Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN STRES PSIKOLOGIS DENGAN KELANCARAN PRODUKSI

ASI PADA IBU PRIMIPARA YANG MENYUSUI BAYI USIA 1-6 BULAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKORAMBI

Hana Puspita Sari1, Awatiful Azza 2. Sofia Rhosma Dewi3


1
Mahasiswa Fikes Universitas Muhammadiyah Jember (puspitahana315@gmail.com).
2,3
Dosen Fikes Universitas Muhammadiyah Jember
2
(awatiful.azza@yahoo.com). 3(sofiarhosma84@gmail.com).

ABSTRAK
Introduksi: Stres psikologis akan memberikan kejenuhan dan menurunkan level
kebahagiaan seseorang sehingga menghambat pengeluaran oksitosin yang membuat
produksi ASI menurun. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan stres
psikologis dengan kelancaran produksi ASI pada ibu primipara yang menyusui bayi.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional dengan populasi 52 ibu
primipara yang menyusui bayi usia 1-6 bulan di wilayah kerja puskesmas Sukorambi.
Sampel penelitian sejumlah 41 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan
Probability Sampling: Cluster Sampling dengan pendekatan Proportional sampling.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner baku PSS untuk stres psikologis,
sementara kelancaran produksi ASI menggunakan kuesioner dengan skala Guttman.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan 53,7% responden mengalami stres sedang.
Sementara produksi ASI 70,7% responden dalam keadaan produksi ASI lancar. Uji
statistik menggunakan Spearman Rank dengan α=0,05 didapatkan P value=0,006.
Diskusi: Disimpulkan ada hubungan signifikan antara stres psikologis dengan
kelancaran produksi ASI pada ibu primipara yang menyusui. Dengan nilai r 0,425
yang berarti kekuatan hubungan antar variabel mempunyai derajat korelasi sedang.
Penelitian ini direkomendasikan kepada tenaga kesehatan untuk meningkatkan
pemberian informasi berkaitan dengan kelancaran produksi ASI dan memberikan tips
mengenai upaya peningkatan produksi ASI pada ibu hamil dan menyusui.

Kata Kunci: Stres Psikologis, Kelancaran Produksi ASI, Primipara


Daftar Pustaka: 23 (2007-2015)

1
2

Abstract
Introduction: Psychological stress will cause someone get into bored situation and
lower the level of happyness thereby inhibitingthe release of oxytocin and decreases
milk production in breastfeeding mother. This study is to find out the correlation of
psychological stress with lactation of primiparous breastfeeding mother.
Method: It’s a correlational study using cross sectional approach. There were 52
primiparous breastfeeding mothersas population and there were 41 respondents
taking bycluster sampling. The data taken by using PSS to find out the stress scale
and Guttman scale to find out the lactation.
Result: The result showed 53.7% of respondents experience moderate scale and
70.7% in a state of milk production smoothly. Statistical analysis using Spearman
Rank with α = 0.05 is obtained P value = 0.006,
Discussion: so it can conclude to a significant association between psychological
stress with lactation in primiparous mothers who breastfeed. With the value of r
0.425, which means the strength of the relationship between variables has a degree
of correlation being. This research was recommended to health professionals to
improve the provision of information related to lactation and provide tips on efforts
to increase milk production in pregnant and lactating mothers.

Keywords: Psychological stress; Milk Production; Primiparous


Bibliography: 13 (2007-2015)

