SRH24/12/17
Perjalanan penyakit Difteri
Penularan difteria
Masa inkubasi (2–5 hari)
Gejala awal
● Demam tidak tinggi
● Lesu, kurang beraktifitas
Days to months
14-21 hari 1. Wharton & Vitek 2004, In: Vaccines (Ch 13)
Penyembuhan 2. CDC Pink Book. 2008:59–70
Mengapa terjadi KLB Difteri
Risk factors of
transmission
People who are most susceptible
mmunocom to infection are those who are:
Overcrowding
promised
states
– not completely immunized
Karier – have low antitoxin antibody
levels
Incomplete – have been exposed to a
Poor health
mmunization carrier
– have been exposed to
Substandard patient/diseased individual
living
mpat jauh
conditions
u sibuk
kut efek samping CDC Atlanta: Diphtheria outbreak 201
enolak imunisasi WHO, 2009
Klasifikasi Difteri
Suspected diphtheria
Probable diphtheria
Confirmed diphtheria
Carrier diphtheria
Suspected diphtheria
Tanpa demam/subfebris
Gejala faringitis, tonsilitis, laringitis, trakeitis atau kombinasi
Pseudomembran putih keabu-abuan/ kehitaman pada salah
satu/kedua tonsil, berdarah bila terlepas/ manipulasi
94% kasus difteri mengenai tonsil dan farings
Probable diphtheria
Gejala suspected diphtheria
Ditambah salah satu dari:
Pernah kontak dengan kasus (< 2 minggu)
Status imunisasi tidak lengkap, termasuk belum booster
Stridor dan bullneck
Perdarahan submukosa atau petekie pada kulit
Gagal jantung toksik, gagal ginjal akut
Miokarditis dan/atau kelumpuhan motorik 1-6 minggu
setelah onset
Meninggal
Confirmed Diphtheria
Putih bersih
Lokasi tersebar, ukuran kecil-kecil
Dilepas tidak berdarah
Di tonsil, namun hanya terbatas 1 tonsil
Imunisasi ?
Tergantung daerah domisili ?
DIAGNOSIS BANDING
Benda asing:
snuffles
sekret hidung unilateral
DIAGNOSIS BANDING DIFTERI TONSIL FARING
TONSILITIS MEMBRANOSA
INFECTIOUS MONONUCLEUS
HERPES
APHTHOUS ULCER
FARINGITIS STREPTOKOKAL
GAS
ANGINA VINCENT
CANDIDIASIS
CANDIDIASIS
DIFTERI
Pemantauan pseudomembran
ri rawat pertama Hari rawat kedua Beslag rontok Hari rawat keempat Hari rawat keen
Miokarditis
Diawali dengan takikardi
Perubahan denyut jantung: aritmia, iregular
Heart block (A-V block), heart failure
Kematian
✖ Antibiotik
• Eliminasi bakteri
• Mencegah penularan
• Mencegah komplikasi • Miokarditis
• Neuritis
• Gagal ginjal
Komplikasi
Anti difteri serum
(ADS)
Mengeluarkan
exotoxin
SRH24/12/17
✖
• Mengikat toksin yang beredar
Masuk dalam
sirkulasi
07/01/2018
• Mencegah komplikasi
2. ADS
Sediakan adrenalin 1:1000 dalam semprit
Lakukan uji kulit 0,1 ml ADS dalam NaCl 0,9% 1:1.000 secara intrakutan. Positif jika,
dalam 20 menit terjadi indurasi >10 mm ADS dengan cara Besredka
Jika negatif: beri ADS + dalam 200 ml larutan NaCl 0,9% atau glukosa 5% dlm 1-2 jam
Ref. CDC ptotocol 03/26/2014, revised from Krugman 1992 (dengan modifikasi)
2. ADS
8. Penurunan kesadaran
2. ADS : SERUM SICKNESS
Laboratorium:
Hari I dan VI perawatan: darah dan urine lengkap
Hari V sakit: EKG
Awal minggu II sakit: RFT
Lab lain/Ro thoraks sesuai kebutuhan
Swab hidung tenggorok : Hari 1-2-3 rawat, hari 7-8-9 rawat
5. FOLLOW-UP
Komplikasi:
Komplikasi lokal obstruksi saluran nafas, bullneck
Komplikasi sistemik : miokarditis, nefritis, neuritis
Nefritis
Early onset : minggu I sakit (monitor klinik dan urine lengkap)
Neuritis
Late onset : minggu III - VI (monitor klinis)
DAY OF HOSPITALIZATION
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ADS
AB ^ ^ ^ ^ ^ ^ ^ ^ ^
DL EKG DL EKG
UL UL
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
DAY OF ILLNESS 56
KOMPLIKASI
• Kerusakan sel akibat tidak mampu membuat protein (sampai di-peptida saja)
PARALISA
PARALISA PARALISA SARAF
SARAF
MIOKARDITIS SARAF LOKAL PERIFER
PERIFER
gg 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
PARALISA
BLOK
SARAF
ACUTE KRANIALIS
KIDNEY
INJURY
5. FOLLOW-UP : IMUNISASI
Jika klinis (-) tapi kultur hapusan (+) : eritromisin po sedikitnya 5 hari, lalu kultur ulang
Jika klinis (+) diagnosis difteri MRS dan terapi sebagai difteri
Azitromisin, single dose, selama 7 hari: Anak 10-12 mg/kgBB, maksimal 500 mg
Dewasa 500 mg
6. PENANGANAN KONTAK
Status kekebalan kontak :
Imunisasi dasar < 3 kali imunisasi dasar 3 kali
Imunisasi dasar tidak diketahui imunisasi dasar 3 ka
Imunisasi dasar 3 kali, belum di booster booster
Imunisasi dasar 3 kali dan booster sesuai usia tidak
perlu imunisasi
Circulating C diphth amongst
community ?
