Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR ISI

Daftar Isi …………………………………………………………………………………….1

SOAL

1. Review dan Critical Review Konsep Administrasi Publik …………………….. 2


1.1. Konsep Administrasi Publik Menurut Pendapat Pakar Asing ………... 2
1.2. Konsep Administrasi Publik Menurut Pendapat Pakar Nasional …….. 4
Daftar Pustaka …………………………………………………………………………….. 6

2. Review dan Critical Review Paradigma Administrasi Publik – Rustoto …….. 7


2.1. Paradigma Old Public Administration…………………………………… 7
2.2. Paradigma New Public Management ………………………………….. 8
2.3. Paradigma New Public Service……………………………………....... 10

Daftar Pustaka …………………………………………………………………………… 11

3. Nomenklatur Tiga Kementerian dan Tanggapan Dosen UGM Tentang Ide


Nadiem Makarim ………………………………………………………………… 12
3.1. Nomenklatur Tiga Kementerian ……………………………………….. 12
3.2. Kritik tanggapan Dosen UGM Tentang Ide Nadiem Makarim ………. 13

Daftar Pustaka …………………………………………………………………………… 14

1
1. Review dan Critical Review Konsep Administrasi Publik
1.1. Konsep A. Menurut Felix A. Nigro dan Lioyd Nigro
Administrasi
Publik menurut 1. Administrasi Publik adalah suatu kerja sama
Pendapat Tiga kelompok dalam lingkungan pemerintahan.
Pakar Asing 2. Administrasi Publik meliputi ketiga cabang
pemerintahan: eksekutif, legislatif, dan yudikatif
serta hubungan diantara mereka.
3. Administrasi Publik mempunyai peranan
penting dalam perumusan kebijakan
pemerintah, dan karenanya merupakan
sebagian dari proses politik.
4. Administrasi Publik sangat erat berkaitan
dengan berbagai macam kelompok swasta dan
perorangan dalam menyajikan pelayanan
kepada masyarakat.
5. Administrasi Publik dalam beberapa hal
berbeda pada penempatan pengertian dengan
administrasi perorangan.

B. Menurut John M. Pfiffner dan Robert V. Presthus:

1. Administrasi Publik meliputi implementasi


kebijaksanaan pemerintah yang telah
ditetapkan oleh badan-badan perwakilan politik.
2. Administrasi Publik dapat didefinisikan
koordinasi usaha-usaha perorangan dan
kelompok untuk melaksanakan kebijakan
pemerintah. Hal ini terutama meliputi  pekerjaan
sehari-hari pemerintah.
3. administrasi negara adalah suatu proses yang
bersangkutan dengan pelaksanaan
kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah,
pengarahan, kecakapan dan teknik-teknik yang
tidak terhingga jumlahnya, memberikan arah
dan maksud terhadap usaha sejumlah orang.

C. Menurut Dimock, Dimock, & Fox

Administrasi Publik merupakan produksi barang


dan jasa yang direncanakan untuk melayani
kebutuhan masyarakat konsumen. Definisi tersebut
melihat administrasi publik sebagai kegiatan
ekonomi, atau serupa dengan bisnis tetapi khusus
dalam menghasilkan barang dan pelayanan publik.

Pembahasan :

A. Felix A. Nigro dan Lioyd Nigro

2
Berdasarkan lima konsep administrasi publik yang
telah dipaparkan, dapat diambil kritik atau
kesimpulan yaitu administrasi publik merupakan
suatu kerjasama antar ketiga cabang pemerintahan
yang meliputi lembaga eksekutif, lembaga
legislatif, serta lembaga yudikatif dalam suatu
lingkungan politik yang mempunyai peranan
penting dalam merumuskan suatu kebijakan publik.
Konsep ini juga menjelaskan bahwa pemerintah
dapat menjalin kerjasama dengan berbagai
kelomok swasta dan perorangan demi
memberikan pelayanan publik yang lebih baik
kepada masyarakat.

