Anda di halaman 1dari 8

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat analitik dan menggunakan pendekatan desain cross

sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian

kecelakaan kerja pada pekerja bagian produksi spun pile/spun pole di PT. Jaya

Beton Indonesia Medan.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Jaya Beton Indonesia yang terletak di Jl. Pasar

Nippon, Desa Renggas Pulau, Medan Marelan. Penelitian dilakukan pada bulan

Oktober 2019 sampai dengan selesai.

Populasi dan Sampel

Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah pekerja yang pernah mengalami

kecelakaan kerja pada bagian produksi spun pile/spun pole di PT. Jaya Beton

Indonesia Medan pada tahun 2019 sebanyak 34 orang.

Sampel

Terdapat 34 kejadian kecelakaan kerja yang pernah terjadi dengan jenis

kecelakaan sebagai berikut :

1. Jari tangan terjepit alat : 8 orang

2. Terpeleset : 6 orang

3. Tertimpa material : 9 orang

4. Tertumbuk alat : 3 orang

31
32

5. Tertusuk material : 8 orang

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini terdiri dari atas data primer dan

data sekunder sebagai berikut :

Data Primer

Data primer diperoleh dari kuesioner penelitian yang telah teruji

validitasnya dan sudah pernah digunakan pada penelitian serupa sebelumnya.

Data Sekunder

Data sekunder yaitu dokumen-dokumen yang diperoleh dari PT. Jaya

Beton Indonesia Medan serta melalui buku-buka dan literatur yang berhubungan

dengan masalah yang diteliti.

Definisi Operasional

1. Usia adalah umur pekerja yang dihitung dari lahir sampai dengan

diadakannya penelitian.

2. Masa kerja adalah lamanya pekerja bekerja yaitu tahun dimulai bekerja

sampai penelitian dilakukan.

3. Pengetahuan adalah pemahaman pekerja mengenai kecelakaan kerja

4. Sikap adalah reaksi pekerja terhadap kecelakaan kerja yang ada dan

mungkin terjadi di lingkungan kerja.

5. Kepatuhan terhadap prosedur adalah tindakan pekerja untuk melaksanakan

atau tidak melaksanakan peraturan prosedur kerja yang ada.


33

6. Kebijakan k3 adalah program perusahaan, antara lain implementasi

peraturan dan undang-undang, pemberian penghargaan dan sanksi terhadap

pekerja.

7. Pengawasan adalah tindakan pengawasan yang dilakukan oleh pihak

manajemen dalam mendukung pekerja melakukan pekerjaan sesuai prosedur

dan peraturan yang ada agar tidak terjadi kecelakaan kerja.

8. Ruang gerak adalah kondisi di tempat kerja yang dapat menyebabkan

kecelakaan kerja.

9. kebisingan adalah kondisi lingkungan kerja yang tidak dikehendaki dan

dapat menyebabkan gangguan pendengaran pada pekerja.

10. Kecelakaan kerja adalah suatu kecelakaan yang dialami oleh pekerja secara

tidak terduga dalam hubungan kerja yang dipengaruhi oleh sesuatu.

Metode Pengukuran

Usia

Usia responden dihitung berdasarkan ulang tahun terakhir dari penelitian

yang dilakukan. Penilaian umur dilakukan dengan menggunakan nilai median dari

seluruh umur responden, sehingga dikategorikan menjadi 2 (dua) kategori

berdasarkan median yang didapat yaitu :

1. > 29 tahun

2. ≤ 29 tahun

Masa Kerja

Masa kerja responden dihitung berdasarkan tahun sejak mulai bekerja

sebagai pekerja produksi sampai saat tahun penelitian dilakukan. Penilaian masa
34

kerja dengan menggunakan nilai median dari seluruh lama kerja responden,

sehingga dikategorikan menjadi 2 (dua) kategori berdasarkan median yang

didapatkan yaitu :

1. > 1 tahun

2. ≤ 1 tahun

Pengetahuan

Pengetahuan responden diukur berdasarkan jawaban dari pertanyaan-

pertanyaan yang terdapat pada kuesioner bagian A. Pertanyaan berbentuk multiple

choice yang berjumlah 8 pertanyaan. Adapun ketentuan pemberian skor yaitu jika

benar diberi skor 1 dan jika salah diberi skor 0. Dengan demikian total skor adalah

8. Kemudian variabel pengetahuan dikategorikan menjadi :

1. Baik : bila memperoleh skor > 50% dari total skor

2. Tidak baik : bila memperoleh skor ≤ 50% dari total skor

Sikap

Sikap diukur berdasarkan jawaban dari pertanyaan dalam kuesioner bagian

B yang berjumlah 8 pertanyaan dengan menggunakan skala Guttman dan

alternatif jawaban setuju dan tidak setuju. Adapun ketentuan pemberian skor yaitu

jika menjawab “setuju” diberi skor 1 dan “tidak setuju” diberi skor 0 pada

pertanyaan positif no. 2, 3, 4, 6 dan 8 sedangkan jika menjawab “setuju” diberi

skor 0 dan “tidak setuju” diberi skor 1 pada pertanyaan negatif no. 1, 5 dan 7.

