Anda di halaman 1dari 44

RPJMN 2015 – 2019

dan
Strategi Pembangunan Kesehatan
dan Gizi Masyarakat

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BAPPENAS

Rakersenas Regional Tengah tahun 2015


Bali, 16 Februari 2015
ARTI PEMBANGUNAN

“Pembangunan adalah upaya sistematis dan terencana untuk


meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat secara
berkelanjutan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia
secara optimal, efisien, efektif dan akuntabel.”

3
1. Strategi Pembangunan Nasional

3
RPJMN 2015 - 2019

Terdiri dari:
Buku I memuat kebijakan umum pembangunan,
kerangka ekonomi makro, dan agenda
pembangunan nasional yang memuat
kegiatan prioritas nasional selama lima
tahun ke depan.
Buku II memuat arah sasaran, arah kebijakan dan
strategi pembangunan yang dijabarkan
menjadi kegiatan prioritas untuk masing-
masing bidang pembangunan
Buku III memuat arah pembangunan kewilayahan

4
VISI MISI PEMBANGUNAN

VISI PEMBANGUNAN NASIONAL untuk tahun 2015-2019 adalah:


Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan
Gotong-royong

Visi ini diwujudkan melalui 7 (tujuh) MISI PEMBANGUNAN yaitu:


1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang
kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara
hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan
kepentingan nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

5
SEMBILAN AGENDA PEMBANGUNAN
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa
aman kepada seluruh warga negara.

2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang
bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa


dalam kerangka negara kesatuan.

4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan


hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga


bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis


ekonomi domestik.

8. Melakukan revolusi karakter bangsa.

9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. 6


Menuju Indonesia yang Jauh Lebih Baik

1. Mengejar peningkatan daya saing


2. Meningkatkan kualitas manusia, termasuk melalui pembangunan
mental
3. Memanfaatkan dan mengembalikan potensi yang hilang di sektor
maritim dan kelautan
4. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas
5. Mengurangi ketimpangan antarwilayah
6. Memulihkan kerusakan lingkungan
7. Memajukan kehidupan bermasyarakat

7
STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL

NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA


1) Membangun untuk manusia dan masyarakat;
2) Upaya peningkatan kesejahteran, kemakmuran, produktivitas tidak boleh menciptakan
ketimpangan yang makin melebar. Perhatian khusus diberikan kepada peningkatan produktivitas
rakyat lapisan menengah bawah, tanpa menghalangi, menghambat, mengecilkan dan mengurangi
keleluasaan pelaku-pelaku besar untuk terus menjadi agen pertumbuhan;
3) Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan
keseimbangan ekosistem

3 DIMENSI PEMBANGUNAN

DIMENSI PEMBANGUNAN DIMENSI PEMBANGUNAN DIMENSI PEMERATAAN &


MANUSIA SEKTOR UNGGULAN KEWILAYAHAN

Kedaulatan Pangan Antarkelompok


Pendidikan Pendapatan
Kedaulatan Energi &
Kesehatan Ketenagalistrikan Antarwilayah: (1)
Kemaritiman dan Desa, (2) Pinggiran,
Perumahan
Kelautan (3) Luar Jawa, (4)
Mental / Karakter Pariwisata dan Kawasan Timur
Industri

KONDISI PERLU
Kepastian dan Keamanan dan Politik &
Tata Kelola & RB
Penegakan Hukum Ketertiban Demokrasi

QUICK WINS DAN PROGRAM LANJUTAN LAINNYA


8
1. SASARAN MAKRO(1)
Indikator 2014*
2019
(Baseline)
Pembangunan Manusia dan Masyarakat

 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 73,83 76,3

 Indeks Pembangunan Masyarakat1 0,55 Meningkat


 Indeks Gini 0,41 0,36

 Meningkatnya presentase penduduk yang 51,8% Min. 95%


menjadi peserta jaminan kesehatan melalui (Oktober 2014)
SJSN Bidang Kesehatan
 Kepesertaan Program SJSN Ketenagakerjaan
Pekerja formal
Pekerja informal 29,5 juta 62,4 juta
1,3 juta
3,5 juta

