DOSEN :
IR DWI ROSNARTI, MT
RIZKY SAPUTRA
052001700109
UNIVERSITAS TRISAKTI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
JURUSAN ARSITEKTUR
2020
BAB I
1.1 LATAR BELAKANG
Permukiman kumuh merupakan salah satu masalah yang dapat timbul dalam suatu
kota. Kota Jakarta, juga menghadapi masalah pertumbuhan permukiman kumuh dalam
wilayah perkotaan. Laju pertambahan penduduk di wilayah kota, tingginya jumlah warga
miskin dan berpenghasilan rendah, serta laju urbanisasi dapat menjadi pemicu menjamurnya
permukiman kumuh (slum).
Secara fisik, psikologis, sosiologis, dan kultural, manusia memiliki kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Manusia selalu berusaha untuk mengatasi konflik
yang mungkin terjadi dalam setiap interaksi dan adaptasi. Lingkungan permukiman menuntut
penyesuaian perilaku penghuninya, arsitektural akan membantu proses adaptasi ini. Hal ini
mengisyaratkan perancangan permukiman tidak hanya memperhatikan aspek arsitektural
secara fisik saja tetapi juga aspek psikologis, ekonomi masyarakat, dan gaya hidup
masyarakat yang selalu bersosialisasi. Aspek fungsional yang akan dimaksimalkan dalam
perancangan sangat berkaitan dengan ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat golongan
ekonomi kebawah. Kenyamanan yang menyangkut kenyamanan termal, tata ruang, dan
kondisi lingkungan tetap diperhatikan.
Salah satu contoh permukiman kumuh penduduk yaitu di Kapuk, Jakarta Barat.
Kumuhnya permukiman di Kapuk akibat aktifitas yang terlalu berlebihan, sehingga
menyebabkan lingkungan hunian menjadi tidak sehat dan tidak nyaman untuk ditinggali.
Sampah dan air limbah akibat aktifitas warga yang tidak dikelola dengan baik, sehingga
menyebabkan pemandangan yang kotor, dan kekumuhan lingkungan juga disebabkan
kurangnya fasilitas, sarana dan prasarana dan kurang terpeliharanya sarana prasarana tersebut
(jalan lingkungan, tempat sampah, MCK umum) dan terlalu padatnya jumlah penduduk yang
kurang seimbang dengan daya tampung ruang hunian dan penataan yang kurang tepat.
Kondisi lokasi penelitian saat ini (tahun 2014) telah dipenuhi oleh permukiman kumuh,
dimana pada lokasi tersebut terdapat citra kawasan 2 permukiman yang belum jelas, sehingga
perlu dilakukan peremajaan atau redevelopment terhadap permukiman kumuh tersebut untuk
meningkatkan kualitas permukiman kumuh tersebut menjadi permukiman yang berkembang.
Untuk itu, permukiman kumuh yang cenderung meluas ini perlu untuk segera
ditangani. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat terwujud suatu permukiman yang layak
huni dalam suatu lingkungan yang sehat, yakni akan direncanakan sebagai model
permukiman yang ekologis atau dikenal dengan istilah ecovillage, dengan merencanakan
permukiman kumuh ini sebagai permukiman berbasis ekologis. Selain dapat meningkatkan
produktivitas sumber daya yang tersedia juga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat melalui peningkatan kesejahteraan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN
Pada bagian pendahuluan diuraikan mengenailatar belakang, , tinjauan pustaka dan
metode penulisan tugas besar terkait dengan permasalahan di lokasi maupun konsep.
BAB II
Doxiadis yang memiliki nama lengkap Constantinos A. Doxiadis adalah salah seorang
arsitek perencana kota berkebangsaan Yunani, ia memiliki perhatian tinggi terhadap
masyarakat yang kurang beruntung dan tinggal di permukiman kumuh. Menurutnya terdapat
5 elemen ekistics dalam permukiman yaitu :
1. Alam (Nature)
2. Manusia (antropos)
3. Masyarakat (Society)
4. Lindungan (Shells)
5. Jejaring (Network)
Bagian permukiman yang disebut wadah tersebut merupakan paduan tiga unsur: alam(tanah,
air, udara), lindungan (shell) dan jaringan (networks), sedang isinya adalahmanusia dan
masyarakat. Alam merupakan unsur dasar dan di alam itulah ciptakanlindungan (rumah,
gedung dan lainnya) sebagai tempat manusia tinggal sertamenjalankan fungsi lain.
