PENDAHULUAN
1. Latar belakang
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP TEORI
1. Definisi
Menurut Stuart (2006: 240 ) skizofrenia adalah suatu penyakit otak
yang serius yang mengakibatkan kesulitan dalam memproses informasi,
hubungan interpersonal, serta memcahkan masalah karena terganggunya
fungsi otak yang normal.
Skizofrenia adalah suatu diskripsi sindrom dengan variasi penyebab
(banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis
atau deteriorating) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada
pertimbangan pengaruh genetik, fisik dan sosial budaya (Rusdi Maslim,
1997; 46).
2. Etiologi
Skizofrenia berpotensi untuk diturunkan melalui gen. namun
tergantung pada lingkungan Menurut Maramis (2009: 263) dikatakan bahwa
ada yang mempengaruhi penyebab terjadinya skizofrenia, antara lain yaitu :
a. Genetik
Individu tersebut apakah akan terjadi manifestasi skizofren atau tidak.
b. Neurokimia
Obat-obatan dapat mempengaruhi individu mengalami skizofen.
Kelebihan dopamine dapat sebagai faktor penyebab skizofrenia. Obat-
obatan yang meningkatkan aktivitas pada sistem dopaminergik seperti
amfetamin dapat menyebabkan reaksi psikotik yang sama dengan
skizofrenia.
c. Hipotesis perkembangan saraf
Studi autopsy dan studi pencitraan otak memperlihatkan abnormal struktur
dan morfologi otak penderita skizofrenia yaitu berat otak rata-rata lebih
kecil, ukuran anterior-posterior lebih pendek, gangguan metabolik di
daerah frontal dan temporal, serta kelainan susunan seluler pada struktur
saraf bagian kortek dan sub kortek.
3. Manifestasi
Gejala-gejala umum yang dapat dilihat menurut Maramis (2009):
a.Penampilan dan perilaku umumnya terlihat cuek tidak memperhatikan
b. Gangguan berbicara, apabila diajak berkomunikasi maka kadang tidak bisa
sesuai kontek yang dibicarakan (inkoheren)
c.Gangguan perilaku, seperti gaduh gelisah, logorea,strereotipi
d. Gangguan afek yaitu kedangkalan respon emosi seperti acuh tak acuh
terhadap orang lain dan lingkungan, sensitivitas emosi, parathimi yaitu
apabila seharusnya sesuatu itu membuat dia senang maka dia akan merasa
sebaliknya.
e.Gangguan persepsi, yaitu mengalami halusinasi
f.Gangguan proses pikir, yaitu mengalami waham
Menurut dari sumber lain yaitu menurut Direja (2011: 96) gejala-gejala
skizofrenia dibagi menjadi dua yaitu :
a. Gejala primer
1. Gangguan proses pikir, yang terlihat yaitu inkoherensi
2. Gangguan afek emosi
3. Emosi dan afek tidal berkesinambungan
4. Hilangnya kemmpuan untuk mengadakan hubungan emosi yang baik
5. Gangguan kemauan, yaitu merasa pikirannnya dipengaruhi orang lain,
keinginannya menurun
6. Gejala psikomotor yaitu logorea,katelepsi atau mempertahankan postur
tubuh untuk waktu yang cukup lama, autisme
b. Gejala Sekunder
1. Waham
2. Halusinasi
4. Jenis Skizofrenia
Kraepelin membagi Skizofrenia dalam beberapa jenis berdasarkan gejala
utama antara lain :
a. Skizofrenia Simplek
Sering timbul pertama kali pada usia pubertas, gejala utama berupa
kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan. Gangguan proses berfikir
sukar ditemukan, waham dan halusinasi jarang didapat, jenis ini
timbulnya perlahan-lahan.
c. Skizofrenia Katatonia
Timbulnya pertama kali umur 15-30 tahun dan biasanya akut serta sering
didahului oleh stress emosional. Mungkin terjadi gaduh gelisah katatonik
atau stupor katatonik.
