PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA TAHUN AJARAN 2017/2018 Dasar Hukum Ketenagakerjaan Berhubungan Dengan Kesehatan Dan Keperawatan
Penerapan K3 (Kesehatan dan Kesehatan Kerja memiliki dasar hukum
pelaksanaan. Diantaranya ialah UU No 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dan Permenaker No 4 Tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan kesehatan Kerja (P2K3).
Rangkuman dasar-dasar hukum tersebut antara lain :
UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja : 1. Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha. 2. Adanya tenaga kerja yang bekerja disana. 3. Adanya bahaya kerja di tempat kerja.
Permenakaer No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen K3 :
Setiap perusahaan yang mempekerjakan 100 (seratus) tenaga kerja atau lebih dan atau yang mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja (PAK).
Permenaker No 4 Tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3) : 1. Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus mempekerjakan 100 (seratus) orang atau lebih. 2. Tempat kerja dimana pengusaha mempekerjakan kurang dari 100 (seratus) orang tetapi menggunakan bahan, proses, dan isntalasi yang memiliki resiko besar akan terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan dan pencemaran radioaktif.
Berdasarkan dasar hukum diatas, Tenaga kesehatan mempunyai Peran dalam
menangani Korban kecelakaan Kerja. Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dapat saling berkaitan. Pekerja yang menderita gangguan kesehatan atau penyakit akibat kerja cenderung lebih mudah mengalami kecelakaan kerja. Dalam hal penanganan kesehatan pekerja, kitapun harus mengikuti standar internasional agar industri kita tetap ikut bersaing di pasar global. Dengan berbagai alasan tersebut rumah sakit pekerja merupakan hal yang sangat strategis. Bagi fasilitas kesehatan yang sudah ada, rumah sakit pekerja akan menjadi pelengkap dan akan menjadi pusat rujukan khususnya untuk kasus-kasus kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Pengendalian melalui medical control. Yaiutu upaya untuk menemukan gangguan sedini mungkin dengan cara mengenal kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dapat tumbuh pada setap jenis pekerjaan di unit pelayanan kesehatan dan pencegahan meluasnya gangguan yang sudah ada, baik pekerja itu sendiri maupun terhadap orang disekitarnya. Dengan deteksi dini, maka penatalaksanaan kasus menjadi lebih cepat, mengurangi penderitaan dan mempercepat pemulihan kemampuan produktivitas masyarakat pekerja. Pemeriksaan kesehatan pekerja meliputi : 1. Pemeriksaan awal a. Anamesa pekerjaan b. Penyakit yang pernah diderita c. Alergi d. Imunisasi yang pernah didapat e. Pemeriksaan badan f. Pemeriksaan labolatorium Pemeriksaan tertentu : Tuberkulin test, psiko test 2. Pemeriksaan berkala 3. Pemeriksaan khusus Dilakukan diluar waktu pemeriksaan berkala, meningkatkan kepekaan dalam mengenali unsafe act dan unsafe condition agar tidak terjadi kecelakaan dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Poerwanto, Helena, dkk. 2005. Hukum Perburuhan Bidang Kesehatan dan
Keselamatan Kerja. Jakarta : Badan Penerbit Fakultas Hukum Indonesia Silalahi, Bernett N.B. 1991. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : Pustaka Binaman Pressindo