B. John M. Pfiffner dan Robert V. Presthus:

Menurut tiga konsep yang dikemukakan, dapat


ditarik kesimpulan bahwa administrasi publik
meupakan suatu proses dalam melaksanakan
kebijakan pemerintah, seperti implementasi
kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh
badan-badan perwakilan politik seperti lembaga
legislatif yang merumuskan kebijakan-kebijakan
yang akan ditetapkan serta bekerjasama dan
berkoordinasi dengan lembaga eksekutif sebagai
pelaksana atau yang menjalankan kebijakan yang
telah ditetapkan tersebut kepada masyarakat

C. Dimock dan Fox,

Menurut Dimock dan Fox diatas, mereka


berpandangan bahwa administrasi publik hampir
menyerupai bisnis. Barang dan jasa diibaratkan
sebagai kebijakan-kebijakan pemerintah
sedangkan masyarakat dianggap sebagai
konsumen. Jadi arti dari konsep tersebut adalah
pemerintah merumuskan kebijakan-kebijakan yang
bertujuan untuk melayani masyarakat umum.

3
Kesimpulan 1 :

Berdasarkan ketiga konsep yang dikemukakan


oleh ketiga pakar asing diatas, konsep yang paling
sesuai dengan kondisi di Indonesia saat ini adalah
konsep yang dikemukakan oleh Felix A. Nigro dan
Lioyd Nigro karena administrasi publik yang
dikemukakannya dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan perpolitikan di Indonesia. Konsep ini
dalam merumuskan kebijakan publik melibatkan
ketiga lembaga antara lain lembaga legislatif
sebagai penggagas kebijakan, lembaga eksekutif
sebagai pelaksana kebijakan serta lembaga
yudikatif untuk mengawasi jalannya kebijakan yang
telah ditetapkan. Konsep diatas juga
memberitahukan bahwa pemerintah dapat
menggandeng pihak swasta atau perorangan
dalam melaksanakan tugasnya demi tercapainya
kebijakan yang memberikan yang terbaik pada
masyarakat

1.2. Konsep A. Menurut Prajudi Atmosudirjo


Administrasi
Publik Menurut Administrasi Publik menurut pendapat Prajudi
Pendapat Pakar Atmosudirjo adalah administrasi dari negara
Nasional sebagai organisasi,dan administrasi yang mengejar
tercapainya tujuan-tujuan yang bersifat
kenegaraan.

B. Menurut Arifin Abdulrachman

Administrasi Publik adalah ilmu yang mempelajari


pelaksanaan dari politik negara.

C. Menurut Dr.H.Amin Ibrahim

Administrasi Publik adalah seluruh upaya


penyelenggaraan pemerintah yang meliputi
kegiatan manajemen pemerintah dengan sebuah
mekanisme kerja serta dukungan sumber daya
manusia.

4
Pembahasan :

A. Prajudi Atmosudirjo

Konsep Prajudi Atmosudirjo menjelaskan


bahwa Administrasi Publik merupakan proses
administrasi negara sebagai sebuah organisasi
demi mencapai tujuan-tujuan yang bersifat
kenegaraan

B. Arifin Abdulrachman

Berdasarkan konsep Arifin Abdulrachman,


administrasi publik merupakan suatu kaidah
ilmu yang mempelajari proses pelaksanaan
perpolitikan dalam suatu negara

C. Dr.H.Amin Ibrahim

Konsep yang dikemukakan oleh Dr.H.Amin


Ibrahim menjelaskan bahwa administrasi publik
merupakan penyelenggaraan manajemen
pemerintahan yang tersusun dalam suatu
mekanisme kerja dan didukung dengan sumber
daya manusia.
Kesimpulan 2 :

Berdasarkan ketiga konsep yang dikemukakan oleh


ketiga pakar nasional tersebut, konsep yang paling cocok
dan sesuai dengan kondisi di Indonesia saat ini adalah
konsep administrasi publik milik Dr.H.Amin Ibrahim
karena konsep ini mengharuskan proses administrasi
yang matang dan tersusun dan melibatkan dukungan dari
sumber daya manusia untuk menciptakan manajemen
pemerintahan yang baik dan teratur sesuai dengan
rencana perubahan reformasi birokrasi yang tengah
diperjuangkan pemerintah sampai saat ini.

