Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS FISIKA SMA/MA KELAS XI

MEDAN MAGNET

Disusun guna memenuhi salah satu tugas dalam


Mengikuti mata kuliah Analisis Fisika SMA/MA Kelas XII pada
Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Fisika FMIPA UNP

Oleh
NISAUL HAFIZAH
NIM:17033142

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN FISIKA FMIPA UNP
2020
Pengertian atau Definisi Medan Magnet

Medan magnetik adalah ruangan di sekitar magnet yang masih terpengaruh gaya magnetik.
Seperti pada gaya listrik, kita menganggap gaya magnetik tersebut dipindahkan oleh sesuatu,
yaitu medan magnetik. Muatan yang bergerak menghasilkan medan magnetik dan medan ini
selanjutnya, memberikan suatu gaya pada muatan bergerak lainnya. Karena muatan bergerak
menghasilkan arus listrik, interaksi magnetik dapat juga dianggap sebagai interaksi di antara dua
arus. Kuat dan arah medan magnetik dapat juga dinyatakan oleh garis gaya magnetik. Jumlah
garis gaya per satuan penampang melintang adalah ukuran kuat medan magnetik.

Medan Magnet di Sekitar Arus Listrik

Pada tahun 1820, seorang ilmuwan berkebangsaan Denmark, Hans Christian Oersted (1777 -
1851) menemukan bahwa terjadi penyimpangan pada jarum kompas ketika didekatkan pada
kawat berarus listrik. Hal ini menunjukkan, arus di dalam sebuah kawat dapat menghasilkan
efek-efek magnetik. Dapat disimpulkan, bahwa di sekitar arus listrik terdapat medan magnetik.

Gambar 1. Penyimpangan jarum kompas di dekat kawat berarus listrik.


Garis-garis medan magnetik yang dihasilkan oleh arus pada kawat lurus membentuk lingkaran
dengan kawat pada pusatnya. Untuk mengetahui arah garis-garis medan magnetik dapat
menggunakan suatu metode yaitu dengan kaidah tangan kanan, seperti yang terlihat pada
Gambar 2.
Gambar 2. Kaidah tangan kanan untuk mengetahui arah medan magnet.
Ibu jari menunjukkan arah arus konvensional, sedangkan keempat jari lain yang melingkari
kawat menunjukkan arah medan magnetik.

Pemagnetan suatu bahan oleh medan magnet luar disebut induksi. Induksi magnetik sering
didefinisikan sebagai timbulnya medan magnetik akibat arus listrik yang mengalir dalam suatu
penghantar. Oersted menemukan bahwa arus listrik menghasilkan medan magnetik. Selanjutnya,
secara teoritis Laplace (1749 - 1827) menyatakan bahwa kuat medan magnetik atau induksi
magnetik di sekitar arus listrik:

a. berbanding lurus dengan kuat arus listrik,


b. berbanding lurus dengan panjang kawat penghantar,
c. berbanding terbalik dengan kuadrat jarak suatu titik dari kawat penghantar tersebut,
d. arah induksi magnet tersebut tegak lurus dengan bidang yang dilalui arus listrik.

Pada tahun 1820 oleh Biot (1774 - 1862) teori tersebut disempurnakan dengan perhitungan yang
didasarkan pada rumus Ampere (1775 - 1836) yang dinyatakan dalam persamaan:

dengan I menyatakan kuat arus listrik yang mengalir dalam kawat (A), dl menyatakan elemen
kawat penghantar, r adalah jarak titik terhadap kawat (m), dB menyatakan kuat medan magnetik
(Wb/m2), dan k adalah suatu konstanta yang memenuhi hubungan:

dengan µ0 menyatakan permeabilitas hampa udara yang besarnya -7 4π × 10-7 Wb/A.m.


Gaya Magnetik
Suatu penghantar berarus listrik yang berada dalam medan magnet akan mengalami
gaya yang disebut gaya magnetik atau gaya Lorentz. Arah gaya Lorentz selalu tegak lurus
dengan arah kuat arus listrik (I) dan arah induksi magnetik (B).
Jadi gaya Lorentz (F) adalah gaya yang timbul pada muatan yang bergerak dalam
medan magnet. Gaya Lorentz adalah besaran vektor dan arahnya ditentukan oleh kaidah tangan
kanan.

