna Lahan...............................................................................29
4.5. Keadaan Penduduk (Jenis Kelamin, Usia, Pendidikan, Agama, Tenaga
Kerja...................................................................................................30
4.6. Keadaan Infrastruktur (Kelembagaan Sosial, Jalan, Jembatan,
Perdagangan, Angkutan)...................................................................47
BAB V. HASIL PENYELENGGARAAN KKN TEMATIK
5.1. Laporan Kemajuan
5.1.1. Rencana Program dan Pembagian Tim...................................60
5.1.2. Kondisi Awal Lokasi dengan Foto-foto Kegiatan...................60
5.1.3. Permasalahan yang Ditemukan...............................................71
5.1.4. Hubungan Tema dengan Judul yang Dipilih...........................71
5.2. Laporan Akhir
5.2.1. Pelaksanaan Kegiatan..............................................................72
5.2.2. Peran dan Partisipasi Masyarakat............................................73
5.2.3. Faktor Pendukung dan Penghambat........................................73
5.2.4. Upaya Mengatasi Masalah......................................................74
5.2.5. Keberhasilan Program.............................................................75
BAB VI. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
6.1. Kesimpulan........................................................................................76
6.2. Rekomendasi.....................................................................................76
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Restorasi pada lahan gambut yang telah rusak perlu dilakukan dengan
perencanaan yang baik dan hati-hati. Untuk memperkuat upaya restorasi tersebut,
diperlukan suatu basis data berupa sistem tenurial masyarakat, kondisi sosial
ekonomi, data spasial dan tata kelola gambut masyarakat. Basis data ini berada
dalam skema Desa Peduli Gambut, yaitu kerangka program untuk intervensi
pembangunan pada desa-desa/kelurahan di dalam dan sekitar.
1
2
Pasca kebakaran tahun 2015, Desa Pilang mengalami kebakaran lahan dan
hutan gambut yang cukup luas dan memberikan kerugian material dan non
material yang mempengaruhi mata pencaharian masyarakat. Masyarakat yang
mayoritas memiliki kebun karet yang berada pada areal gambut tipis mengalami
dampak secara langsung karena terbakarnya kebun yang dimiliki. Areal lahan
pertanian yang biasanya digunakan untuk menanam padi gunung atau padi lokal
menjadi lahan semak belukar yang ditumbuhi tumih dan galam karena tidak
ditanami kembali, dan sebagian mulai beralih fungsi menjadi lahan perkebunan
sengon dan sebagian besar terjadi peralihan kepemilikan ke masyarakat luar Desa
Pilang karena ketidakmampuan dalam pengelolaan.
Strategi yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau dalam
Pemberdayaan Masyarakat Terhadap Penanggulangan Lahan Gambut di Desa
Pilang belum terlihat. Hasil observasi sementara kelompok dapat disimpulkan
bahwa Desa Pilang pernah menerima bantuan dari Badan Restorasi Gambut
berupa pemberian bibit sengon yang tenryata dinilai masyarakat itu sangat efektif
jika ditanam di tanah liat namun jika di tanam di lahan gambut itu dapat
mengakibatkan daun sengon rontok pada usia tertentu, dan dengan sengon
tersebut menunjang perekomian masyarakat setempat namun masyarakat tidak
diberikan edukasi terkait pembudidayaan bibit sengon ini serta bantuan dari pihak
TNI berupa petak sawah yang tidak berhasil dikarenakan tingginya kadar air
dalam tanah gambut. Masyarakat setempat berharap Pemerintah Kabupaten
Pulang Pisau khususnya dapat memperhatikan untuk pemberdayaan masayarakat
di Desa Pilang dengan memberikan bantuan berupa tanaman buah-buahan yang
mana hasil dari tanaman tersebut dapat membantu perekomian masayarakat
setempat dan masyarakat juga berharap hasil dari pertanian buah-buahan tersebut
dapat dikelola oleh BumDes Pilang untuk dapat didistribusikan menjadi pakan
orang utan di penangkaran orang utan.
