Anda di halaman 1dari 9

SILABI VIII

OPERATION PLAN

I. Regulatory Issues
A. Isu-isu Hukum Suatu Perusahaan
Permasalahan hukum (legal issue) disuatu perusahaan yang dihadapi seorang
Legal Officer adalah banyak sekali, meskipun demikian dapat dipetakan menjadi dua
kelompok yatu isu-isu hukum internal dan eksternal (internal and external legal issuess).
Internal Legal Issues Di dalam internal perusahaan biasanya masalah- hukum berkaitan
dengan:
1) Tenaga kerja. Di dalam ruang lingkup tenaga kerja ini beberapa masalah tenaga kerja
yang perlu dicermati adalah seperti perjanjian kerja, peraturan perusahaan, dan
semua peraturan perundang undangan ketenaga kerjaan yang harus di laksanakan
oleh perusahaan.
2) Masalah permodalan. Yang dimaksud masalah permodalan disini adalah modal yang
berupa keuangan perusahaan dimana terkadang perusahaan akan meni ngkatkan
modal yang berarti berkaitan dengan perubahan akte pendirian dengan segala
konsekwensinya. Belum lagi kalau perusahaan di dalam menambah modal dengan
meminjam pihak tertentu yang akan berdampak pada pembuatan perjanjia. Selain itu
juga bila perusahaan akan menambah modal melalui go public atau bila sudah go
public akan dilanjutkan dengan right issue tentunya banyak aspek legal yang harus
dipersiapkan untuk hal tersebut.
3) Masalah pengadaan bahan baku. Untuk perusahaan industri yang menghasilkan
barang maka pengadaan bahan baku juga banyak menbimbulkan permasalahan
hukum misalnya pembelian bahan baku (perjanjian pembelian), jika melakukan
penambangan sendiri maka aspek hukum penambangan yang sangat rumit
merupakan tantangan yang harus dibereskan. Dan lain lain. Untuk perusahaan jasa
masalah hukum tentang bahan baku tentunya tidak ada.
4) Masalah alat produksi. Perusahaan di dalam melakukan produksi tentulah sangat
memerlukan alat alat produksi seperti mesin , kendaraan dan lain lain. Masalah
hukum yang biasanya muncul adalah masalah pembelian perawatan dan penggantian
mesin yang biasanya akan berkaitan dengan perjanjian dengan pihak penyedia mesin
produksi.
5) Masalah restrukturisasi. Restrukturisasi bisa meliputi organisasi perusahaan juga bisa
menyangkut restrukturisasi modal . restrukturisasi hutang piutang dan restrukturisasi
lainnya yang rawan akan munculnya permasalahan hukum.

External Legal IssuesMasalah di lingkungan eksternal, mencakup:

