Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Perkembangan teknologi yang semakin pesat dan globalisasi yang kita

hadapi membuat kita semua harus siap dan memiliki bekal untuk dapat

menghadapinya. Tingkat ketergantungan antar bangsa tidak dapat dihindari.

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi semakin memperluas

perdagangan bebas dimana seolah-olah perdagangan itu bebas tanpa batas. Hal ini

menimbulkan adanya Borderless World dimana dunia tidak mengenal batas

kedaulatan bangsa dan negara.

Dampak dari globalisasi itu sudah merasuki semua aspek kehidupan

manusia, akibatnya peta persaingan dunia bisnis semakin tinggi. Semua bidang

mengalami kemajuan yang cepat sesuai dengan karakteristik masyarakat yang

semakin maju. Hal ini menyebabkan semakin tinggi pula persaingan yang harus

dihadapi oleh semua pihak terutama dalam dunia industri yang tidak lepas dari

bidang kuliner. Bidang ini dianggap penting dalam kehidupan sehari-hari karena

makan dan minum merupakan kebutuhan dasar manusia yang selalu mendesak

untuk dipenuhi. Berbagai pilihan akan makanan dapat menjadi simbol status

seseorang.

Indonesia adalah surga bisnis kuliner. Berdasarkan Data Sensus Penduduk

Indonesia 2010, jumlah penduduk Indonesia adalah 237.556.363 orang, terbesar

ke-4 di dunia. Karenanya, kuliner menjadi bisnis yang amat potensial. Hal ini

1
1

terbukti dari data Biro Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada 5 Agustus 2011,

yang menyatakan sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah sektor

perdagangan, hotel dan resto, sebesar 4,8%. Selain itu, menurut BPS, struktur

produk domestik bruto triwulan II/2011 masih didominasi sektor industri

pengolahan; sektor pertanian; serta sektor perdagangan, hotel dan resto yang

masing-masing memberikan kontribusi 24,3%, 15,4% dan 13,9%. Berdasarkan

data BPS, pada 2007-2009, total pertumbuhan jumlah resto atau rumah makan di

Indonesia mencapai lebih dari 59%. (http://swa.co.id/2011/09/semaraknya-bisnis-

kuliner/).

Pertumbuhan laju ekonomi DKI Jakarta khususnya dalam kategori

restoran memicu para pengusaha dalam bidang kuliner untuk terus

mengembangkan bisnisnya, agar selalu dikenal oleh masyarakat luas. Setiap

perusahaan berlomba-lomba untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan yang

ada agar dapat menarik perhatian masyarakat.

Dalam hal ini dibutuhkan kegiatan pemasaran agar perusahaan dapat

menjadi pilihan konsumen. Keberhasilan pemasaran ditentukan oleh bagaimana

pemasar dapat memahami keadaan pasar dan merumuskan strategi pemasaran

yang harus ditetapkan. Strategi disini berupa strategi optimal dari unsur-unsur

bauran pemasaran (marketing mix) yaitu produk, harga, promosi, dan distribusi.

Komponen dari bauran pemasaran yang digunakan adalah promosi, dimana salah

satu tujuan promosi adalah untuk menjembatani komunikasi antara produsen dan

konsumen, diantaranya mengenai permintaan dan penawaran.


Strategi pemasaran dengan menggunakan internet sebagai tolak ukur

keputusan pembelian harus dijadikan pertimbangan oleh perusahaan. Dimana

komunikasi antara pemasar dan konsumen dengan menggunakan internet berjalan

dua arah. Media promosi dengan menggunakan internet sangatlah bermacam-

macam seperti Facebook, Twitter, Youtube, Forum ataupun Blog yang dapat

dimanfaatkan secara gratis.