Kesimpulan 3 Berdasarkan dua kesimpulan konsep yang berasal dari


pakar asing maupun pakar nasional, jika dilihat mana
yang paling sesuai dengan Indonesia saat ini, kedua
kesimpulan tersebut menurut saya dapat digunakan dan
diterapkan di Indonesia karena menurut kesimpulan dari
pakar asing administrasi publik melibatkan ketiga cabang
pemerintahan guna merumuskan, menjalankan serta
mengawasi kebijakan yang telah ditetapkan, sedangkan
dalam kesimpulan pakar nasional menjelaskan perlunya
mekanisme kerja yang jelas dan dukungan sumber daya
manusia untuk mencapai manajemen pemerintahan yang
baik.

5
DAFTAR PUSTAKA

Syafiie, Inu Kencana. SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA


(SANRI). Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Thoha, Miftah. ILMU ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER. Jakarta: Kencana,


2011.

T.Keban, Yeremias. ENAM DIMENSI STRATEGIS Administrasi Publik KONSEP,


TEORI DAN ISU. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gava Media, 2014.

6
2. Review dan Critical Review Paradigma Administrasi Publik
2.1. Paradigma Old Public Administration

Paradigma administrasi publik konvensional diusung oleh beberapa pakar serta teori
yang mewarnai paradigma itu. Teori-teori ini menandai sekaligus memberikan
karakteristik yang kuat bagi administrasi publik tradisional. Pakar yang dimaksud
adalah Weber dengan teori birokrasi, Wilson dengan dikotomi politik/administrasi,
serta Taylor dengan ajaran manajemen keilmuan (scientific management).

Teori Birokrasi Weber

Birokrasi Weber adalah teori yang paling fundamental dalam model administrasi
publik tradisional. Dalam menetapkan landasan teorinya, Weber mengatakan ada
tiga jenis kewenangan, yaitu karismatik – adanya seorang pemimpin yang
extraordinary; tradisional – misalnya kewenangan seorang ketua suku; dan
kewenangan rasional/legal. Dari ketiga jenis kewenangan itu, menurut Weber,
birokrasi harus dibangun berdasarkan kewenangan rasional/legal.

Wilson dan Kontrol Politik


Dalam esainya, Wilson mengatakan bahwa kalau pemerintah ingin bekerja secara
lebih efektif maka ia harus mengikuti pola manajemen bisnis/swasta. Untuk
mengikuti model bisnis, pemerintah harus membangun kewenangan eksekutif,
mengontrol organisasi dan mencapai tujuan organisasi dalam cara-cara yang paling
reliabel dan seefisien mungkin.

Taylor dan Manajemen Keilmuan (Scientific Management)


Menurut model administrasi publik tradisional, birokrasi harus netral, yakni birokrasi
tidak terlibat dalam kebijakan atau politik. Birokrasi adalah suatu instrumen untuk
menjalankan kebijakan yang sebelumnya ditetapkan secara politik. Hal ini juga dapat
ditemukan dalam prinsip-prinsip manajemen keilmuan (scientific management) yang
dikemukakan oleh Frederick Winslow Taylor (1911).
Ada dua poin penting dari pemikiran Frederick Taylor (1911). Pertama, standardisasi
kerja, yakni bagaimana menemukan satu cara terbaik untuk bekerja dan mengontrol
secara intensif untuk mempertahankan standar tersebut (Kakar, 1970). Manajemen
keilmuan mencakup: (a) time-and-motion studies yang menghasilkan standar kerja;
(b) sistem gaji-insentif; dan (c) mengubah fungsi organisasi.