Dengan demikian total skor adalah 8.

Kemudian variabel sikap dikategorikan menjadi :

1. Positif : bila memperoleh skor > 50% dari total skor


35

2. Negatif : bila memperoleh skor ≤ 50 % dari total skor

Kepatuhan Terhadap Prosedur

Kepatuhan terhadap prosedur diukur berdasarkan jawaban dari pertanyaan

dalam kuesioner bagian C yang berjumlah 8 pertanyaan dengan menggunakan

skala Guttman dan alternatif jawaban ya dan tidak. Adapun ketentuan pemberi

skor yaitu jika menjawab “ya” diberi skor 1 dan “tidak” diberi skor 0 pada

pertanyaan positif no. 1, 2, 7 dan 8 sedangkan jika menjawab “ya” diberi skor 0

dan “tidak” diberi skor 1 pada pertanyaan negatif no. 3, 4, 5 dan 6. Dengan

demikian total skor adalah 8.

Kemudian variabel kepatuhan terhadap prosedur dikategorikan menjadi :

1. Patuh : bila memperoleh skor > 50% dari total skor

2. Tidak patuh : bila memperoleh skor ≤ 50% dari total skor

Kebijakan K3 dan Pengawasan

Kebijakan K3 dan Pengawasan diukur berdasarkan jawaban dari

pertanyaan dalam kuesioner bagian D yang berjumlah 8 pertanyaan dengan

menggunkana skala Guttman dan alternatif jawaban ya dan tidak. Adapun

ketentuan pemberian skor yaitu jika menjawab “ya” diberi skor 1 dan “tidak”

diberi skor 0. Dengan demikian total skor adalah 8. Kemudian variabel kebijakan

k3 dan pengawasan dikategorikan menjadi :

1. Tinggi : bila memperoleh skor > 50% dari total skor

2. Rendah : bila memperoleh skor ≤ 50% dari total skor

Ruang Gerak dan Kebisingan


36

Ruang Gerak dan Kebisingan diukur berdasarkan jawaban dalam

kuesioner bagian E yang berjumlah 8 pertayaan dengan menggunakan skala

Guttman dan alternatif jawaban ya dan tidak. Adapun ketentuan pemberian skor

yaitu jika menjawab “ya” diberi skor 1 dan “tidak” diberi skor 0. Dengan

demikian total skor adalah 8.

Kemudian variabel ruang gerak dan kebisingan dikategorikan menjadi :

1. Baik : bila memperoleh skor > 50% dari total skor

2. Tidak baik : bila memperoleh skor ≤ 50 % dari total skor

Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja diukur berdasarkan jawaban dari pertanyaan dalam

kuesioner bagian F dengan menggunakan skala Guttman dan alternatif jawaban ya

dan tidak. Kemudian variabel kecelakaan kerja dikategorikan menjadi :

1. Pernah : bila menjawab “ya” pertanyaan kuesioner bagian F nomor

2. Tidak pernah : bila menjawab “tidak” pertanyaan kuesioner bahian F

nomor 1

Jawaban kuesioner pada kuesioner bagian F nomor 2 dan 3 tidak dimasukkan

dalam perhitungan skor, melainkan akan dibuat untuk penjelasan.

Metode Analisis Data

Teknik Pengolahan Data

Langkah-langkah pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Entri data (data entry)


37

Memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master data.

2. Pemeriksaaan data (data editing)

Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan jawaban

atas pertanyaan. Apabila terdapat jawaban yang belum tepat atau terdapat

kesalahan maka data harus dilengkapi dengan cara wawancara kembali

terhadap responden.

3. Pemberian kode (coding)

Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapanya,

kemudian diberi kode kepada masing-masing kategori.

4. Tabulasi (tabulating)

Untuk mempermudah analisis data dan pengolahan data serta pengambilan

kesimpulan dan dimasukkan dalam ditribusi frekuensi.

Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan 2 cara

yaitu :

1. Analisis Univariat

Analisis univariat merupakan analisis yang mendeskripsikan atau

menggambarkan data secara tunggal dari masing-masing variabel

independen yang meliputi pengetahuan, sikap, kepatuhan terhadap prosedur,

pengawasan dan lingkungan kerja serta variabel dependen yaitu kecelakaan

kerja dalam bentuk distribusi frekuensi.

2. Analisis Bivariat
38

Analisi bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel

independen yang meliputi pengetahuan, sikap, kepatuhan terhadap prosedur,

pengawasan dan lingkungan kerja serta variabel dependen yaitu kecelakaan

kerja. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-square dengan derajat

kepercayaan yang digunakan adalah 95% (α = 0,005). Jika ρ-value lebih

kecil dari α (ρ < 0,005), artinya terdapat hubungan yang bermakna

(signifikan) dari kedua variabel yang diteliti. Bila ρ-value lebih besar dari α

(ρ > 0,005), artinya tidak terdapat hubungan bermakna antara kedua variabel

yang diteliti. Jika syarat uji Chi-square tidak tepenuhi, maka dipakai uji

alternatifnya yaitu alternatif uji Chi-square untuk tabel 2×2 adalah uji

Fisher.

Anda mungkin juga menyukai