G30SPKI

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

DAMPAK PERISTIWA G 30 S PKI

Pasca G30S PKI tahun 1965 merupakan masa transisi penting dalam berbagai bidang
kehidupan —baik politik maupun agama— di Indonesia. Pada bidang politik ada titik balik
khususnya untuk perkembangan ideologi Komunis yang sebelum tahun 1965 bertumbuh sangat
subur namun setelah peristiwa G30S, ideology tersebut secara resmi dilarang hidup di tanah air
oleh pemerintah Republik Indonesia.

Akibat dari pelarangan ini maka banyak terjadi pembantaian terhadap anggota PKI yang
notabene sebagian besar di antara mereka ialah orang abangan. PKI adalah paham atau ideologi
yang menyebarkan ajaran ateisme. Untuk membendung bahaya laten dari infiltrasi ideologi PKI
di tengah masyarakat pemerintah Orde Baru melalui Angkatan Darat mengharuskan setiap rakyat
Indonesia wajib memeluk atau menganut salah satu agama yang diakui oleh pemerintah. Dasar
dari kewajiban ini sering oleh ahli1 dikaitkan dengan TAP MPRS No. XXVII/1966. Akibat dari
pelarangan ideologi PKI, penafsiran yang berkembang dalam masyarakat tentang TAP No. II
MPRS 1960, dan didorong oleh rasa ketakutan dituduh sebagai pendukung PKI atau orang ateis
maka banyak masyarakat Indonesia berbondongbondong memeluk agama-agama yang diakui
oleh pemerintah. Peristiwa ini tidak dipungkiri telah berdampak besar bagi perkembangan
kekristenan di Indonesia, khususnya Jawa, Sumatera Utara dan Timor setelah tahun 1965.2

Dampak Peristiwa G30S/PKI 1965 


Peristiwa G30S/PKI 1965 yang terjadi di indonesia telah memberi dampak negatif dalam
kehidupan sosial dan politik masyarakat indonesia yaitu : 
a. Presiden Soekarno kehilangan kewibawaannya di mata rakyat Indonesia.
b. Kondisi politik Indonesia semakin tidak stabil sebab muncul pertentangan  dalam lembaga
tinggi negara.
c. Sikap pemerintah yang belum dapat mengambil keputusan untuk membubarkan PKI sehingga
menimbulkan kemarahan rakyat.
d. Munculnya aksi demonstrasi secara besar-besaran yang dilakukan rakyat beserta mahasiswa
yang tergabung dalam KAMI, KAPPI, dan KAPI menuntut pembubaran terhadap PKI beserta
ormas-ormasnya. Tuntutan mereka dikenal dengan istilah Tritura atau Tiga Tuntutan Rakyat
1
Jan S. Aritonang, Sejarah Perjumpaan Kristen dan Islam di Indonesia, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), 382.
2
F. Ukur dan F. L. Cooley, Jerih dan Juang: Laporan Nasional Survai Menyeluruh Gereja di Indonesia (Jakarta:
Lembaga Penelitian dan Studi PGI, 1979),519.
e. Pemerintah mengadakan reshuffle (pembaharuan) terhadap Kabinet Dwikora menjadi Kabinet
Dwikora yang disempurnakan dengan ditunjuknya kabinet yang anggotanya seratus menteri
sehingga dikenal dengan Kabinet Seratus Menteri. Akan tetapi, pembentukan kabinet tersebut
ditentang oleh KAMI dan rakyat banyak sebab dalam kabinet tersebut masih dijumpai menteri-
menteri yang pro-PKI atau mendukung PKI sehingga mereka melakukan aksi ke jalan dengan
mengempeskan ban-ban mobil para calon menteri yang akan dilantik.  Aksi tersebut
menewaskan seorang mahasiswa yang bernama Arif Rahman Hakim. Kematian Arif Rahman
Hakim tersebut memengaruhi munculnya aksi demonstrasi yang lebih besar yang dilakukan
mahasiswa dan para pemuda Indonesia di Jakarta maupun di daerah-daerah lainnya.
f. Pada tanggal 25 Februari 1966, Presiden Soekarno membubarkan KAMI sebab dianggap telah
menjadi pemicu munculnya aksi demonstrasi dan turun ke jalan yang dilakukan oleh para
pemuda Indonesia dan mahasiswa Indonesia.
g. Pada tanggal 11 Maret 1966 diselenggarakan sidang kabinet yang ingin membahas kemelut
politik nasional. Namun sidang mi tidak dapat diselesaikan dengan baik karena adanya pasukan
tak dikenal yang ada di luar gedung yang dianggap membahayakan keselamatan Presiden
Soekarno.

h. Padatanggal 11 Maret 1966, Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret
atau yang dikenal dengan istilah Supersemar yang isinya Presiden Soekarno memberi perintah
kepada Letnan Jenderal Soeharto untuk mengambil tindakan yang dianggap penting dan perlu
agar terjamin keamanan dan ketertiban, jalannya pemerintahan dan jalannya revolusi, serta
menjamin keselamatan pribadi dan kewibawaan Presiden.

2. Dampak Ekonomi 
Di Bidang Ekonomi, Peristiwa G30S/PKI telah menyebabkan akiat yang berupa infalasi yang
tinggi yang diikuti oleh kenaikan harga barang, bahkan melebihi 600 persen setaun untuk
mengatasi masalah tersebut, pemerintah mengeluarkan dua kebijakan ekonomi yaitu :
a. Mengadakan devaluasi rupiah lama menjadi rupiah baru yaitu Rp. 1000 menjadi Rp.100
b. Menaikkan harga bahan bakar menjadi empat kali ipat tetapi kebijakan ini menyebabkan
kenaikan harga barang yang sulit untuk dikendalikan .3

JALAN PERISTIWANYA
Jum’at 1 Oktober

3
Tim Edukatif HTS, Modul Sejarah (Jakarta: Hayati Tumbuh), hal.41-42

Anda mungkin juga menyukai