PENDAHULUAN dan wanita grandemultipara, hal ini


terjadi karena setelah melahirkan wanita
Pengalaman melahirkan pada wanita
primipara untuk yang pertama kalinya
primipara menjadi pengalaman baru
akan mengalami proses adaptasi dengan
yang dapat menimbulkan stressor
berbagai macam perubahan.
tersendiri bagi seorang wanita,
Menyusui merupakan salah satu
mengingat akan ada beberapa perubahan
tugas perkembangan ibu postpartum,
yang dialami. Stres psikologis lebih
yaitu dengan cara pemberian ASI pada
banyak ditemukan pada wanita primipara
bayi. Pemberian ASI pada bayi
dibanding dengan multipara dan grande
seharusnya diberikan minimal selama 6
multipara, hal ini dapat terjadi karena
bulan (ASI eksklusif) setelah bayi
faktor pengalaman dari persalinan
dilahirkan. Pemberian ASI eksklusif
sebelumnya. Menurut Pitt dalam Daman
adalah dimana bayi hanya diberi ASI
dan Salat (2014), wanita primipara lebih
saja selama 6 bulan, tanpa tambahan
umum menderita stres pada masa nifas
cairan ataupun makanan lain selain ASI.
dibandingkan dengan wanita multipara
3

Menurut Johnson & Wendy (dalam ASI belum keluar atau ASI yang keluar
Pertiwi, Solehati, dan Widiasih 2012), tidak lancer.
proses pemberian ASI dilakukan melalui Dengan latar belakang tersebut
kegiatan laktasi. Proses laktasi peneliti tertarik untuk mengetahui lebih
merupakan proses produksi dan sekresi lanjut mengenai “Hubungan stres
ASI. Secara fisiologis, laktasi psikologis dengan kelancaran produksi
bergantung pada 4 proses, yaitu proses ASI pada ibu primipara yang menyusui
pengembangan jaringan penghasil ASI bayi usia 1-6 bulan di wilayah kerja
dalam payudara, proses yang memicu Puskesmas Sukorambi”. Hasil penelitian
produksi ASI setelah melahirkan, proses ini diharapkan dapat mengembangkan
mempertahankan produksi ASI dan dan memperkaya khasanah ilmu
proses sekresi ASI. Hasil penelitian pengetahuan bidang maternitas untuk
Nurliawati (2010) menunjukkan bahwa kelompok rentan khusus ibu primipara
kecemasan berhubungan secara yang menyusui.
bermakna dengan produksi ASI pada ibu
MATERIAL DAN METODE
pasca seksio sesarea.
Jumlah ibu primipara yang Penelitian ini menggunakan jenis
menyusui bayi usia 1-6 bulan di wilayah penelitian kuantitatif dengan desain
kerja Puskesmas Sukorambi sebanyak 52 penelitian korelasi dengan pendekatan
orang yang tersebar di beberapa desa. cross sectional. Populasi pada penelitian
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten ini sebanyak 52 ibu primipara yang ada
Jember, menyebutkan bahwa terjadi di wilayah kerja puskesmas Sukorambi.
penurunan cakupan ASI eksklusif di Dengan sampel penelitian sebanyak 41
wilayah Sukorambi, yaitu pada tahun responden. Teknik pengambilan sampel
2014 sebanyak 85,07% menjadi 65,33% mengunakan Probability Sampling:
pada tahun 2015. Dari hasil wawancara Cluster Sampling dengan pendekatan
dengan bidan setempat, peneliti proportional sampling.
memperoleh penjelasan bahwa sebagian Penelitian ini dilaksanakan di
dari ibu yang menyusui bayi usia 1-6 wilayah kerja Puskesmas Sukorambi
bulan di wilayah kerja Puskesmas pada bulan Juli 2016. Pengumpulan data
Sukorambi tidak melaksanakan program menggunakan lembar kuesioner PSS dan
pemberian ASI eksklusif dengan alasan
4

