Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PROMOSI KESEHATAN KERJA

TENTANG

EVALUASI PROMOSI KESEHATAN PADA


IBU RUMAH TANGGA

Oleh
YULVIKAR RIDHA
1613201159

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
FORT DE KOCK BUKITTINGGI
2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT, Tuhan Semesta alam yang Maha Pengasih lagi
Maha Panyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah tentang evaluasi promosi kesehatan pada ibu
rumah tangga.

    Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan tugas ini. Untuk itu
penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
   
    Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.
   
    Akhir kata penulis berharap semoga makalag tentang evaluasi promosi kesehatan
pada ibu rumah tangga ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca serta penulis sendiri.

                                                                                  Bukittinggi,  Januari 2018


   

                                                                                  Penulis

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG MASALAH


Promosi Kesehatan pada prinsipnya merupakan upaya pemberdayaan
masyarakat untuk tahu, mau dan mampu berperilaku hidup bersih dan sehat.
Banyak permasalahan kesehatan di Indonesia dapat dicegah melalui kegiatan
promosi kesehatan. Namun, proses perubahan perilaku di masyarakat tidaklah
mudah, maka perlu dikembangkan strategi serta langkah-langkah yang dapat
mendukung upaya pemberdayaan masyarakat agar mampu berperilaku hidup
bersih dan sehat.

Pentingnya peranan promosi kesehatan dalam pembangunan kesehatan telah


diakui oleh berbagai pihak, oleh sebab itu didalam Grand Strategy Departemen
Kesehatan yang tertuang pada Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 457
Tahun 2008, telah ditetapkan Visi pembangunan kesehatan adalah:
“Masyarakat yang Mandiri untuk Hidup Sehat” serta Misi: “Membuat Masyarakat
Sehat” dengan Strategi: “Menggerakkan dan Memberdayakan Masyarakat Untuk
Hidup Sehat”. Secara makro paradigma  sehat berarti semua sektor
memberikan kontribusi positif bagi pengembangan perilaku dan lingkungan
sehat, secara mikro berarti pembangunan kesehatan lebih menekankan upaya
promotif dan preventif melalui pemberdayaan masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari ibu rumah tangga dan keluarga,
karena ibu rumah tangga yang sehat merupakan aset atau modal pembangunan
di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya.

Beberapa ibu rumah tangga mempunyai masa rawan terkena penyakit menular
dan penyakit tidak menular, oleh karena itu untuk mencegah penyakit
tersebut, ibu rumah tangga perlu diberdayakan untuk melaksanakan
PHBS  (Depkes, 2009)

4
2. RUMUSAN MASALAH
a. Pengertian Promosi Kesehatan
b. Sasaran Promosi Kesehatan
c. Pengertian Ibu Rumah Tangga
d. Fungsi Keluarga dalam Perawatan Kesehatan
e. Penerapan Promosi Kesehatan pada Ibu Rumah Tangga
f. Evaluasi Pelaksanaan Promosi Kesehatan

3. TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Tujuan Pembelajaran Umum
Mahasiswa mampu memahami tentang penerapan dan evaluasi promosi
kesehatan pada ibu rumah tangga
b. Tujuan Pembelajaran Khusus
1) Penjelasan Pengertian Promosi Kesehatan
2) Penjelasan Sasaran Promosi Kesehatan
3) Penjelasan Pengertian Ibu Rumah Tangga
4) Penjelasan Fungsi Keluarga dalam Perawatan Kesehatan
5) Penjelasan Penerapan Promosi Kesehatan pada Ibu Rumah Tangga
6) Evaluasi Pelaksanaan Promosi Kesehatan

5
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN PROMOSI KESEHATAN


Promosi kesehatan sebagai bagian atau cabang dari ilmu kesehatan, juga
mempunyai dua  sisi, yakni sisi ilmu dan seni. Dari sisi seni, yakni praktisi atau
aplikasi promosi kesehatan, merupakan penunjang bagi program-program
kesehatan lain. Artinya setiap program kesehatan, misalnya pemberantasan
penyakit, perbaikan gizi masyarakat, sanitasi lingkungan, kesehatan ibu dan
anak, program pelayanan kesehatan, dan sebagainya, perlu ditunjang atau
dibantu oleh promosi kesehatan.

