Chapter II
Chapter II
2.1 Optimalisasi
Optimalisasi berasal dari kata dasar optimal yang berarti yang terbaik. Jadi
optimalisasi adalah proses pencapaian suatu pekerjaan dengan hasil dan keuntungan
yang besar tanpa harus mengurangi mutu dan kualitas dari suatu pekerjaan.
optimalisasi berasal dari kata optimal yang berarti terbaik, tertinggi jadi optimalisasi
menurut wikipedia adalah proses untuk mencapai hasil yang ideal atau optimasi
(nilai efektif yang dapat dicapai). Optimalisasi dapat diartikan sebagai suatu bentuk
mengoptimalkan sesuatu hal yang ada ataupun merancang atau membuat sesuatu
secara optimal.
Tanggung jawab sosial perusahaan adalah komitmen dari pelaku usaha untuk
terhadap berbagai pihak yang terkait dengan aktivitasnya, serta dengan ikhlas
menyisihkan sebagian dari hasil usahanya untuk membiayai dan secara langsung
pelaku usaha harus memiliki niat atau komitmen yang kuat untuk menyisihkan
17
sebagian dari hasil usaha atau keuntungan perusahaannya. Lebih dari itu, pelaku
usaha tidak cukup hanya memiliki niat dan kemauan menyisihkan sebagian dari hasl
usaha atau keuntungan perusahaannya, tetapi juga harus bertanggung jawab dalam
menyeluruh bagi masyarakat (Mallen Baker, dalam Siagian dan Suriadi, 2012:10).
dikemukakan oleh Bank Dunia yang mengemukakan bahwa tanggung jawab sosial
perwakilan mereka, masyarakat setempat dan masyarakat dalam ukuran luas, untuk
baik bagi perusahaan itu sendiri dan bak pula bagi pembangunan (World Bank,
jika membahas CSR. Dalam hal ini, perusahaan hanyalah menjalankan tanggung
18
jawab sosialnya dengan memperhatikan keberlanjutan, selebihnya masyarakat yang
menilai komitmen perusahaan higga citra yang baik menjadi bonus bagi perusahaan.
sehingga tercapai kesejahteraan. Hal ini akan mengimbangi kemajuan yang dialami
aktivitas ekonomi perusahaan sebagaimana telah dikemukakan. Oleh karena itu, cost
19
tersebut harus diimbangi dengan benefit bagi masyakat setempat. Adapun benefit
untuk memberikan sebagian dari keuntungan yang diperoleh yang akan digunakan
masyarakat setempat.
masyarakat.
yang sangat substansial adalah penggunaan dana yang disediakan secara efektif
tanggung jawab etis, yang berarti cenderung bersifat sukarela dan tidak bersifat
20
mengikat. Keadaan seperti ini mengakibatkan perusahaan tersebut dalam wujud
secara umum tidak menghasilkan sesuatu yang berarti bagi kehidupan masyarakat
setempat.
mengubah kesan dan sifat tanggung jawab sosial perusahaan itu dari sebelumnya
bersifat etis atau sebagai etika (etika atau etika perusahaan) menjadi tanggung jawab
Lingkungan (PKBL).
Jawab Sosial dan Lingkungan, (2) tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
21
3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab
5. Peraturan CSR bagi perusahaan pengelola Minyak dan Gas (Migas), diatur dalam
Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi Nomor 22 Tahun 2001. Dalam pasal 13
ayat 3 (p) disebutkan: Kontrak Kerjasama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
Undang-undang ini tidak membahas secara khusus peran dan fungsi perusahaan
dalam menangani fakir miskin, melainkan terdapat klausul dalam pasal 36 ayat 1
b Dalam pasal 6 disebutkan ; (1) Forum Tanggung Jawab Sosial Dunia Usaha
dengan memprioritaskan pada mereka yang memiliki kehidupan yang tidak layak
secara kemanusiaan dan memiliki kriteria masalah sosial: (a) kemiskinan, (b)
22
penyimpangan perilaku, (f) korban bencana dan/atau, (g) korban tindak
Dalam Bab IV Pasal 19 mengenai Program Tanggung Jawab Sosial Dunia Usaha
training) bagi remaja putus sekolah, bagi wanita rawan sosial ekonomi, dan lain-
lain, (d) kajian dan pengembangan model program tanggung jawab sosial dunia
usaha, (e) perbaikan rumah tidak layak huni, (f) rehabilitasi sosial terhadap
penyandang cacat (difabel), (g) rehabilitasi sosial terhadap wanita tuna sosial, (h)
rehabilitasi sosial terhadap anak nakal, (i) perlindungan sosial bagi anak terlantar,
(j) home care bagi lanjut usia, (k) pemberdayaan komunitas adat terpencil, (l)
penanganan korban bencana dan bencana sosial, dan (m) perlindungan sosial
melibatkan tiga pihak, yang secara singkat dinamakan dengan model tiga pihak.