1
Indeks pembangunan masyarakat merupakan indeks komposit yang mengukur sifat kegotongroyongan, toleransi, dan
rasa aman masyarakat

*Perkiraan **Maret 2014


9
1. SASARAN MAKRO(2)

Indikator 2014*
(Baseline) 2019

 Pertumbuhan ekonomi 5,1% 8,0 %


 PDB per Kapita (Rp ribu) tahun dasar 2010 43.403 72.217

 PDB per Kapita (Rp ribu) tahun dasar 2000 40.785


 Tingkat Kemiskinan 10,96 % *) 7,0-8,0%
 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 5,94% 4,0-5,0%

*) Tingkat kemiskinan Bulan September 2014, sebelum adanya kebijakan pengurangan subsidi BBM pada Bulan
November 2014

10
2. PERKUATAN DIMENSI
Pembangunan Manusia dan Masyarakat

11
MENUJU MANUSIA INDONESIA
(SEHAT) SEUTUHNYA

• MENTAL

Otak

Emosi/Mental
Tubuh

POSITIF,
• SEHAT • CERDAS PROGRESIF
FISIK BERPIKIR DAN
KONSTRUKTIF
PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT

Membangun manusia secara utuh, sebagai insan dan sebagai sumber daya baik dari
kualitas individu maupun masyarakat.
• Individu: pendidikan, kesehatan, kependudukan dan KB, karakter
• Masyarakat: kebhinekaan, restorasi sosial, jaminan sosial,

13
REVOLUSI MENTAL
Revolusi Mental melalui pendidikan, penegakan hukum, reformasi birokrasi, modal budaya
Peningkatan jati diri bangsa dan kelembagaan

14
Sasaran Pembangunan Manusia dan
Masyarakat
Pendidikan
2014
Indikator (Baseline) 2019 Arah Kebijakan

Pendidikan Pendidikan
 Rata-rata lama sekolah penduduk usia 8,1 (tahun) 8,8 (tahun) 1.Melanjutkan upaya untuk memenuhi
diatas 15 tahun hak seluruh penduduk mendapatkan
 Rata-rata angka melek aksara 94,1% 96,1 (%) layanan pendidikan dasar berkualitas
penduduk usia di atas 15 tahun
2.Meningkatkan akses Pendidikan
 Prodi perguruan tinggi minimal 50,4% 68,4 (%)
Menengah yang berkualitas
berakreditasi B
 Persentase SD/MI berakreditasi 68,7% 84,2%
3.Memperkuat peran swasta dalam
minimal B menyediakan layanan pendidikan
 Persentase SMP/MTs berakreditasi 62,5% 81,0% menengah yang berkualitas
minimal B 4.Meningkatkan relevansi pendidikan
 Persentase SMA/MA berakreditasi 73,5% 84,6% kejuruan dengan kebutuhan dunia
minimal B kerja
 Pesentase Kompetensi Keahlian SMK 48,2% 65,0% 5.Meningkatkan akses terhadap layanan
berakreditasi minimal B
pendidikan dan pelatihan
 Rasio APK SMP/MTs antara 20% 0,85 0,90
keterampilan
penduduk termiskin dan 20% (2012)
penduduk terkaya
6.Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
 Rasio APK SMA/SMK/MA antara 20% 0,53 0,60
penduduk termiskin dan 20% (2012)
penduduk terkaya
15
Sasaran Pembangunan Manusia dan
Masyarakat
Pembangunan Kesehatan Arah Kebijakan
2014
No Indikator 2019
(Baseline) 1. Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan
1 Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan Lanjut
1. Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran 346 306 Usia yang Berkualitas
(SDKI 2012) 2. Mempercepat Perbaikan Gizi
2. Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup 32 24
(2012/2013)
Masyarakat
3. Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada 19,6 (2013) 17 3. Meningkatkan Pengendalian Penyakit
anak balita (persen) dan Penyehatan Lingkungan
4. Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) 32,9 (2013) 28 4. Memantapkan Pelaksanaan Sistem
anak baduta (persen) Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Bidang
2 Meningkatnya Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular Kesehatan
1. Prevalensi Tuberkulosis (TB) per 100.000 297 (2013) 245 5. Meningkatan Akses Pelayanan
penduduk Kesehatan Dasar yang Berkualitas
2. Prevalensi HIV (persen) 0,46 (2013) <0,5 6. Meningkatan Akses Pelayanan
3. Prevalensi tekanan darah tinggi (persen) 25,8 (2013) 23,4 Kesehatan Rujukan yang Berkualitas
4. Prevalensi obesitas pada penduduk usia 18+ tahun 15,4(2013) 15,4 7. Meningkatkan Ketersediaan,
(persen)
Penyebaran, dan Mutu Sumber Daya
5. Persentase merokok penduduk usia 15-19 tahun 7,2 (2013) 5,4
Manusia Kesehatan
3 Meningkatnya Pemerataan dan Mutu Pelayanan Kesehatan
8. Meningkatkan Ketersediaan,
1. Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 0 5.600
puskesmas terakreditasi
Keterjangkauan, Pemerataan, dan
Kualitas Farmasi dan Alat Kesehatan
2. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 - 95
persen imunisasi dasar lengkap pada bayi 9. Meningkatkan Pengawasan Obat dan
3. Jumlah puskesmas yang minimal memiliki lima 1.015 5.600 Makanan
jenis tenaga kesehatan