Promosi kesehatan merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan. Promosi


kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga
disertai upaya-upaya memfasilitasi perubahan perilaku. Hal ini berarti bahwa
promosi kesehatan adalah program kesehatan yang dirancang untuk perubahan
(perbaikan), baik di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dalam
lingkungannya (lingkungan fisik, social budaya, politik, dan sebagainya).

2. SASARAN PROMOSI KESEHATAN


Berdasarkan pentahapan upaya promosi kesehatan ini, maka sasaran dibagi
dalam 3 kelompok sasaran, antara lain:
a. Sasaran Primer (Primary Target)
Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya
pendidikan atau promosi kesehatan. Sesuai dengan permasalahan
kesehatan, maka sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi: kepala
keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui untuk
masalah KIA (kesehatan ibu dan anak), anak sekolah untuk kesehatan
remaja, dan sebagainya. Upaya promosi yang dilakukan terhadap
sasaran primer ini sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat.

6
b. Sasaran Sekunder (Secondary Target)
Yang termasuk sasaran sekunder antara lain para tokoh masyarakat,
tokoh agama, tokoh adat, dan sebagainya.
c. Sasaran Tersier (Tertiary Target)
Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik di tingkat pusat,
maupun daerah adalah sasaran tersier promosi kesehatan.

3. PENGERTIAN RUMAH TANGGA


Keluarga atau rumah tangga adalah unit masyarakat terkecil. Oleh sebab itu
untuk mencapai perilaku masyarakat yang sehat harus dimulai di masing-
masing keluarga. Orang tua (ayah dan ibu) merupakan sasaran utama dalam
promosi kesehatan pada tatanan ini. Karena orang tua, terutama ibu,
merupakan peletak dasar perilaku dan terutama perilaku kesehatan bagi anak-
anak mereka. Keluarga merupakan tempat dasar berkembangnya perilaku
manusia.

Ada beberapa ahli yang menjelaskan, bahwa kata tangga dalam rumahtangga
berarti susunan atau tingkat, mungkin semacam hirarki, baik hirarki
tanggungjawab, hirarki wewenang, hirarki kepatuhan, dan sebagainya. Jadi,
dengan menganggap bahwa tangga adalah susunan, maka para pemikir
menjelaskan bahwa dalam rumahtangga harus ada susunan dan tingkatan
wewenang dan tanggungjawab yang diatur dan dikelola dengan baik sehingga
tercipta harmoni yang apik.

4. FUNGSI KELUARGA DALAM PERAWATAN KESEHATAN


Fungsi keluarga yang penting dalam kesehatan adalah fungsi perawatan
kesehatan.
Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan terhadap
anggotanya dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan.
Tugas kesehatan keluarga tersebut adalah (Frieman, 1998):
a. Mengenal masalah kesehatan

7
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
d. Mempertahankan suasana rumah yang sehat
e. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat

5. PENERAPAN PROMOSI KESEHATAN DI RUMAH TANGGA


Dalam mewujudkan visi Indonesia Sehat telah ditetapkan pembangunan
nasional berwawasan kesehatan. Untuk melaksanakan pembangunan kesehatan
tersebut diperlukan pendekatan Promosi Kesehatan. Untuk mewujudkan
perilaku hidup bersih dan sehat ditetapkan visi Nasional Promosi Kesehatan
yaitu “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat”. Dalam implementasinya Promosi
Kesehatan didukung oleh tiga strategi yaitu pemberdayaan masyarakat, bina
suasana dan advokasi.

Kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan kualitas


sumber daya manusia, oleh karena itu perlu dipelihara dan ditingkatkan. Status
kesehatan masyarakat antara lain ditentukan oleh Angka Kematian Ibu (AKI),
Angka Kematian Bayi (AKB) dan Umur Harapan Hidup (UHH).

Angka kematian ibu yang tinggi sangat erat kaitannya dengan ditolong tidaknya
persalinan oleh tenaga kesehatan. Sedangkan penyebab langsung kematian
bayi terbanyak disebabkan karena pertumbuhan janin yang sangat lambat,
kekurangan janin pada bayi, kelahiran premature dan berat bayi rendah.
Sedangkan untuk penyebab tidak langsung adalah kurangnya ibu yang
memberikan ASI secara eksklusif, sehingga banyak bayi yang mudah terkena
penyakit infeksi seperti diare dan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut).

