Wa0024
Wa0024
Pendahuluan
Aktivitas yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup prosesnya tidak dapat diamati
secara langsung, tetapi berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya. Makhluk hidup memiliki
beberapa ciri, yaitu bernapas, bergerak, makan, tumbuh, peka terhadap rangsangan, dan dapat
berkembang.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Pembahasan
Aktivitas yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup prosesnya tidak dapat diamati secara
langsung, tetapi berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya. Makhluk hidup memiliki beberapa
ciri, yaitu bernapas, bergerak, makan, tumbuh, peka terhadap rangsangan, dan dapat
berkembang biak.(Oxlade, Chris. Buku Pintar: Penemuan. 2007. 87)
1. Bernapas
Semua makhluk hidup melakukan proses pernapasan. Bernapas adalah proses
mengambil udara (O2) dari luar dan mengeluarkan udara (CO2) dari dalam tubuh. Oksigen
(O2) sangat diperlukan makhluk hidup untuk pembakaran makanan dalam tubuh dan
menghasilkan energi yang diperlukan tubuh atau disebut juga oksidasi tubuh. Energi ini
digunakan tubuh untuk bergerak dan melakukan aktivitas lainnya. Proses pernapasan
makhluk hidup berbeda-beda, bergantung pada tempat hidup dan jenis makhluk hidup.
Makhluk hidup yang hidup di darat memiliki sistem pernapasan yang berbeda dengan
makhluk hidup yang hidup di air. Pernapasan burung berbeda dengan amfibi.
Manusia dan hewan di darat umumnya bernapas dengan paruparu. Oksigen diambil
dari udara melalui hidung. Untuk makhluk hidup yang hidup di air, seperti ikan bernapas
dengan insang. Makhluk hidup yang di air menggunakan oksigen yang terlarut dalam air
untuk bernapas. Bagaimana dengan tumbuhan, apakah mereka juga bernapas? Tumbuhan
pun bernapas. Oksigen diambil oleh tumbuhan melalui stomata atau mulut daun, dan lentisel
(lubang-lubang yang ada pada batang tumbuhan).
2. Bergerak
Bergerak merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Gerak pada manusia dan hewan
jelas tampak terlihat. Kamu dapat berjalan, berlari, dan menggerakkan tangan. Begitu juga
dengan hewan dapat berlari, terbang, dan lain sebagainya. Untuk melakukan gerakan
tersebut, manusia dan hewan dibantu oleh alat gerak. Pada manusia, misalnya tangan dan
kaki. Sedangkan, pada hewan, seperti sayap, sirip, kaki, silia, dan lainnya.
Selain manusia dan hewan, tumbuhan juga melakukan gerakan, tapi gerakan ini tidak
mudah dilihat. Contoh gerakan pada tumbuhan adalah menutupnya daun putri malu bila
disentuh. Daun-daun pohon petai cina yang menutup pada sore hari, arah tumbuhnya tanaman
selalu ke arah datangnya sinar matahari, dan bunga matahari yang selalu menghadap
matahari. Gerakan pada tumbuhan disebabkan karena ada rangsangan dari luar.
3. Makan
Protein berfungsi untuk pertumbuhan dan mengganti sel-sel tubuh yang rusak. Protein
dibagi menjadi dua macam, yaitu protein hewani dan protein nabati. Protein hewani adalah
protein yang berasal dari hewan, contohnya: telur, daging, susu, dan ikan. Sedangkan, protein
nabati adalah protein yang berasal dari tumbuhan, contohnya: kacangkacangan, dan buah-
buahan.
Vitamin dan mineral diperlukan tubuh kita untuk mengatur proses kegiatan tubuh. Vitamin
dapat diperoleh dari buah-buahan dan sayursayuran, seperti: wortel, sayur bayam, kangkung,
jeruk, alpukat, apel, dan sebagainya.
4. Iritabilitas
Salah satu ciri makhluk hidup adalah respons terhadap rangsangan. Kemampuan
makhluk hidup memberi tanggapan terhadap rangsangan disebut iritabilitas. Hewan memiliki
sistem saraf dalam menanggapi adanya rangsangan, sedangkan tumbuhan tidak. Rangsangan
dapat disebabkan oleh faktor luar tubuh. Contohnya, mata kita akan mengedip bila terkena
cahaya yang silau. Contoh reaksi rangsangan yang diterima hewan adalah anjing akan
menegakkan telinga bila mendengar suara yang asing dan sekelompok rusa akan berlari bila
ada pemangsa yang mengintai.
Gerak pada tumbuhan terjadi karena adanya rangsangan zat kimia, gaya gravitasi
bumi, cahaya, air, dan sentuhan. Contohnya, daun putri malu akan menutup bila disentuh,
akar tumbuhan menjalar ke tempat banyak air, tumbuhnya batang tumbuhan ke arah sinar
matahari, dan akar tumbuhan yang selalu tumbuh ke arah pusat bumi.