16
Sasaran Pembangunan Manusia dan
Masyarakat
Arah Kebijakan:
Pembangunan Perumahan, Air Minum
dan Sanitasi 1. Meningkatkan akses masyarakat
berpendapatan rendah terhadap hunian
2014 yang layak, aman, dan terjangkau serta
INDIKATOR 2019 didukung oleh penyediaan prasarana,
(BASELINE)
sarana, dan utilitas yang memadai
Akses Air Minum Layak 70% 100% 2. Menjamin ketahanan air melalui
peningkatan pengetahuan perubahan sikap
dan perilaku dalam pemanfaatan air
Akses Sanitasi Layak 60,9% 100%
minum
Kawasan Permukiman 38.431 Ha 0 Ha dan pengelolaan sanitasi
Kumuh Perkotaan 3. Penyediaan infrastruktur produktif dan
Kekurangan Tempat 7,6 Juta 5 Juta manajemen layanan melalui penerapan
Tinggal (Backlog) manajemen asset
Berdasarkan Perspektif 4. Penyelenggaraan sinergi air minum dan
Menghuni sanitasi yang dilakukan di tingkat nasional,
provinsi, kabupaten/kota, dan masyarakat
5. Peningkatan efektifitas dan efisiensi
pendanaan infrastruktur air minum dan
sanitasi

17
Sasaran Pembangunan Manusia dan
Masyarakat
Arah Kebijakan
Pembangunan Masyarakat
1. Memperkuat pendidikan
kebhinekaan dan menciptakan
2014
No Indikator 2019 ruang-ruang dialog antar warga
(Baseline)
2. Membangun kembali modal sosial
dalam rangka memperkukuh karakter
Indeks gotong royong (mengukur 0,55 (2012) Meningkat
1 dan jati diri bangsa
keperca-yaan kepada lingkungan tempat
3. Meningkatkan Peran Kelembagaan
tinggal, ke-mudahan mendapatkan Sosial
pertolongan, aksi kolektif masyarakat 4. Meningkatkan kepatuhan terhadap
dalam membantu masyarakat yang hukum dan penghormatan terhadap
membutuhkan dan kegiatan bakti sosial, lembaga penegakan hukum
serta jejaring sosial) 5. Meningkatkan pemahaman,
Indeks toleransi (mengukur nilai toleransi 0,49 (2012) Meningkat penghayatan, pengamalan dan
2
masyarakat dalam menerima kegiatan pengembangan nilai-nilai
agama dan suku lain di lingkungan tempat keagamaan,
tinggal) 6. Meningkatkan kerukunan umat
Indeks rasa aman (mengukur rasa aman 0,61 (2012) Meningkat beragama
3 7. Meningkatkan pembudayaan
yang dirasakan masyarakat di lingkungan
tempat tinggal) kesetiakawanan sosial dalam
penyelenggaraan perlindungan sosial
Jumlah konflik sosial (per tahun) 164 (2013) Menurun
4