Perubahan tingkat kesehatan juga memicu transisi epidemiologi penyakit,


yakni bertambahnya penyakit degenerasi atau dikenal dengan penyakit tidak
menular (PTM). Saat ini PTM seperti penyakit jantung, stroke, hipertensi,
diabetes mellitus merupakan penyebab utama kematian dan ketidakmampuan
fisik yang diderita oleh masyarakat Indonesia bahkan dunia. Terjadinya PTM
ternyata telah mempunyai prakondisi sejak dalam kandungan dan masa

8
pertumbuhan seperti berat bayi  lahir rendah, kurang gizi dan terjadinya
infeksi berulang, juga diperberat oleh perilaku tidak sehat. Perilaku tidak
sehat yang saat ini menjadi tren gaya hidup masyarakat antara lain merokok,
kurang aktivitas fisik dan kurang mengkonsumsi buah dan sayur.

Permasalahan di atas dapat di cegah dengan melaksanakan Perilaku Hidup


Bersih dan Sehat khususnya di rumah tangga. Ini karena anggota rumah tangga
merupakan asset yang sangat potensial untuk diberdayakan dalam menjaga
memelihara kesehatan.

Pengertian PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar


kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga,
atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan.

Jumlah PHBS yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari pun sangat
banyak, bahkan bisa mencapai ratusan. Misalnya tentang mengkonsumsi multi
vitamin, istirahat yang cukup, membuang sampah pada tempatnya, hingga
mampu mengendalikan emosi diri.

6. EVALUASI PELAKSANAAN PROMOSI KESEHATAN


Promosi kesehatan merupakan intervensi untuk mengarahkan perilaku kepada 3
faktor pokok, yakni factor predisposisi, factor pendukung dan factor
pendorong.
Untuk mencapai tujuan program dan kegiatan yang efektif dan efisien
diperlukan perencanaan dan evaluasi. Perencanaan dan evaluasi program
promosi kesehatan mempunyai kekhususan bila dibandingkan dengan evaluasi
program kesehatan yang lain. Hal ini karena tujuan program pendidikan
sebagai indicator keberhasilan program promosi kesehatan adalah perubahan
pengetahuan, sikap, dan perilaku sasaran yang memerlukan pengukuran
khusus. Oleh sebab itu untuk evaluasi secara umum, mereka perlu diberikan
perencanaan dan evaluasi promosi kesehatan.

9
Evaluasi merupakan proses penilaian terhadap keberhasilan program
pendidikan dengan melihat perubahan yang terjadi pada aspek pengetahuan,
sikap dan keterampilan sesuai dengan rancangan TIK/TIU yang telah disusun
sebelumnya. Alat ukur yang digunakan untuk mengevaluasi kebersahilan
tersebut dapat berupa : kuesioner,Lembar observasi (daftar cheklis),
wawancara, dokumentasi.

Evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai atau besarnya sukses dalam
mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. (APHA). Evaluasi sebagai
suatu proses yang memungkinkan administrator mengetahui hasil programnya
dan ber-dasarkan itu mengadakan penyesuaian-penyesuaian untuk mencapai
tujuan secara efektif, (Klineberg)

Berdasarkan definisi di atas, proses ini mencakup langkah-langkah:


a. Memformulasikan tujuan
b. Mengidentifikasi kriteria untuk mengukur sukes
c. Menentukan dan menjelaskan besarnya sukses
d. Rekomendasi untuk kegiatan program selanjutnya

Maksud (Tujuan) penilaian dan Kapan dilakukan Penilaian :


a. Penilaian rutin
Penilaian yang berkesinambungan, teratur dan bersamaan dengan
pelaksanaan program
b. Penilaian berkala
Penilaian yang periodik pada setiap akhir suatu bagian program misalnya
pada setiap 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun, dst.
c. Penilaian akhir
Penilaian yang dilakukan pada akhir program atau beberapa waktu
setelah akhir program selesai