Program kegiatan yang ingin kelompok lakukan pada saat KKN-T Periode I
Tahun 2020 yaitu pemberian bibit buah-buahan dan membuat sebuah video yang
berisikan edukasi terkait lahan gambut serta larangan membakar hutan dan lahan
dan ajakan agar masyarakat dapat melestarikan lahan gambut kelompok lakukan
di Desa Pilang Kecamatan Jekan Raya Kabupaten Pulang Pisau.
1.2. Tujuan Penyelenggaraan KKN-T
Tujuan pelaksanaan KKN-T Periode I tahun 2020 dibagi menjadi tujuan
umum dan tujuan khusus, sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Terbentuknya alumni UPR yang mampu memetakan masalah yang dihadapi
oleh masyarakat dalam pembangunan desa.
Menumbuhkan jiwa kepemimpinan yang peduli terhadap fenomena social.
Mendekatkan Universitas Palangka Raya kepada masyarakat.
Membantu pemerintah dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan
masayarkat.
2. Tujuan Khusus
Membantu mengarahkan masyarakat untuk memecahkan permasalahan desa.
Membantu masayarakat berpartisipasi terhadap penanggulangan kebakaran
lahan gambut.
Upaya membentuk desa-desa binaan KKN Universitas Palangka Raya.
Membantu meningkatkan kemampuan produk yang dihasilkan oleh
masyarakat bersaing dalam pemasaran.
1.3. Kegunaan
Dengan diadakannya kegiatan ini dapat menghasilkan sarjana yang
mampu menghayati permasalahan masyarakat dalam pembangunan dan mampu
memecahkannya secara pragmatis, menghasilkan siswa-siswi yang berpendidikan,
cerdas dan sehat. Menciptakan lingkungan yang bersih dari asap kebakaran lahan
gambut dan meningkatkan masyarakat terhadap kelesatarian lingkungan.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
5
6
Dalam situasi tertentu, tidak semua dimensi ini akan memiliki prioritas
yang setara. Masyarakat manapun akan mengembangkan ke-enam dimensi
tersebut untuk level-level yang berbeda.
Menurut Najiyati et al. (1997) dan Muslihat (2003) lahan gambut dibagi
menjadi empat tipe berdasarkan kedalamannya, yaitu:
a. Lahan gambut dangkal, yaitu lahan dengan ketebalan gambut 50-100 cm,
b. Lahan gambut sedang, yaitu lahan dengan ketebalan gambut 100-200 cm.
c. Lahan gambut dalam, yaitu lahan dengan ketebalan gambut 200-300 cm dan
d. Lahan gambut sangat dalam, yaitulahan dengan ketebalan gambut lebih dari
300 cm.
a. Gambut eutrofik, merupakan gambut yang subur akan bahan mineral dan
basa- basa serta unsur hara lainnya. Hal ini di karenakan gambut eutrofik
biasanya menempati cekungan-cekungan kecil di rawa belakang sungai
sehingga mendapat kesuburan dari endapan sungai.
b. Gambut mesotrofik, merupakan gambut yang memiliki kandungan mineral
dan basa-basa yang sedang.
c. Gambut oligotrofik, merupakan gambut yang tidak subur karena miskin akan
mineral dan basa-basa. Gambut hemik dan saprik tergolong kedalam gambut
oligotrofik.
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan masalah serius yang harus
dihadapi Indonesia setiap musim kemarau. Kebakaran hutan dan lahan sudah
menjadi bencana regional dan global karena dampaknya sudah menjalar ke
negara- negara tetangga. Gas-gas hasil pembakaran yang diemisikan ke atmosfer
(seperti CO2) tersebut telah berpotensi menimbulkan pemanasan global.
(Persero)
2. Kegiatan produksi kayu sengon dimulai dari
pemanenan, penanganan pasca panen kayu
Penulis: Daniar Indah
sengon, dan penilaian tanaman kayu sengon.