1) Compliance. Hal yang paling penting yang berkaitan dengan external legal issues
adalah permasalahan compliance yang artinya harus mematuhi semua peraturan
perundang undangamn yang dikeluarkan oleh pemerintah. Hal yang sering di periksa
oleh pemerintah adalah berkaitan dengan pembayaran pajak. Pembayaran pajak
disini walau diurus oleh bagian keuangan namun seorang legal officer sebaiknya tau
pajak apa saja yang harus dibayar oleh perusahaan.
2) Masalah pencemaran lingkungan. Di samping pajak pemerintah sangat concern
kepada masalah pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan tidak hanya
masalah polusi namun juga masalah lingkungan sosial dan lain lain yang aturan
hukumnya harus diketahui seorang legal officer.
3) Pengembangan perusahaan. Jika perusahaan sudah mulai berkembang dia bisa
menjadi perusahaan induk (holding) yang tentunya akan mempunyai beberapa anak
perusahaan. Termasuk perusahaan melakukan akuisisi merger dan konsolidasi, ini
semua akan membutuhkan aspek hukum yang tidak sederhana dan rawan
menimbulkan permasalahn hukum.
B. Isu Ketenagakerjaan Di Perusahaan
1.      Rekrutmen
Perusahaan multinasional (MNC) yang tergabung dalam The World’s Most
Admired Companies versi majalah Fortune selalu menjadi inspirasi bagi banyak
perusahaan lain dalam berbagai hal, termasuk rekrutmen. Sebelum melakukan rekrutmen,
manajemen perusahaan harus mengetahui benar apa yang dibutuhkan organisasi.
Selanjutnya, mereka harus mengetahui pula kandidat aktual dibandingkan gambaran ideal
yang dibutuhkan. Mereka terlibat penuh dalam persiapan sebelum dan setelah bertemu
dengan kandidat.
Komponen strategi rekrutmen yang sukses antara lain mencakup:
a. Secara hati-hati mengartikulasikan strategi bisnis perusahaan
b. Menyiapkan data komprehensif terbaru tentang tingkat ke luar-masuk karyawan, data
biaya rekrutmen, dan data keberhasilan retensi
c. Menyusun model kompetensi yang mendukung secara langsung strategi bisnis
d. Mendapatkan gambaran menyeluruh tentang kompetensi di jajaran perusahaan,
termasuk gap yang perlu diisi
e.  Menyusun deskripsi posisi yang relevan secara akurat, termasuk deskripsi jalur
pengembangan karir
f. Mengetahui secara dalam tentang situasi remunerasi di pasar
g. Memiliki proses evaluasi kandidat yang teruji
2. Pelatihan Di Lingkungan Internasional
Pelatihan adalah suatu proses memilih sikap dan perilaku tenaga kerja untuk
ditingkatkan menjadi lebih baik demi pencapaian tujuan. Pelatihan di lingkungan
internasional sangat berhubungan dengan seleksi personel/penugasan internasional yang
di lakukan kepada para manajer yang ditugaskan ke luar negeri. Pada umumnya mereka
kurang dapat memahami kebiasaan-kebiasaan, budaya dan perilaku kerja orang-orang di
negara dimana mereka ditugaskan
a.      Alasan Pelatihan
Pelatihan untuk mempersiapkan keahlian bagi orang yang akan ditugaskan ke luar
negeri memiliki beberapa alasan penting antara lain alasan organisasi dan personel
yaitu:
1. Alasan Organisasi
Salah satu alasan organisasi dalam melakukan pelatihan dalah agar tugas-tugas dalam
menjalankan operasi bisnis di luar negeri berlangsung secara efektif. Alasan utama
adalah untuk mengatasi ethnosentrisme dimana pada paham ini mempercayai bahwa
apapun yang dilakukan orang dari kantor pusat adalah superior dari yang lain. Ini
terjadi pada perusahaan multinasional yang sangat besar dimana para manajer percaya
bahwa pendekatan kantor pusat untuk melakukan bisnis dapat ditularkan ke negara
lain karena pendekatan tersebut lebih superior daripada yang ada di negara lokal.
2. Alasan Personal
Alasan dilakukan pelatihan bagi manajer luar negeri adalah untuk memperbaiki
kemampuan dalam berinteraksi secara efektif dengan para personel yang berasal dari
negara dimana kantor cabang beroperasi secara khusus dan orang lain secara umum
dalam negara tujuan. Program pelatihan yang efektif diharapkan dapat mengatasi
masalah personal seperti kesopanan, ketepatan waktu,kebijaksanaan, ketertiban,
sensitivitas, toleransi dan empati.
Masalah personal yang lain adalah arogansi. Banyak manajer dari berbagai
perusahaan  multinasional ketika berada di tempat tugas, di negara lain berperilaku
arogan karena kekuasaan dan prestise yang lebih besar pada pekerjaan yang melebii
di kantor pusat.
II. Perencanaan Fasilitas Perusahaan
A. Perencanaan Fasilitas
Tata letak fasilitas dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-
fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi. Tata letak suatu pabrik ada
dua hal yang diatur letaknya yaitu pengaturan mesin dan pengaturan departemen yang
ada dari pabrik. Istilah tata letak suatu pabrik dapat diartikan sebagai pengaturan
peralatan/fasilitas produksi yang sudah ada. Secara umum tata letak fasilitas dapat juga
didefinisikan sebagai tempat berkumpulnya orang, material, mesin, dan sebagainya
untuk mencapai tujuan dari suatu industri barang atau jasa. Fasilitas harus dapat diatur
dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan untuk memproduksi produk atau
menyediakan jasa dengan biaya rendah, kulaitas tinggi, dan menggunakan sumber daya
yang minimal. Perencanaan fasilitas dalam industri digunakan untuk mengatur fasilitas
yang ada agar mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan fasilitas dibagi atas dua bagian
yaitu perencanaan penempatan fasilitas dan perancangan fasilitas.
Pada umumnya tata letak pabrik yang terencana dengan baik akan ikut
menentukan efisiensi dan dalam beberapa hal akan juga menjaga kelangsungan hidup
ataupun kesuksesan kerja suatu industri. Peralatan dan suatu desain produk yang bagus
akan tidak ada artinya akibat perencanaan tata letak yang sembarangan saja. Karena
aktivitas produksi suatu industri secara normalnya harus berlangsung lama dengan tata
letak yang tidak selalu berubah-ubah, maka setiap kekeliruan yang dibuat didalam
perencanaan tata letak ini akan menyebabkan kerugian-kerugian yang tidak kecil.
Tujuan utama didalam desain tata letak pabrik pada dasarnya adalah untuk
meminimalkan total biaya yang antara lain menyangkut elemen-elemen biaya seperti
biaya untuk kontruksi dan instalasi baik untuk bangunan mesin, maupun fasilitas
produksi lainnya. Selain itu biaya pemindahan bahan, biaya produksi, perbaikan,
keamanan, biaya penyimpanan produk setengah jadi dan pengaturan tata letak pabrik
yang optimal akan dapat pula memberikan kemudahan di dalam proses supervisi serta
menghadapi rencana perluasan pabrik kelak dikemudian hari.