7
Taylor mengatakan bahwa manajemen keilmuan dapat diterapkan dalam
pemerintah, karena dalam penilaiannya, rata-rata pegawai publik hanya
mengerjakan 1/3 hingga ½ dari pekerjaannya (Fry, 1989). Birokrasi dapat
mengadopsi manajemen keilmuan karena konsep ini menawarkan bagaimana
mengoperasionalisasikan bentuk organisasi yang birokratis dalam pemerintahan
(Golembiewski, 1990).

Kritik atau Komentar Konsep OPA


Kritik yang dapat diberikan terhadap konsep Old Public Administration adalah
Konsep Old Public Administration menggunakan model top down yaitu aturan,
perintah, keputusan yang telah dibuat oleh lembaga legislatif harus dilakukan oleh
lembaga eksekutif tanpa mempertimbangkan masyarakat sehingga menjadikan
konsep administrasi publik tersebut tidak demokratis karena sifatnya tertutup dan
tidak melibatkan partisipasi dari masyarakat. Masyarakat disini harus menjalankan
kebijakan tanpa mengetahui proses pembuatan kebijakan dan untuk apa kebijakan
tersebut dilakukan.

2.2. Paradigma New Public Management

Di awal tahun 1990-an muncul paradigma Manajemen Publik Baru (New Public
Management) dan nilai-nilai manajerial yang diusungnya. Hal ini mengingat begitu
banyak kelemahan yang ada pada mainstream administrasi publik lama, dan
karenanya, menurut Kettle perlu ada reformasi administrasi publik. Esensi dari
reformasi tersebut adalah:
Pollitt dan Summa (1997) juga mengemukakan karakteristik NPM yang dicirikan
dengan adanya:

1. Privatisasi;
2. Marketisasi;
3. Desentralisasi;
4. Orientasi output; dan
5. Restrukturisasi dan program reformasi.

8
Sedangkan menurut Flynn (2002), NPM dicirikan dengan:

1. Adanya transfer pelayanan kepada sektor privat;


2. Desentralisasi lebih diutamakan;
3. Ada pergeseran fokus dari input ke kontrol output;
4. Rekrutmen dan promosi staf diatur melalui pasar;
5. Orientasi pelanggan didasarkan pada pemberdayaan pengguna layanan; dan
6. Devolusi kepada manajer lini dilaksanakan seiring dengan adanya 
perubahan struktural (dalam Torres & Pina, 2004).

Salah satu nilai yang diusung oleh paradigma NPM adalah bergesernya kajian dari
government ke governance. Istilah ini telah digunakan secara luas, baik dalam
sektor publik dan privat.

Kritik atau Komentar Konsep New Public Management

konsep NPM sangat erat kaitannya dengan manajemen sektor publik dengan sektor
privat. Konsep ini menganggab bahwa manajemen sektor privat ideal untuk sektor
publik. Terdapat sejumlah pertentangan antara klaim dalam NPM terhadap kondisi
yang ada di sektor publik. Yang menjadi penggerak roda pemerintahan NPM adalah
sektor swasta/pelaku bisnis yang merupakan pemilik modal. Dampaknya adalah
terjadinya kesenjangan karena pelaku bisnis adalah yang mempunyai modal (uang)
sehingga dalam pemberian pelayanan, orang yang punya uanglah yang
mendapatkan pelayanan baik, ini dapat mengurangi esensi dari nilai-nilai demokratis
seperti keadilan, peradilan, keterwakilan dan partisipasi. Hal ini diakibatkan oleh
adanya perbedaan besar antara kekuatan pasar dengan kepentingan publik, dan
kekuatan pasar ini tidak selalu dapat memenuhi apa yang menjadi kepentingan
publik. Bahkan dalam banyak hal, publik seringkali tidak dilibatkan untuk
berpartisipasi dalam menentukan, merencanakan, mengawasi dan mengevaluasi
tindakan-tindakan yang diambil untuk dapat menjamin bahwa publik tetap menjadi
pusat dari tindakan-tindakan pemerintah.