Sosial media adalah bagian penting dari strategi pemasaran yang lebih

besar, penjualan yang lebih lengkap, pelayanan, dan komunikasi pemasaran yang

mencerminkan kemampuannya beradaptasi dengan pasar. Oleh karena itu, pelaku

bisnis harus realistis tentang bagaimana mengintegrasikan strategi sosial ke dalam

mesin yang dikendalikan oleh manusia untuk mendengarkan, belajar dan terlibat

secara aktif dengan pelanggan , selain itu sosial media juga dapat mempengaruhi

keputusan pembelian pelanggan. Pengaruh besar sosial media terhadap keputusan

pembelian ini dibuktikan oleh sebuah studi yang dilakukan oleh Chadwick Martin

Bailey dan iModerate Research Technologies menemukan bahwa 67% konsumen

lebih cenderung membeli dari merek yang mereka ikuti pada twitter, dan 51%

lebih mungkin membeli dari sebuah merek yang mereka ikuti di Facebook Selain

itu, mereka 79% lebih mungkin untuk merekomendasikan kepada teman atau

disebut follower dalam twitter, dan 60% lebih mungkin untuk melakukan hal yang

sama di Facebook.(http://furqonblumah.blogspot.com/2010/03/facebook-dan-

twitter-berpengaruh-besar.html).

Sosial media sebagai media promosi dalam bidang kuliner semakin

banyak digunakan oleh pengusaha, karena Sosial media telah menunjukkan


pengaruhnya dalam mendemokratisasikan, mengubah cara perusahaan

berkomunikasi dengan pelanggan, cara pelanggan mempengaruhi keputusan

perusahaan dan kemampuan pelanggan dalam mempengaruhi keputusan

perusahaan. Melalui platform seperti Twitter, YouTube, dan Facebook, siapapun

kini dapat menemukan dan terhubung dengan orang lain untuk berbagi minat yang

sama, tantangan, dan keyakinan mambangun komunitas yang membentuk dan

mengarahkan persepsi merek para anggotanya. Tanpa keterlibatan dalam

komunitas ini, perusahaan akan kehilangan kesempatan besar untuk membentuk

pesan pemasaran mereka.

Berkaitan dengan fenomena diatas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian sejauh mana pengaruh sosial media dapat menjadi tolak ukur dalam

pengambilan keputusan. Untuk itu penulis melakukan penelitian dengan judul “

Analisis faktor pengaruh promosi berbasis sosial media terhadap keputusan

pembelian dalam bidang kuliner (STUDI KASUS : PT XYZ)”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas dapat ditarik perumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh sosial media terhadap keputusan pembelian

pelanggan dalam bidang kuliner?

2. Dari sosial media yang ada, sosial media mana yang berpengaruh dominan

terhadap keputusan pembelian pelanggan dalam bidang kuliner?


1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapat disusun tujuan dari

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh sosial media terhadap

keputusan pembelian pelanggan dalam bidang kuliner.

2. Untuk mengetahui jenis sosial media mana yang berpengaruh dominan

terhadap keputusan pembelian pelanggan dalam bidang kuliner.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi peneliti:

1. Menambah pengetahuan dan mengetahui secara langsung tentang kegiatan

pemasaran dan promosi berbasis media sosial

2. Sebagai sarana pengembangan dan pengaplikasian ilmu pengetahuan

teoritis yang telah dipelajari sewaktu kegiatan perkuliahan berlangsung.

2. Manfaat Bagi Perusahaan dalam bidang kuliner:

1. Sebagai bahan masukan yang berguna untuk menentukan strategi

pemasaran dimasa mendatang

2. Sebagai dasar pengetahuan perusahaan untuk menentukan strategi

promosinya khususnya yang berkaitan dengan sosial media.


3. Manfaat bagi pihak lain

1. Hasil laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi khususnya

bagi pihak lain yang ingin mengadakan penelitian dengan fokus kajian

yang sama.

2. Untuk memperluas wawasan pembaca mengenai topik yang telah diteliti

dalam penelitian ini

Anda mungkin juga menyukai