PENDAHULUAN
Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan pengamatan secara sistematis dan terus menerus
terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan serta kondisi yang mempengaruhi resiko
terjadinya penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut agar dapat melakukan tindakan
penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan, pengolahan data dan
penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.
Sistem Surveilans Epidemiologi mempunyai peran yang sangat penting sebagai intelijen
penyakit dan mempunyai tujuan menyediakan data dan informasi epidemiologi untuk manajeme
n kesehatan, mendukung pengambilan keputusan dan penyusunan perencanaan,monitoring dan
evaluasi, serta sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa (SKD-KLB). Dalam konteks
desentralisasi, daerah dituntut untuk dapat mandiri dan mampu melaksanakan
surveilansepidemiologi secara profesional.
Dasar hukum yang sudah ada antara lain, UU No. 4/1984 tentang Wabah Penyakit
Menular, Permenkes No. 949/Menkes/SK/VII/2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan SKD-
KLB,Kepmenkes No. 1116/Menkes/SK/VIII/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem
Surveilans Epidemiologi, dan Kepmenkes No. 1479/Menkes/SK/X/2003 tentang Sistem
Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular Terpadu.
Pada tahun 1987 telah dikembangkan Sistem Surveilans Terpadu (SST) berbasis data,
Sistem Pencatatan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP), dan Sistem Pelaporan Rumah Sakit
(SPRS), yang telah mengalami beberapa kali perubahan dan perbaikan. Disamping keberadaan
SST telah juga dikembangkan beberapa sistem Surveilans khusus penyakit Tuberkulosa,
penyakit malaria, penyakit demam berdarah, penyakit campak, penyakit saluran pernapasan dan
lain sebagainya.
1. SDM (Man), yaitu sumber daya manusia untuk tenaga fungsional epidemiologi di unit
surveilans berdasarkan SK Menkes No. 1116 tahun 2003.
2. Sarana-prasarana (material-machine), yaitu sarana dan prasarana pendukung kegiatan
surveilans meliputi komputer, software, SIG-PPM (SistemInformasiGeografis-
PemberantasanPenyakitMenular), ATK (AlatTulis Kantor) seperti pena, kertas, dan tinta,
buku pedomanataupetunjuk teknis pelaksanaan surveilans epidemiologi, formulir
pengumpulan data surveilans,
3. Dana (Money), yaitu sumber dana dalam pelaksanaan kegiatan surveilans meliputi dana
program APBD Kabupaten/Kota, APBD provinsi, APBN, Block Grant dan dana bantuan
yang berasal dari LSM/Swasta nasional dan daerah, swadaya masyarakat, dan bantuan
Luar Negeri.
4. Metode (Methods), yaitu dalam surveilans terdapat 2 metode, yaitu metode surveilans
aktif dan surveilans pasif.
System surveilans dari Proses meliputi Pengumpulan dan pengolahan data, Analisi Data,
Interpretasi Data, Diseminasi Data,
System surveilans dari Output, yaitu Output yang dihasilkan dari setiap kegiatan
surveilans tidak sama, tergantung dari kegiatan surveilans masing-masing penyakitnya. Namun
demikian, secara umum output yang dihasilkan dari kegiatan surveilans epidemiologi penyakit
berupa buletin surveilans (Ditjen P2PL, 2003). Menurut pedoman penyelenggaraan sistem
surveilans epidemiologi kesehatan, komponen sistem yang harus ada dalam menyusun kegiatan
surveilans epidemiologi yaitu tujuan yang jelas dan dapat diukur, unit kegiatan surveilans yang
terdiri dari kelompok kerja surveilans dengan dukungan tenaga profesional, konsep surveilans
epidemiologi, dukungan advokasi, mekanisme kerja surveilans, jejaring surveilans epidemiologi,
dan indikator capaian kerja.
Ditjen P2PL Depkes RI, 2003, Surveilans Epidemiologi Penyakit (PEP), Depkes RI, Jakarta.