9
2.3. Paradigma New Public Service
Paradigma ini pun merupakan suatu bentuk ketidakpasan terhadap konsep NPM
yang dipandang dapat menyebabkan erosi fungsi pemerintah dalam memberikan
pelayanan kepada publik. Inti dari paradigma ini adalah:

1. Melayani publik, bukan pelanggan;


2. Memenuhi kepentingan publik;
3. Menghargai warga negara;
4. Berpikir strategis, bertindak demokratis;
5. Akuntabilitas publik bukanlah sesuatu yang simpel;
6. Melayani ketimbang mengarahkan; dan
7. Menghargai orang, tidak hanya produktivitas.

Kritik atau Komentar Konsep New Public Service

Konsep NPS merupakan konsep penyempurna dari konsep-konsep sebelumnya


yang dianggap gagal dan penuh dengan kecacatan. Paradigma NPS ini berorientasi
kepada kualitas pelayanan kepada publik, bukan seperti NPM yang orientasinya
kepada kepuasan pelanggan. Dimaksudkan dengan adanya NPS diharapkan
persoalan – persoalan publik semakin berkurang. NPS memiliki akar demokrasi
yang berarti melibatkan seluruh elemen masyarakat untuk terlibat atau berpartisipasi
dalam pengambilan kebijakan publik. NPS mengutamakan pelayanan publik dengan
keinginan untuk melayani masyarakat.

Konsep yang Paling Cocok untuk digunakan di Indonesia

Berdasarkan Ketiga konsep paradigma yang telah dipaparkan diatas, konsep yang
paling cocok dan sesuai untuk diterapkan di Indonesia adalah konsep paradigma
NPS (New Public Service) karena telah memenuhi kriteria dengan negara Indonesia
yang demokratis yaitu menjunjung tinggi kedaulatan rakyat. Konsep ini berorientasi
terhadap pelayanan dan pemberdayaan masyarakat. Hal ini dimaksudkan bahwa
para penyelenggara negara harus mendengar kebutuhan dan kemauan warga
negara sebagai rakyat atau publik.

10
DAFTAR PUSTAKA

rhp_anfisip-fisip.web.unair.ac.id. (20 December 2012). Paradigma Administrasi


Publik Tradisional. Diakses pada 4 November 2019, dari http://rhp_anfisip-
fisip.web.unair.ac.id/artikel_detail-69591-Umum-Paradigma%20Administrasi
%20Publik%20Tradisional.html

11
3. Nomenklatur Tiga Kementerian dan Tanggapan Dosen UGM Tentang Ide
Nadiem Makarim

3.1. Nomenklatur Tiga Kementerian

Presiden Joko Widodo telah mengumumkan dan melantik para menteri


Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024. Dari susunan kementerian dan menteri
yang diumumkan, ada sejumlah perubahan tapi tidak masif.
kementerian yang mengalami perubahan nomenklatur yaitu, Pertama,
Menteri Koordinator Maritim kini menjadi Menteri Koordinator Maritim dan Investasi.
Jabatan ini tetap dipegang Luhut Binsar Pandjaitan. Luhut dipercaya untuk terus
mengawal visi poros maritim dunia sekaligus menarik investasi.
Kedua, Kementerian Riset dan Teknologi. Di kabinet sebelumnya,
kementerian ini bernama Kementerian Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi
(Kemenristek DIKTI). Namun, di Kabinet Indonesia Maju berubah menjadi
Kemenristek saja. Usai mengumumkan kabinet, Jokowi mengatakan, DIKTI melebur
ke Kemendikbud menjadi Kemendikbud. Meski penamaan tetap yaitu Kemendikbud,
tapi kementerian ini bertanggungjawab dari pendidikan dasar hingga pendidikan
tinggi.
Ketiga, Kementerian Pariwisata mengalami perubahan dengan penambahan
ekonomi kreatif di bawah Wishnutama. Dalam nomenklatur yang di Perpres, Badan
Ekonomi Kreatif (Bekraf) juga melebur ke kementerian ini. Sehingga kementerian ini
bernama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif.