Arah gaya

Arah I

Arah B

Gambar 9. Arah gaya Lorentz

1. Gaya Lorentz Pada Berbagai Keadaan


a. Gaya magnetik (gaya Lorentz) pada penghantar berarus dalam medan magnet
Apabila penghantar sepanjang l yang di aliri arus listrik I ditempatkan pada
medan magnet B, maka penghantar tersebut akan mengalami gaya Lorentz yang
besarnya dapat ditentukan oleh rumus:

F L =B I lsin α
Keterangan:

FL = Gaya Lorentz (N)


B = Medan magnet (T)
I = Kuat arus listrik (A)
L = Panjang penghantar (m)
α = Sudut antara arus listrik dan medan magnet
Gambar 10. Gaya Lorentz dengan kaidah tangan kanan

Arah gaya Lorentz yang terjadi pada penghantar dapat ditentukan dengan
menggunakan kaidah tangan kanan yang menyatakan:
Bila tangan kanan dibuka dengan ibu jari menunjukkan arah arus I dan keempat jari lain
yang dirapatkan menunjukkan arah medan magnetik B, maka arah keluar dari telapak
tangan menunjukkan arah gaya Lorentz.

b. Gaya magnetik (gaya Lorentz) antara dua penghantar lurus sejajar berarus

Dua buah penghantar lurus berarus listrik yang diletakkan sejajar berdekatan akan
mengalami gaya Lorentz berupa gaya tarik-menarik bila arus listrikpada kedua
penghantar tersebut searah, dan berupa gaya tolak-menolak bila arus listrik pada kedua
penghantar tersebut berlawanan arah.

Gambar 11. Gaya Lorentz pada dua penghantar lurus sejajar berarus
Besarnya gaya tarik-menarik atau tolak-menolak di antara dua penghantar sejajar
berarus listrik yang terpisah sejauh a seperti gambar di atas, dapat ditentukan dengan
rumus:
μ0 I 1 I 2
F 1=F2=F= l
2 πa

Keterangan:
F = Gaya tarik-menarik atau tolak menolak (N)
μ0 = Permeabilitas ruang hampa ( 4 π ∙ 10−7 Wb / Am )
I1 = Kuat arus pada penghantar pertama (A)
I2 = Kuat arus pada penghantar pertama (A)
l = Panjang penghantar (m)
a = Jarak kedua Penghantar (m)

c. Gaya magnetik (gaya Lorentz) pada muatan yang bergerak dalam medan magnetik
Apabila muatan listrik q bergerak dengan kecepatan v di dalam medan magnet B,
maka muatan listrik tersebut akan mengalami gaya Lorentz yang besarnya ditentukan
dengan rumus:
F L =q v B sin α
Keterangan:
FL = Gaya Lorentz (N)
B = Kuat medan magnet (T)
q = Muatan listrik (C)
v = Kecepatan gerak benda (m/s)
α = Sudut yang dibentuk oleh v dan B

Arah gaya Lorentz yang dialami sebuah partikel bermuatan q yang bergerak dalam
sebuah medan magnet adalah tegak lurus dengan arah kuat medan magnet dana arah dari
kecepatan partikel bermuatan tersebut.
Catatan:

 Bila muatan q positif, maka arah v searah dengan I


 Bila muatan q negatif, maka arah v berlawanan dengan I
Apabila besarnya sudut antara v dan B adalah 900 (v tegak lurus dengan B), maka
lintasan partikel bermuatan listrik akan berupa lingkaran, sehingga partikel akan
mengalami gaya sentripetal yang besarnya sama dengan gaya Lorentz.