KLB DIPHTERI DI KOTA BLITAR 2009
SRIATI ( + ) SRIATI ( + )
AVAN ( 6 th ) ( Tetangga ) ( Tetangga )
RIDWAN ( + ) SRISTIN ( +
PITOYO ( + ) DAFA ( + ) ( Tetangga ) ( Tetangga
A (-) ( Tetangga ) ( Tetangga )
+)
mah) (bermain)
SRIANAH ( + ) ARI ( + ) SRIATI ( + ) KOLIF, MISNI ( + ) KOTHIFAH ( +
BONDAN (+) ( Sekerja ) ( Tetangga )
(guru) ( Tetangga ) ( Tetangga ) ( Tetangga )
BASRIANAH ( + ) PENDI ( + )
( Tetangga ) ( Serumah )
)
SURTINI (+) DINKES
(sekolah)
mah)
IKA ( + )
HARI (+) SUPARMI ( + ) ( Tetangga )
(Serumah) ( Tetangga )
-) VALESIA (+) SUTARMI ( + )
(+) ( Serumah )
ngga) (Sekolah) ( Serumah )
IRMA (+)
EDY (+) ( Anak Staf Bag.Umum )
( Umum)
HERU S (+)
SUPRYOGI (+) ( Driver )
tini (+) ( kasi PL)
kolah)
LULUK (+)
( kepegawaian)
PE DIHENTIKAN …
Apa yang harus dilakukan RS
apabila menerima pasien difteri?
Persiapan perangkat RS, terkait:
• Membuat Tim: Direktur Yanmed – termasuk HUMAS
• Lakukan pelatihan di RS (table top exercise) bersama
instansi terkait
– Sistem informasi (rujukan)
• Penerimaan dan pelayanan di IGD dan rawat jalan
• Persiapan ruang isolasi difteri (droplet) dan kapasitasnya:
ring perawatan
• Edukasi SDM tdd.: screener/satpam, triase, nakes (peraw
dokter-dokter residen), tenaga penunjang, termasuk CS
• Kesiapan obat-obatan: ADS, antibiotik (farmasi)
• Kesiapan laboratorium
• Kesiapan radiologi, OK
• Peralatan: trakeostomi
• Pencegahan penularan: edukasi, APD, linen, pembuangan
limbah, imunisasi
Pasien datang ke IGD/Poliklinik
(kiriman dari Institusi Kesehatan/datang sendiri)
Screener/triase
rujukan Didiagnosis saat datang
pulang
uara Serak
enggorok terasa sakit
Nyeri saat menelan
Demam
esulitan bernapas
embengkakan di leher
ernah kontak dengan
enderita difteri (< 2 minggu)
Segera pakaikan masker surgikal pada pasien.
Petugas kesehatan mengunakan APD lengkap berupa:
Masker bedah, gaun, sarung tangan, tutup kepala dan google.
Penempatan Pasien
Di R. Jenazah,
Pengelolaan sesuai Ketentuan Umum
tentang Penanganan Jenazah Infeksius di
Bag. Ilmu Kedokteran Forensik dan
Medikolegal (IKFM)
Berita Acara
Diberikan oleh Bag. IKFM ke keluarga
++ + ++ + + + + +
PROGNOSIS
• Virulensi organisme
• Lokasi infeksi, difteri faring umumnya berat dan toksik
• Usia <5 tahun
• Status imunisasi belum/tidak lengkap
• Kecepatan pemberian antitoksin
• Obstruksi laring atau terdapat bull-neck
• Kematian (CDC 2017, CDC Atlanta 2016):
– dengan pengobatan: 1 dari 10 pasien (10%)
– tanpa pengobatan: 1 dari 2 pasien (50%)
– 5-10% anak usia < 5 tahun
– 20% pada dewasa (> 40 tahun)
Kapan Pasien Bisa Pulang
• 10 hari perawatan
• Pasien tanpa komplikasi, klinis baik
• Dapat pulang tanpa menunggu hasil kultur
– Tetap menggunakan masker sampai keluar hasil kultur negatif
– Pantau oleh Dinkes
• Melengkapi imunisasi 3 kali
Terimakasih