Permata Putri
Pemanenan adalah memotong pohon tegakan
dan memotong batang menjadi bagian- bagian
(log) sesuai permintaan dengan tehnik khusus,
sehingga diperoleh produksi kayu dalam
jumlah optimal.
3. Budidaya kayu sengon yang dikembangkan
oleh PT Perkebunan Nusantara XII (Persero)
layak untuk dikembangkan. Hal ini
dikarenakan hasil yang diperoleh PT
Perkebunan Nusantara XII (Persero) dari
budidaya kayu sengon jauh lebih besar
dibandingkan jika investasi pada bank.
BAB III
b) Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri
pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya
pada pengetahuan atau keyakinan pribadi (Sugiyono, 2016:157).
3.3. Alat dan Bahan yang Digunakan
Alat :
a. Laptop
b. Alat Tulis Kantor (ATK)
c. Printer
Bahan :
a. Buku
b. Kertas HVS
c. Peraturan Perundang-Undangan
d. Jurnal
e. Majalah
f. Artikel
g. Arsip
h. Dokumen-dokumen
Alat :
a. Cangkul
b. Polybag
c. Kayu
d. Spanduk
Bahan :
a. Bibit Buah-Buahan
3.4. Pihak yang Terlibat
Adapun pihak yang terlibat dakam pelaksanaan KKN-T kelompok G-06
yaitu:
a. Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)
b. Anggota Kelompok G-06
c. Kepala Desa Pilang/Aparatur Desa dan masyarakat Desa Pilang.
Lokasi Desa
Desa Pilang berada pada titik koordinat Lintang Selatan S02’29’14,3’ dan
Bujur Timur E.114’11’43,4’ dengan luas wilayah 33.113,36 Ha. Desa Pilang
terletak di tengah-tengah Ibukota Kabupaten Pulang Pisau dan Ibukota Provinsi
Kalimantan Tengah.
Gambar 1
21
22
Tabel 1
Lintang S02’29’14,3’
Bujur E.114’11’43,4’
Orbitasi Desa
Desa Pilang berada tepat diantara Ibukota Kabupaten Pulang Pisau dan
Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah. Lokasi dan Posisi yang berada tepat
ditengah–tengah memudahkan Desa Pilang untuk dapat melakukan koordinasi
Pemerintahan di Kabupaten, dan akses yang mudah mencapai Ibukota Provinsi.
Berikut gambaran orbitasi wilayah Desa Pilang :
Tabel 2
Orbitasi Desa Pilang
Bermotor
Bermotor
Bermotor
Desa Pilang menjadi Desa Definitif setelah berubah dari Kampung sejak
Tahun 1976 pada masa kepemimpinan Pambakal atau Kepala Kampung Kasau.
Desa Pilang diperintah oleh Kepala Desa Bpk.Leson Idar (2015-2020), dibantu
oleh Sekdes PNS Bpk.Garutak. Badan Permusyawaratan Rakyat atau BPD
diketuai oleh Bp. Tri Boy dan dibantu oleh 4 Anggota BPD.
25
GAMBAR 2
KEPALA DESA LESON IDAR
KETUA
TRIBOY
WAKILKETUA
SukmaWijaya
SEKRETARIS
Uan
ANGGOTA ANGGOTA
Tarung During
27
Sejarah Kepemimpinan
No. Nama Masa
Pemimpi Kepemimp
n inan
--tidak tercatat secara resmi pada masa
1 -nn- .......sd penjajahan
1890 Belanda--
Proses pemilihan kepala Kampung secara
2 Kasau 1890-1923 penunjukkan atau mandat kepercayaan sistem
aklamasi
Proses pemilihan kepala Kampung secara
3 Daman 1923-1928 penunjukkan atau mandat kepercayaan sistem
aklamasi
Proses pemilihan kepala Kampung secara
4 Ali 1928-1946 penunjukkan atau mandat kepercayaan sistem
Bungai aklamasi
Proses pemilihan kepala Kampung secara
5 Tibat 1946-1965 penunjukkan atau mandat kepercayaan sistem
Unjung aklamasi
Proses pemilihan kepala Kampung secara
6 Arfin 1965-1966 penunjukkan atau mandat kepercayaan
Unjung sistem aklamasi
Perubahan kepemimpinan pada saat
7 Bakri 1966-1967 pemberontakan G.30S.PKI
Proses pemilihan kepala Kampung secara
8 Tumbai 1967-1976 penunjukkan atau mandat kepercayaan sistem
aklamasi, mmelaksanakan kepemimpinan
sebagai Kepala kampung selama hampir 2 kali
periode pemerintahan Kepala Desa.