kelancaran produksi ASI yang terdiri psikologis sedang yaitu 22 responden


dari 10 dan 15 pertanyaan. Hasil (53,7%).
penelitian dikelompokkan pada skor Tabel 2. Distribusi Frekuensi
Kelancaran Produksi ASI Ibu Primipara
yang diperoleh. Pada kuesioner
yang Menyusui Bayi Usia 1-6 bulan di
Perceived Stress Scale (PSS) jika total wilayah kerja Puskesmas Sukorambi
Bulan Juli 2016
skor 10-20 ibu primipara mengalami
stres ringan, jika ibu primipara Produksi Frekuensi Persentase (%)
ASI
mengalami stres sedang total skor 21-30, Tidak
12 29.3
sementara stres berat skor 31-40. Untuk Lancar
Lancar 29 70.7
variabel kelancaran produksi ASI, ASI Total 41 100
tidak lancar jika skor 15-22 dan ASI
Produksi ASI responden sebagian
lancar skor skor 23-30. Analisis dalam
besar lancar, yaitu berjumlah 29
penelitian ini menggunakan uji statistik
responden (70,7%).
korelasi Spearman Test dengan tingkat
Tabel 11 Hubungan Stres Psikologis
kesalahan (α=0,05). Kesimpulan melalui dengan Kelancaran Produksi ASI Ibu
uji tersebut H1 bisa diterima dengan hasil Primipara yang Menyusui Bayi Usia 1-6
bulan di wilayah kerja Puskesmas
jika p Value ≤ 0,05, yang berarti ada Sukorambi Bulan Juli 2016
hubungan antara stres psikologis dengan
Stres Produ
kelancaran produksi ASI. Psikologis ksi ASI
Stres Corelation 1.000 -0,425
HASIL DAN PEMBAHASAN Psikol Coeficient
ogis Sig. (2- . 0,006
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Stres tailed)
N 41 41
Psikologis Ibu Primipara yang Menyusui
Bayi Usia 1-6 bulan di wilayah kerja Produ Corelation -0,425 1.000
Puskesmas Sukorambi Bulan Juli 2016 ksi Coeficient
Stres Frekuens Persentase ASI Sig. (2- 0,006 .
Psikologis i (%) tailed
StresBerat 2 4.9 N 41 41
StresSedang 22 53.7
StresRingan 17 41.5 Hasil analisis uji statistik
Total 41 100
menggunakan uji Spearman Rank
Jumlah tertinggi stres psikologis dengan nilai signiikan (P Value) = 0,006
yang dialami responden adalah stres < α = 0,05 dengan r = 0,425, maka dapat
disimpulkan bahwa H1 diterima, yang
5

berarti ada hubungan antara stres (2011) yang menyebutkan bahwa


psikologis dengan kelancaran produksi terdapat perbedaan signifikan antara
ASI pada ibu primipara yang menyusui tingkat kecemasan dalam proses
bayi usia 1-6 bulan di wilayah kerja menyusui pada ibu primipara dan
puskesmas Sukorambi dengan derajat multipara dimana tingkat kecemasan ibu
korelasi sedang dan arah korelasi negatif. primipara lebih tinggi daripada ibu
Berdasarkan penelitian yang multipara.
dilakukan di wilayah kerja puskesmas Jumlah tertinggi responden pada
Sukorambi terhadap ibu primipara yang penelitian ini adalah responden pada usia
menyusui bayi usia 1-6 bulan, diperoleh 17-20 tahun, yaitu sebanyak 19
data bahwa jumlah tertinggi responden responden (46,3%). Peneliti berpendapat
mengalami stres sedang, yaitu sebanyak bahwa usia mempunyai hubungan
22 responden (53,7%). Menurut dengan stres psikologis yang dialami
Nasution (2007), stres adalah kondisi seseorang. Dilihat dari rata-rata usia
kejiwaan ketika jiwa mendapat beban. responden yang masih cukup muda,
Stres itu sendiri bermacam-macam, bisa mekanisme koping saat mendapatkan
berat bisa juga ringan. stressor dalam hidupnya tentu masih
Peneliti berpendapat bahwa belum terlalu terasah karena masih
timbulnya stres pada ibu primipara yang dalam tahap perkembangan. Hal ini
menyusui berasal dari berbagai sumber, diperkuat dengan hasil penelitian Daman
diantaranya adalah karena beberapa dan Salat (2014) yang menyatakan
perubahan baru yang dialami ibu baik bahwa usia menjadi faktor resiko tingkat
berupa perubahan secara biologis, stres pada ibu nifas di wilayah kerja
fisiologis, psikologis, dan perubahan puskesmas Legung Timur dengan P
peran serta tanggung jawab baru yang value 0,001.
dimiliki. Dari faktor fisik ibu primipara Responden dengan jumlah tertinggi
sendiri, kondisi dimana terjadi perubahan adalah responden yang menyusui bayi
bentuk payudara dan payudara yang lecet usia 1-2 bulan yaitu sebanyak 15
akibat menyusui pasti dapat responden (36,6%). Menyusui pada ibu
mempengaruhi kondisi psikologis ibu primipara merupakan pengalaman baru
sehingga stres meningkat. Pendapat ini dalam hidupnya, peneliti berasumsi
diperkuat oleh hasil penelitian Anggraini bahwa bertambahnya tuntutan tugas dan
6