F L =F S

0 v2
qvB sin 90 =m
R
mv
R=
qB

Dengan:
R = jari-jari lintasan partikel (m)
m = massa partikel (kg)
v = kecepatan partikel (m/s)
B = kuat medan magnet (T)

2. Momen Kopel
Momen kopel (τ) adalah momen gaya yang timbul akibat gaya Lorentz sejajar yang
berlawanan arah pada dua simpul kumparan

Gambar 12. Momen kopel pada simpal berarus


Momen kopel dapat dihitung:
τ =N B A isin θ

Keterangan:
τ = Momen kopel (Nm)
N = Banyak lilitan simpal
B = Kuat medan magnet (T)
A = Luas simpal (m2)
i = Kuat arus listrik (A)
θ = Sudut antara arah normal bidang dengan medan magnetik

Penerapan Gaya Magnetik


Penerapan gaya magnetik dalam kehidupan diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Alat ukur listrik  Karena elektromagnetik peka terhadap arus listrik, maka elektromagnetik
dapat digunakan untuk mendeteksi arus listrik. Alat untuk mendeteksi dan mengukur arus listrik
disebut galvanometer. Galvanometer terbuat dari kumparan yang dihubungkan dengan rangkaian
listrik yang hendak diukur arusnya. Kumparan tersebut dapat berputar bebas pada tumpuannya,
dan diletakkan di daerah medan magnet oleh magnet permanen.

Jika arus listrik mengalir pada kumparan, maka gaya magnetik menyebabkan kumparan berputar.
Kumparan tersebut tidak dapat terus berputar karena ditahan pegas. Saat kumparan berputar,
jarum penunjuk yang dilekatkan pada kumparan tersebut ikut berputar, dan menunjuk angka
tertentu. Karena kumparan akan berputar pada arah yang berlawanan jika arus dibalik, maka
galvanometer dapat digunakan untuk mengukur besar serta menunjukkan arah arus listrik dalam
rangkaian.

2. Motor listrik 
Tentunya kita seringkali menggunakan kipas angin listrik untuk membuat ruangan sejuk. Kipas
tersebut menggunakan motor listrik, piranti yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi
kinetik. Energi kinetik yang berupa putaran bilah-bilah kipas tersebut membuat tubuh kita
merasa sejuk.
Prinsip kerja motor listrik adalah sebagai berikut:
Jika arus listrik mengalir melalui kumparan, maka timbul medan magnet induksi di dalam
kumparan itu. Gaya tarik dan tolak antara magnet kumparan dengan magnet permanen
menyebabkan kumparan berputar

Agar kumparan terus berputar, setelah kumparan berputar setengah putaran, arah arus pada
kumparan harus dibalik. Alat yang dipergunakan untuk maksud itu adalah komutator. Komutator
merupakan sakelar pembalik yang berputar bersama dengan kumparan. Komutator secara
berganti-ganti bersentuhan dengan kutub positif dan negatif baterai, mengakibatkan arah arus
berubah. Perubahan arah arus ini menyebabkan kutub-kutub magnet kumparan berubah, dan
kumparan meneruskan putarannya akibat gaya kutub magnet permanen.

Proses ini berulang secara terus menerus. Seperti halnya galvanometer, motor listrik memiliki
elektromagnet yang dapat berputar bebas. Elektromagnet ini berada di daerah medan magnet
yang berasal dari magnet tetap. Jika arus listrik mengalir melalui elektromagnet, maka
elektromagnet tersebut menjadi magnet. Tarikan dan dorongan antara kutub-kutub magnet
kumparan dengan magnet permanen menyebabkan kumparan berputar. Namun kumparan akan
berhenti saat medan magnet dari kumparan searah dengan medan magnet dari magnet permanen.

3. Bel listrik 
Bel listrik yang sederhana memanfaatkan elektromagnet dengan inti besi yang dapat bergerak
bebas. Jika tombol bel ditekan, maka rangkaian listrik menjadi tertutup dan arus mengalir
melalui solenoida. Arus tersebut menyebabkan solenoida mengerjakan gaya magnet. Gaya
magnet ini menarik inti besi ke dalam solenoida, sehingga inti besi tersebut memukul bel.
4. Pengeras suara 
Hampir setiap hari kita mendengarkan musik, berita, dan hiburan lainnya dari radio, tape, atau
TV. Piranti yang dapat membuat kita mendengar bunyi dari radio, tape, atau TV adalah pengeras
suara. Pengeras suara juga memanfaatkan elektromagnet yang digunakan untuk mengubah
sinyal-sinyal listrik menjadi energi yang menggerakkan membran. 

Anda mungkin juga menyukai