5. Tumbuh
6. Berkembang Biak
Coba kamu amati pohon pisang di sekitar tempat tinggalmu? Biasanya, di sekitar
pohon pisang terdapat tunas-tunas baru. Hal ini merupakan contoh perkembangbiakan pada
tumbuhan. Berkembang biak atau reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk
memperoleh keturunan. Perkembangbiakan ini berguna untuk melestarikan jenisnya.Cara
perkembangbiakan pada hewan dibagi menjadi dua macam, yaitu secara generatif (kawin)
dan secara vegetatif (tak kawin). Pada hewan tingkat tinggi umumnya berkembang biak
secara kawin, sedangkan pada hewan tingkat rendah berkembang biak dengan vegetatif (tak
kawin). Bagaimana perkembangbiakan pada tumbuhan? Tumbuhan tidak hanya berkembang
biak dengan biji, tetapi juga dapat berkembang biak secara vegetatif atau tidak kawin. Contoh
perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan, di antaranya stek, cangkok, dan tunas.
2.2 Sel Tumbuhan dan Hewan
a. Sel Tumbuhan
Organel-organel sel tumbuhan yang tidaakterdappat pada sel hewan dijellaskan sebagai
berikut:
1) Dinding
Dinding sel merupakan bagian terluar sel tumbuhan. Dinding sel bersifat kaku dan tersusun
atas polisakarida Polisakarida ini tersusun atas selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Dinding sel
dibentuk atas diktiosom. Dinding sel bersamaan dengan vakuola berperan dalam turgiditas sel
atau kekakuan sel.
2) Vakuola
Vakuola atau rongga sel ialah organel sitoplasmik yang berisi cairan dan dibatasi membrane
yang mungkin identik dengan membrane sel. Sel tumbuhan muda memiliki banyak vakuola
kecil-kecil. Semakin dewasa jumlah vakuola semakin berkurang. Fungsi vakuola yaitu: 1)
tempat penimbunan sisa-sisa metabolism, 2) tempat penyimpanan zat makanan,
3)memasukan air melalui tonoplas, 4) penyimpanan pigmen, 5) menyimpan minyak atsari.
3) Plastida
Plastida hanya terdapat pada sel tumbuhan. Berdasar pigmen dibagi menjadi tiga jenis plastid,
yaitu kloroplas, leukoplas, dan kromoplas. Kloroplas merupakan plastid yang mengandung
pigmen hijau disebut klorofil. Leukoplas yaitu plastida yang tidak berwarna. Berdasarkan
fungsinya ada tiga macam leukoplas, yaitu 1) Amiloplas berfungsi menyimpan amilum, 2)
Lipidoplas berfungsi menyimpan lemak, 3) Proteoplas berfungsi menyimpan protein.
Kromoplas yaitu plastid yang mengandung pigmen nonfotosintetik.
b. Sel Hewan
Bebeda dengan sel tumbuhan, sel hewan tidak memiliki dinding sel, plastida, dan bentuk
tidak tetap seperti sel tumbuhan. Vakuola pada sel hewan kecil atau tidak tampak. Ada dua
tipe vakuola yaitu, 1) Vakuola kontraktil berperan menjaga tekanan osmoti sitoplasma, 2)
Vakuola nonkontraktil atau vakuola makanan untuk mencerna makanan. Ternyata antara sel
hewan dan sel tumbuhan banyak terdapat perbedaan.
Tabel Perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan
Penutup
3.1 Simpulan
Aktivitas yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup prosesnya tidak dapat diamati
secara langsung, tetapi berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya. Makhluk hidup memiliki
beberapa ciri, yaitu bernapas, bergerak, makan, tumbuh, peka terhadap rangsangan, dan dapat
berkembang biak. Semua makhluk hidup melakukan proses pernapasan. Bernapas adalah
proses mengambil udara (O2) dari luar dan mengeluarkan udara (CO2) dari dalam tubuh.
Bergerak merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Gerak pada manusia dan hewan jelas
tampak terlihat. Seluruh makhluk hidup membutuhkan makanan. Makanan yang dimakan
harus mengandung zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh. Contohnya, karbohidrat,
lemak, protein, vitamin, dan mineral. Makhluk hidup mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Contohnya, jika kamu menanam biji akan tumbuh menjadi kecambah,
kemudian menjadi tanaman kecil. Tubuh makhluk hidup terdiri dari berbagai macam organ.
Berbagai macam organ yang menyusun tubuh makhluk hidup terdiri atas bagian-bagian lebih
kecil lagi. Bagian-bagian terkecil dari makhluk hidup disebut sel.
3.2 Saran
Dengan disusunnya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami tentang ciri-
ciri makhluk hidup, sel tumbuhan, dan sel hewan dengan tepat.
Daftar Pustaka
Burnie, D. 2000. Jendela IPTEK: Kehidupan, diterjemahkan oleh Astrid Ratna Dra. Jakarta:
Balai Pustaka.
Groiler Internasional Inc. Ilmu Pengetahuan Populer. 2004. Jakarta: PtWidyadara