18
2. PERKUATAN DIMENSI
Pemerataan dan Kewilayahan

19
MEMBANGUN INDONESIA DARI PINGGIRAN
DENGAN MEMPERKUAT DAERAH-DAERAH DAN DESA

Kebijakan afirmatif (pemihakan ekonomi) untuk kegiatan pada area yang


kurang selama ini diprioritaskan (perdesaan, perbatasan, daerah otonom
baru, daerah tertinggal, dan terpencil)

20
PETA PERSEBARAN DAN
PERKEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL

keluar Keluar target


keluar
50 kab *70 kab 75 kab

2004 DOB 34 2009 DOB 9 2014 2019

199 kab 183 kab 122 kab 47kab


199-50+ 34 183-70+ 9 DOB 122-75

*Berdasarkan Kepmen PDT No. 141 Tahun 2014 tentang Daerah Tertinggal yang Terentaskan Tahun 2014 Slide - 21
PERAN WILAYAH/PULAU DALAM
PEMBENTUKAN PDB NASIONAL 1982-2013 (persen)

Pulau 1982 1987 1992 1997 2002 2007 2012 2013

Jawa dan Sumatera 80,3 82,7 82,1 81,6 82,2 81,8 81,4 81,8

Kalimantan dan
14,5 12,6 12,8 13,1 13,0 13,4 14,0 13,5
Sulawesi
Bali dan Nusa
2,9 3,0 3,1 3,2 2,9 2,7 2,5 2,5
Tenggara

Maluku dan Papua 2,3 1,7 2,0 2,1 1,9 2,1 2,1 2,2

Jumlah 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0


Sumber: BPS

Peran Jawa dan Sumatera dalam pembentukan PDB Nasional selama 30 tahun
masih dominan,
berkisar antara 80 – 82 %

Slide - 23
3. Pembangunan
Kesehatan dan Gizi Masyarakat

24
KESEHATAN IBU DAN ANAK
AKI Tahun 1994-2012 dan Target RPJMN 2019

450
Angka Kematian Ibu (AKI) dan

Per 100.000 Kelahiran Hidup


400 390
359
Angka Kematian Bayi (AKB) masih 350
300
334 307 306
cukup tinggi walaupun dalam

Kematian Ibu
228
250
beberapa dekade terakhir AKI dan 200
150
AKB telah mengalami penurunan. 100
50
0
1994 1997 2002-2003 2007 2012 2019
SDKI Target RPJMN 2019

Status kesehatan ibu dan anak belum membaik secara


signifikan dan kesenjangan masih cukup lebar

Pada pelayanan kesehatan rujukan, banyak


rumah sakit yang belum memenuhi standar
ketenagaan. Persalinan di Cakupan Imunisasi
Fasilitas Kesehatan (%) Dasar Lengkap (%)
Persentase RSU Pemerintah Menurut Ketersediaan Dokter Spesialis
pada RSU Tipe C dan Tipe D, 2011