Ekono
mi
Buda
Sosial
ya
EKISTIK
Teknik Politik
Alam
Dalam artian luas memiliki makna yang setara dengan dunia alam, dunia fisik,atau dunia
materiyang mengacu kepada fenomena dunia fisik dan jugakehidupan secara umum. Skala
alam terbentang dari sub-atomiksampaikosmik.merupakan tempat manusia tinggal. Alam
mempunyai arti yang lebih luas yang masih natural tanpa adanya aktifitasmanusia, sedangkan
lingkungan adalah sesuatu yang berada di luar atau sekitarmahluk hidup, lingkungan adalah
tempat adanya interaksi antar mahluk hidup,termasuk manusia didalamnya. Dimana tempat
manusia bertempat tinggalsecara bersama-sama atau berkelompok disebut
permukinan.Pengertian dasar permukiman( dalam UU No.1 tahun 2011) adalah bagian
darilingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai
prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjangkegiatan fungsi lain dikawasan
perkotaan atau kawasan perdesaan.
Masyarakat
Masyarakat (society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistemsemi
tertutup atau sebaliknya, dimana kebanyakan interaksi adalah antaraindividu-individu yang
terdapat dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat"berakar dari bahasa Arab, musyarakah.
Manusia
Manusia tercipta sebagai makhluk sosial yang tidak dapat dipisahkan dengankebutuhan
untuk berinteraksi dengan manusia lain. segala bentuk kebudayaan,tatanan hidup, dan sistem
kemasyarakatan terbentuk karena interaksi danhubungan antara satu manusia dengan manusia
lainnya.
Lindungan (Shell)
Jaringan, seperti misalnya jalan dan jaringan utilitas merupakan unsur yangmemfasilitasi
hubungan antar sesama maupun antar unsur yang satu denganyang lain. Secara lebih
sederhana dapat dikatakan, bahwa permukiman adalah paduan antara unsur manusia dengan
masyarakatnya, alam dan unsur buatansebagaimana digambarkan Doxiadis melalui
ekistiknya.(Kuswartojo, T., & Salim, S. (1997) jaringan merupakan salah satu elemen penting
dalam hubungan dan interaksiantar manusiakarena menjadi syarat mutlak tercapainya sebuah
interaksi antarsesama manusia yang efektif dan efisien.
TINJAUAN KASUS
Dalam perkembangan permukiman tidak luput dari urbanisas, Jakarta merupakan
pusat urbanisasi terbesar di Indonesia dikarenakan berposisi sentris sehingga banyak
masyarakat bermukim disana, dan bertambahnya jumlah penduduk tak luput dari minimnya
lahan hunian, sehingga terciptalah permukiman penduduk yang kumuh serta
permasalahannya
MASYARAKAT
Masyarakat merupakan salah satu komponen dalam terciptanya Permukiman dan
tidak terlalu jauh berbeda dengan elemen manusia, namun terdapat aspek dari masyarakat
yang berdampak terhadap suatu pemukiman yang ada seperti Elemen masyarakat meliputi :
- Komposisi dan kepadatan penduduk, stratifikasi social, pola budaya
- Perkembangan ekonomi, pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan
- Hukum dan administrasi
Masalah sosioekonomirendahnya pendapatan perkapita,keterbatasanlapangan
pekerjaan, kebijakan fiscal / pajak belum menjadi peraturan dalam pembangunan fisik,
kesenjangan antar golongan, kriminilitas dll. Kepadatan penduduk juga mengakibatkan
terjadinya kepadatan bangunan yang tak sebanding dengan jumlah warganya.sehinga
dikategorikan sebagai kawasan padat dan kumuh
Data kepadatan penduduk di kecamatan
Jakarta barat
Rata-rata pada kawasan ini memiliki pekerjaan sebagai pedagang dan buruh hal ini juga
disebabkan banyak nya perpindahan penduduk ke ibukota sehingga membuat kawasan
menjadi padat untuk membangun rumah dan sebagainya
NETWORK
SHELL (LINDUNGAN)
Lindungan berkaitan dengan hunian masyrakat yang berfungsi sebagai tempat tinggal.