tanggung jawab yang dimiliki oleh ibu kemampuan seseorang dan


primipara akan meningkatkan stres yang membahayakan kesejahteraannya.
dirasakan, sementara belum adanya Data pendidikan responden,
pengalaman menyusui pada ibu menyajikan bahwa jumlah tertinggi
primipara juga meningkatkan stres yang responden berpendidikan SMA,
dialami. Hal ini sesuai dengan pendapat sebanyak 17 (41,5%) responden. Peneliti
Mumtahinnah (2010), dimana stres berpendapat bahwa tingkat pendidikan
merupakan suatu keadaan psikologis akan berpengaruh pada tingkat stres
individu yang disebabkan oleh tuntutan- seseorang, dimana tingkat pendidikan
tuntutan yang terlalu banyak yang yang dimiliki seseorang akan
bersumber dari kondisi internal maupun mempengaruhi cara seseorang dalam
lingkungan eksternal sehingga terancam mempresepsikan stressor. Semakin
kesejahteraannya. tinggi pengetahuan seorang ibu tentang
Jumlah tertinggi responden banyaknya resiko yang dapat terjadi jika
penelitian berasal dari suku madura, tidak memberikan ASI pada bayi juga
sebanyak 21 responden (51,2%). mengakibatkan kecemasan ibu
Menurut peneliti, suku bangsa dapat meningkat. Menurut Kholidah dan Alsa
mempengaruhi kondisi stres seseorang, (2012), ketika individu mempersepsikan
karena kebiasaan dan aturan yang stressor akan berakibat buruk, maka
terdapat pada masing-masing suku serta tingkat stres yang dirasakan akan
kondisi lingkungan yang diciptakan oleh semakin berat. Sebaliknya jika stressor
suku tertentu bisa mempengaruhi kondisi dipersepsikan tidak mengancam dan
psikologis seseorang sehingga dapat mampu diatasi, maka tingkat stres yang
meningkatkan maupun mengurangi stres dirasakan akan lebih ringan. Hal ini
yang dirasakan. sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Hal ini sesuai dengan definisi stres oleh Daman dan Salat (2014) yang
psikologis menurut Fusiah dan Widury menyatakan bahwa tingkat pendidikan
(2007) adalah sebuah hubungan antara seseorang memiliki hubungan yang
individu dengan lingkungan yang dinilai signifikan dengan tingkat stres bagi
oleh individu tersebut sebagai hal yang wanita.
membebani atau sangat melampaui Pekerjaan responden dengan jumlah
tertinggi adalah ibu rumah tangga,
7

terdapat 28 responden (44,4%). Peneliti Purwanti (dalam Fabona , 2012)