Perubahan dari Kampung menjadi Desa,
9 Athel. T. 1976-1995 proses pemilihan Kepala Desa melalui
Labih proses pemilihan secara
demokrasi, memerintah selama hampir 4
kali periode masa kepemimpinan Kepala
Desa.
Proses pemilihan Kepala Desa melalui proses
10 Duwik D. 1995-2003 pemilihan secara demokrasi
Bahan
Proses pemilihan Kepala Desa melalui
11 Aman 2003-2014 proses pemilihan secara demokrasi,
menjabat selama 11 Tahun untuk 2 kali
periode pemerintahan
Proses transisi untuk pemilihan Kepala Desa
12 Garutak 2014 menyesuaikan dengan pemilihan serentak
Kepala Desa di Kabupaten Pulang Pisau
transisi
Seiring dengan pengembangan status desa dari desa Swadaya menjadi desa
Swakarya, Desa Pilang mendapatkan penambahan 1 Perangkat Desa. Proses
pemilihan perangkat Desa melalui seleksi yang dilakukan secara terbuka sesuai
dengan amanat Peraturan Pemerintah mengenai Pengangkatan dan Pemberhentian
Perangkat Desa. Jumlah Kaur ada 3 dan Kasie ada 3 yang membantu pelaksanaan
pelayanan umum desa.
Batas antara Desa Pilang dan Desa Jabiren disisi bagian barat Sungai Kahayan
masih menjadi pembahasan antara kedua desa walaupun sudah dilakukan pemetaan
tapal batas. Begitu pula sisi utara yang berbatasan dengan Desa Tumbang Nusa sisi
bagian barat jalur Sungai Kahayan.
JumlahPenduduk
Desa Pilang berpenduduk 1.687 Jiwa yang terdiri dari 866 Laki-laki dan 821
Perempuan dengan jumlah KK 455. Mata Pencaharian utama masyarakat adalah
Usaha Tani Karet. Selain itu juga melakukan kegiatan pekerjaan penambangan pasir
dan usaha wiraswasta lainnya.
Tabel 4
Tabel 5
Klasifikasi KK Jumlah
KK
Peserta Program Keluarga Harapan / PKH Thn 52
2019-2020
Keluarga Prasejahtera (KK)
Keluarga Sejahtera 1 (KK)
Keluarga Sejahtera 2 (KK)
Keluarga Sejahtera 3 (KK)
Keluarga Sejahtera 3+ (KK)
Jumlah Kepala Keluarga 443
Sumber data : Prodeskel 2019
Tabel 6
Cacat Mental
Cacat Tubuh
Jumlah Jiwa
KK Laki Laki
AnakYatim
Anak Yatim
Perempuan
Perempuan
Anak Piatu
Penduduk
Penduduk
Laki Laki
Wilayah
Lansia
Janda
Piatu
KK
KK
Jumlah Penduduk Desa Pilang sejak Tahun 2015 sampai dengan tahun 2018
mengalami penurunan populasi atau jumlah jiwa dikarenakan perpindahan domisili,
tetapi mengalami pertambahan Jumlah Kepala Keluarga sebanyak 0.91%.
