Anda di halaman 1dari 2

Pada dasarnya Allah SWT menciptakan manusia terdiri dari dua jenis kelamin, yaitu

laki-laki dan perempuan. Namun dalam kenyataannya, ada masalah ketidakadilan sosial

sepanjang sejarah kemanusiaan, selalu menjadi tema menarik dan tetap akan menjadi tema

penting dalam setiap pemikiran dan konsepsi tentang kemasyarakatan di masa mendatang.

Sejarah manusia dalam memerangi ketidakadilan sosial telah melahirkan analisis dan teori

sosial yang hingga saat ini masih berpengaruh dalam membentuk sistem kemasyarakatan

umat manusia.

Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan beserta

semakin berkembangnya teknologi, memungkinkan para kaum transgender untuk melakukan

operasi kelamin. Maka hal ini menjadi menarik untuk dikaji karena transgender selalu

dikaitkan dengan jenis kelamin. Adapun permasalahan yang akan dibahas adalah transgender

dalam persfekif hukum positif dan hukum Islam.

Untuk menjawab permasalahan di atas, penulis menggunakan metode Library

Research (penelitian pustaka) yaitu serangkaian kegiatan dengan metode pengumpulan data

pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. Jadi penulis melakukan

penelitian berkaitan dengan pokok permasalahan dengan sumber data primer yaitu Fatwa

transgender dalam persfektif hukum positif dan hukum Islam.

Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa transgender adalah

perpindahan perbedaan perilaku antara laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi secara

sosial yaitu perbedaan yang bukan kodrat atau bukan ketentuan tuhan melainkan diciptakan

oleh manusia baik laki-laki maupu perempuan yang melalui proses sosial dan kultural yang

panjang. Misalnya seorang wanita secara kultural dituntut untuk lebih lembut sedangkan

seorang pria dituntut sebaliknya. Akibat perilaku transgender inilah yang mungkin membuat

beberapa orang mengganti jenis kelaminnya seperti pria menjadi wanita begitupun

sebaliknya.

Menurut hukum positif keberadaan kaum transgender di Indonesia masih menjadi

perdebatan sampai sekarang karena ada yang pro dan kontra. Ketika kelompok yang pro

bahwa transgender boleh dengan dasar hak asasi manusia yang boleh berbuat apa saja yang

menjadi keinginannya. Sedangkan yang kontra mengungkapkan dengan dasar bahwa

transgender itu telah menentang kondrat dan bahkan transgender itu penyakit bukan hak asasi

manusia. Namun dalam persfektif hukum Islam yang landasan filosofinya kemaslahatan
maka kaum transgender tetap mendapatkan karamah insaniyah tetapi memiliki batas-batas

tertentu.

Kata kunci : transgender, hukum Positif, hukum Islam

Anda mungkin juga menyukai