Berdasarkan data survei lapangan dapat dihasilkan analisa bahwa terdapat tiga karakter
hunian yang ada dikawasan, diantaranya hunian permanen, semi permanen dan temporer.
SOLUSI
ALAM
Untuk mengatasi permasalahan yang telah disebutkan diatas ada beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk mengantisipasi bencana banjir yang menjadi agenda tahunan di DKI Jakarta
MASYARAKAT
Perlu adanya ruang terpadu yang dapat digunakan masyarakat sekitar untuk
melakukan kegiatan oleh karena itu pembuatan RPTRA (Ruang Terpadu Ramah Anak) dapat
menjadi solusi dalam permasalahan minimnya ruang beraktivitas masyarakat pada lokasi RW
16 kapuk, cengkareng, Jakarta barat
LINDUNGAN
Hunian dibuat vertikal agar lebih fungsional dan dapat menghadirkan ruang hijau yang lebih
banyak lagi. Bentuk massa rusun dibuat dengan memaksimalkan lahan yang tersedia dan
dibuat agar terdapat ruang komunal bagi masyarakat seperti parkir dan ruang kegiatan
ekonomi.
MANUSIA
Melihat kondisi masyarakat di area Jakarta barat yang memiliki kondisi ekonomi
rendah serta minimnya kualitas lingkungan hidup perlu adanya relokasi penduduk dari lokasi
bermukim sehingga area permukiman dapat ditata ulang dan terhindar dari resiko bencana
seperti banjir, kebakaran, dll
NETWORK
SISTEM TENAGA LISTRIK
Sistem tenaga listrik dirasa tidak terlalu banyak permasalahannya, hanya permasalahannya
terjadi dipenataan kabel. Dibalik penataan kabel yang tidak terurus oleh pihak terkait
dikhawatirkan terjadi korsleting listrik. Solusi yang ditawarkan yaitu melakukan perawatan
terhadap kabel dan setiap kabel listrik diberi pengaman berupa baja ringan, yang mana kita
tau kabel listrik hanya ditata dengan kabel gulungan dan kabel tis yang memungkinkan kabel
akan mudah berantakan kembali.
Irigasi Air limbah dialirkan ke parit-parit terbuka yang digali, dan air akan merembes
masuk kedalam tanah melalui dasar dan dindindg parit tersebut. Dalam keadaan tertentu
air buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang pertanian atau perkebunan dan
sekaligus berfungsi untuk pemupukan.
BAB III
3.1 Perumahan dan Permukiman Perkotaan
Perumahan dan kawasan permukiman adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas
pembinaan, penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan kawasan permukiman,
pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan
kumuh dan permukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan,
serta peran masyarakat.
Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan
maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai
hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni. Dimaksudkan agar lingkungan tersebut
menjadi lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur dan berfungsi sebagaimana yang
diharapkan.
Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung,
baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan. Penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
adalah kegiatan perencanaan, pembangunan, pemanfaatan, dan pengendalian, termasuk di
dalamnya pengembangan kelembagaan, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran
masyarakat yang terkoordinasi dan terpadu.
Permukiman kumuh di Kota Malang dapat kita jumpai dibeberapa daerah salah
satunya di Kelurahan Jodipan, Kecamatan Blimbing. Kampung ini terletak di bantaran sungai
Brantas, yang juga terletak dibawah jembatan rel kereta api. Letak kampung ini di sebelah
selatan stasiun kota baru Kota Malang.