B. Tujuan Perancangan Fasilitas


Tata letak dan pemindahan bahan berpengaruh paling besar pada produktifitas dan
keuntungan dari suatu perusahaan bila dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya.
Selain itu, material handling sangat berpengaruh sebagai 50% penyebab kecelakaan
yang terjadi dalam industri dan merupakan 40% dari 80% seluruh biaya operasional.
Dalam pelaksanaanya, tata letak dan material handling memiliki hubungan yang tidak
dapat dipisahkan satu sama lain.
Secara garis besar, tujuan utama dari perancangan tata letak adalah mengatur area
kerja beserta seluruh fasilitas produksi di dalamnya untuk membentuk proses produksi
yang paling ekonomis, aman, nyaman, efektif, dan efisien. Selain itu, perancangan tata
letak juga bertujuan untuk mengembangkan material handling yang baik, penggunaan
lahan yang efisien, mempermudah perawatan, dan meningkatkan kemudahan dan
kenyamanan lingkungan kerja.
Terdapat beberapa keuntungan tata letak fasilitas yang baik, yaitu:
1) Menaikkan output produksi
Pada umumnya, tat letak yang baik akan memberikan output yang lebih besar
dengan ongkos kerja yang lebih kecil atau sama, dengan jam kerja pegawai yang
lebih kecil dan jam kerja mesin yang lebih kecil.
2) Mengurangi delay
Mengatur keseimbangan antara waktu operasi dan beban dari tiap-tiap
departemen atau mesin adalah bagian dari tanggung jawab perancang tata letak
fasilitas. Pengaturan yang baik akan mengurangi waktu tunggu atau delay yang
berlebihan yang dapat disebabkan oleh adanya gerakan balik (back-tracking),
gerakan memotong (cross-movement), dan kemacetan (congestion) yang
menyebabkan proses perpindahan terhambat.
3) Mengurangi jarak perpindahan barang
Dalam proses produksi, perpindahan barang atau material pasti terjadi. Mulai dari
bahan baku memasuki proses awal, pemindahan barang setengah jadi, sampai barang
jadi yang siap untuk dipasarkan disimpan dalam gudang. Mengingat begitu
banyaknya perpindahan barang yang terjadi dan betapa besarnya peranan
perpindahan barang, terutama dalam proses produksi, maka perancangan tata letak
yang baik akan meminimalkan biaya perpindahan barang tersebut.
4) Penghematan pemanfaatan area
Perancangan tata letak yang baik akan mengatasi pemborosan pemakaian ruang
yang berlebihan.
5) Pemaksimalan pemakaian mesin, tenaga kerja, dan/atau fasilitas produksi lainnya.
6) Proses manufaktur yang lebih singkat
Dengan memperpendek jarak antar proses produksi dan mengurangi bottle neck,
maka waktu yang diperlukan untuk mengerjakan suatu produk akan lebih singkat
sehingga total waktu produksi pun dapat dipersingkat.
7) Mengurangi resiko kecelakaan kerja
Perancangan tata letak yang baik juga bertujuan untuk menciptakan lingkungan
kerja yang aman, dan nyaman bagi para pekerja yang terkait di dalamnya.
8) Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman
Dengan penataan lingkungan kerja yang baik, tertata rapi, tertib, pencahayaan
yang baik, sirkulasi udara yang baik , dsb, maka suasana kerja yang baik akan
tercipta sehingga moral dan kepuasan kerja para pekerja akan meningkat. Hal ini
berpengaruh pada kinerja karyawan yang juga akan meningkat sehingga
produktivitas kerja akan terjaga.
9) Mempermudah aktivitas supervisor
Tata letak yang baik akan mempermudah seorang supervisor untuk mengamati
jalannya proses produksi.
C. Faktor-faktor dalam Pemilihan Lokasi
Faktor-faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi
masing-masing perusahaan berbeda. Bagi suatu perusahaan mungkin faktor terpenting
adalah dekat dengan pasar. Tetapi mungkin yang lebih penting bagi perusahaan lain
adalah dekat dengan sumber-sumber penyediaan dan komponen. Masih organisasi
lainnya mungkin menemukan bahwa faktor yang paling penting adalah memilih lokasi
di mana tenaga kerja yang mencukupi kebutuhan organisasi, ataupun biaya transportasi