Tabel 7
Jumlah KK Pertahun
Gambar 6
Tabel 8
KOMPOSISI
PENDUDUK
BERDASARKAN
KLASIFIKASI USIA
RT RT R R
. .02 T T
01 . .0
0 4
3
Usia La Perempua Usia(Thn L Peremp Usia L Perem Usia( L Perempu
(Thn) k n ) a uan ( a puan T a an
i ki Thn) ki hn) ki
0-6 23 34 0-6 7 5 0- 33 35 0-6 27 12
6
7-12 21 23 7-12 17 12 7- 7-12 17 24
12 25 27
13-18 23 30 13-18 11 9 13 35 38 13- 34 29
- 18
18
19-25 22 13 19-25 14 7 19 20 25 19- 38 46
- 25
25
26-40 51 52 26-40 33 36 26 20 26 26- 30 37
- 40
40
41-55 42 40 41-55 26 24 41 26 27 41- 9 11
- 55
55
56-65 20 32 56-65 15 13 56 10 10 56- 16 13
- 65
65
65-75 15 22 65-75 8 9 65 6 9 65- 6 7
- 75
75
>75 6 5 >75 2 7 >7 0 3 >75 5 4
5
223 25 133 122 175 200 182 183
1
JUML 47 2 3 3
5 7 6
AH 5 5 5
1
4
6
9
Klasifikasi Penduduk berdasarkan Kelompok Usia
Sumber data : Prodeskel 2019
Tabel 9
Data Pendidikan
Desa Pilang memiliki sarana pendidikan di tingkat dasar yaitu SDN-1 Pilang.
Kapasitas dan daya tampung bangunan gedung adalah 6 Kelas. Disamping SD, ada
juga 1 Unit TK yang dibangun sejak tahun 2010 dan PAUD yang baru dibangun
tahun 2017.
Pendidikan rata-rata penduduk usia lanjut adalah tamatan SD, dan sedikit
ditemukan anak remaja yang tidak lulus SLTP. Pelajar yang melanjutkan pendidikan
di SLTP/Sederajat dan SLTA/Sederajat melanjutkan pendidikan ke Kecamatan
Jabiren atau ke Palangka Raya, karena tidak terdapat SLTP dan SLTA di Desa pilang.
Sarana Pendidikan yang terdapat di Desa Pilang yaitu 1 Unit SD dan 1 Unit TK.
PAUD dalam proses pembangunan lanjutan APBDes tahun anggaran 2018.
Guru dan tenaga pengajar di Desa Pilang sebagian besar adalah warga
penduduk Desa Pilang atau Tenaga Pengajar yang kemudian bertugas dan menetap
menjadi warga Desa Pilang. Berikut Daftar Tenaga Pengajar / Pendidik yang bertugas
di desa Pilang :
Tabel 10
Tabel 11
Data dan Jumlah Murid dan Siswa di SDN Pilang-1
Tabel 12
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Gambar 8
Penduduk BerdasarkanPendidikan
Etnis , Bahasa dan Agama
Desa Pilang merupakan desa dengan penduduk asli suku dayak yang
mendominasi wilayah. Akses masyarakat etnis dan suku lainnya untuk tinggal dan
menetap didalam wilayah desa Pilang sangat terbuka lebar. Hal ini dapat dilihat dari
hadirnya beberapa etnis dan suku yang tinggal dan menetap menjadi penduduk warga
Desa Pilang.
Tabel 13
Bahasa yang umum digunakan oleh masyarakat Desa Pilang adalah Bahasa
Dayak Ngaju/Bahasa Dayak Kapuas. Namun untuk berbagai kondisi ketika
melakukan interaksi dengan suku banjar, maka bahasa banjar yang digunakan sebagai
bahasa percakapan.
Masyarakat Desa Pilang sebagian besar memiliki lahan kebun karet dengan
persentase 75,8% dari jumlah penduduk Desa Pilang. Sebagai mata pencaharian
utama, pemilik lahan memanfaatkan lahan untuk ditanami tanaman perkebunan karet,
tanaman buah dan rotan, serta tanaman perkebunan lainnya seperti sengon dan
tanaman lainnya. Seperti dalam tabel mata pencaharian dibawah ini.