Masalah apa saja yang terjadi di Kampung Jodipan ? Sebelum menjadi “Kampung
Warna-Warni” seperti sekarang ini dulunya kampung Jodipan merupakan permukiman
kumuh. Adapun permasalahan yang terjadi di kampung Jodipan antara lain:
Awalnya pengecatan kampung ini bertujuan agar kampung Jodipan tidak terlihat
kusam. Namun warga sekitar menyambut antusias program ini dengan ikut membantu proses
pengecatan. Pengecatan tidak hanya dilakukan di dinding rumah warga melainkan juga di
atap rumah, di pintu rumah, dan di jalan. Selain pengecataan warga juga melukis mural di
dinding atau di jalan. Karena perubahan fisik tersebut membuat kampung Jodipan menjadi
salah satu objek wisata di Kota Malang saat ini. Banyak orang berbondong – bondong datang
ke tempat ini untuk berkeliling maupun foto – foto dengan background kampung Jodipan.
BAB IV
4.1 Analisa terhadap jumlah penduduk 30 tahun kedepan pada
kelurahan Kapuk
Jumlah penduduk di kecamatan , kelurahan kapuk
2015 = 167.527
2016 = 168.872
2017 =170 202
2018 = 171.508
2019 = 172.796
1 kk asumsi 5 orang
1 RT = 50 KK = 250 orang
Sarana Peribadatan :
Masjid =1
Gereja Protestan =1
Gereja Katolik =1
Sarana Ibadah Lain =-
Sarana Perdagangan :
Toko/Warung =1
Pertokoan =1
Pusat pertokoan/Pasar =1
Kantor/Bank =-
P 50 213.623
Loket Pembayaran Air Bersih S 50= = =7.1=7 sarana
standar minimum 30.000
P 50 213.623
Loket Pembayaran Listrik S 50= = =7.1=7 sarana
standar minimum 30.000
P 50 213.623
Parkir Umum S 50= = =7.1=7 sarana
standar minimum 30.000
P 50 213.623
Pos Pemadam Kebakaran S 50= = =7.1=7 sarana
standar minimum 30.000
P 50 213.623
Pos Kamtib S 50= = =7.1=7 sarana
standar minimum 30.000
Sarana Pendidikan :
P 50 213.623
SD S 50= = =133.5=134 sarana
standar minimum 1.600
P 50 213.623
SMP S 50= = =44.5=45 sarana
standar minimum 4.800
P 50 213.623
SMA S 50= = =44.5=45 sarana
standar minimum 4.800
Sarana Kesehatan
P 50 213.623
Puskesmas S 50= = =7.1=7 sarana
standar minimum 30.000
P 50 213.623
Klinik Kesehatan S 50= = =7.1=7 sarana
standar minimum 30.000
P 50 213.623
Apotik S 50= = =7.1=7 sarana
standar minimum 30.000
BAB V
5.1 KESIMPULAN
Kelurahan Kapuk merupakan suatu wilayah dimana mengacu pada dokumen
Direktori RW Kumuh 2011 dalam Evaluasi RW Kumuh di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2011
adalah salah satu wilayah dimana didalamnya terdapat RWRW yang dinyatakan kumuh
(slum area), dengan tipologi kumuh ringan, sedang bahkan berat. Maka dari itu perlu adanya
suatu arahan guna meningkatkan kualitas lingkungan permukiman kumuh yang terdapat di
wilayah tersebut.
5.2 REKOMENDASI
Rekomendasi yang dapat diberikan terkait hasil studi dalam penelitian ini adalah
1. Perlu adanya kajian yang lebih mendalam mengenai aspek social capital yang
digunakan dalam penelitian agar hasil penelitian yang didapatkan dapat berbasis
kekuatan lokal.
2. Perlu adanya kajian mengenai keefektifan dan juga optimalisasi program-program
yang diberikan oleh pemerintah di wilayah studi. Selain itu, dalam pengambilan dan
pemutusan suatu program hendaknya dilakukan secara sistematis dan juga konsisten,
dengan melibatkan berbagai pihak termasuk masyarakat didalamnya hal ini guna
menghasilkan kesepahaman dan juga keberlanjutan suatu program. Selain itu,
berbagai program yang diberikan tersebut hendaknya juga dapat melatih kemandirian
masyarakat, khususnya dalam bidang sosial dan ekonomi agar dapat memperbaiki
pola kehidupan masyarakat.
Rekomendasi yang dapat diberikan terkait dengan studi selanjutnya dalam penelitian ini
adalah :