yang sangat tinggi bila produk berat dan besar.
Jadi, alasan utama adanya perbedaan dalam pemilihan lokasi adalah adanya
perbedaan kebutuhan masing-masing perusahaan. Lokasi yang baik adalah suatu
persoalan individual. Hal ini sering disebut pendekatan “situasional” atau “contingency”
untuk pembuatan keputusan bila dinyatakan secara sederhana, “semuanya bergantung:.
Secara umum faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan adalah :
a) Lingkungan masyarakat.
kesediaan masyarakat daerah menerima segala konsekuensi, baik konsekuensi
positif maupun negativ didirikannya suatu pabrik di daerah tersebut merupakan suatu
syarat penting. Perusahaan perlu memperhatikan nilai-nilai lingkungan dan ekologi
di mana perusahaan akan berlokasi, karena pabrik-pabrik sering memproduksi
limbah dalamjn j berbagai bentuk. Di lain pihak, masyarakat membutuhkan industri
atau perusahaan karena menyediakan berbagaim lapangan pekerjaan dan uang
dibawa industri ke masyarakat.
b) Kedekatan dengan pasar.
Dekat dengan pasar akan membuat perusahaan akan memberikan pelayanan yang
lebih baik ke pada pelanggan, dan sering mengurangi biaya distribusi. Perlu
dipertimbangkan juga apakah pasar perusahaan tersebut luas ataukah hanya melayani
sebagian kecil masyarakat, produk mudah rusak atau tidak, berat produk dan proporsi
biaya ditribusi barang jadi pada total biaya. Perusahaan besar dengan jangkauan
pasar yang yang luas, dapat mendirikan pabriknya dibanyak tempat yang tersebar
untuk mendekati pasar. Dalam sektor jasa, daerah pasar biasanya ditentukan oleh
waktu perjalanan para elangganan ke fasilitas atau waktu perjalanan para pemberi
pelayanan ke para langganan.
c) Tenaga kerja.
Di manapun lokasi perusahaan, harus mempunyai tenaga kerja, karena itu cukup
tersedianya tenaga kerja merupakan hal yang mendasar. Bagi banyak perusahaan
sekarang kebiasaan dan sikap calon pekerja di suatu daerah lebih penting dari
keterampilan dan pendidikan, karena jarang perusahaan yang dapat menemukan
tenaga kerja baru yang telah siap pakai untuk pekerjaan yang sangat bervariasi dan
tingkat spesialisasi yang sangat tinggi, sehingga perusahaan harus menyelenggarakan
program pelatihan khusus bagi tenaga kerja baru. Orang-orang dari suatu daerah
dapat menjadi tenaga kerja yang lebih baik dibanding dari daerah lain, seperti tingkat
absensi yang berbeda dan semangat kerja mereka. Di samping itu, penarikan tenaga
kerja, kuantitas dan jarak, tingkat upah yang berlaku, serta persaingan antar
perusahaan dalam memperebutkan tenaga kerja yang berkualitas tinggi, perlu
diperhatikan perusahaan.
d) Kedekatan dengan bahan mentah dan supplier.
Apabila bahan mentah berat dan susut cukup besar dalam proses produksi maka
perusahaan lebih baik berlokasi dekat bahan mentah. Tetapi produk jadi lebih berat,
besar, dan bernilai rendah maka lokasi dipilih sebaliknya. Begitu juga bila bahan
mentah lekas rusak, lebih baik dekat bahan mentah.
e) Fasilitas dan biaya transportasi.
Tersedianya fasilitas transportasi baik lewat darat, udara, dan air akan
melancarkan pengadaan faktor-faktor produksi dan penyaluran produk perusahaan.
Pentingnya pertimbangan biaya transportasi tergantung sumbangannya terhadap total
biaya. Untuk banyak perusahaan perbedaan nbiaya transportasi tidak sepenting
perbedaan upah tenaga kerja. Tetapi, bagaimana pun juga, biaya transportasi tidak
dapat dihilangkan di manapun perusahaan berada, karena produk perusahaan harus
disalurkan dari produsen bahan mentah ke pemakai akhir. Jadi, fasilitas seharusnya
berlokasi di antara sumber bahan mentah dan pasar yang meminimumkan biaya
transportasi.
f) Sumber daya lainnya.
Perusahaan seperti pabrik kertas, baja, karet, kulit, gula, tenun, pemrosesan
makanan, alumunium, dan sebagainya sangat memerlukan air dalam kuantitas yang
besar

Anda mungkin juga menyukai