berpendapat bahwa pekerjaan seseorang pengeluaran ASI dikatakan lancar bila
berpengaruh pada tingkat stres yang produksi ASI berlebihan yang ditandai
dialami. Hal ini sesuai dengan definisi dengan ASI akan menetes dan akan
stres pendekatan berfokus pada memancar deras saat diisap bayi. Peneliti
lingkungan menurut Taylor et al., berpendapat bahwa kelancaran produksi
(2010), dimana didefinisikan bahwa stres ASI adalah hal yang sangat penting
dilihat sebagai stimulus yaitu kondisi karena ASI merupakan satu-satunya
ketika suatu pekerjaan menuntut sumber asupan nutrisi pada bayi,
kemampuan tertentu dari seseorang. terutama bayi baru lahir. Selain itu ASI
Sejumlah 21 responden (51,2%) sangat dibutuhkan untuk tumbah
belum pernah mendapat informasi kembang bayi mengingat kandungan
mengenai kelancaran produksi ASI. ASI yang sangat baik.
Peneliti berpendapat, kurangnya Jumlah terbesar responden yang
informasi yang dimiliki responden akan produksi ASI lancar berada pada rentang
berpengaruh pada tingkat stres yang usia 17-20 tahun yaitu sebanyak 15
dialami. Ketika seseorang memiliki responden (36,6%). Peneliti berpendapat
informasi yang cukup maka pengetahuan bahwa usia ibu akan mempengaruhi
meningkat, dan mempunyai kontrol yang kelancaran produksi ASI, karena usia
baik ketika mengalami stres sehingga seseorang beriringan dengan kondisi dan
tingkat stres dapat menurun. Sesuai kematangan organ tubuh akan membuat
dengan pendapat Nasution (2007), proses fisiologis seseorang menjadi lebih
Stressor yang dapat diprediksi baik maupun lebih buruk. Hal ini sesuai
menimbulkan respons stres yang tidak dengan pendapat Nurliawati (2010),
begitu berat dibanding stressor yang bahwa faktor-faktor yang dapat
tidak dapat diprediksi. Selain itu, mempengaruhi produksi ASI salah
keyakinan seseorang memiliki kontrol satunya adalah fisik ibu, yang di
terhadap stressor akan mengurangi dalamnya terdapat status kesehatan ibu,
intensitas respons stres nutrisi dan asupan cairan ibu, merokok,
Sebagian besar responden dalam alkohol, umur dan paritas, bentuk dan
kategori produksi ASI lancar sebanyak kondisi puting susu, dan nyeri.
29 responden (70,7%). Menurut
8

Usia bayi dengan jumlah tertinggi dengan penelitian Nurliawati (2010)


adalah dalam rentang usia 1-2 bulan yang diperoleh hasil bahwa yang
yaitu sebanyak 15 responden (36,6%). berhubungan bermakna dengan produksi
Selain usia ibu, peneliti berasumsi bahwa ASI adalah nyeri, asupan ciran,
usia bayi juga memberikan pengaruh kecemasan dan motivasi.
pada kelancaran produksi ASI. Karena Peneliti berpendapat bahwa motivasi
dari usia bayi kita dapat melihat seberapa yang dimiliki oleh ibu tentang
lama ibu menyusukan ASI pada bayinya, kelancaran produksi ASI akan
selain itu dengan bertambahnya usia bayi meningkatkan usaha ibu untuk
maka akan bertambah pula kondisi fisik meningkatkan produksi ASInya.
bayi. Dengan meningkatnya kondisi fisik Motivasi yang didapat ibu bisa diperoleh
bayi akan membuat bayi semakain kuat dari berbagai sumber, baik dari diri
saat menyusu sehingga produksi ASI sendiri, keluarga, lingkungan, petugas
akan meningkat. Pendapat ini sesuai kesehatan, dll. Dalam hasil penelitian
dengan faktor yang mempengaruhi ASI didapatkan data bahwa ibu sudah pernah
menurut Nurliawati (2010), yang salah mendapatkan informasi tentang
satunya menyebutkan bahwa bayi kelancaran produksi ASI yaitu sebanyak
memiliki pengaruh pada kelancaran 20 responden (48,8%). Penyuluhan
produksi ASI, diantaranya berat badan merupakan tahapan yang dapat
lahir, status kesehatan bayi, kelainan menambah informasi yang dimiliki oleh
anatomi, dan hisapan bayi. ibu, informasi sangat penting untuk ibu
Riwayat persalinan mayoritas sehingga dapat meningkatkan motivasi
responden adalah persalinan secara pada ibu menyusui. Hal ini sesuai
normal yaitu sejumlah 39 responden dengan hasil penelitian Afifah (2007)
(95,1%). Peneliti berpendapat bahwa yang menyatakan bahwa Faktor lain
riwayat persalinan yang dimiliki oleh ibu yang berperan terhadap keberhasilan ASI
menyusui tidak berpengaruh secara eksklusif adalah pengetahuan ibu,
bermakna pada kelancaran produksi ASI motivasi, kampanye pemberian ASI
ibu, karena ibu yang melalukan eksklusif dan bidan, rumah pengiriman,
persalinan secara caesar tetap bisa dan fasilitas rumah sakit kondusif
menyusui bayinya tanpa ada gangguan memberikan dukungan negatif. Selain itu
dari produksi ASInya. Hal ini sesuai persepsi yang salah tentang makanan
9