10
Evaluasi Promosi Kesehatan
a. Tujuan evaluasi
Untuk mengetahui apakah tujuan promosi kesehatan tercapai atau
tidak.
Tujuan promosi kesehatan meliputi :
 Aspek knowledge = pengetahuan
 Aspek attitude = sikap
 Aspek psikomotorik = ketrampilan/praktik
b. Waktu evaluasi
 Selama promosi kesehatan berlangsung
 Setelah promosi an kesehatan selesai
c. Metode evaluasi
Tergantung kepada tujuan promosi kesehatan
 Pengetahuan : tes tulis atau lisan
 Sikap : skala sikap
 Psikomotor : praktik
d. Indikator
Sesuai tujuan promosi kesehatan, meliputi :
 Aspek pengetahuan
 Aspek sikap
 Aspek ketrampilan/tindakan

Stephen Isaac dan William B. Michael (1981) mengemukakan 9 bentuk desain


evaluasi, yaitu:
a. Historikal , dengan merekonstruksi kejadian di masa lalu secaraobjektif
dan tepat dikaitkan dengan hipotesis atau asumsi.
b. Deskriptif, melakukan penjelasan secara sistematis suatu situasi atauhal
yang menjadi perhatian secara faktual dan tepat.
c. Studi perkembangan (developmental study), menyelidiki pola danurutan
perkembangan atau perubahan menurut waktu.
d. Studi kasus atau lapangan (case atau field study), meneliti
secaraintensif latar belakang status sekarang, dan interaksi lingkungan

11
darisuatu unit sosial, baik perorangan, kelompok, lembaga, atau
masyarakat.
e. Studi korelasional (corelational study) , meneliti sejauh mana variasidari
satu faktor berkaitan dengan variasi dari satu atau lebih faktor
lainberdasarkan koefisien tertentu.
f. Studi sebab akibat (causal comparative study), yang menyelidiki
kemungkinan hubungan sebab akibat dengan mengamati
berbagaikonsekuensi yang ada dan menggalinya kembali melalui data
untuk faktor menjelaskan penyebabnya.
g. Eksperimen murni (true esperimental), yang menyelidiki
kemungkinanhubungan sebab-akibat dengan membuat satu kelompok
percobaanatau lebih terpapar akan suatu perlakuan atau kondisi
danmembandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok
kontrolyang tidak menerima perlakuan atau kondisi. Pemilihan
kelompok-kelompok secara sembarang (random) sangat penting.
h. Eksperimen semu (quasi experimental), merupakan cara yangmendekati
eksperimen, tetapi di mana kontrol tidak ada dan manipulasitidak bias
dilakukan.
i. Riset aksi (action research), bertujuan mengembangkan pengalamanbaru
melalui aplikasi langsung di berbagai kesempatan.

Kekuatan dan kelemahan dari proses pembelajaran dalam promosi kesehatan


yang telah dilakukan, dapat diketahui lebih jelas setelah diaplikasikan dan
dievaluasi secara seksama. Hasil yang diperoleh dari evaluasi akan memberi
petenjuk kepada seorang perawat tentang bagian-bagian mana dari proses
promosi kesehatan yang sudah baik dan belum baik.

Atas dasar hasil evaluasi tersebut dapat dilakukan perbaikan-perbaikan yang


diperlukan. Beberapa tujuan evaluasi dari promosi kesehatan adalah : Sebagai
pertimbangan untuk pemilihan media promosi kesehatan yang efektif, proses
pemilihan media perlu pertimbangan dengan matang sehingga media yang
dipilih betul-betul efektif dalam mendukung proses promosi kesehatan yang
memadai, menilai kemampuan seorang perawat dalam memberikan promosi

12
kesehatan, untuk menilai atau melihat prosedur penggunaan media yang
digunakan, untuk memeriksa apakah proses yang berlangsung sudah sesuai
dengan tujuan yang ditetapkan, memberikan informasi yang berkaitan dengan
administrasi, keberadaan dan keberfungsian media harus selalu dievaluasi
secara berkala untuk meningkatkan kualitas dalam pemberian promosi
kesehatan.

Berdasarkan prosesnya, evaluasi terdiri dari evaluasi formatif dan evaluasi


sumatif.
Evaluasi Formatif adalah proses yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data
tentang efektifitas dan efisiensi dari pendidikan kesehatan yang sudah
dilaksanakan.
Evaluasi Sumatif adalah Evaluasi Akhir, evaluasi terhadap keseluruhan
penyuluhan atau pendidikan kesehatan yang sudah berlangsung.