DISPARITAS
Tertinggi
100 89 91
88
81 DIY DIY
80
56 56
MASIH LEBAR Nasional
60 51 48
Kelas C
40
Kelas D
20 Sumber: Riskesdas, 2013 Terendah
MALUKU PAPUA
Sumber:
0
Risfaskes, 2011
Sp. Penyakit Sp. Bedah Sp. Anak Sp. Obstetrik
Dalam Ginekologi
STATUS GIZI DI INDONESIA

STUNTING (PENDEK)
: Terjadi pada hampir
seluruh wilayah

40+ 30-39 20-29 <20

Permasalahan kekurangan gizi, terutama pendek (stunting),


terjadi secara luas tetapi dengan disparitas yang tinggi

BAYI DENGAN BERAT BADAN


LAHIR RENDAH (BBLR) ANEMIA PADA IBU
WASTING (KURUS)
HAMIL
Disparitas Prevalensi
Tertinggi Sulteng : 16,9%
Sebanyak 12,1% Terendah Sumut : 7,2%
Sebanyak 37,1%
Balita tergolong Kurus
Ibu hamil di Indonesia mengalami
Nasional 10,2%
anemia
Riskesdas 2013
Indonesia menghadapi beban ganda penyakit, yaitu
kondisi penyakit menular masih muncul sedangkan
penyakit tidak menular semakin meningkat

1990 2000 2010


Jumlah Kasus HIV-AIDS (kumulatif)
2013

Prevalensi HIV dan AIDS di Indonesia hingga tahun


2013 adalah 0,43 persen dengan sebaran seperti grafis
diatas

Penduduk Kurang
Perilaku PTM
Faktor Resiko

Aktivitas Fisik (26,1 % • Prevalensi 297 per 100.000 penduduk


penduduk) TB • Jumlah penderita 893.000 kasus (2013)

• Angka kesakitan 45,85 per 100.000 penduduk


Merokok pada penduduk • Jumlah penderita sebanyak 112.511 penduduk (2013)
DBD
- usia < 18 tahun (7,2 %)
- usia > 15 tahun (36,3%) • Angka kesakitan 1,14 per 1.000 penduduk
Malaria • Jumlah kasus sebanyak 412.000 kasus (2013)
Penduduk >10 th Kurang
Konsumsi Buah dan Sayur • Jumlah kasus sebanyak 12.714 kasus (2013)
Filariasis
(93,5%)
TUJUAN PEMBANGUNAN
KESEHATAN dan GIZI MASYARAKAT

Mendukung Program Indonesia Sehat

• meningkatkan derajat kesehatan dan Dimensi pembangunan


status gizi masyarakat melalui upaya manusia
kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat
Dimensi pemerataan
• meningkatkan pemeratan pelayanan antar wilayah
kesehatan.
Dimensi pemerataan
• meningkatkan perlindungan finansial antarkelompok sosial
ekonomi
DATA PROVINSI
Proyeksi Umur Harapan Hidup

Data Dasar Proyeksi


No Provinsi 2010-2015 2015-2020
(2012) (2017)
1 DIY 74,3 74,7
2 Jawa Timur 70,1 70,8
3 Bali 70,8 70,8
4 Nusa Tenggara Barat 64,3 64,3
5 Nusa Tenggara Timur 65,5 65,5
6 Kalimantan Barat 69,4 70,2
7 Kalimantan Tengah 69,2 69,7
8 Kalimantan Selatan 65,8 66,9
9 Kalimantan Timur 73,2 74,1
10 Kalimantan Utara - -
29
Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 (BPS, 2013)
DATA PROVINSI
Persentase Persalinan
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Proyeksi Angka Kematian Bayi per provinsi
per Provinsi di Wilayah Tengah (per 1.000 kelahiran hidup)