Tabel 14
KLASIFIKASI PENDUDUK
BERDASARKAN PEKERJAAN
Pekerjaan Jumlah RT.0 RT.0 RT.0 RT.0
1 2 3 4
Buruh Tani / 94 90 2 2
Buruh Lepas
Karyawan 1 1
Honor
Kepala Desa 1 1
Pengrajin 56 17 24 2 13
Mekanik 5 5
IRT 404 155 73 80 96
Nelayan / 22 12 9 1
Perikanan
Pegawai Negeri 20 4 2 1 13
Sipil / Guru /
TNI / Polri
Perawat / 3 1 1 1
Bidan
Petani / 472 60 87 215 110
Pekebun
Wiraswasta+ 25 15 10
Peternak
Balita + Usia 366 120 66 64 116
Sekolah dan
Lansia
474 255 375 365
1469 14
69
Gambar 10
Klasifikasi Penduduk Berdasarkan MataPencaharian
Data Perekonomian
Masyarakat Desa Pilang sebagian besar memiliki lahan kebun karet dengan
persentase 75,8% dari jumlah penduduk Desa Pilang. Sebagai mata pencaharian
utama, pemilik lahan memanfaatkan lahan untuk ditanami tanaman perkebunan karet,
tanaman buah dan rotan, serta tanaman perkebunan lainnya seperti sengon dan
tanaman lainnya. Seperti dalam tabel mata pencaharian dibawah ini.
Tabel 15
Sebanyak 472 warga penduduk Desa Pilang memilih pekerjaan utama sebagai
petani/pekebun karet dengan persentase sejumlah 32,13%. Kemudian sebagian ada
yang melakukan kegiatan sebagai nelayan tangkap yang dilakukan oleh kelompok
laki- laki dalam rumah tangga nelayan, dan kelompok perempuan melaksanakan
sebagian kegiatan pertanian padi lokal dan sayur-sayuran dalam kapasitas rumah
tangga.
4.6. Keadaan Infrastruktur
Kelembagaan Desa Lembaga Sosial Formal
Kelembagaan/Organisasi Desa Pilang secara formal berjumlah 14. Proses
pembentukan kelembagaan secara umum dilakukan dengan musyawarah yang
dibuktikan dengan terbentuknya pengurus kelembagaan tersebut.
Tabel 16
52
53
Table 17
Kelembagaan Sosial Non Formal Desa Pilang
Aset Desa
Tabel 18
Daftar Aset Desa
Tabel 19
rotanS
igi.
Industri Menengah dan Besar
a. Karyawan 15orang Karyawan Konservasi Orang Utan
perusahaan
swasta
b. Karyawan 1 orang -
perusahaan /
pemerintah
Jasa -
a) Pegawai Negeri 19 orang -
Sipil
b) POLRI /TNI 1 orang -
c) Bidan 3 orang -
swasta /
Kampun
g
d) Pensiunan PNS 2orang -
P`enggilingan Padi
Memilikipenggilinga 3 orang Usa Sudah tidak Jasa penggilingan gabah untuk
npadi ha berproduksi masyarakat dan sawah pribadi
Kec
il
BAB V
60
61
Sosialisasi mengenai
pengelolaan lahan Seharusnya sosialisasi lebih
Adanya partisipasi dari
gambut serta tepat dan efektif
masyarakat dan perangkat
penanggulangan dilaksanakan secara
desa dalam mendukung
kebakaran hutan dan langsung akan tetapi karena
2. penanggulangan kebakaran
lahan dalam bentuk situasi masih belum
hutan dan lahan serta
video pendek kepada mendukung hal ini
merespon dengan baik
masyarakat disebabkan oleh pandemi
himbauan tersebut.