bayi, promosi susu formula dan masalah nyeri, asupan cairan, kecemasan,
kesehatan ibu dan anak juga bisa motivasi, dukungan suami dan atau
menyebabkan kegagalan ASI eksklusif. keluarga dan informasi tentang ASI.
Penelitian Nurliawati (2010) juga Hasil yang sama juga ditunjukkan dari
mengungkapkan bahwa faktor yang penelitian yang dilakukan oleh Hidayah,
paling berhubungan dengan produksi Himawan, dan Sholihah pada tahun 2012
ASI. yang menyatakan bahwa ada hubungan
Data hasil perhitungan stres antara atatus gizi dengan produksi ASI
psikologis dan kelancaran produksi ASI dan juga ada hubungan antara faktor
menunjukkan nilai tertinggi ibu psikologis (kecemasan) dengan produksi
primipara yang menyusui bayi usia 1-6 ASI pada ibu post partum hari 1-7.
bulan di wilayah kerja puskesmas Ibu primipara cenderung mengalami
Sukorambi mengalami stres psikologis beberapa kendala terkait peranan dan
ringan dengan produksi ASI yang lancar tugasnya yang baru sebagai ibu.
yaitu sebanyak 16 responden (39,0%). Kebingungan akan peran dan tugasnya
Peneliti berpendapat bahwa stres dapat menyebabkan seseorang
psikologis memiliki hubungan yang kuat mengalami stres. Menurut Nasution
terhadap fungsi biologis tubuh. Ibu (2007), secara fisiologis, situasi stres
primipara yang mengalami stres akan mengaktifasi hipotalamus yang
mengalami beberapa perubahan pada mengendalikan dua sistem
fungsi biologisnya, salah satu perubahan neuroendokrin, yaitu sistem simpatis dan
yang dapat terjadi adalah perubahan pada sistem korteks adrenal. Sistem saraf
produksi ASI. Semakin tinggi tingkat simpatis berespon terhadap impuls saraf
stres maka akan semakain tidak lancar dari hipotalamus dengan mengaktivasi
produksi ASInya, sementara semakin berbagai organ dan otot polos. Kemudian
rendah tingkat stres maka produksi ASI sistem korteks adrenal menstimulasi
akan semakin lancar. Pendapat pada pelepasan sekelompok hormon termasuk
penelitian ini diperkuat dengan hasil hormon seks, yaitu hormon oxytocyn,
penelitian Nurliawati (2010) yang hormon endofrin, hormon adrenalin, dan
menunjukkan bahwa faktor yang hormon testosteron yang dibawa melalui
berhubungan bermakna dengan produksi aliran darah ditambah dengan aktivitas
ASI pada ibu pasca seksio sesarea adalah neural cabang simpatik dari sistem saraf
10