No Provinsi Data Dasar 2015-2020


Data Dasar
NO PROVINSI 2010-2015 (2017)
(2013) (2012)
1 DIY 98,9 1 DIY 13 12
2 Jawa Timur 90,4 2 Jawa Timur 26 23
3 Bali 98,6 3 Bali 23 21
4 NTB 83,3 4 Nusa Tenggara Barat 48 42
5 NTT 57,9
5 Nusa Tenggara Timur 43 40
6 Kalimantan Barat 63,3
6 Kalimantan Barat 28 25
7 Kalimantan Tengah 40,8
7 Kalimantan Tengah 36 35
8 Kalimantan Selatan 58,7 8 Kalimantan Selatan 37 33
9 Kalimantan Timur 32,8 9 Kalimantan Timur 17 14
10 Kalimantan Utara 41,3 10 Kalimantan Utara - -
INDONESIA 70,4
Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 (BPS, 2013)
Sumber: Riskesdas, 2013 30
DATA PROVINSI
RPJMN 2015-2019 Persentase Imunisasi Dasar
Lengkap bayi umur 12-23 bulan
Target No Provinsi (2013)
Indikator Baseline
2019
Persentase penurunan kasus - 40 1
penyakit yang dapat dicegah
DIY 83,1
dengan imunisasi (PD3I) 2 Jawa Timur 74,5
tertentu dari tahun 2013
3 Bali 80,8
Persentase kabupaten/kota 71,2 95
yang mencapai 80 persen 4 Nusa Tenggara
imunisasi dasar lengkap pada Barat 75,4
bayi 5 Nusa Tenggara
Timur 50,3
6 Kalimantan Barat 47,4

Imunisasi 7
8
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
42
52
9 Kalimantan Timur 65,9
10 Kalimantan Utara
INDONESIA 59,2
31
Sumber: Riskesdas, 2013
Ketimpangan antar wilayah masih cukup besar
misalnya cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi
• Target 2019: Meningkatkan Persentasi kab/kota yang mencapai 80%
imunisasi dasar lengkap pada bayi dari 71,2 % menjadi 95%
• Target tsb untuk menjawab ketimpangan imunisasi dasar antar daerah yang
sangat tinggi yaitu terendah adalah Papua (29,2) dan tertinggi di DI Yogya
(83,2%)

Variasi cakupan imunisasi dasar lengkap (%) pada bayi antar propinsi tahun 2013
DATA PROVINSI
RPJMN 2015-2019 Prevalensi Stunting (Pendek dan Sangat
Pendek) Pada Balita Menurut Provinsi
Target
Indikator Baseline No Provinsi Data Dasar
2019
(2013)
Prevalensi stunting 32,9 28
(pendek dan sangat 1 DIY 27,3
pendek) pada anak baduta 2 Jawa Timur 35,8
(di bawah 2 tahun)
(persen) 3 Bali 35,8
4 Nusa Tenggara Barat 45,2
5 Nusa Tenggara Timur 51,7

Stunting
6 Kalimantan Barat 38,6
7 Kalimantan Tengah 41,3
8 Kalimantan Selatan 44,2
9 Kalimantan Timur 27,6
10 Kalimantan Utara
INDONESIA 37,2
33
Sumber: Riskesdas, 2013
DATA PROVINSI
Prevalensi Kekurangan Gizi Pada
Balita Menurut Provinsi
RPJMN 2015-2019 No Provinsi Data Dasar
(2013)
Target
Indikator Baseline 1 DIY 16,2
2019
Prevalensi Kekurangan 19,6 17 2 Jawa Timur 19,1
Gizi pada Balita (Riskesdas, 3 Bali 13,2
2013)
4 Nusa Tenggara Barat 25,7
5 Nusa Tenggara Timur 33
6 Kalimantan Barat 26,5
7 Kalimantan Tengah 23,3
Kekurangan Gizi 8
9
Kalimantan Selatan 27,4
16,6
(Underweight)
Kalimantan Timur
10 Kalimantan Utara
INDONESIA 37,2

34
Sumber: Riskesdas, 2013
PENINGKATAN FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN DASAR
Target RPJMN 2015 - 2019