tiga pihak dalam bentuk kerjasama dalam proses pelaksanaan tanggung jawab sosial
masyarakat.
23
Hal yang sangat penting dipahami adalah antara perusahaan, masyarakat, dan
kepentingan yang melibatkan tiga pihak tersebut dalam suatu kerjasama, yaitu:
pajak, dan sumber utama pajak adalah para pelaku usaha atau badan-badan
usaha.
pekat di era demokrasi dan penghargaan atas hak-hak asasi manusia. Selanjutnya
setempat.
Dengan dukungan Bank Dunia, Tom Fox, Halina Ward dan Bruce Howard
24
peran yang dilakukan pemerintah. Hasil penelitian yang dilakukan menghasilkan
kesimpulan bahwa setidaknya terdapat dua poros yang mungkin dilakukan pihak
1. Pembagian wewenang
2. Memberikan kemudahan
Peran pemerintah dalam hal ini adalah penciptaan kondisi yang mendukung,
tanggung jawab sosial secara efektif agar menjadi pendorong atas perbaikan
Pihak pemerintah berperan sebagai unsure yang ikut terlibat dan menjadi
4. Dukungan
25
6. Penglibatan dan keterwakilan pemangku kepentingan.
10. Proses yang melibatkan banyak pihak dalam rangka merumuskan pedoman dan
perusahaan, Saidi dan Abidin mengemukakan sedikitnya ada empat model atau pola
dengan adanya beberapa alternatif model yang adanya beberapa alternatif model
yang ada. Model manakah yang terbaik di antara model pelaksanaan tanggung jawab
sosial perusahaan yang ada? Meskipun jawaban atas pertanyaan ini sangat penting,
26
namun kita tidak akan menemukan jawaban itu dalam khasanah teoritis. Setidaknya
1. Model yang tebaik untuk diterapkan adalah model yang sesuai dengan kondisi
baik ditinjau dari aspek budaya, wawasan dan pendidikan, keterampilan, sosial
ekonomi dan hukum, tetapi segala aktivitas ekonomnya harus pula didasarkan pada
etika. Berdasarkan pemikiran tersebut maka sekarang ini berkembang konsep etika
perusahaan yang juga sering dinamakan pada etika bisnis. Konsep etika bisnis
perusahaan oleh banyak pihak diperjuangkan sebagai suatu panduan perilaku bagi
kajian tentang dampak dari sepak terjang para pelaku usaha yang sesungguhnya
muncul sebagai jawaban terhadap persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha.
Oleh karena itu, seluruh elemen dari suatu perusahaan harus dikerahkan dan
27
diarahkan untuk mendukung perusahaan dalam rangka pencapaian keuntungan
Terdapat lima prinsip pengelolaan perusahaan yang baik yang oleh para
Prinsip ini menuntut keterbukaan atas informasi. Dalam kaitan ini, maka
informasi yang lengkap, benar atau akurat dan tepat waktu kepada semua
pemangku kepentingan.