otonomik sehingga berperan dalam puskesmas Sokorambi. Kekuatan


respon fight or flight. Menurut korelasi yang dapat dilihat pada nilai r
Kristiyansari (dalam Hidayah, Himawan, yaitu sebesar 0,425 yang berarti bahwa
dan Sholihah (2012)), setelah oksitosin kekuatan hubungan antar variabel
dilepas dalam darah, akan mengacu otot- mempunyai derajat korelasi sedang.
otot polos yang mengelilingi alveoli, Arah korelasi pada hasil penelitian ini
duktus, dan sinus menuju puting susu. adalah negatif (-) sehingga semakin
Refleks let-down dapat dirasakan sebagai rendah tingkat stres psikologis seorang
sensasi kesemutan atau dapat juga ibu ibu menyusui maka semakin lancar
merasakan sensasi apapun. Tanda-tanda produksi ASI ibu, sebaliknya jika
lain dari let-down refleks adalah tetesan semakin tinggi tingkat stres ibu maka
pada payudara lain yang sedang dihisap semakin tidak lancar produksi ASI.
oleh bayi. Refleks ini dipengaruhi oleh
kejiwaan ibu. Venancio dan Almeida
(dalam Hastuti 2013) berpendapat bahwa
kontak kulit antara ibu dengan bayinya
merupakan stimulus yang akan dibawa SIMPULAN DAN SARAN
ke otak. Selanjutnya stimulus ini akan 1. Kesimpulan
memicu pelepasan oksitosin yang akan Berdasarkan hasil penelitian yang
berdampak positif terhadap produksi telah dilakukan terhadap 41
ASI. responden ibu primipara yang
Berdasarkan penilaian dari uji menyusui bayi usia 1-6 bulan di
statistik korelasi Spearman Rank wilayah kerja puskesmas
diperoleh nilai P Value 0,006, dimana Sukorambi, dapat diambil
jika nilai ini dibandingkan dengan nilai kesimpulan bahwa:
α, maka akan menunjukkan hasil P a. Jumlah tertinggi tingkat stres
Value < α, yaitu 0,006 < 0,05 sehingga psikologis ibu primipara yang
dapat disimpulkan bahwa H1 diterima menyusui bayi usia 1-6 bulan di
yang berarti ada hubungan stres wilayah kerja puskesmas
psikologis dengan kelancaran produksi Sukorambi adalah stres sedang
ASI pada ibu primipara yang menyusui yaitu sebanyak 22 responden
bayi usia 1-6 bulan di wilayah kerja (53,7%).
11

b. Produksi ASI pada ibu primipara upaya peningkatan produksi


yang menyusui bayi usia 1-6 ASI.
bulan di wilayah kerja c. Tenaga kesehatan
puskesmas Sukorambi sebagian Disarankan untuk lebih banyak
besar lancar, yaitu sebanyak 29 memberikan informasi dengan
responden (70,7%). mengadakan penyuluhan yang
c. Ada hubungan stres psikologis berkaitan dengan kelancaran
dengan kelancaran produksi ASI produksi ASI dan memberikan
pada ibu primipara yang tips mengenai upaya
menyusui bayi usia 1-6 bulan di peningkatan produksi ASI pada
wilayah kerja puskesmas ibu hamil dan menyusui.
Sukorambi. d. Peneliti Selanjutnya
Berdasarkan penelitian ini,
terbukti ada hubungan antara
stres psikologis dengan
kelancaran produksi ASI.
Disarankan peneliti selanjutnya
2. Saran mengembangkan penelitian,
Dengan adanya hasil penelitian ini, terkait penanganan stres
disarankan kepada: psikologis pada ibu primipara
a. Ibu yang menyusui sebagai upaya menjaga
Disarankan untuk menjaga kelancaran produksi ASI.
kondisi psikologisnya sehingga
produksi ASI tidak akan DAFTAR PUSTAKA
terganggu dan tetap lancar. Ibu Afifah, D.N. 2007. Faktor Yang
sebaiknya dapat mengendalikan Berperan Dalam Kegagalan
Praktik Pemberian ASI Eksklusif
stres yang dialami dengan (Studi Kualitatif di Kecamatan
meningkatkan mekanisme Tembalang, Kota Semarang Tahun
2007). Semarang: Fakultas
koping yang dimiliki. Kedokteran Universitas
b. Suami atau keluarga Diponegoro.
Daman, F., dan Salat, S. 2014. Faktor
Disarankan untuk dapat Risiko Tingkat Stres Pada Ibu
membantu relaksasi stres dalam Nifas Di Wilayah Kerja UPT
12