Atau secara khusus, dalam pemberian pendidikan kesehatan adah tiga macam
evaluasi yaitu evaluasi persiapan yaitu apakah SAP sudah sesuai, apakah sudah
kontrak waktu dengan warga masyarakat, dsb. Evaluasi Proses, diharapkan
sesorang perawat mampu memberikan materi pendidikan kesehatan secara
benar dan tepat, serta masyarakat kooperatif didalam mengikuti pendidikan
kesehatan, evaluasi hasil yaitu penilaian yang dilakukan apakah promosi
kesehatan yang dilakukan sudah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan atau
belum.

13
BAB III
PENUTUP

1. RANGKUMAN
Kekuatan dan kelemahan dari proses pembelajaran dalam pendidikan
kesehatan yang telah dilakukan, dapat diketahui lebih jelas setelah
diaplikasikan dan dievaluasi secara seksama. Hasil yang diperoleh dari evaluasi
akan memberi petenjuk kepada para tenaga kesehatan tentang bagian-bagian
mana dari proses pendidikan kesehatan yang sudah baik dan belum baik. Atas
dasar hasil evaluasi tersebut dapat dilakukan perbaikan-perbaikan yang
diperlukan.

Promosi kesehatan adalah program kesehatan yang dirancang untuk perubahan


(perbaikan), baik di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dalam
lingkungannya (lingkungan fisik, social budaya, politik, dan sebagainya).
Berdasarkan pentahapan upaya promosi kesehatan ini, maka sasaran dibagi
dalam 3 kelompok sasaran yaitu Sasaran Primer (Primary Target), Sasaran
Sekunder (Secondary Target), dan Sasaran Tersier (Tertiary Target). Promosi
kesehatan dalam rumah tangga termasuk kedalam sasaran primer.

Keluarga atau rumah tangga adalah unit masyarakat terkecil. Oleh sebab itu
untuk mencapai perilaku masyarakat yang sehat harus dimulai di masing-
masing keluarga. Fungsi keluarga yang penting dalam kesehatan adalah fungsi
perawatan kesehatan.

Didalam rumah tangga terdapat banyak sekali masalah tentang kesehatan


akibat kurangnya pengetahuan dan informasi mengenai PHBS (Prilaku Hidup
Bersih dan Sehat). PHBS di Rumah Tangga adalah upaya unutk memperdayakan
anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikan perilaku
hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
masyarakat. Pembinaan PHBS di Rumah Tangga telah menjadi bagian dari
Kesatuan Gerak PKK-KB-Kesehatan sejak tahun 2005.

14
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PHBS Rumah Tangga adalahpredisposing,
enabling, reinforcing dan sasaran PHBS utama di rumah tangga adalah seluruh
anggota keluarga diantaranya pasangan usia subur, ibu hamil dan menyusui,
anak dan remaja, usia lanjut, pengasuh anak. PHBS di rumah tangga
bermanfaat untuk nggota meningkatkan kesehatan anggota keluarga dan tidak
mudah sakit, anak tumbuh sehat dan cerdas, produktivitas anggota keluarga
meningkat, dan sebagainya. Langkah-langkah pembinaan PHBS di rumah tangga
dimulai dari Kabupaten/Kota, Kecamatan, hingga ke Desa/Kelurahan. 

2. SARAN
Sebagai seorang petugas kesehatan hendaknya kita menjalankan monitoring
dan evaluasi. guna mengetahui keberhasilan yang telah kita lakukan kepada
masyarakat. Dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan mengukur
indicator yang berbeda dari hasil yang diharapkan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Upaya Peningkatan Strata Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tingkat

Rumah Tangga Melalui Strategi Promosi Kesehatan:

http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/9247.

Diakses pada 26 Desember 2017 Pukul 15.11 WIB

Anonim. 2013. Definisi Rumah Tangga:

http://alamandang.wordpress.com/2013/08/01/definisi-rumahtangga-adalah/.

Diakses pada 26 Desember 2017 Pukul 18.11 WIB

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka

Cipta.

Padila. 2012. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika

16

Anda mungkin juga menyukai