susunan, sistem, dan tanggung jawab tiap-tiap bagian yang ada dalam suatu
fungsi, hak, kewajiban, dan kekuasaan serta tanggung jawab antara pemegang
terhadap hukum atau peraturan perundang-undangan yang sah atau berlaku sah,
seperti kepatuhan atas hukum yang perpajakan, hukum yang berkenaan dengan
prinsip ini akan menyadarkan para pelaku usaha bahwa dalam tiap-tiap
28
operasional perusahaannya, mereka bukan hanya bertanggung jawab kepada
pemegang saham atau pemilik perusahaan, tetapi juga memiliki tanggung jawab
dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan berbagai hukum yang sah. Dengan
masa sekarang tanpa membahayakan peluang generasi yang akan datang dalam
membangun dengan bebas melakukan eksploitasi terhadap sumber daya alam yang
29
tidak dapat diperbaharui. Praktek ini berlangsung dalam jangka waktu yang
Mereka dipaksa menjual sumber daya alam mereka dalam jumlah yang sangat besar
secara berlebihan terhadap sumber daya ala mini justru mengakibatkan penurunan
berbagai spesies tumbuhan dan satwa, penurunan kualitas tanah dan makin
buruk yang terjadi adalah wujud daripada penolakan alam terhadap tindakan
Tinggi Bumi (Earth Summit) di Riode Janeiro, Brazil (Tinto, dalam Siagian dan
bijaksana terhadap lingkungan. Oleh karena itu, Konferensi Tingkat Bumi ini
30
menyetujui berbagai rancangan besar yang berkaitan dengan pembangunan
ekonomi dan sosial yang dimasukkan dalam tiga dokumen yang secara wajib berlaku
atau mengikat dan tiga dokumen lainnya yang secara hukum tidak mengikat.
rumah kaca di atmosfer hingga pada tingkat yang dapat mencegak campur tangan
terhadap masalah rusaknya tanah. Penurunan kualitas tanah ini telah mengurangi
secara signifikan daya dukung suatu kawasan bagi kehidupan manusia yang
dan pembangunan. Asas tersebut dapat dilaksanakan secara umum dalam rangka
31
2. Dasar-dasar kebenaran pengelolaan hutan, yaitu pernyataan yang mengikat
dasar ini menegaskan bahwa hutan adalah suatu unsure penting dalam
hayati, dan pengelolaan daerah aliran sungai (Soejachmoen, dalam Siagian dan
Suriadi, 2012).
perhatian terhadap kemiskinan yang diderita oleh masyarakat dari berbagai negara,
terutama negara-negara mskin dan sedang berkembang antara lain terwujud dengan
Goals, yang disepakati 189 negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa dalam
2000.
32
Terdapat delapan tujuan yang dirangkum dalam Millenium Development
1. Sebagai negara yang memiliki keterbatasan finasisal dan selama ini masih
perusahaan.
manusia, bahwa seluruh makhluk hidup berada atau hdup dalam planet yang
sama. Oleh karena itu, tidak satu pun dari kelompok makhluk bumi ini yang
hidup sendiri atau terpisah dari makhluk lain. Pelaku usaha sebagai salah satu
pembangunan, memiliki tengat waktu dan kemajuan yang terukur. MDGs didasarkan
33
pada konsensus dan kemitraan global sambil menekankan tanggung jawab negara
Upaya membatasi meluasnya sikap egosentris dari para pelaku usaha secara
tajam datang dari John Elkington. Melalui bukunya berjudul Cannibaks with Forks,
mengenalkan konsep tiga garis dasar (Triple Bottom Line). Dalam bukunya tersebut
Elkington mencoba menyadarkan para pelaku usaha, bahwa jika para pelaku ingin
pelaku usaha tidak boleh hanya beorientasi pada satu fokus berupa keuntungan,
melainkan harus menjadikan tiga focus sebagai orientasi aktivitas ekonomi, yang
Cakupan yang harus menjadi pusat perhatian para pelaku usaha adalah selain
jawab yang berpihak pada suatu garis dasar saja, yaitu berupa aspek ekonomi yang
34
senantiasa hanya diukur berdasarkan keadaan keuangan sebagi gambaran dari tingkat
dihadapkan pada tanggung jawab yang berpihak pada tiga garis dasar yang mana dua
umpan balik dari eksploitasi sumber daya alam (Elkington, dalam Siagian dan
Suriadi, 2012).
penting. Namun demikian, satu hal yang tidak kalah pentingnya adalah
diperlukan implementasi konsep tiga dasar atau “3P” yang dikembangkan Elkington.
Dengan demikian, para pelaku usaha harus menyadari bahwa jantung hati aktivitas
yang besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memerlukan
keterlibatan yang besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk
(Siagian, 2012:165).