Puskesmas Legung Timut Nasution, I.K. 2007. Stres Pada Remaja.


Kecamatan Batang-Batang Fakultas Kedokteran Universitas
Kabupaten Sumenep. Program SumateraUtara.
Studi Kebidanan Universitas Nurliawati, Enok. 2010. Faktor-Faktor
Wiraraja. Yang Berhubungan Dengan
Dinkes Kab. Jember. 2015. Jumlah Bayi Produksi Air Susu Ibu Pada Ibu
Yang Diberi ASI Eksklusif Pasca Seksio SesareaDi Wilayah
Menurut Jenis Kelamin, Kota Dan Kabupaten
Kecamatan, Dan Puskesmas Tasikmalaya. Depok: Fakultas
Kabupaten/Kota Jember Tahun Ilmu Keperawatan Universitas
2014. Indonesia.
Fabona, Deni. 2012. Tingkat Pertiwi, S., Solehati, T., dan Widiasih, R.
Pengetahuan Ibu Nifas Tentang 2012. Faktor-Faktor Yang
Cara Peningkatan Produksi ASI Mempengaruhi Proses Laktasi Ibu
Di BPS Diyah Sumarmo Desa Dengan Bayi Usia 0-6 Bulan Di
Tanjungsari Kecamatan Desa Cibeusi Kecamatan
Banyudono Kabupaten Boyolali. Jatinangor. Fakultas Ilmu
Surakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Universitas
Kesehatan Kusuma Husada. Padjajaran.
Fausiah, Fitri dan Widury, Julianti. 2007. Taylor, S.E., Seeman, T.E., Eisenberger,
Psikologi Abnormal. Jakarta: N.I., Kozanian, T.a, Moore, A.N.,
Universitas Indonesia. & Moons, W.G. 2010. Effects Of A
Hastuti, Puji. 2013. Pengaruh Inisiasi Supprtive Or An Unsupportive
Menyusu Dini Terhadap Bonding Audience On Biological And
Attachment, Produksi ASI dan Psychological Responses To
Hipotermi. Surabaya: STIKES Stress. Journal op Personality and
Hang Tuah. Social Psychology, 98(1), 47-56.
Hidayah, N., Himawan, R., dan http://doi.org/10.1037/a001656
Sholihah, Y.M. 2012. Status Gizi,
Psikologi Ibu Nifas -7 Hari
Hubungannya Dengan
Keberhasilan Menyusui Di BPS
Sri Wanito Rahayu Dawe Kudus
Tahun 2012. Jurnal STIKES
Muhammadiyah Kudus Vol. 3,
No.2.
Kholidah, E.N, dan Alsa, Asmadi. 2012.
Berpikir Positif Untuk
Menurunkan Stres Psikologis.
Jurnal Psikologi Universitas Gajah
Mada Vol. 39, No. 1, Juni 2012:
67-75.
Mumtahinnah, Noviyan. 2010.
Hubungan Antara Stres Dengan
Agresi Pada Ibu Rumah Tangga
Yang Tidak Bekerja. Fakultas
Psikologi Universitas Gunadarma.
13

Anda mungkin juga menyukai