Target
Indikator
2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 350 700 1.400 2.800 5.600
1 puskesmas yang tersertifikasi akreditasi
Jumlah puskesmas non rawat inap dan 700 1.400 2.800 5.600 6.000
puskesmas rawat inap yang memberikan
pelayanan sesuai standar

Kebutuhan Puskesmas Baru per Provinsi Tahun 2015 - 2019


DATA KEBUTUHAN PUSKESMAS BARU
NO. PROVINSI DASAR
(2013)*
2015 2016 2017 2018 2019
1 D.I. Yogyakarta 121 - - - 1 3
2 Jawa Timur 960 - 21 27 28 28
3 Bali 120 - - - -
4 NTB 158 9 5 5 5 5
5 NTT 362 78 12 12 13 13
6 Kalimantan Barat 237 13 7 7 7 7
Kalimantan 194 2 5 5 6 6
7
Tengah
Kalimantan 228 - - 3 6 6
8
Selatan
9 Kalimantan Timur 222 - - - - -
10 Kalimantan Utara - 21 2 2 2 2
INDONESIA 9.957 998 190 213 245 257
Sumber: Roadmap Supply Side JKN bersumber dari Profil Kesehatan 2013
Target yang terkait dengan ketimpangan
sosial-ekonomi
Selain bertujuan meningkatkan cakupan secara nasional (national
leverage), target pembangunan kesehatan juga di arahkan untuk
mengatasi kesenjangan (equity)

Rasio akses kelompok


Target cakupan penduduk
pada 40% berpendapatan
Indikator
berpendapatan terbawah dan tertinggi
terbawah (Rasio kuintil 1: kuintil
5)
Kepemilikan akte kelahiran (%) 77,4 0,77
Cakupan persalinan di fasilitas 70 0,62
kesehatan (%)
Cakupan imunisasi dasar lengkap 63 0,74
pada anak usia 12-23 bulan (%)
CPR all methos pada perempuan 65 0,92
usia 15-49 tahun (%)
Arah Kebijakan RPJMN 2015-2019
• Pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat bertujuan untuk
mendukung program Indonesia sehat dengan meningkatkan
derajat kesehatan dan gizi masyarakat pada seluruh siklus
kehidupan baik pada tingkat individu, keluarga maupun
masyarakat.

• Reformasi terutama difokuskan pada penguatan upaya


kesehatan dasar (primary health care) yang berkualitas
terutama melalui penguatan upaya promotif dan preventif serta
pengembangan sistem jaminan kesehatan nasional, penguatan
sistem pengawasan obat dan makanan, serta penurunan
kematian ibu dan kematian bayi

37
SASARAN RPJMN 2015-2019 (Buku II)

No Indikator Status Awal Target 2019

1 Meningkatnya Status Kesehatan Ibu dan Anak


1. Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran 346 306
(SP 2010)

2. Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup 32 24


(2012/2013)

2 Meningkatnya Status Gizi Masyarakat


1. Prevalensi anemia pada ibu hamil (persen) 37,1 (2013) 28

2. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (persen) 10,2 (2013) 8

3. Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif 38,0 (2013) 50
4. Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita (persen) 19,6 (2013) 17

5. Prevalensi wasting (kurus) anak balita (persen) 12 (2012) 9,5


6. Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) anak baduta (persen) 32,9 (2013) 28

38
Sasaran RPJMN 2015-2019

No Indikator Status Awal Target 2019

3 Meningkatnya Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular serta Meningkatnya


Penyehatan Lingkungan
1. Prevalensi Tuberkulosis (TB) per 100.000 penduduk 297 (2013) 245

2. Prevalensi HIV pada populasi dewasa (persen) 0,43 (2013) <0,5

3. Jumlah Kab/Kota mencapai eliminasi malaria 212 (2013) 300


4. Jumlah provinsi mencapai eliminasi kusta 20 (2013) 34
5. Jumlah Kab/Kota mencapai eliminasi Filariasis 0 35
6. Persentase Kabupaten/Kota yang memenuhi syarat kualitas 15,3 40
kesehatan lingkungan