35
Pemberdayaan masyarakat sebenarnya mengacu pada upaya untuk
pentingnya masyarakat lokal yang mandiri sebagai suatu sistem yang mengorganisir
diharapkan dapat member peranan kepada individu sebagai objek tetapi justru
sebagai subjek pelaku pembangunan yang ikut menentukan masa depan dan
kesadaran tentang meartabat dan harga diri, hak-hak masyarakat mengambil sikap,
membuat keputusan dan selanjutnya secara aktif melibatkan diri dalam menangani
Resistance, Mary Lane (dalam Pease dan Fook, 2002) mengemukakan bahwa
suatu strategi dan pendekaan intervensi sosial, maka masyarakat harus dilibatkan
36
hidup masyarakat dengan mengutamakan pengembangan kapasitas internal
masyarakat, sehingga pogram tersebut benar-benar dari, oleh, dan untuk masyarakat.
diawali dari ikhtiar sederhana dalam suatu kelompok kecil. Ikhtiar tersebut
selanjutnya dapat dikembangkan menjadi program dan aktivitas yang lebih luas, dan
pada kelompok sasar yang lebih luas pula. Efektivitas pemberdayaan masyarakat
dapat dicapai jika dirancang dalam masa panjang, melalui rancangan ang tepat,
masyarakat dalam perspektif pekerjaan sosial. Semua metode pekerjaan sosial, baik
yang utama maupun pendukung senantiasa meletakkan manusia, baik secara pribadi,
kelompok ataupun masyarakat sebagai fokus utama. Mereka tidak menerima begitu
saja program dari pihak lain atau pihak luar, tetapi dilibatkan dalam proses supaya
mereka berubah.
masyarakat sadar atas kemampuan dan keterbatasannya dan mau bertindak bersama
untuk mencapai keuntungan bersama, dan semua perubahan yang terjadi diatnggapi
37
Pemberdayaan masyarakat dengan berbagai aktivitas yang mengikutinya
dicemooh dan disindir karena dikatakan mempunyai mental subsidi dan terlalu
Ada dua hal utama dari defenisi yang dikembangkan Kartasasmita. Pertama,
pemberdayaan masyarakat bertumpu pada masyarakat. Hal ini berarti bahwa fokus
dan pusat pembangunan itu adalah manusia, tegasnya masyarakat, dan bukan
pemerintah, daam arti alat pencitraan bagi pemerintah. Kedua, indikato keberhasilan
diri sendiri.
memeperoleh daya untuk mengambil keputusan dan menetukan tindakan yang akan
ia lakukan yang terkait dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan
pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan
38
kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan yang ia miliki, antara lain
pekerjaan sosial, seorang pekerja sosial harus menetapkan berbagai prinsip, seperti
itu, data yang bekaitan dengan masyarakat sebagai kelompok sasar merupakan
yang pernah dicapai. Oleh karena itu, adopsi metode dan asas-asas dari program
masyarakat tidak serta merta mencapai keberhasilan. Oleh karena itu, pekerja
pemebrdayaan masyarakar sebelumnya, baik oleh diri sendiri maupun oleh pihak
lain.
kemampuan mereka. Masyarakat adalag pihak yang paling tahu akan kebutuhan
dan masalah sendiri. Oleh karena itu, pengetahuan dan kemampuan mereka harus
masyarakat.
39
5. Memberi tanggapan yang senantiasa lentur sesuai dengan keadaan dan masalah
sosial.
demokrasi ideal dan partisipatori dalam kaitannya dengan sifat apatis, frustasi
harus mempercayakan dan bersandar pada kapasitas dan inisiatif dari kelompok
sumber daya dari luar komunitas (dalam bentuk kerjasama dengan pemerintah,
40
lembaga-lembaga dan kelompok finansial) harus dimobilisasikan dan
yaitu: (1) hubungan sosial dalam keberadaan kelompok dipisahkan melalui kelas
sosial atau perbedaan yang signifikan dalam status ekonomi, suku, bangsa,
identitas ras, agama, gender, usia, lamanya tinggal atau karakteristik lainnya
2008:44).