Kritik atau komentar terhadap nomenklatur

berdasarkan pandangan saya perubahan yang dilakukan memiliki tujuan yang baik
yaitu guna menyesuaikan, memperbaiki, serta memaksimalkan kinerja dari
kementerian yang mengalami perubahan nomenklatur tersebut. Tetapi perubahan
nomenklatur ini menurut saya masih memberikan dampak yang negatif disamping
dampak positif diatas. Dampak negatif yang dapat terjadi adalah dengan terjadinya
perubahan ini dapat menyebabkan kebingungan birokrasi maupun masyarakat
karena masyarakat memerlukan waktu untuk bisa menyesuaikan perubahan
nomenklatur tersebut agar semuanya dapat berjalan dengan maksimal kembali.

12
3.2. Kritik Tanggapan Dosen UGM Tentang Ide Nadiem Makarim
Dosen Universitas Gadjah Mada (UGM), Bagas Pujilaksono mengkritik 10 gebrakan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim.

Kritikan Bagas disampaikan melalui surat terbuka berjudul “Surat Terbuka Dosen
UGM untuk Nadiem Makarim”.

Dalam surat terbuka tersebut, Bagas menguliti satu per satu gebrakan Nadiem
Makarim.

Ia menyebut Nadiem Makarim merupakan orang baru di dunia pendidikan dan riset.
Bahkan, dia menyebut Nadiem gagal paham.

Kritik atau Komentar terhadap Tanggapan Dosen UGM

Menurut dosen Universitas Gadjah Mada (UGM), Bagas Pujilaksono tersebut. Beliau
kurang setuju terhadap gebrakan-gebrakan yang dilakukan oleh Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan, Nadiem Makarim. Beliau berpendapat bahwa kebijakan-kebijakan
yang dibuat oleh Nadiem merupakan suatu bentuk kesalahpahaman dalam
memahami struktur pendidikan sehingga dianggap dapat menimbukan bencana bagi
pendidikan nasional. Beliau berpesan agar selalu berhati-hati dalam bertindak dan
berpikir agar maksud baik yang ingin disampaikan Nadiem tidak merugikan peserta
didik. Menurut pandangan saya kritik yang diberikan oleh dosen UGM, Bagas
Pujilaksono tersebut dapat menjadi pertimbangan kembali bagi Nadiem Makarim
dalam membuat kebijakan dalam urusan pendidikan, agar pendidikan di Indonesia
dapat terus mengalami kemajuan sehingga dapat menciptakan Sumber Daya
Manusia yang lebih berkualitas lagi pada masa yang akan datang.

13
DAFTAR PUSTAKA

kumparan.com. (25 Oktober 2019). Kabinet Baru Jokowi, Hanya 3 Nomenklatur


Kementerian yang Berubah. Diakses pada 4 November 2019, dari
https://kumparan.com/kumparannews/kabinet-baru-jokowi-hanya-3-
nomenklatur-kementerian-yang-berubah-1s7gqJp2Egt

pojoksatu.id. (8 November 2019). Surat Terbuka Dosen UGM Kuliti 10 Gebrakan


Nadiem Makarim, “Anda Gagal Paham”. Diakses pada 4 November 2019, dari
https://pojoksatu.id/lipsus/2019/11/08/surat-terbuka-dosen-ugm-kuliti-10-
gebrakan-nadiem-makarim-anda-gagal-paham/

inews.id. (05 Desember 2019). Ini 3 Nomenklatur Baru Kabinet Indonesia Maju,
Kemana Dikti?. Diakses pada 4 November 2019, dari https://www.inews.id/
news/nasional/ini-3-nomenklatur-baru-kabinet-indonesia-maju-kemana-dikti

14

Anda mungkin juga menyukai