d. Skizofrenia Paranoid
Gejala yang menyolok ialah waham primer, disertai dengan waham-
waham sekunder dan halusinasi. Dengan pemeriksaan yang teliti
ternyata adanya gangguan proses berfikir, gangguan afek emosi dan
kemauan.
b. Psikoterapi
Terapi kejiwaan atau psikoterapi pada penderita skizofrenia, baru dapat
diberikan apabila penderita dengan terapi psikofarmaka sudah mencapai
tahapan di mana kemampuan menilai realitas (Reality Testing Ability/R TA)
sudah kembali pulih dan pemahaman diri ( insight) sudah baik. Psik oterapi
diberikan dengan catatan bahwa penderita masih tetap mendapat t
erapi psikofarmaka. Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan dan
latar belakang penderita sebelum sakit (Pramorbid ), adapun macam
psik oterapi adalah sebagai berikut :
1. Psikoterapi Suportif, dimaksudkan untuk memberikan dorongan, sem
angat danmotivasi agar penderita tidak putus asa dan semangat juangn
ya ( fighting spirit ) dalam menghadapi hidup ini tidak kendur dan me
nurun.
2. Psikoterapi Re-edukatif , dimaksudkan untuk memberikan pendidikan
ulang yang maksudnya memperbaiki kesalahan pendidikan di waktu l
alu.
3. Psikoterapi Re-konstruktif , dimaksudkan untuk memperbaiki kembal
i (re-konstruksi) kepribadian yang telah mengalami keretakan menjadi
pribadi utuh seperti semula sebelum sakit.
4. Psikoterapi Kognitif , dimaksudkan untuk memulihkan kembali fungs
i kognitif (daya pikir dan daya ingat) rasional sehingga penderita mam
pu membedakan nilai-nilai moral etika, mana yang baik dan buruk.
5. Psikoterapi Psiko-dinamik, dimaksudkan untuk menganalisa dan men
guraikan proses dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan seseorang
jatuh sakit dan upaya untuk mencari jalan keluarnya.
6. Psikoterapi Perilaku, dimaksudkan untuk memulihkan gangguan peril
aku yang terganggu (maladatif ) menjadi perilaku yang adaptif (mamp
u menyesuaikan diri).
7. Psikoterapi keluarga, dimaksudkan untuk memulihkan hubungan pen
derita dengan keluarganya
c. Terapi psikososial
Terapi psikososial dimaksudkan penderita agar mampu kembali beradapta
si dengan lingkungan sosial sekitarnya dan mampu merawat diri, mampu
mandiri tidak tergantung pada orang lain, sehingga tidak menjadi beban b
agi keluargadan masyarakat.
d. Terapi psikoreligius
Terapi keagamaan (psikoreligius ) terhadap penderita Skizofrenia dimaks
udkan gejala patologis dengan pola sentral keagamaan dapat diluruskan, d
engan demikian keyakinan atau keimanan penderita dapat dipulihkan kem
bali di jalan yang benar.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari teori tentang asuhan keperwatan pada pasien skizofrenia diatas maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:
Skizofrenia adalah suatu penyakit otak persisten dan serius yang
mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam
memproses informasi, hubungan interpersonal, serta memecahkan masalah
(Stuart, 2002).
Pasien skizofrenia sering mengalami kekambuhan dimana setiap kekambuhan
tersebut dialami pasien akibat tidak teraturnya pasien minum obat.
diagnostik Gangguan Psikotik Akut Skizofrenia harus memenuhi kriteria akut
yaitu dari suatu keadaan non psikotik sampai keadaan psikotik yang jelas
dalam kurun waktu 2 minggu atau kurang, harus ada beberapa jenis halusinasi
atau waham, yang berubah dalam jenis dan intensitasnya dari hari kehari atau
dalam hari yang sama, harus ada keadaan emosional yang sama beraneka
ragamnya. Disertai gejala yang memenuhi kriteria untuk diagnosis Skizofrenia
dan Apabila gejala-gejala skizofrenia menetaap untuk lebih dari 1 bulan maka
diagnosis harus diubah menjadi Skizofrenia.
DAFTAR PUSTAKA