Sebagian masyarakat Indonesia sampai saat ini masih ada yang menjalani
geografis relatif sulit dijangkau, seperti di pedalaman, pantai, rawa-rawa dan pulau-
pulau terpencil. Selain dari mereka ada yang menjalani kedidupan secara nomaden
yaitu berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain atau dari satu pulau ke pulau
lain dan bahkan dari satu perairan ke perairan lain. Mereka itu oleh Departemen
Sosial Komunitas Adat Terpencil, yang dimaksud dengan komunitas adat terpencil
adalah kelompok masyarakat dengan sosial budaya yang bersifat lokal yang kurang
41
atau belum terlibat dalam jaringan pelayanan sosial, ekonomi maupun politik
yang memiliki budaya atau adat tertentu yang berbeda atau unik. Komunitas ini
biasanya adalah komunitas lokal asli yang memiliki berbagai kelebihan yang harus
sosialnya. Akan tetapi karena situasi dan kondisi tertentu, komunitas ini kurang
KAT merupakan istilah yang baru diperkenalkan pada tahun 1999 oleh
menggantikan istilah masyarakat terasing atau suku terasing yang selama 30 tahun
bertempat tinggal atau berkelana di tempat-tempat yang secara gegrafis terpencil dan
terisolasi dan secara sosial budaya terasing dan atau masih terbelakang dibandingkan
Istilah terasing dalam defenisi yang dimaksud yaitu sebagai satu kondisi
dari kehidupan dan penghidupan masyarakat luar yang lebih maju sehingga kurang
terjadi interaksi yang dapat mempengaruhi kehidupan mereka ke arah perubahan dan
kemajuan.
yang merupakan lapisan paling bawah dalam struktur masyarakat. Secara geografis
bertempat tinggal di daerah terisolisir dan sulit dijangkau. Pranata sosial yang
42
hubungan kekerabatan dimana kegiatan mereka sehari-hari masih didasarkan pada
hubungan darah dan ikatan tali perkawinan (Departemen Sosial RI, 2003).
masyarakt yang termarginalisasi dan belum terpenuhi hal-haknya baik dari segi
terpencil muncul sebagai akibat dari melemahnya posisi tawar (bargaining position)
Komunitas Adat Terpencil (KAT) sering kali menjadi korban dari konflik
kepentingan ekonomi wilayah dimana eksloitasi sumber daya alam oleh pendatang
ulayat masyarakat atas tanah mereka hilang, lunturnya sistem budaya kearifan lokal
dan rusaknya lingkungan tempat mereka hidup. Selain itu, rendahnya aksesibilitas
Komunitas adat terpencil umumnya hidup dalam kelompok kecil dengan tingkat
Pranata sosial yang ada dan perkembangan dalam komunitas adat terpencil pada
43
Pranata sosial yang ada tersebut meliputi antara lain pranata ekonomi, pranata
transportasi, baik ke atau dari kampung komunitas adat terpencil. Kondisi ini
Dalam upaya memanfaatkan dan mengolah sumber daya alam untuk memenuhi
f. Ketergantungan pada lingkungan hidup dan sumber daya alam setempat relatif
tinggi.
kesehariannya baik itu fisik, mental dan spiritual pada lingkungan alam seperti
44
umumnya aktivitas keseharian warga berorientasi pada kondisi alam atau
sosial ekonomi dan politik yang tersedia di lokasi atau sekitar lokasi tidak ada
geografis serta sulit dijangkau. Ditinjau dari segi habitatnya, komunitas adat
b. Komunitas adat yang tertinggal di daerah dataran rendah dan/atau daerah rawa.
Keberadaan komunitas adat terpencil pada masa yang akan datang tidak
pulau terluar. Akan tetapi perlu dilihat pula pada dimensi lain seperti letak atau
pemekaran daerah baik provinsi, kabupaten, kecamatan dan desa yang di wilayah
45
yang masih hidup berpindah-pindah, terpencar, terpencil dan terisolisir sehingga sulit
dijangkau.
mobiltas yaitu:
a. Kategori I (Kelana)
Warga KAT ini biasanya hidup dengan cara berburu dan meramu dari berbagai
Warga KAT ini biasanya hidup dengan cara peladang berpindah tergantung pada
Warga KAT ini biasanya hidup dengan cara bertani dan/atau berkebun.