7. Prevalensi tekanan darah tinggi (persen) 25,8 (2013) 23,4


8. Prevalensi berat badan lebih dan obesitas pada penduduk usia 18+ 15,4 15,4
tahun (persen) (2013)

9. Prevalensi merokok pada usia ≤ 18 tahun 7,2 5,4


(2013)
10. Persentase penurunan kasus penyakit yang dapat dicegah dengan - 40
imunisasi (PD3I) tertentu dari tahun 2013
39
Sasaran RPJMN 2015-2019

No Indikator Status Awal Target 2019

4 Meningkatnya Pemerataan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan berkualitas

1. Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 puskesmas yang 0 5.600


terakreditasi
2. Jumlah Kab/Kota yang memiliki minimal 1 RSUD yang terakreditasi 10 481
(2013)

3. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi dasar 71,2 95


lengkap pada bayi
5 Meningkatnya Perlindungan Finansial
1. Jumlah penduduk yang menjadi peserta penerima bantuan iuran 86,4 107,2
(PBI) melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia
Sehat (KIS) (dalam juta)
2. Unmet need pelayanan kesehatan 7 1
6 Meningkatnya Ketersediaan, Penyebaran, dan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan
1. Jumlah puskemas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan 1.015 5.600
2. Persentase RSU Kab/Kota kelas C yang memiliki 7 dokter spesialis 29 60
3. Meningkatnya jumlah tenaga kesehatan yang ditingkatkan 25.000 56.910
kompetensinya (kumulatif)
40
Sasaran RPJMN 2015-2019

No Indikator Status Awal Target 2019


7 Memastikan Ketersediaan Obat dan Mutu Obat dan Makanan

1. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas 75,5 (2014) 90

2. Persentase obat yang memenuhi syarat 92 (2014) 94

3. Presentase makanan yang memenuhi syarat 87,6 (2013) 90,1

8. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan


masyarakat, serta meningkatnya pembiayaan kegiatan promotif dan preventif;

9. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat

10. Meningkatnya perlindungan finansial termasuk menurunnya pengeluaran


katastropik akibat pelayanan kesehatan; dan

11. Meningkatnya responsifitas sistem kesehatan (health system responsiveness).

12. Meningkatnya daya saing Obat dan Makanan nasional

41
Arah Kebijakan
1. Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan Lanjut
Usia yang Berkualitas
2. Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat
3. Meningkatkan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
4. Meningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Dasar yang Berkualitas
5. Meningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Rujukan yang Berkualitas
6. Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan, dan Kualitas Farmasi
dan Alat Kesehatan
7. Meningkatkan Pengawasan Obat dan Makanan
8. Meningkatkan Ketersediaan, Persebaran, dan Mutu Sumber Daya Manusia
Kesehatan
9. Meningkatkan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
10. Menguatkan Manajemen, Penelitian Pengembangan dan Sistem Informasi
11. Memantapkan Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional Bidang Kesehatan
12. Mengembangkan dan Meningkatkan Efektifitas Pembiayaan Kesehatan
42
Kerangka Pelaksanaan
• Kerangka Pendanaan
• Meningkatkan pendanaan untuk pembangunan kesehatan dan gizi
masyarakat
• Meningkatkan efektifitas pendanaan pembangunan kesehatan dan
gizi masyarakat

• Kerangka Regulasi
• Penyusunan peraturan perundangan terkait kesehatan: 4 RUU,
JKN, SDMK, rekam medis & pembiayaan PPP

• Kerangka Kelembagaan
• Nomenklatur kelembagaan dalam rangka sinergitas perencanaan,
monev, penguatan POM, Health Technology Assesment

43
Terima Kasih

44

Anda mungkin juga menyukai