COVID-19
No Hambatan Upaya
No Program Keberhasilan
6.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami ambil dari kegiatan KKN-T di Desa
Pilang yaitu sebagai berikut :
1. Program Kuliah Kerja Nyata Tematik yang telah terencana dapat
berjalan dengan baik sesuai dengan tema yang sudah ditentukan.
2. Meningkatkan ilmu pengetahuan dan pengalaman serta wawasan yang
tidak didapatkan di bangku kuliah yang dapat menjadi bekal di dunia
bermasyarakat maupun dalam kehidupan sehari-hari.
3. Memberikan sosialisasi mengenai pengelolaan lahan gambut serta
penanggulangan kebakaran hutan dan lahan dalam bentuk video
kepada masyarakat.
4. Membantu perekonomian masyarakat Desa Pilang dengan memberikan
bantuan bibit buah-buahan.
5. Memahami dan mendapatkan bagaimana pentingnya kerja sama tim
dalam kelompok sehingga program menjadi sasaran dapat terlaksana
dengan baik dan sesuai yang diharpakan.
6.2. Rekomendasi
1. Diharapkan masyarakat Desa Pilang dapat melanjutkan program-
program yang telah dirintis oleh Mahasiswa KKN-T Kelompok G-06.
2. Diharapkan untuk kedepannya agar terjalin kerjasama antar
masyarakat dan pemerintah Desa untuk mendukung
pemberdayaan masyarakat Desa Pilang.
3. Diharapkan untuk kedepannya agar masyarakat ikut berperan aktif
dalam pengelolaan lahan gambut serta penanggulangan kebakaran
hutan dan lahan.
76
77
Buku:
Sugiyono.2016. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: ALFABETA.
Sumber Lainnya:
Kapita, F., Johannis, E.K., Johny, P,L. 2017. Peran Kepala Desa Dalam
Pemberdayaan Masyarakat Di Desa Wayafli Kecamatan Maba Kabupaten
Halmahera Timur. Jurnal Eksekutif. 1(1). 1-14.
Hayati, N., Enos, P., Santi, R. 2019. “Pengelolaan Aset Desa Dalam Upaya
Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat Di Desa Suliliran Baru
Kecamatan Paser Belengkong Kabupaten Paser”. Jurnal Administrasi Negara.
7(3). 9148-9162.
Indah, Permata. 2009. Analisis budidaya dan produksi kayu sengon sebagai
bahan baku plywood untuk ekspor pada PT. Perkebunan Nusantara XII
(persero) Surabaya. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Bisnis International.
Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Jalinsri, Jova. 2015. Strategi Pemerintah Desa Dalam Pemberdayaan Kelompok
Tani Di Desa Popontolen Kecamatan Tumpaan Di Kabupaten Minahasa
Selatan. Jurnal Politico. 4(1). 1-11.
Kasmira. 2020. Strategi Pemerintah Dalam Pembangunan Infrastruktur Jalan Di
Kabupaten Gowa (Universitas Muhammadiyah Makassar).” Skripsi. FISIP. Ilmu
Administrasi Negara. Universitas Muhammadiyah, Makassar. hlm 13.
Suprayitno, S., Putri, F.P.P., Triyani, T. (2019). Strategy on the National Unity
and Politics Agency (KESBANGPOL) in Maintaining Ethnicity and
Religious Relations Based on Huma Betang Philosophy in Central
Kalimantan. Budapest Internasional Research And Critics InstituteJournal
(Birci-Journal). 2(3). 229-238. DOI: https://doi.org/10.33258/birci.v2i4.629
Suprayitno, S., Riamona, S.T., Ira, Z. (2018). The Strategy to Increase the
Regional Revenue (PAD) of the Government of Central Kalimantan through
the Governor Regulation No. 16/2018. Policy & Governance Review . 2(3).
245- 260. DOI: https://doi.org/10.30589/pgr.v2i3.100
Peraturan Perundang-Undangan:
Profil Desa Peduli Gambut Desa Pilang, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten
Pulang Pisau.
Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.