Pemberdayaan KAT pada kategori III ini dilaksanakan selama 1 (satu) tahun
karena menyangkut banyak aspek baik aspek sosial, budaya, politik, hukum,
Sejumlah permasalahan tersebut saling berkaitan satu sama lain dan secara umum
46
Permasalahan internal Komunitas Adat Terpencil antara lain:
perumahan, kesehatan, pendidikan, agama, pekerjaan, rasa aman masih jauh dan
memadai.
sekitarnya.
meliputi:
1. Kurang akuratnya data tentang Komunitas Adat Terpencil dengan berbagai latar
instansi sektoral melalui Forum Koordinasi atau kelompok Kerja baik di tingkat
47
5. Jumlah dan kualitas pendamping sosial atau petugas lapangan belum seimbang
Terpencil.
Swadaya Masyarakat.
Terpencil (KAT)
yaitu
1. Adanya komitmen yang kuat dari aparat kesejahteraan sosial pemerintah daerah
48
4. Tumbuhnya perhatian dan partisipasi dan kalangan masyarakat umum,
tertinggal.
luar dan menolak berbagai pengaruh budaya dari luar komunitasnya, masih
terisolir (tidak memiliki akses transportasi), tertinggal dan miskin. Hal ini
perlu tenaga pemberdaya yang benar-benar profesional dan dana yang relatif
besar.
sektoral oleh instansi terkait yang didasarkan pada tugas dan tanggungjawab
49
4. Terbatasnya tenaga pelaksana pemberdaya Komunitas Adat Terpencil baik
5. Kerjasama dengan pihak non pemerintaha, akdemisi dan LSM yang belum
6. Peran dan fungsi pendamping sosial yang dibutuhkan Komunitas Adat Terpencil
ini disebabakan antara lain masih dijumpai adanya pendampingan sosial bagi
ekonomi.
sistem target sehingga semua masalah dan kebutuhan Komunitas Adat Terpencil
Adat Terpencil.
50
2.5 Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil
kewenangan dan kepercayaan kepada KAT untuk menentukan sendiri nasib dan
mempercepat proses pembangunan pada mereka yang masih belum tersentuh proses
51
kekuatan dan kemampuannya sendiri sehingga tercipta peningakatan mutu hidup,
menjadi fokus perhatiannya adalah mereka yang berada di daerah yang terpencil baik
secara geografis, sosial, budaya, ekonomi maupun politik. Kekhawatiran akibat dari
Komunitas Adat Terpencil yang mandiri di dalam berbagai aspek kehdupan dan
5. Meningkatkan peran serta dan tanggung jawab sosial masyarakat dalam proses
52
Tujuan pemberdayaan komunitas adat terpencil adalah untuk meningkatkan
taraf hidup dan kesejahteraan sosial komunitas adat terpencil dalam segala aspek
jasmani, rohani dan sosial. Berdasarkan tujuan tersebut maka ada empat aspek yang
1. Aspek fisik : segala hal yang menyangkut kebutuhan fisil/jasmani seperti pangan,
hak-hak yang melekat pada komunitas adat terpencil, meningkatnya interaksi dan
disesuaikan dengan potensi dan kebiasaan yang sudah ada untuk dikembangkan
terlindungi dari eksploitasi sosial dan ekonomi, terjaminnya hak dan terlaksananya
dan dilaksanakan oleh warga negara lainnya di luar komunitas adat terpencil.
53
Pemberdayaan komunitas adat terpencil diarahkan pada upaya
meliputi:
atau lembaga kea rah kesadaran terhadap arti penting pemberdayaan sosial
c. Pelayanan merupakan usaha untuk memfasilitasi dan atau bantuan kepada warga
dan atau lingkungan sosial budaya berdasarkan perspektif sosial budaya yang
54
b. Alat transportasi menuju ke lokasi sangat terbatas.
Yang menjadi dasar hukum Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil antara lain :
Indonesia;
Pasal 27 : tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
perubahan;
kekhususannya.
Nomor 104).
Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3839).
55
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana
Fakir Miskin (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 83,
11. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan.
12. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 09 Tahun 2012 tentang
56
13. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor: 129/ HUK/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimum (SPM) Bidang Sosial Daerah Provinsi dan daerah
Kabupaten/Kota.
15. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 184 Tahun 2011 tentang
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman
18. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 1999 tentang
57
2.5.3 Tahap Pelaksanaan Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil
T-0 : Persiapan
Prinsip-prinsip :
2. FREE; Bebas dari tekanan, adanya kesadaran dan kemauan untuk berubah
Kegiatan-kegiatan :
Prinsip-prinsip :
Kegiatan-kegiatan :
58
T-2 : Pengembangan Pemukiman
Prinsip-prinsip :
2. Diversifikasi usaha
Kegiatan-kegiatan :
agama)
terpencil adalah:
lingkup:
59
b. Penataan pembangunan sarana lingkungan sosial yang dilaksanakan dengan
a. Pendataan penduduk.
b. Pembuatan KTP.
masing.
4. Pendidikan meliputi:
lingkungan (sanitasi).
peternakan.
b. Perlindungan hak-hak komunitas adat terpecil meliputi hak atas tanah, hak
sosial kemasyarakatan.
60
d. Pelayanan sosial yang meliputi penanganan masalah-masalah kesejahteraan
adat terpencil.
adat terpencil.
61
2.5.5 Lokasi Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil di Sumatera Utara
Tabel 2.1
Jumlah
No. Provinsi Lokasi PKAT KET
(KK)
1. Sumatera
Pemberdayaan Tahun I
Utara
Pemberdayaan Tahun II
Simalungun
62
Tabel 2.2
Provinsi Sumatera Utara. Perlu dikemukakan bahwa bidang tugas Departemen Sosial
pada saat terbit PP. No. 5 Tahun 1958 adalah sebagai berikut:
a. Research
d. Urusan Perumahan
e. Urusan Transmigrasi
Adapun yang menjadi Visi dan Misi dari Dinas Kesejahteraan dan Sosial
63
a. Meningkatkan pelayanan sosial bagi penyandang masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS).
kesejahteraan sosial.
adat terpencil. Program ini ditujukan bagi masyarakat yang berada di daerah
dan penghidupan.
komunitas adat terpencil. Walaupun begitu Dinas Kesejahteraan dan Sosial tidak
64
proses pelaksanaannya karena pemerintah daerah dinilai lebih paham akan
komunitas adat terpencil di Sumatera Utara. Sejak tahun 2013 pemerintah provinsi
Sumatera Utara sudah melaksanakan proses pemberdayaan dan berakhir pada tahun
Dengan sumber daya alam dan potensi kearifan lokal yang dimiliki, diharapkan
kualitas sumber daya manusia dan lingkungan komunitas adat terpencil meningkat,
masyarakat diluarnya.
mengenai Program Tanggung Jawab Sosial Dunia Usaha yang dilaksanakan dengan
Terpencil.
65
laku dan tindakan perusahaan, tetapi tidak terlalu berarti. Menghadapi masalah
setempat.
berbagai konsep dan isu seperti pengelolaan perusahaan yang baik, pembangunan
yaitu tidak hanya sekadar kedermawanan sosial, tetapi suatu program khusus yang
PT. Toba Pulp Lestari dan PT. Indonesia Aquafarm Nusantara merupakan
sebuah perusahaan yang turut serta dalam melaksanakan kegiatan tanggung jawab
RI Nomor 13 Tahun 2012 tentang Forum Tanggung Jawab Dunia Usaha dalam
Toba Samosir. Oleh karena itu, dalam mendukung percepatan pemberdayaan KAT
perusahaan.
66
BAGAN ALUR PEMIKIRAN
67
2.8 Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional
dengan berbagai peristiwa, obyek, kondisi, situasi dan hal-hal lain yang sejenis.
yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan
tentang apa yang akan diteliti serta menghindari salah pengertian yang dapat
dijadikan obyek penelitian, maka seorang peneliti harus menegaskan peneliti harus
defenisi disini diartikan sebagai batasan arti. Defenisi konsep adalah pengertian yang
terbatas dari suatu konsep yang dianut dalam suatu penelitian (Siagian, 2011: 138).
a. Optimalisasi dalam penelitian ini adalah sebuah suatu proses meninggikan atau
b. Tanggung jawab sosial perusahaan dalam penelitian ini adalah komitmen dari
Toba Samosir serta ikhlas menyisihkan sebagian dari hasil usahanya untuk
68
c. Pemberdayaan komunitas adat terpencil dalam penelitian ini adalah salah satu
Adapun yang menjadi indikator dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Koordinasi perusahan-perusahan.
CSR.
69